menempatkan dan memaknai kerjasama sebagai struktur interaksi yang dirancang secara baik dan disengaja rupa untuk memudahkan usaha kolektif dalam rangka
mencapai tujuan bersama. Pada pembelajaran kolaboratif, kewenangan guru, fungsi guru lebih bersifat direktif atau manajer belajar. Sebaliknya, peserta didiklah yang
harus lebih aktif. Dalam situasi kolaboratif itu, peserta didik berinteraksi dengan empati, saling menghormati, dan menerima kekurangan atau kelebihan masing-masing.
Dengan cara semacam ini akan tumbuh rasa aman, sehingga memungkinkan peserta didik menghadapi aneka perubahan dan tuntutan belajar secara bersama-sama.
Kegiatan belajarnya adalah menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya. Pada tahapan ini siswa-siswa
mempresentasikan kemampuan mereka mengenai apa yang telah dipelajari, sementara siswa lain menanggapi. Tanggapan siswa lain bisa berupa pertanyaan, sanggahan, atau
dukungan tentang materi presentasi.
F. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan adalah penelitian yang telah dilakukan oleh Anung Setyo Anggoro 2015 dalam skripsinya yang berjudul “Pelaksanaan Pembelajaran
Teks Cerita Pendek Pad a Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Sleman, Yogyakarta” dan
Harda Yunindasari 2013 dalam skripsinya yang berjudul “Pelaksanaan Pembelajaran
Keterampilan Menulis Kelas VIII SMP Negeri 8 Yogyakarta”. Hasil dari Pelaksanaan Pembelajaran Teks Cerita Pendek Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Sleman
Yogyakarta dan Pelaksanaan Pembelajaran Keterampilan Menulis Kelas VIII SMP
Negeri 8 Yogyakarta sudah cukup baik.
Relevansi penelitian yang dilakukan oleh Anung Setyo Anggoro dan Harda Yunindasari dengan penelitian ini yaitu sama-sama menggunakan jenis penelitian
deskriptif kualitatif . Perbedaan dari penelitian yang dilakukan oleh Anung dan Harda dengan penelitian ini adalah dari segi jenjang sekolah yang diteliti, penelitian Anung
dan Harda lebih mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran keterampilan menulis secara umum pada tingkat SMP, sedangkan penelitian ini lebih mendeskripsikan
pelaksanaan pembelajaran memproduksi teks cerita pendek dari aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan pada tingkat SMA khususnya kelas XI IBB. Selain
itu,dari kurikulum yang sedang berlangsung pada proses pembelajaran, penelitian Harda menggunakan kurikulum KTSP, sedangkan penelitian ini menggunakan
kurikulum 2013.
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu Sugiyono, 2009: 3. Pada
penelitian ini, peneliti menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif, sehingga data yang dihasilkan berupa kata-kata tulisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat
diamati Baogdan Taylor, 1075: 5 dalam Moleong, 2004: 4. Peneliti berperan sebagai pengamat yang mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran kompetensi dasar
memproduksi teks cerita pendek pada mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI IBB
di SMA Negeri 2 Wonosobo.
Penelitian ini dilakukan untuk menggambarkan tentang suatu keadaan secara objektif dalam deskriptif situasi berdasarkan masalah dan tujuan. Penelitian deskriptif
dapat diartikan sebagai proses pemecahan masalah yang diselidiki pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau bagaimana adanya yang dituangkan dalam
bentuk laporan dan uraian. Selain itu penelitian ini tidak mengutamakan angka-angka
statistik, walaupun tidak menolak data kuantitatif.
Pelaksanaan Pembelajaran Memproduksi Teks Cerita Pendek pada Siswa Kelas XI IBB SMA Negeri 2 Wonosobo ini termasuk ke dalam penelitian deskriptif
kualitatif. Data yang dikumpulkan merupakan data deskriptif tentang fokus penelitian