31 Dari gambar 4.1 terlihat bahwa nilai absorbansi dari kulit rambutan yang
diblender lebih tinggi dibandingkan dengan kulit rambutan yang dipotong 0,5 cm x 0,5 cm. Absorbansi pada kulit rambutan yang diblender adalah 1,0086 dengan
perolehan rendemen sebesar 0,1544 . Sedangkan kulit rambutan yang dipotong 0,5 cm x 0,5 cm memiliki absorbansi 0,625 dan rendemen yang dihasilkan adalah
0,073 . Pada gambar 4.1 dapat terlihat bahwa kulit rambutan yang diblender menghasilkan rendemen yang lebih tinggi dibandingkan kulit rambutan yang
dipotong 0,5 cm x 0,5 cm. Semakin kecil ukuran sampel semakin besar luas kontak area permukaan dengan pelarut sehingga menghasilkan antosianin yang
terbaik [27]. Selama terjadi kontak antara padatan dengan pelarut, sebagian solute akan berpindah ke dalam pelarut secara difusi dan berlangsung hingga
kesetimbangan tercapai. Laju difusi ini sebanding dengan luas permukaan partikel padatan dan berbanding terbalik dengan ketebalan padatan. Memperkecil ukuran
padatan adalah suatu cara agar lintasan kapiler yang harus dilewati secara difusi menjadi lebih pendek dan tahanan akan berkurang. Solute seringkali terkurung di
dalam sel sehingga perlu dilakukan kontak langsung dengan pelarut melalui pemecahan dinding sel [28].
4.2 PENELITIAN UTAMA
Pada penelitian utama, ekstraksi pigmen antosianin dari kulit rambutan menggunakan pelarut etanol dilakukan dengan memvariasikan temperatur
ekstraksi 30 C, 40
C, 50 C, 60
C, 70 C dan waktu ekstraksi 2 jam, 4 jam, 6
jam dan 8 jam. Ekstrak yang diperoleh disaring dengan kertas saring Whatman No.1. Hasil penyaringan berupa ampas dan pelarut yang mengandung antosianin.
Ampas kulit rambutan dibuang dan cairan yang diperoleh kemudian dianalisis absorbansinya menggunakan spektrofotometer UV-Vis dan dihitung konsentrasi
dan rendemen antosianin yang diperoleh.
4.2.1 Pengujian Antosianin
Dilakukan uji secara fisik untuk memastikan bahwa filtrat hasil ekstraksi kulit rambutan benar mengandung antosianin. Gambar 4.2 menunjukkan hasil
penelitian berupa filtrat yang mengandung antosianin.
Universitas Sumatera Utara
32 Berdasarkan pengamatan visual yang dilakukan, filtrat dari hasil ekstraksi
kulit rambutan menunjukkan warna merah. Kemudian dilakukan analisa pH untuk menunjukkan keberadaan antosianin. Dari analisa yang dilakukan, pH filtrat
tersebut adalah 1. Pada kondisi asam, antosianin berada dalam bentuk ion flavilium stabil yang berwarna merah pada pH 1- 3 [29]. Biasanya, nilai pH secara
fisiologi dalam tanaman adalah sekitar 3 dengan warna merah yang disebabkan oleh antosianin. Semakin rendah nilai pH maka warna konsentrat makin merah
dan stabil atau jika pH semakin mendekati satu maka warna semakin stabil [9].Peningkatan nilai pH menyebabkan kation flavilium antosianidin menjadi
tidak stabil dan mudah mengalami transformasi struktural menjadi senyawa tidak bewarna kalkon. Apabila semakin rendah nilai pH maka warna konsentrat makin
merah dan stabil atau jika pH semakin mendekati angka 1 satu maka warna semakin stabil. Hal ini disebabkan bentuk pigmen antosianin pada kondisi asam
adalah kation flavium dan inti kation flavium, dimana jumlah elektron pada inti kation flavium sedikit sehingga sangat reaktif [26].
Gambar 4.2 Pengukuran pH terhadap Filtrat yang Mengandung Antosianin
Pada filtrat dimungkinkan mengandung pigmen antosianin karena dilakukan uji kualitatif sederhana dengan menggunakan asam klorida HCl dan
natrium hidroksida NaOH. Perlakuannya ialah dilakukan penambahan NaOH terhadap filtrat maka kemudian larutan filtrat berubah menjadi coklat kekuningan.
Selanjutnya dilakukan penambahan HCl pada filtrat, larutan tersebut kemudian
Universitas Sumatera Utara
33 berubah warna menjadi warna merah lagi. Pada ekstrak kulit buah rambutan
dibuktikan mengandung pigmen antosianin dengan perlakuan penambahan basa alkali, larutan filtrat berubah menjadi coklat kekuningan kemudian dengan
penambahaan asam larutan filtrat menjadi warna merah lagi. Terjadinya perubahan warna tersebut disebabkan perubahan struktur antosianin akibat
pengaruh ion H
+
dan OH
-
[1]. Selanjutnya, filtrat hasil ekstraksi kulit rambutan kemudian dianalisa
dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis untuk memastikan keberadaan pigmen tersebut dalam filtrat yang dihasilkan. Hasil spektrofotometer UV-Vis
yaitu berupa panjang gelombang antosianin ditunjukkan pada Gambar 4.3.
Gambar 4.3 Panjang Gelombang Antosianin
Secara visual zat pewarna yang diperoleh berwarna merah.Pada pH asam, komponen yang dominan adalah kation flavium sehingga warna dari larutan akan
menampakkan warna merah [2]. Pada pengukuran menggunakan spektrofotometer diperoleh panjang gelombang dari kulit rambutan yang diblender 514,5 nm.
Antosianin memiliki range daerah spektrum tampak pada 465-560 nm. Jenis flavonoid ditunjukkan pada tabel 4.1 [21]:
Universitas Sumatera Utara
34 Tabel 4.1 Jenis flavonoid [21]
Panjang Gelombang Jenis Flavonoid
310-350 Flavon
330-360 Flavonol 3-OH tersubstitusi
350-385 Flavonol 3-OH bebas
340-390 Khalkon
465-560 Antosianin
4.2.2 Intensitas Warna