ekonomi daerah tersebut adalah pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Non-Migas ECGI, pertumbuhan Produk Regional Domestik Bruto per kapita
WELFI, rasio PDRB kabupaten terhadap PDRB provinsi ESERI, dan angka Kemiskinan POVEI.
Pertumbuhan PDRB Non-Migas ECGI digunakan untuk mengukur gerak perekonomian daerah yang mampu menciptakan lapangan kerja sehingga dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pertumbuhan PDRB per Kapita WELFI mencerminkan tingkat kesejahteraan masyarakat di daerah yang
bersangkutan. Rasio PDRB Kabupaten Terhadap PDRB Provinsi ESERI menunjukkan tingkat perkembangan ekonomi di satu daerah dibandingkan dengan
daerah lain dalam satu wilayah provinsi. Angka Kemiskinan POVEI diukur menggunakan head-count index, yaitu persentase jumlah penduduk miskin
terhadap jumlah penduduk di suatu daerah. Menurunnya angka kemiskinan menunjukkan semakin baik kinerja ekonomi suatu daerah karena dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya.
4.2.1.1 Pertumbuhan PDRB Non-Migas ECGI
Pertumbuhan PDRB non-migas digunakan untuk mengukur gerak perekonomian daerah yang mampu menciptakan lapangan kerja sehingga dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Penggunaan harga yang berlaku pada periode yang lalu menghasilkan PDRB atas haraga konstan. PDRB atas dasar
harga konstan disebut sebagai PDRB volume atau PDRB riil. PDRB non-migas Kota Lhokseumawe yang ditunjukkan pada Tabel 4.5,
mengalami peningatan setiap tahunnya. Pertumbuhan PDRB non-migas Kota
Universitas Sumatera Utara
Lhokseumawe yang signifikan terjadi pada tahun 2007, yaitu sebesar 20,25 dengan PDRB non-migas sebesar 1.851.531 juta rupiah pada tahun 2007, dimana
pada tahun sebelumnya adalah sebesar 1.539.795 juta rupiah. Persentase rata-rata pertumbuhan PDRB non-migas Kota Lhokseumawe
pada periode sebelum pemekaran 1998-2000 adalah sebesar 6,58. Sedangkan rata-rata pertumbuhan PDRB non-migas pada periode setelah adanya pemekaran
wilayah 2001-2013 adalah sebesar 5,76. Dengan membandingkan rata-rata pertumbuhan PDRB Kota Lhokseumawe pada periode sebelum pemekaran
wilayah dengan rata-rata pertumbuhan PDRB Kota Lhokseumawe pada periode sesudah adanya pemekaran wilayah, dapat disimpulkan bahwa rata-rata
pertumbuhan PDRB non-migas Kota Lhokseumawe pada periode setelah adanya pemekaran wilayah adalah lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata
pertumbuhan PDRB non-migas pada periode sebelum adanya pemekaran, meskipun perolehan PDRB non-migas Kota Lhokseumawe terus mengalami
peningkatan setiap tahunnya sejak periode sebelum adanya pemekaran hingga sekarang.
Tabel 4.5 PDRB Non-Migas Kota Lhokseumawe Berdasarkan Harga Konstan 2000
Tahun Kota Lhokseumawe
juta rupiah Pertumbuhan PDRB
1998 1.032.400,41
1999 1.102.336,15
6,77 2000
1.175.767,06 6,66
Universitas Sumatera Utara
2001 1.240.181,88
5,48 2002
1.313.133,76 5,88
2003 1.355.492,91
3,23 2004
1.414.213,55 4,33
2005 1.491.223,62
5,45 2006
1.539.795,21 3,26
2007 1.851.531,57
20,25 2008
1.969.930,02 6,39
2009 2.081.436,51
5,66 2010
2.203.799,82 5,88
2011 2.283.665,53
3,62 2012
2.372.871,14 3,91
2013 2.446.180,21
3,09
Sumber: BPS Kota Lhokseumawe diolah
Pertumbuhan PDRB non-migas Kota Lhokseumawe yang cukup pesat pada tahun 2007 yaitu sebesar 20,25 didukung dengan adanya peningkatan
upaya rekonstuksi untuk mendorong sektor-sektor perekonomian non-migas di Kota Lhokseumawe, namun sangat disayangkan upaya ini tidak memberi dampak
langsung terhadap sektor sektor pertanian, sehingga pertumbuhan PDRB non- migas yang signifikan tersebut tidak berlangsung secara berkelanjutan. Namun
PDRB non-migas Kota Lhokseumawe tetap meningkat setiap tahunnya. Pertumbuhan PDRB non-migas Kota Lhoskeumawe terendah terjadi pada tahun
2013, yaitu sebesar 3,09. Rata-rata pertumbuhan PDRB non-migas Kota Lhokseumawe tahun 1998-2013 adalah sebesar 5,9.
4.2.1.2 Pertumbuhan PDRB Per Kapita WELFI