perkebunan, pertanian dan perikanan, dikarenakan lokasinya yang dekat dengan sejumlah daerah penghasil komoditi tersebut seperti Aceh Utara, Bener Meriah,
Bireuen, dan Aceh Timur. Namun hingga saat ini belum terealisasi dan masih menjadi agenda dari Pemerintah Kota Lhokseumawe untuk mewujudkannya,
dimana lokasi yang direncanakan sebagai pasar pusat komoditi adalah di Kecamatan Blang Mangat yang memiliki kemudahan akses jalan dan ketersediaan
lahan yang memadai Revitalisasi kawasan industri di Kota Lhokseumawe dengan wilayah-
wilayah yang ada di sekitarnya juga dapat dibentuk melalui pembentukan Kawasan Ekonomi Khusus KEK. Dengan adanya dukungan dari infrastruktur
utama di Kota Lhokseumawe seperti pelabuhan Kruang Geukueh yang merupakan pelabuhan internasional dan Bandara Malikussaleh, maka pembentukan
revitalisasi kawasan industri melalui pembentukan KEK diharapkan dapat terwujud. Namun juga diperlukan pengembangan ekonomi masyarakat dan pelaku
usaha yang ada di Kota Lhokseumawe untuk mewujudkan pembentukan Kawasan Ekonomi Khusus.
4.2.4. Dampak Pemekaran Wilayah Terhadap Kinerja Ekonomi Daerah di Kota Lhokseumawe
Adanya pemekaran wilayah tentunya dapat mempengaruhi kinerja ekonomi daerah di daerah hasil pemekaran. Adanya peningkatan kinerja ekonomi
daerah di daerah hasil pemekaran menunjukkan bahwa dengan adanya pemekaran wilayah dapat memberikan dampak baik terhadap kinerja ekonomi wilayah di
daerah tersebut. Untuk melihat bagaimana perkembangan dari daerah hasil
Universitas Sumatera Utara
pemekaran, maka dapat dilakukan perbandingan antara kinerja ekonomi daerah pada periode sebelum adanya pemekaran wilayah dan pada periode setelah
dilakukan pemekaran wilayah. Pemekaran wilayah Kota Lhokseumawe dari Aceh Utara diharapkan dapat
memberi dampak baik terhadap kinerja ekonomi daerah di Kota Lhokseumawe. Untuk mengetahui bagaimana dampak dari pemekaran wilayah terhadap kinerja
ekonomi daerah di Kota Lhokseumawe, setelah diperoleh hasil dari Indeks Kinerja Ekonomi Daerah IKED, kemudian dilanjutkan dengan melakukan uji
statistik Independent Samples t Test. Dari hasil uji statistik Independent Samples t Test, hasil analisis menunjukkan perbandingan antara kinerja ekonomi daerah
pada periode sebelum dan sesudah pemekaran wilayah, dimana nilai t hitung lebih besar dibandingkan t tabel 2,5450,05 dan P value 0,0230,05 yang berarti
bahwa H ditolak.
Dengan ditolaknya hipotesis nol penelitian, artinya terdapat perbedaan antara Kinerja Ekonomi Daerah KED di Kota Lhokseumawe pada periode
sebelum dan sesudah pemekaran wilayah. Namun untuk mengetahui apakah perbedaan kinerja ekonomi daerah tersebut memberi dampak terhadap kinerja
ekonomi daaerah di Kota Lhokseumawe, perlu analisa perbandingan rata-rata mean dari Indeks Kinerja Ekonomi Daerah IKED Kota Lhokseumawe pada
periode sebelum pemekaran 1998-2000 dan IKED Kota Lhokseumawe pada periode setelah pemekaran 2001-2013.
Pada tabel Group Statistics lampiran 1, rata-rata mean IKED pada periode sebelum pemekaran adalah sebesar 24,11 dan rata-rata IKED pada periode
Universitas Sumatera Utara
setelah pemekaran sebesar 24,90. Dari nilai rata-rata tersebut dapat disimpulkan bawa nilai rata-rata IKED Kota Lhokseumawe pada periode setelah adanya
pemekaran wilayah adalah lebih tinggi dibandingkan nilai rata-rata IKED pada periode sebelum adanya pemekaran wilayah. Namun dapat dilihat bahwa selisih
antara mean pada periode sebelum pemekaran wilayah dengan periode setelah pemekaran wilayah tidak signifikan, yaitu hanya selisih sebesar 0,79. Nilai t
hitung dari hasil statistik merupakan angka yang negatif, yaitu sebesar -2,545, hal ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata IKED pada periode sebelum pemekaran
wilayah 1998-2000 adalah lebih kecil dibandingkan nilai rata-rata IKED pada periode setelah pemekaran 2001-2013.
Berdasarkan hasil perbandingan nilai rata-rata mean dari Indeks Kinerja Ekonomi Daerah IKED di Kota Lhokseumawe pada periode sebelum pemekaran
wilayah dan periode setelah pemekaran wilayah, menunjukkan bahwa Indeks Kinerja Ekonomi Daerah IKED di Kota Lhokseumawe pada periode setelah
adanya pemekaran lebih tinggi dibandingkan dengan nilai rata-rata IKED pada periode sebelum pemekaran. Meskipun perbedaan dari nilai rata-rata IKED
tersebut tidak signifikan, yaitu hanya selisih sebesar 0,79, namun hal ini menunjukkan bahwa dengan adanya pemekaran wilayah Kota Lhokseumawe dari
Kabupaten Aceh utara memberi dampak positif terhadap Kinerja Ekonomi Daerah di Kota Lhokseumawe.
Untuk meningkatkan kinerja ekonomi daerah Kota Lhokseumawe pasca pemekaran wilayah, maka perlu ditingkatkan indikator-indikator yang
mempengaruhi kinerja ekonomi daerah. Pertumbuhan PDRB non-migas
Universitas Sumatera Utara
diharapkan dapat terus meningkat dikarenakan PDRB non-migas terdiri dari sektor-sektor ekonomi daerah yang mampu menciptakan lapangan kerja dan
mencerminkan kemampuan dari suatu daerah untuk memperoleh pendapatan dengan menghasilkan barang atau jasa dari sektor-sektor ekonomi daerah tersebut.
Peningkatan PDRB juga mempengaruhi PDRB per kapita yang mencerminkan kemakmuran dan tingkat kesejahteraan masyarakat di daerah tersebut. Maka
diharapkan PDRB Kota Lhokseumawe terus tumbuh setiap tahunnya. Selain itu pertumbuhan PDRB Kota Lhokseumawe juga mempengaruhi PDRB Provinsi
Aceh, semakin tinggi pertumbuhan PDRB Kota Lhokseumawe maka semakin besar pula peran PDRB Kota Lhokseumawe terhadap PDRB Provinsi Aceh.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan data-data yang diperoleh, kemudian diolah dan dianalisis oleh peneliti pada bab sebelumnya mengenai dampak pemekaran wilayah terhadap
kinerja ekonomi daerah di Kota Lhokseumawe, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Kinerja Ekonomi Daerah KED Kota Lhokseumawe dari hasil perhitungan menggunakan Indeks Kinerja Ekonomi Daerah IKED pada
periode sebelum pemekaran dan sesudah pemekaran wilayah menunjukkan bahwa terdapat peningkatan kinerja ekonomi daerah di Kota
Lhokseumawe pada periode setelah pemekaran wilayah. Rata-rata IKED Kota Lhokseumawe pada periode setelah pemekaran wilayah adalah
678.282,59, lebih besar dibandingkan dengan rata-rata IKED pada periode sebelum pemekaran wilayah yaitu sebesar 523.595,56.
2. Hasil analisis uji Independent Sampels t test, menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara Kinerja Ekonomi Daerah KED di Kota Lhokseumawe
pada periode sebelum dan sesudah pemekaran wilayah. Nilai rata-rata Indeks Kinerja Ekonomi Daerah IKED di Kota Lhokseumawe pada
periode setelah pemekaran wilayah lebih tinggi dibandingkan pada periode sebelum pemekaran wilayah. Hal ini menunjukkan bahwa pemekaran
wilayah memberi dampak positif terhadap kinerja ekonomi daerah Kota Lhokseumawe.
Universitas Sumatera Utara