Angka Kemiskinan POVEI Komponen Kinerja Ekonomi Daerah

wilayah, rata-rata dari peran PDRB Kota Lhokseumawe terhadap PDRB Provinsi Aceh adalah sebesar 6,89.

4.2.1.4 Angka Kemiskinan POVEI

Indikator ini menunjukan tingkat kinerja ekonomi daerah yang dilihat dari tingkat kemiskinan yang diukur menggunakan head-count index. Head-count index merupakan persentase jumlah penduduk miskin terhadap jumlah penduduk di suatu daerah. Semakin rendah angka kemiskinan makan menunjukkan semakin baik kinerja ekonomi daerah di daerah tersebut. Jumlah penduduk miskin di Kota Lhokseumawe mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Namun pada tahun 2008 jumlah penduduk miskin di Kota Lhokseumawe meningkat menjadi sebanyak 23.900, dan kembali menurun pada tahun 2009 menjadi sebanyak 22500. Pada tahun 2010 hingga tahun 2012 jumlah penduduk miskin di Kota Lhokseumawe kembali meningkat yaitu sebanyak 24.100 jiwa pada tahun 2010, 24.200 jiwa pada tahun 2011, dan 23.560 jiwa pada tahun 2012. Pada tahun 2013 angka kemiskinan Kota Lhokseumawe kembali menurun menjadi sebesar 22.980 jiwa. Angka kemiskinan di Kota Lhokseumawe pada tahun 1998 adalah sebesar 19,04 dan terus mengalami penurunan hingga tahun 2007 menjadi sebesar 12,27. Angka kemiskinan meningkat pada tahun 2008 dengan angka kemiskinan sebesar 15,05, dimana pada tahun sebelumnya yaitu tahun 2007 angka kemiskinan adalah sebesar 12,27. Namun angka kemiskinan k embali mengalami penurunan pada tahun 2009 hingga tahun 2013. Angka kemiskinan tertinggi adalah pada tahun 1998 yaitu sebesar 19,04 dan angka kemiskinan Universitas Sumatera Utara terendah adalah pada tahun 2007 yaitu sebesar 12,27. Rata-rata angka kemiskinan di Kota Lhokseumawe pada tahun 1998-2013 adalah sebesar 15,74. Tabel 4.8 Angka Kemiskinan Kota Lhokseumawe Tahun 1998-2013 Tahun Jumlah Penduduk Miskin Jumlah Penduduk Angka Kemiskinan 1998 28.270 148.491 19,04 1999 27.784 148.588 18,70 2000 27.197 148.301 18,34 2001 26.853 147.380 18,22 2002 26.558 148.301 17,91 2003 26.225 150.105 17,47 2004 25.865 152.091 17,01 2005 24.077 154.634 15,57 2006 22.200 156.556 14,18 2007 19.400 158.169 12,27 2008 23.900 158.761 15,05 2009 22.500 159.239 14,13 2010 24.100 170.912 14,10 2011 24.200 171.163 14,14 2012 23.560 179.807 13,10 2013 22.980 181.976 12,63 Sumber: BPS Kota Lhokseumawe diolah Rata-rata dari angka kemiskinan Kota Lhokseumawe pada periode sebelum adanya pemekaran wilayah adalah sebesar 18,69. Sedangkan rata-rata angka kemiskinan Kota Lhokseumawe pada periode setelah adanya pemekaran adalah sebesar 15,06. Dengan membandingkan rata-rata angka kemiskinan pada dua periode tersebut, dapat disimpulkan bahwa rata-rata angka kemiskinan di Kota Lhokseumawe lebih rendah dibandingkan dengan pada periode sebelum adanya pemekaran wilayah. Universitas Sumatera Utara 4.2.2. Perbandingan Kinerja Ekonomi Daerah di Kota Lhokseumawe Sebelum dan Sesudah Pemekaran Wilayah Adanya peningkatan kinerja ekonomi daerah di daerah hasil pemekaran menunjukkan bahwa dengan adanya pemekaran wilayah dapat memberi dampak baik bagi perekonomian di daerah hasil pemekaran tersebut. Apabila kinerja ekonomi daerah di daerah hasil pemekaran menurun maka artinya pemekaran wilayah tidak memberikan dampak yang berarti terhadap kinerja ekonomi daerah di daerah hasil pemekaran tersebut. Kinerja ekonomi daerah dapat diukur dengan Indeks Kinerja Ekonomi Daerah IKED yang digunakan dalam studi evaluasi kinerja daerah oleh BAPPENAS. Indeks Kinerja Ekonomi Daerah IKED terdiri atas 4 indikator, yaitu pertumbuhan PDRB Non-Migas ECGI, PDRB per kapita WELFI, rasio PDRB kabupaten terhadap PDRB provinsi ESERI, dan angka kemiskinan POVEI. Indeks Kinerja Ekonomi Daerah IKED Kota Lhokseumawe pada tahun 1998-2013 mengalami fluktuasi, sebagaimana yang ditunjukkan pada Tabel 4.9. Indeks Kinerja Ekonomi Daerah IKED meningkat pada tahun 1998-1999 yaitu sebesar 21,76 dan 25,45, kemudian mengalami penurunan pada tahun 2000-2001 sebesar 25,13 dan 24,61. Pada tahun 2002 dan tahun 2003 kembali meningkat yaitu masing-masing sebesar 26,33 dan 28,42. Indeks Kinerja Ekonomi Daerah Kota Lhokseumawe kembali menurun pada tahun 2004-2006, lalu kembali meingkat pada tahun 2007 menjadi sebesar 32,17, kemudian menurun setiap tahunnya pada tahun 2007-2010. Pada tahun berikutnya yaitu tahun 2011 Kinerja Universitas Sumatera Utara Ekonomi Daerah Kota Lhokseumawe kembali meningkat menjadi 23,90, namun pada tahun 2012 dan 2013 kembali menurun masing-masing sebesar 23,78 dan 23,61. Tabel 4.9 Perhitungan Indeks Kinerja Ekonomi Daerah Kota Lhokseumawe Tahun 1998-2013 Tahun ECGI WELFI ESERI 100-POVEI IKED 1998 6,06 80,96 21,76 1999 6,77 7,54 6,17 81,30 25,45 2000 6,66 5,93 6,25 81,66 25,13 2001 5,48 4,81 6,35 81,78 24,61 2002 5,88 11,12 6,22 82,09 26,33 2003 3,23 21,71 6,2 82,53 28,42 2004 4,33 16,74 6,35 82,99 27,60 2005 5,45 0,78 6,62 84,43 24,32 2006 3,26 -13,42 6,35 85,82 20,50 2007 20,25 13,58 7,12 87,73 32,17 2008 6,39 -6,04 7,43 84,95 23,18 2009 5,66 -6,85 7,55 85,87 23,06 2010 5,88 -10,71 7,58 85,90 22,16 2011 3,62 -1,32 7,43 85,86 23,90 2012 3,91 -2,97 7,28 86,90 23,78 2013 3,09 -3,16 7,12 87,37 23,61 Sumber: BPS Kota Lhokseumawe, data diolah Dengan adanya pemekaran wilayah Kota Lhokseumawe dari Aceh Utara, tentunya terdapat perbedaan antara kinerja ekonomi daerah di Kota Lhokseumawe antara sebelum adanya pemekaran wilayah dan sesudah pemekaran wilayah. Dari hasil analisis melalui uji Independent Samples t test lampiran 1, dapat dilihat bahwa kinerja ekonomi daerah di Kota Lhokseumawe pada periode sebelum dan sesudah pemekaran wilayah. Hasil analisis tersebut menunjukkan perbandingan kinerja ekonomi daerah pada periode sebelum dan sesudah pemekaran wilayah, dikarenakan nilai t hitung Universitas Sumatera Utara lebih besar dibandingkan t tabel 6,1270,05 dan P value 0,0000,05, maka H ditolak, artinya terdapat perbedaan antara Kinerja Ekonomi Daerah KED di Kota Lhokseumawe pada periode sebelum dan sesudah pemekaran wilayah. Pada tabel Group Statistics lampiran 1, rata-rata mean KED pada periode sebelum pemekaran adalah sebesar 467240,32 dan rata-rata KED pada periode setelah pemekaran sebesar 673071,94. Dari nilai rata-rata tersebut dapat disimpulkan bawa nilai rata-rata Indeks Kinerja Ekonomi Daerah IKED di Kota Lhokseumawe pada periode setelah adanya pemekaran wilayah adalah lebih tinggi dibandingkan nilai rata-rata IKED pada periode sebelum adanya pemekaran wilayah. Nilai t hitung yang negatif, yaitu sebesar -6,127, menunjukkan bahwa nilai rata-rata IKED pada periode sebelum pemekaran wilayah adalah lebih kecil dibandingkan nilai rata-rata IKED pada periode setelah pemekaran. Perbedaan antara nilai rata-rata IKED pada periode sebelum pemekaran dan nilai rata-rata IKED pada periode setelah pemekaran adalah sebesar 205831,62.

4.2.3. Pengembangan Ekonomi Daerah di Kota Lhokseumawe Setelah Dilakukan Pemekaran Wilayah