dilakukan secara mandiri. Maka perlu diketahui apakah tujuan dari pemekaran wilayah Kota Lhokseumawe dapat tercapai atau tidak. Terdapat beberapa
indikator yang dapat menunjukkan keberhasilan pencapaian tujuan pemekaran wilayah, yaitu aspek kinerja perekonomian daerah, pertumbuhan ekonomi,
pengentasan kemiskinan, dan keuangan daerah. Berdasarkan pemaparan di atas penulis akan menganalisa kinerja perekonomian daerah Kota Lhokseumawe pada
periode sebelum terjadinya pemekaran wilayah dan periode seteleh terjadinya pemekaran wilayah Kota Lhokseumawe dari Aceh Utara.
1.2 Perumusan Masalah
Untuk mengetahui perkembangan kondisi perekonomian daerah, terdapat indikator-indikator yang mempengaruhi kinerja ekonomi daerah, yaitu
pertumbuhan PDRB non-migas, pertumbuhan PDRB per kapita, rasio PDRB kabupaten terhadap PDRB provinsi, dan angka kemiskinan. Dengan adanya
indikator-indikator tersebut maka dapat diukur kinerja ekonomi daerah melalui Indeks Kinerja Ekonomi Daerah yang merupakan rata-rata dari empat indikator
diatas. PDRB Kota Lhokseumawe disumbang oleh 4 kecamatan yang terdapat
pada wilayah pemerintahan Kota Lhokseumawe, yaitu Kecamatan Banda Sakti, Kecamatan Blang Mangat, Kecamatan Muara Dua, dan Kecamatan Muara Satu.
Setiap kecamatan memberi sumbangsi yang berbeda terhadap PDRB kota Lhokseumawe dikarenakan adanya perbedaan faktor-faktor ekonomi maupun
Universitas Sumatera Utara
faktor lainnya yang turut mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dari masing- masing kecamatan.
Dengan adanya pemekaran wilayah Kota Lhokseumawe dari Aceh Utara tentunya memberi dampak terhadap perubahan PDRB kecamatan-kecamatan di
Kota Lhokseumawe yang sebelumnya merupakan bagian dari susunan PDRB Aceh Utara. Kecamatan yang sebelumnya tidak mempengaruhi PDRB Aceh Utara
secara dominan memiliki peluang untuk menjadi penyokong utama PDRB Kota Lhokseumawe. Peningkatan PDRB kecamatan-kecamatan di Kota Lhokseumawe
dapat mengaruhi kinerja ekonomi daerah di Kota Lhokseumawe. Pemekaran wilayah merupakan salah satu harapan dari masyarakat Kota
Lhokseumawe untuk bisa meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat. Dengan adanya kewenangan kepada pemerintah daerah untuk
memaksimalkan potensi ekonomi daerah dan mengelola perekonomian daerah, PDRB non-migas Kota Lhokseumawe terus meningkat setiap tahunnya. Namun di
sisi lain, setelah empat belas tahun usia pemekaran Kota Lhokseumawe dari Kabupaten Aceh Utara, masih ditemukan beberapa permasalahan terutama di
bidang sosial dan ekonomi seperti penurunan pendapatan per kapita dan perihal angka kemiskinan. Permasalahan ini tentunya tidak sejalan dengan tujuan dari
adanya pemekaran wilayah, maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai hal tersebut.
Kondisi dari kinerja ekonomi daerah di Kota Lhokseumawe harus terus dipantau sehingga dapat menjadi acuan dan bahan pertimbangan dalam mengelola
Universitas Sumatera Utara
dan memaksimalkan potensi ekonomi, sehingga tujuan dari pemekaran wilayah yaitu peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat dapat tercapai.
Untuk mengetahui kondisi kinerja ekonomi daerah di Kota Lhokseumawe pada periode sebelum pemekaran dan sesudah pemekaran, maka dalam penelitian
ini disusun rumusan masalah sebagai berikut: 1.
Bagaimana kinerja ekonomi daerah Kota Lhokseumawe sebelum dan setelah dilakukan pemekaran wilayah?
2. Bagaimana dampak pemekaran wilayah terhadap kinerja ekonomi daerah
di Kota Lhokseumawe? 3.
Apa yang menjadi kendala pengembangan ekonomi daerah di Kota Lhokseumawe pasca pemekaran wilayah?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian