musuhnya, serta dapat melakukan “serangan” terhadap musuhnya. Sama halnya dengan penyakit, apabila kita tidak menjaga kesehatan kita dapat terkena “serangan” penyakit, namun
kita dapat “menyingkirkan” penyakit dengan cara segera mengobatinya, kita juga dapat “menghindari” penyakit dengan selalu menjaga kesehatan.
Pada MPBI dihasilkan metafora PENYAKIT sebagai DAYA dalam bahasa Indonesia mempunyai subkategori, yakin PENYAKIT sebagai DAYA ALAMI
diekspresikan oleh kata
penyakit yang mengalir pada kalimat, dan luapan penyakit. Ada relasi semantis yang terdapat
pada kedua kata tersebut dengan konsep “cairan”. Dalam kehidupan sehari-hari cairan dapat” mengalir” dari suatu tempat menuju tempat lainnya, dan apabila volume cairan terlalu besar akan
menimbulkan “luapan” sebagai akibatnya. Bila dikaitkan dengan penyakit, penyakit juga dapat” mengalir yaitu merasuki tubuh kita, dan jika penyakit tersebut terlambat untuk ditangani, maka
penyakit tersebut akan bertambah parah dengan” luapan” yang mengenai bagian tubuh lainnya.
3.2 Metode dan Teknik Analisis Data
Data dianalisis dengan menggunakan metode padan dan juga metode agih. Alat penentu dalam metode padan adalah unsur bahasa yang diteliti Sudaryanto, 1993: 15. Teknik analisis
yang digunakan ialah teknik hubung banding sama dan teknik ganti untuk menguji perilaku fungsi direktif di dalam kalimat, teknik sisip, dan beberapa teknik agih lainnya yang disesuaikan
dengan data yang dikaji. Metode ini bekerja untuk membandingkan suatu peristiwa konkret pada ranah sumber
dan kaitan metafora penyakit pada ranah sasaran sesuai dengan kesamaan sifat referensialnya. 5a Tambahan dosis 200 miligram sehari dapat membunuh resiko penyakit jantung hingga 22
persen. Women’s Health Indonesia, 2014 hlm.79.
5b Dia membunuh musuhnya di medan perang
Pada contoh 5a kata membunuh dianalisis dengan beberapa teknik seperti teknik hubung banding sama 5b. Pada kalimat 5a kata membunuh resiko penyakit jantung
dimasukkan pada ranah sumber dan proses penyembuhan penyakit dimasukkan pada ranah
sasaran. Untuk menetapkan kategorisasi metafora pada 5a diidentifikasi ranah pengalaman dasar pada ranah sumber.
Sumber: membunuh MUSUH
Sasaran: penyakit PENYAKIT
Dalam hal ini, metafora membunuh ditempatkan pada kalimat lainnya dalam konteks
nonmetaforis, seperti kalimat 5b. Pada contoh tersebut tampak bahwa membunuh mempunyai
relasi semantis dengan membunuh musuhnya.. Pada kalimat 5a yang dikonseptualisasikan
sebagai MUSUH. Artinya, konsep “metafora penyakit” dipahami dari konsep “musuh”. Dengan demikian, kategorisasi metafora pada 5a ialah PENYAKIT sebagai MUSUH.
Pemetaan ranah-ranah pengalaman dasar dan penyakit pada Metafora kata Penyakit dalam Bahasa Indonesia dianalisis dengan teknik hubung banding sama. Dalam pemetaan ini,
dua entitas yang dipetakan pada dua ranah kognitif yang berbeda ditandai oleh perangkat persamaan atau penyesuaiannya. Contohnya, metafora konseptual PENYAKIT sebagai
TANAMAN merupakan perwakilan dari kalimat berikut ini. 6 Karena letaknya di rongga perut sangat memungkinkan memupuk penyakit ini tumbuh hingga
mencapai ukuran besar [...]. Ayahbunda, 2014 hlm.68 7 Satu batang rokok, ataupun menjadi perokok pasif,dapat menjadi bunga penyakit yang
mencederai jantung. Women’s Health Indonesia, 2014 hlm.78. Berangkat dari dua contoh tersebut, penempatan kata penyakit pada kalimat 6
dipersepsikan sebagai konsep “tanaman”. Konsep “tanaman” ditekankan pada kata memupuk
sedangkan pada kalimat 7 konsep tanaman ditunjukkan dengan jelas pada kata bunga. Kedua
kalimat tersebut memiliki suatu kumpulan makna yang sama yaitu, PENYAKIT sebagai TANAMAN.
Tabel 3.2 Model Pemetaan Konseptual PENYAKIT sebagai TANAMAN
RANAH SUMBER TANAMAN
RANAH SASARAN PENYAKIT
ruang fisik tubuh pengalam
tanaman pada ruang Penyakit
bibit tanaman bibit penyakit
pemupukan tanaman kemajuan penyakit
buah tanaman Hasil dari penyakit
Pada tabel diatas, elemen semantis tertentu dari ranah Tanaman berhubungan dengan elemen semantis tertentu dari ranah PENYAKIT. Dalam pemetaannya, tidak semua elemen
semantis menggambarkan korelasi di antara kedua konsep tersebut harus dibandingkan. Penetapan atau pemilihan semantisnya dibatasi pada aspek-aspek tertentu yang dianggap
berperan dalam metafora, baik melalui ranah sumber ataupun melalui ranah sasaran.
3.3 Metode dan Teknik Penyajian Hasil Analisi Data