Kategorisasi Metafora Penyakit dalam Bahasa Indonesia

4.2 Kategorisasi Metafora Penyakit dalam Bahasa Indonesia

4.2.1 PENYAKIT sebagai PERJALANAN Dalam bahasa Indonesia, salah satu konseptualisasi PENYAKIT berhubungan dengan konsep PERJALANAN. Dalam menyampaikan maksud pada sebuah metafora yang mengandung makna PENYAKIT digambarkan melalui konsep PERJALANAN. Konsep dari kedua ranah itu bertujuan untuk menemukan kasamaan atau adanya hubungan dari kedua elemen yang diacu. Berikut ini adalah contoh dari metafora PENYAKIT sebagai PERJALANAN dalam bahasa Indonesia. 8 Tikus merupakan agen yang menjalankan penyakit Leptospirosis yang ditularkan melalui kotoran [...]. Anakku, 2014 hlm.49. 9 Penyebaran jalannya penyakit melalui kotoran manusia yang terkontaminasi. Anakku, 2014 hlm.51. 10 Makanan berlebihan merupakan salah satu contoh yang bisa memicu langkah dari penyakit. Nirmala, 2006 hlm.43. 11 Penggunaan terapi – terapi yang lain secara bersamaan sangat penting untuk membantu mempercepat jalur penyembuhan penyakit. Nirmala, 2006 hlm.68 . Dari beberapa contoh di atas, ditunjukkan bahwa konsep PENYAKIT mempunyai kesamaan ciri semantis ataupun hubungan pada konsep PERJALANAN. Ada kesamaan ciri semantis pada ranah pengalam PENYAKIT dengan ciri semantis pada ranah pengalam PERJALANAN. Kata menjalankan pada contoh 8, jalannya pada contoh 9, langkah pada contoh 10, dan jalur harfiah ‘jalan’ pada contoh 11, merupakan beberapa macam leksikal yang dianggap mampu untuk mengonseptualisasikan ke ranah PERJALANAN. Ada kalanya dalam menempuh suatu perjalanan, terkadang kita mengalami berbbagai macam hambatan, seperti macet, kecelakaan lalu lints, razia, kehabisan bahan bakar, dan sebagainya. Beberapa hambatan tersebut membuat orang gagal sampai kepada tujuannya. Sama halnya dengan orang yang divonis mengidap suatu penyakit mungkin saja berakhir dengan kematian. Terhadap orang yang mengidap penyakit tersebut, ada yang menjalani proses penyembuhan, menoba untuk menyembuhkan penyakit atau orang tersebut bisa sama sekali tidak dapat diobati sehingga berujung dengan kematian. Ciri semantis pada ranah PENYAKIT dengan ciri semantis pada ranah PERJALANAN atau ranah sasaran yang disajikan pada ranah sumber meliputi elemen tentang “arah” mis. menjalankan, “tujuan” mis. melangkah atau langkah, dan “kemajuan” mis. jalur –jalur yang tepat atau salah . 4.2.2 PENYAKIT sebagai DAYA Adapun pengertian daya dalam Siregar 2013 meliputi daya fisik, daya alami, dan daya psikologi, namun dalam kajian ini hanya mencantumkan daya alami dan daya fisik. Oleh sebab itu, metafora konseptual PENYAKIT sebagai DAYA dibagi atas dua subkategori, yakni 1 PENYAKIT sebagai DAYA ALAMI, dan 2 PENYAKIT sebagai DAYA FISIK. 4.2.2.1 Subkategori PENYAKIT sebagai DAYA ALAMI Pada bagian ini, metafora konseptual PENYAKIT sebagai DAYA dalam bahasa Indonesia memiliki subkategori, yakni PENYAKIT sebagai DAYA ALAMI. Konseptualisasi penyakit adalah sebagai daya alami, seperti banjir, badai, topan, atau angin kencang. Dalam Rajeg 2009:8, berpendapat bahwa citra daya alami umumnya hadir pada konseptualisasi emosi yang “kuat”. Dalam hal ini, penyakit dipahami sebagai pelaku alamiah yang mengerahkan dayanya kepada orang-orang yang menderita penyakit. Sebagai contoh, orang yang sedang mengidap penyakit diibaratkan seperti orang yang terguncang dalam gempa, seperti pada 12. Pada contoh selanjutnya 13 pada kata diterpa dalam banjirbadai. Terkadang dalam menjalani ,kehidupan ini tidak selalu berjalan mulus atau lancar. Kesehatan kita kadang-kadang mengalami gangguan atau guncangan. Banyak faktor yang menjadi penyebabnya; antara lain munculnya biang-biang penyakit yang bisa kapan saja merasuki tubuh kita dan kurangnya perhatian kita dalam menjaga kesehatan diri kita sendiri. Pada metafora penyakit bahasa Indonesia kata ‘guncangan’, ‘luapan’, dan ‘diterpa’ yang tampak pada contoh berikut. 12 Kanker pada anak merupakan guncangan masalah yang kompleks, mengingat tak seperti kanker orang dewasa yang dapat [...]. Ayahbunda, 2014 hlm.67. 13 Umumnya luapan penyakit ini berkaitan erat dengan sistem kekebalan yang menurun secara abnormal yang mungkin ada sejak lahir. Ayahbunda, 2014 hlm.68. 14 Bila tidak dibakar, kadar trigliserida akan melonjak, yang pada akhirnya akan meningkatkan resiko diterpa penyakit jantung. Women’s Health Indonesia, 2014 hlm.78. Pada contoh di atas, konsep PENYAKIT dipahami sebagai pelaku alami yang terlihat dari pelaku DAYA ALAMI mis badai, topan, angin, banjir. Dalam hal ini, pengalam sakit disebabkan oleh suatu penyakit yang dideritanya. Pengalam tersebut tidak mampu untuk menahan sakit yang dihadapinya maka diibaratkan seperti bencana yang tidak dapat dibendung. Pada contoh di atas terdapat beberapa kata seperti guncangan pada 12, luapan 13, dan kata diterpa 14 yang mempunyai kemampuan dalam mengungkapkan metafora PENYAKIT dalam bahasa Indonesia. 4.2.2.2 Subkategorisasi PENYAKIT sebagai DAYA FISIK Ranah bentuk lain yang termasuk ke dalam daya fisik ialah fenomena fisik, daya tarik tubuh, kontak fisik yang kasar di antara tubuh, dan sejenisnya Rajeg, 2009:9. Lakoff dan johnson dalam Siregar, 2013:61 menjelaskan bahwa daya elektromaknetik dan daya gravitasional merupakan daya fisik secara metaforis untuk memahami makna cinta dalam kajian ini makna penyakit. Hal tersebut dicantumkan sebagai daya fisik pada ranah PENYAKIT meliputi faktor internal yaitu perubahan secara mekanis terjadi dalam tubuh, dan faktor eksternal yaitu perubahan secara mekanis terjadi di luar tubuh. Hal tersebut tampak pada contoh berikut. 15 Terus-menerus menghirup udara kotor dapat memicu membangkitkan berbagai penyakit serius menyangkut pernapasan dan paru-paru. Women’s Health Indonesia, 2014 hlm.93. 16 Mama takut akan adanya getaran penyakit pada si buah hati dengan sigap mama memberi Arwa susu pormula soya. Anakku, 2014 hlm.3. 17 [...] dengan vaksinasi akan mendorong jauh penyakit-penyakit berbahaya yang mencoba masuk ke dalam tubuh anak. Parents Indonesia, 2014 hlm.57. Terlihat pada contoh di atas metafora penyakit dalam bahasa Indonesia, PENYAKIT sebagai DAYA FISIK diacu pada kata ‘membangkitkan’, pada 16, kata ‘getaran’ pada 17, dan kata ‘mendorong’ pada 18. Dengan contoh tersebut dapat dikatakan bahwa penyakit bertalian dengan getaran di dalam tubuh atau keterpikatan terkait dengan kegiatan yang terjadi di dalm tubuh. PENYAKIT sebagai DAYA FISIK difokuskan pada semantis “penyebab →penyakit”. Pada satu sisi, penyebab yang berupa entitas atau peristiwa memiliki suatu daya eksternal untuk memengaruhi pengalam. Pada sisi lain, penyakit dengan daya internalnya pada tingkatan tertentu dapat menggoyahkan seseorang dan hal ini disangkutkan dengan daya fisik secara metaforis. 4.2.3 PENYAKIT sebagai CAIRAN DALAM WADAH Pada kehidupan sehari – hari, kita sering menjumpai kata yang dipahami sebagai suatu zat cair dalam wadah dan tubuh manusia dijadikan sebagai wadahnya. Dalam hal ini, PENYAKIT terletak dalam tubuh manusia ataupun ada dalam hati manusia. Citra wadah dibatasi sesuai dengan dimensi “dalam-luar” pada tubuh manusia. Dalam hal ini, penyakit terletak di dalam tubuh manusia. Tubuh manusia dijadikan sebagai keadaan dari makna PENYAKIT atau ungkapan yang menghubungkan dengan konsep WADAH. Kategori metafora PENYAKIT sebagai CAIRAN DALAM WADAH merupakan suatu kategorisasi dasar yang terdapat juga pada emosi marah, cinta, gembira, takut Siregar, 2013:56. Dalam hal ini, kosep PENYAKIT dipahami sebagai ranah sasaran dan konsep CAIRAN DALAM WADAH dipahami sebagai ranah sumber. Berikut ini merupakan contoh dari metafora PENYAKIT sebagai CAIRAN DALAM WADAH dalam bahassa Indonesia. 19 [...] kecuali rasa sakit disertai muntah, diare berdarah, atau gejala lain yang bisa menunjukkan alergi makanan atau dipenuhi penyakit inflamasi usus. Parents Indonesia, 2014 hlm.53. 20 [...] vaksin konbinasi dapat memberikan perlindungan efektif atas sejumlah penyakit yang larut dalam tubuh, serta dapat digunakan untuk meningkatkan cakupan vaksinasi secara tepat waktu. Parents Indonesia, 2014 hlm.56. 21 Cara tersebut akan membahas tidak hanya berbagai curahan penyakit yang sering dialami oleh para lanjut usia,[...]. Nirmala, 2006 hlm.14. Dalam kategori PENYAKIT sebagai CAIRAN DALAM WADAH, terlihat bahwa tubuh manusia yang dijadikan sebagai wadah. Makna dari konsep PENYAKIT digambarkan adanya keadaan suatu zat cair dalam wadah. Konsep PENYAKIT dalam wadah dinyatakan dengan kata pada contoh 19 dipenuhi harfiah ‘penuh’, pada contoh 20 kata larut harfiah ‘menjadi cair, luluh’, pada contoh 21 kata curahan harfiah ‘mengenai’. Untuk memahami makna, tidak selamanya dapat dipahami berdasarkan makna yang diacu secara harfiah, karena dalam konteks metafora dapat dipahami dari makna metaforisnya. Pernyataan tersebut sejalan dengan pendapat Saed dalam Mulyadi, 2010:17, yang menyatakan bahwa “Tidak heran apabila batas antara makna harfiah dan makna metaforis atau makna figuratif, acapkali sukar dibedakan dengan jelas, sebab ekspresi metaforis dapat dipengaruhi makna harfiah kata – kata.” Beberapa kata yang diacu mempunyai kemampuan dalam mengonseptualisasikan dan menggambarkan bagaimana perasaan seseorang yang sedang mengalami sakit pengalam dihubungkan dengan keadaan zat cair dalam sebuah wadah. Mengambil contoh zat cair pada sebuah wadah yang telah menempati titik tertinggi misalnya air dalam gelas dan terisi penuh 19, akibatnya akan tumpah. Hal tersebut terlihat juga pada contoh 20, 21, yang dihubungkan dengan metafora penyakit dalam diri manusia. 4.2.3.1 Subkategori PENYAKIT sebagai API Metafora PENYAKIT sebagai AIRAN DALAM WADAH mempunyai subkategori yaitu metafora PENYAKIT sebagai API. Subkategori metafora tersebut berfokus pada fungsi API pada WADAH. Metafora PENYAKIT sebagai API membahas pengaruh penyakit dalam tubuh pengalam. Berikut ini, ekspresi metaforis PENYAKIT sebagai API dalam bahasa Indonesia. 22 Beberapa penyakit yang ikut membakar tubuh penderita, apabila terjangkit tetanus dengan gejala riwayat luka, demam, kejang rangsangan, [...]. Anakku 2014 hlm.52. 23 Kondisi dari kelompok penyakit yang serasa membara dalam tubuh seperti tekanan darah tinggi, kelebihan lemak abdominal, peningkatan gula darah, [...]. Women’s Health Indonesia, 2014 hlm.77. 24 Vaksin rotavirus perlahan-lahan akan membuat penyakit padam dan dalam rentang waktu tersebut sangat beralasan mengingat [...]. Parents Indonesia, 2014 hlm.40. Pada contoh di atas, subkategori PENYAKIT sebagai API, menunjukkan fungsi API dalam suatu WADAH. Adapun tipe metafora ini menghasilkan api, sebab api dapat ‘membakar’ pada 22, keadaan api juga dapat bersifat seperti ‘membara’ pada 23. Sesuatu seperti cahaya yang dapat bersinar dan ’padam’mati, seperti pada contoh 24. Semua verba yang diacu mengungkapkan fungsi API. Dalam pengalaman sehari-hari, api dapat membara atau membakar sesuatu termasuk cairan dalam wadah, sejalan dengan penyakit pada tubuh manusia. Penyakit yang membakar tubuh manusia secara harfiah bermakna bahwa penyakit tersebut ada dalam tubuh manusia. Sebaliknya, api juga dapat padam dan redup, sehingga kondisi ini sejalan dengan kesembuhan yang dialami penderita penyakit tersebut. 4.2.4 PENYAKIT sebagai MAKANAN Pada bagian ini, konseptualisasi PENYAKIT dihubungkan dengan konsep MAKANAN. Untuk menyampaikan maksud dalam metafora yang mengandung makna PENYAKIT dijelaskan melalui konsep yang ada pada MAKANAN. Adapun konsep kedua ranah tersebut ditemukan kesamaan atau adanya hubungan antara kedua elemen yang diacu. Metafora PENYAKIT sebagai MAKANAN dalam bahasa Indonesia diuraikan sebagai berikut. 25 Sang ibu akan merasakan pahitnya penyakit yang ditumbuhkan kafein karena telah melintasi plasenta hingga akhirnya mencapai janin, [...]. Ayahbunda 2014 hlm.33. 26 Penderita akan menerima kenyataan pahit tentang penyakit jantung yang dapat diturunkan dari pihak ayah dan ibu [...]. Women’s Health Indonesia 2014 hlm.77. Pada contoh di atas, dapat dilihat bahwa konsep PENYAKIT memiliki adanya kesamaan ciri semantis ataupun kesesuaian pada konsep MAKANAN. Pada 25 dan 26 merupakan leksikal yang dapat mewakili konseptualisasi ke dalam ranah MAKANAN. Oleh karena itu, rasa yang terdapat pada makanan dapat dihubungkan terhadap PENYAKIT yang diderita seseorang. 4.2.5 PENYAKIT sebagai BENDA Kajian pada bagian ini adalah konsep PENYAKIT sebagai BENDA. Berdasarkan Siregar 2013:75, metafora BENDA berdasarkan logika didasarkan pada logika sebagai berikut. Sebuah benda, bagaimanapun bentuk dan fungsinya, dapat dimanfaat;kan atau dibuang. Melalui penglihatan, seseorang dapat mengetahui mana benda yang bermanfaat dan mana yang tidak. Benda yang bermanfaat akan dijaga atau dirawat dengan baik, sedangkan benda yang tidak berguna tidak akan disimpan atau dibuang. Benda yang tidak dirawat dengan baik perlahan-lahan akan rusak. Dalam keadaan ini tentunya sangat merugikan. Apabila penyakit yang dialami ole pengalam semakin parah, pengalam akan mengalami keadaan yang sangat gawat seperti menimbulkan kematian. Adanya keadaan sebuah benda dihubungkan dengan kondisi PENYAKIT yang dialami seseorang. Antara konsep PENYAKIT dan konsep BENDA, ditemukan kesamaan atau saling berhubungan pada setiap makna yang diacu. Adapun konsep PENYAKIT termasuk kepada ranah sasaran dan konsep BENDA termasuk kepada ranah sumber. Berikut ini beberapa contoh metafora PENYAKIT sebagai BENDA dalam bahasa Indonesia. 27 Banyak aturan yang perlu diperhatikan dalam proses mengangkat penyakit serta proses pengeluaran raun tubuh berjalan efektif [...]. Nirmala 2006 hlm.93. 28 Pertolongan pertama untuk menghancurkan penyakit adalah segera ganti cairan tubuh yang hilang dengan mengkonsumsi [...] Anakku 2014 hlm.14. Berdasarkan contoh diatas, terlihat elemen yang mengacu pada makna PENYAKIT yang terdapat pada metaforanya memiliki hubungan dengan konsep BENDA. Adapun elemen yang dimaksud terlihat pada kata ‘mengangkat’ contoh 27, dan kata ‘menghancurkan’ pada contoh 28. Dalam elemen-elemen pada contoh mempunyai kemampuan untuk mengonsepkan PENYAKIT terhadap konsep BENDA. Metafora PENYAKIT sebagai BENDA dimasukkan sebagai metafora secara umum. Dalam kajian ini metafora konseptual memiki dua subkategori, yaitu PENYAKIT sebagai BENDA TAJAM. Adapun penafsiran tentang subkategori tersebut didasarkan pada kesamaan acuan yang terjalin antara “benda tajam”. Subkategori dari metafora PENYAKIT sebagai BENDA akan diuraikan pada bagian selanjutnya dibawah ini. 4.2.5.1 Subkategori PENYAKIT sebagai BENDA TAJAM Adapun subkategori PENYAKIT sebagai BENDA TAJAM akan diuraikan di bawah ini. 29 Saat hamil saya sering mengalami penyakit yang serasa menusuk punggung. Ayahbunda, 2014 hlm.27. 30 Obat yang menjadi sahabat saya dalam kondisi demikian adalah cedocard untuk meredam penyakit yang menyayat pada jantung.Nirmala, 2006 hlm.60. Pada kedua kalimat di atas, kata ‘menusuk’ pada 29 dengan kata ‘menyayat’ pada 30 memiliki kesamaan ciri dengan BENDA TAJAM. Benda tajam dapat menusuk dan menyayat, serupa halnya dengan PENYAKIT yang dapat menusuk dan juga menyayat di dalam tubuh yang terjangkit penyakit tersebut. 4.2.5. PENYAKIT sebagai OBJEK TERSEMBUNYI Menurut Siregar 2013:76, metafora OBJEK TERSEMBUNYI menyiratkan suatu entitas abstrak. Diperlukan kemampuan berfikir abstrak dan kemampuan membuat pilihan terhadap ekspresi bahasa yang tepat untuk memahami tipe metafora ini. Dalam hal PENYAKIT sebagai OBJEK TERSEMBUNYI, citra “objek tersembunyi” pada metafora penyakit dihasilkan interpretasi bahwa gagasan kendali dikuasai oleh entitas yang berhubungan dengan penyakit. Berikut disajikan contoh PENYAKIT sebagai OBJEK TERSEMBUNYI. 31 Hasilnya sungguh menghawatirkan, wanita sangat meremehkan ancaman penyakit jantung yang dapat merasuk ke dalam tubuh. Women’s Health Indonesia, 2014 hlm.76 32 Berhati-hatilah pada kemungkinan terjadinya penyakit yang dapat menyusup akibat pasa banjir [...]. Anakku 2014 hlm.39. Pada contoh di atas, terlihatlah bahwa metafora PENYAKIT dalam bahasa Indonesia berhubungan dengan sifat suatu OBJEK TERSEMBUNYI. Berdasarkan contoh di atas, kata ‘merasuk’ pada 31, dan kata ‘menyusup’ pada 32 terlihat jelas bahwa kata tersebut memiliki kemampuan dalam memaknai metafora PENYAKIT dalam bahasa Indonesia. 4.2.6 PENYAKIT sebagai MUSUH Pengertian yang umumnya dipahami tentang konsep musuh adalah terkadang adanya pertarungan antarfisik dalam mencapai sesuatu. Orang yang berada dalam keadaan bermusuhan akan berusaha untuk mendapatkan apapun yang menjadi keinginannya. Lazimnya ada dua pihak yang saling mempertarungkan kekuatan untuk merebut sesuatu yang diinginkan dari musuh. Metafora PENYAKIT sebagai MUSUH mendasari kolerasi sistematis dengan pengalaman penderita penyakit. Dalam bahasa Indonesia, objek penyakit diperlakukan sebagai musuh yang harus ditaklukkan. Orang yang sedang sakit mencoba untuk menyerang penyakit tersebut, dan berusaha untuk menyembuhkannya. Dalam menyerang, seseorang kadang-kadang memerlukan bantuan orang lain teman sebagai pemberi informasi untuk mengatasi penyakit. Juga diperlukan rencana dan strategi yang matang untuk proses penyembuhan sebab momentum yang kurang tepat dapat berakibat kekalahan, yaitu berujung kepada kematian. Konsep MUSUH memiliki kolerasi dengan konsep PENYAKIT. Berdasarkan hal tersebut, dicau bukanlah hal tentang pertarungan fisik, melainkan konsep psikis. Metafora PENYAKIT sebagai MUSUH dalam bahasa Indonesia mengekspresikan kata sebagai berikut. 33 [...] melindungi si kecil dari alergi, infeksi serta penyakit kuning yang menyerang tubuh anak, papar dr. Igan Partiwi, SpA., Mars. Ayahbunda, 2014 hlm.95. 34 [...] anak sebaiknya tidak dibiarka menahan penyakit dan tidak meminum obat anti muntah, karena dapat membuat gejala lainnya timbul. Anakku, 2014 hlm.54. 35 [...] wanita meninggal akibat penyakit jantung, terkadang ancaman penyakit yang seringkali diam-diam bisa muncul di usia remaja. Women’s Health Indonesia, 2014 hlm.76. Dari beberapa contoh di atas, terlihat bahwa ungkapan dalam bahasa Indonesia mempunyai kata yang melekat pada konsep MUSUH, seperti kata ‘menyerang’ pada 33, kata ‘menahan’ pada 34, dan kata ‘ancaman’ pada 35. Berdasarkan kata pada contoh tersebut sering digunakan dalam konsep MUSUH, hal tersebut berkolerasi dengan konsep PENYAKIT dalam bahasa Indonesia. Pada contoh di atas, menyatakan bahwa seseorang yang sedang mengalami sakit berusaha untuk menahan penyakit yang dideritanya ataupun sebaliknya terkadang penderita merasa penyakitnya sangat berbahaya yang dapat mengancam nyawanya. 4.2.7 PENYAKIT sebagai TANAMAN Menurut Kovecses dalam Siregar 2013:79, perbedaan pada metafora terjadi karena pengalaman yang berbeda dan pilihan, atau gaya, kognitif yang berbeda. Dikatakannya lebih lanjut bahwa pengalaman melibatkan konteks, seperti lingkungan fisik, konteks budaya, dan situasi komunikatif. Konteks budaya yang luas menyangkut semua konsep dan nilai yang unik dan penting yang menggolongkan kebudayaan, termasuk prinsip-prinsip yang dikuasai dan konsep kunci pada kebudayaan dan subkebudayaan yang ada. Tissari dalam Siregar, 2013:79 mencatat bahwa metafora TANAMAN tidak termasuk dalam daftar yang diusulkan oleh Lakoff dan Johnson sebagai konseptualisasi cinta dalam kajian ini penyakit. Namun, metafora penyakit dalam bahasa Indonesia memiliki metafora PENYAKIT sebagai TANAMAN. Berikut beberapa contoh PENYAKIT sebagai TANAMAN. 36 Untuk menghindari tumbuhnya penyakit lain, selanjutnya akan dirancang vaksin polio suntikan dengan kandungan [...]. Parents Indonesia, 2014 hlm.41. 37 Akar dari adanya penyakit jantung dan stroke sering dihubungkan pada tumpukan lemak di atas pinggang yang tidak mudah dilenyapkan. Women’s Health Indonesia, 2014 hlm.65. Ekspresi bahasa Indonesia yang mengacu pada PENYAKIT sebagai TANAMAN diwakili oleh kata ‘tumbuhnya’ pada 36, dan ‘akar’ pada 37. Perwakilan kata tersebut merupakan konsep yang terdapat pada TANAMAN. Metafora PENYAKIT bila diibaratkan penyakit yang menghinggapi seseorang ada proses dimana penyakit tersebut akan tumbuh dan berakar, jika penderita tidak melakukan pengobatan maka penderita tersebut akan maninggal.

4.3 Pemetaan Konseptual PENYAKIT dalam bahasa Indonesia