kalimat tersebut memiliki suatu kumpulan makna yang sama yaitu, PENYAKIT sebagai TANAMAN.
Tabel 3.2 Model Pemetaan Konseptual PENYAKIT sebagai TANAMAN
RANAH SUMBER TANAMAN
RANAH SASARAN PENYAKIT
ruang fisik tubuh pengalam
tanaman pada ruang Penyakit
bibit tanaman bibit penyakit
pemupukan tanaman kemajuan penyakit
buah tanaman Hasil dari penyakit
Pada tabel diatas, elemen semantis tertentu dari ranah Tanaman berhubungan dengan elemen semantis tertentu dari ranah PENYAKIT. Dalam pemetaannya, tidak semua elemen
semantis menggambarkan korelasi di antara kedua konsep tersebut harus dibandingkan. Penetapan atau pemilihan semantisnya dibatasi pada aspek-aspek tertentu yang dianggap
berperan dalam metafora, baik melalui ranah sumber ataupun melalui ranah sasaran.
3.3 Metode dan Teknik Penyajian Hasil Analisi Data
Hasil analisis disajikan dengan metode informal dan formal. Metode penyajian informal adalah menyajikan hasil analisis dengan uraian atau kata-kata biasa, sedangkan metode
penyajian formal adalah perumusan dengan tanda-tanda dan lambang-lambang. Pelaksanaan kedua metode tersebut dibantu dengan teknik yang merupakan perpaduan dari kedua metode
tersebut, yaitu penggunaan kata-kata dan tanda-tanda atau lambang Sudaryanto, 1993: 145. Dalam penyajian ini, kaidah-kaidah disampaikan dengan kata-kata biasa, kata-kata yang
apabila dibaca dengan serta merta dapat langsung dipahami. Kaidah itu berupa prinsip-prinsip kesinambungan wacana yang terdapat dalam wacana berita baik berupa surat kabar, maupun
majalah.
BAB IV
METAFORA PENYAKIT DALAM BAHASA INDONESIA
4.1 Pengantar
Pada bagian ini akan membahas tentang data yang menyangkut kategorisasi semantis dan makna dari metafora dalam bahasa Indonesia yang terdapat pada majalah dan koran. Analisis
tentang kategorisasi semantis dalam bahasa Indonesia dilihat dari data yang memiliki konsep metafora yang sama antara ranah sumber dan ranah sasaran yang memiliki kesamaan ciri
semantis atau hubungan. Peneliti akan menentukan penggolongan atau pengkategorisasian maupun subkategorisasi
metaforanya sesuai dengan pemahaman peneliti terhadap metafora penyakit dalam bahasa Indonesia. Kesamaan ciri semantis dimiliki antara ranah sumber dan ranah sasaran tersebut akan
dijabarkan dalam bentuk pemetaan untuk menunjukan makna yang menyatakan bahwa dasar semantis yang digunakan untuk menganalisis pemetaan berguna untuk menunjukan makna dari
metaforanya. Dalam hal ini, verdasarkan pendapat Siregar 2013:55 yang menyatakan bahwa dasar semantis yang digunakan untuk menganalisis pemetaan itu mengacu pada skema-citra,
yakni tingkat struktur kognitif yang mendasari metafora dan menghubungkan pengalaman tubuh ranah kognitif yang lebih tinggi seperti bahasa.
4.2 Kategorisasi Metafora Penyakit dalam Bahasa Indonesia