pada kemiripan maknanya, sebuah kata dipakai dalam berbagai macam konteks dan dirujuk pada berbagai macam ciri, kata itu biasanya bersifat lebih abstrak daripada konkret.”
Terkadang untuk menandai sebuah kalimat bermakna metafora, tidaklah harus menyelipkan kata penyakit atau padananya dalam sebuah kalimat. Namun dapat juga dipahami
dari segi maknanya yang menyatakan ekspresi penyakit. Dalam memahami maksud yang terkandung dari tiap kategori, dilakukan pemetaan metafora penyakit dalam bahasa Indonesia
antara ranah sumber dan ranah sasaran.
4.3.1 Skema SUMBER-JALUR-TUJUAN
Skema SUMER-JALUR-TUJUAN menjelaskan pemetaan PENYAKIT sebagai PERJALANAN. Untuk dapat memahami metafora PENYAKIT sebagai PERJALANAN, berikut
ini disajikan dalam ekspresi PENYAKIT secara metaforis yang mengungkapkan konsep PERJALANAN dalam bahasa Indonesia.
38 Kami berterima kasih karena banyak tip dan resep – resep untuk mengatasi perjalanan penyakit kanker payudara. Nirmala, 2006 hlm.21.
39 Akibatnya, berbagai penyakit tidak berhenti menggerogoti organ – organ tubuh saya. Nirmala, 2006 hlm.58.
40 Menarik pelajaran jalur dari penyakit saya, sungguh rokok dan minuman keras bisa merusak tubuh. Nirmala, 2006 hlm.61.
Beberapa contoh di atas menunjukkan bahwa konsep PENYAKIT mempunyai kolerasi dengan konsep PERJALANAN. PENYAKIT dikategorikan sebagai ranah sasaran dan
PERJALANAN sebagai ranah sumber. Hal tersebut dapat dijabarkan pada pemetaan berikut ini. Tabel 3.3 Model Pemetaan Konseptual
PENYAKIT sebagai PERJALAN RANAH SUMBER
RANAH SASARAN
PERJALANAN PENYAKIT
Pejalan Orang yang sakit
Tujuan perjalanan Solusicara penyembuhan
Tempat perjalanan Tubuh pengalam
Jarak yang ditempuh Kemajuanperkembangan penyakit
Rintangan Kendalasemakin parah
Pada pemetaan di atas, telah ditunjukkan adanya ciri semantis yang dipetakan antara ranah sasaran dengan ranah sumber. Konsep PENYAKIT dapat dipahami dari konsep
PERJALANAN dengan melihat ciri semantis pada pemetaan.
4.3.2 Skema DAYA
Skema DAYA dilakukan untuk memetakan kedua kategori metafora, yaitu PENYAKIT sebagai DAYA ALAMI, dan PENYAKIT sebagai DAYA FISIK. Berdasarkan uraian yang telah
dijabarkan sebelumnya, metafora DAYA memiliki dua subkategori semantis, yaitu PENYAKIT sebagai DAYA ALAMI, dan PENYAKIT sebagai DAYA FISIK.
PENYAKIT sebagai DAYA merupakan upaya menjaga agar penyakit berada dalam kendali. Penyakit yang dapat dikendali berarti dapat mengendalikan daya. Pada bagian metafora
ini, skema daya dan daya tanding dapat saling berinteraksi. Adapun penyakit sebagai daya berusaha supaya pengalam dapat memberikan dayanya, tetapi pengalam bertahan di bawah
kendali. Adapun yang menjadi pesoalan yang terjadi adalah suatu upaya dalam pengendalian penyakit.
Pemetaan subkategori PENYAKIT sebagai DAYA ALAMI Pemetaan subkategori PENYAKIT sebagai DAYA ALAMI merupakan keadaan pengalam
yang terbawa oleh keadaan sakit yang dideritanya. Konsep penyakit dapat dipahami daari konsep
daya alami mis. terguncang, menerpa, tenggelam. Hal tersebut dapat dipahami dari ekspresi metafora berikut.
41 Teman – teman Ibu Ati selalu mengatakan bahwa hidupnya terguncang penyakit maag. Analisa,September 2014 hlm.28.
42 Penderita hepatitis B mungkin tidak mengetahui dirinya terinfeksi dan dapat menularkan penyakit yang dapat menerpa bayi tanpa menyadarinya. Parents Indonesia, 2014 hlm.41.
43 Namun, 2-10 persen dari anak – anak tenggelam dalam penyakit gastroesophageal reflux GERD, yakni makanan atau asam yang...Parents Indonesia, 2014 hlm.53.
Berikut dijabarkan pemetaan dari subbkategori metafora PENYAKIT sebagai DAYA ALAMI.
Tabel 3.4 Model Pemetaan Konseptual PENYAKIT sebagai DAYA ALAMI
RANAH SUMBER DAYA ALAMI
RANAH SASARAN PENYAKIT
Ruang alami Tubuh pengalam
Daya alami Penyakit
Penyebab daya alami Penyebab penyakit
Kekuatan daya alami Kekuatan penyakit
Dalam pemetaan di atas, mununjukkan adanya ciri semantis yang dipetakan antara ranah sasaran dengan ranah sumber. Konsep PENYAKIT dapat dipahami dari konsep DAYA ALAMI
dengan memperhatikan adanya kesesuaian ciri semantis pada pemetaan. Pemetaan subkategori PENYAKIT sebagai DAYA FISIK
Berikut ini ekspresi bahasa yang bersumber dari PENYAKIT sebagai DAYA FISIK. 44 [...] percaya diri dan serasa pelatihan ini telah mengangkat penyakit saya, sehingga saya
sembuh. Nirmala 2006 hlm.61.
45 Makanan yang dapat membangkitkan penyakit gula tinggi juga sebaiknya dihindari karena menyebabkan [...]. Nirmala 2006 hlm.63.
Menurut Rull dalam Siregar 2013:90, diri umumnya dianggap sebagai suatu ruang atau wadah tempat peristiwa internal seperti pikiran, kepercayaan, emosi, dan lain-lain dibangkitkan.
Dalam hal ini, peristiwa eksternal yang mempengaruhi pengalam merupakan daya eksternal. Kata ‘mengangkat’ pada 44, kata ‘membangkitkan’ pada 45 menjelaskan tingkat daya fisik
yang berkorespondensi dengan intensitas penyakit. Adapun bukti konsep “penyakit” dipahami dari konsep “daya fisik” terlihat pada
kesepadanan ciri-ciri semantis antara ranah sumber dan ranah sasaran. Pemetaan konseptual PENYAKIT sebagai DAYA FISIK adalah sebagai berikut.
Tabel 3.5 Model Pemetaan Konseptual PENYAKIT sebagai DAYA FISIK
RANAH SUMBER DAYA FISIK
RANAH SASARAN PENYAKIT
Ruang fisik Tubuh pengalam
Daya fisik Penyakit
Kekuatan daya fisik Kekuatan penyakit
Tingkat pengaruh daya fisik Tingkatukuran penyakit
Penyebab daya fisik Penyebab penyakit
4.3.3 Skema WADAH