Bentuk Sediaan Obat TINJAUAN PUSTAKA

21 pertumbuhan bakteri yang menjadi penyebab infeksi berdasarkan hasil pemeriksaan mikrobiologi. Lama pemberian antibiotik definitif berdasarkan pada efikasi klinis untuk penghambatan pertumbuhan bakteri sesuai dengan diagnosis awal yang telah dikonfirmasikan. Selanjutnya harus dilakukan evaluasi berdasarkan data mikrobiologis dan kondisi klinis pasien. Pemberian antibiotik secara oral unuk terapi definitif menjadi pilihan pertama untuk terapi infeksi ringan. Pemberian antibiotik secara parenteral dapat dipertimbangkan pada infeksi sedang sampai berat KemenKes RI, 2011. Berikut ini berbagai faktor yang perlu diperhatikan untuk menunjang tercapainya sasaran penggunaan antibiotik Wattimena dkk, 1991: a. Aktifitas antibiotik. b. Efektifitas dan efisiensi proses farmakokinetik. c. Toksisitas antibiotik. d. Reaksi karena modifikasi flora alamiah tuan rumah. e. Penggunaan kombinasi antibiotik. f. Pola penanganan infeksi.

2.6 Bentuk Sediaan Obat

Bentuk sediaan obat adalah bentuk sediaan farmasi yang mengandung zatbahan berkhasiat, bahan tambahan dengan dosis serta volume dan bentuk sediaan tertentu, langsung dapat digunakan untuk terapi. Bentuk sediaan obat adalah sebagai berikut Joenoes, 2001: Universitas Sumatera Utara 22 a. Obat bentuk sediaan cair Obat bentuk sediaan cair dapat diberikan untuk obat luar, obat suntik, obat minum dan obat tetes, seperti larutan, suspensi, emulsi, sirup dan injeksi Joenoes, 2001. b. Obat bentuk sediaan setengah padat Obat bentuk sediaan setengah padat pada umumnya hanya digunakan sebagai obat luar, dioleskan pada kulit untuk keperluan terapi atau berfungsi sebagai pelindung seperti salep, krim ddan pasta Joenoes, 2001. c. Obat bentuk sediaan padat Obat bentuk sediaan padat merupakan sediaan yang mengandung dosis tertentu dari satu atau beberapa komponen obat seperti tablet, kapsul, pulvis pulveres atau puyer dan pil Joenoes, 2001. Pada umumnya anak-anak lebih menyukai obat dalam bentuk sediaan sirup yang lebih mudah ditelan dibandingkan dengan sediaan padat lainnya secara oral serta rasa dan bau yang tidak enak dapat ditutupi dengan korigensia serta dosis obat mudah diatur Jas, 2007. Universitas Sumatera Utara 1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Antibiotik digunakan dalam terapi penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Sebelum terapi dengan antibiotik dimulai sangat penting untuk dipastikan apakah infeksi benar-benar ada. Bukti infeksi dapat berupa seperti demam, leukositosis, inflamasi ditempat infeksi, produksi infiltrate dari tempat infeksi, maupun hasil kultur Depkes RI, 2005. Pemakaian antibiotik yang tidak tepat dapat berakibat timbulnya resistensi antibiotik, meningkatkan toksisitas, meningkatnya efek samping antibiotik tersebut, dan biaya pengobatan yang meningkat Kakkilaya, 2008. Penggunaan obat yang tidak tepat, tidak efektif, tidak aman dan juga tidak ekonomis saat ini telah menjadi masalah dalam pelayanan kesehatan misalnya di Rumah Sakit, Puskesmas, praktek pribadi, maupun masyarakat luas Depkes RI, 2000. Penggunaan antibiotik secara rasional dilakukan dengan cara monitoring dan evaluasi penggunaan antibiotik di rumah sakit ataupun di pusat-pusat kesehatan masyarakat secara sistemis dan teratur, dan melakukan intervensi untuk mengoptimalkan penggunaan antibiotik Wilianti, 2009. Peresepan antibiotik banyak diresepkan untuk mengatasi infeksi saluran pernapasan Depkes RI, 2005. ISPA merupakan penyakit infeksi akut yang menyerang saluran pernapasan bagian atas dan bagian bawah, dengan gejala Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Tindakan Perawat Dalam Pencegahan Infeksi Saluran Kemit Pada Pasien Yang Terpasang Kateter Di Ruang Rindu A4 RSUP H. Adam Malik Medan

5 59 60

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN ANAK TERDIAGNOSA INFEKSI SALURAN PERNAPASAN ATAS AKUT Evaluasi Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Anak Terdiagnosa Infeksi Saluran Pernapasan Atas Akut (ISPAA) Di Puskesmas Kecamatan Kunduran Kabupaten Blora Tahu

2 13 15

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN ANAK TERDIAGNOSA INFEKSI SALURAN PERNAPASAN Evaluasi Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Anak Terdiagnosa Infeksi Saluran Pernapasan Atas Akut (ISPAA) Di Puskesmas Kecamatan Kunduran Kabupaten Blora Tahun 2013.

0 3 11

PENDAHULUAN Evaluasi Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Anak Terdiagnosa Infeksi Saluran Pernapasan Atas Akut (ISPAA) Di Puskesmas Kecamatan Kunduran Kabupaten Blora Tahun 2013.

0 5 9

Profil Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Anak Dengan Gangguan Saluran Pernapasan di Puskesmas Sukajaya Kota Sabang Tahun 2015

0 0 13

Profil Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Anak Dengan Gangguan Saluran Pernapasan di Puskesmas Sukajaya Kota Sabang Tahun 2015

0 0 2

Profil Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Anak Dengan Gangguan Saluran Pernapasan di Puskesmas Sukajaya Kota Sabang Tahun 2015

0 0 6

Profil Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Anak Dengan Gangguan Saluran Pernapasan di Puskesmas Sukajaya Kota Sabang Tahun 2015

0 1 16

Profil Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Anak Dengan Gangguan Saluran Pernapasan di Puskesmas Sukajaya Kota Sabang Tahun 2015

0 0 3

Profil Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Anak Dengan Gangguan Saluran Pernapasan di Puskesmas Sukajaya Kota Sabang Tahun 2015

0 0 11