30 berjenis kelamin laki-laki, dikarenakan diameter saluran pernapasan anak laki-laki
lebih kecil daripada anak perempuan Depkes, RI., 2012.
4.2 Distribusi Penggunaan Antibiotik Berdasarkan Golongan
Data hasil penelitian yang dilakukan terhadap profil penggunaan antibiotik pada pasien anak dengan gangguan saluran pernapasan di puskesmas Sukajaya
kota Sabang tahun 2015, dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3 Distribusi penggunaan
antibiotik berdasarkan golongan
Golongan Antibiotik Jenis Antibiotik
Jumlah Resep
Persentase Penisilin
Amoksisilin 61
67,77 Sulfonamida
Kotrimoksazol 22
24,44 Makrolida
Eritromisin 4
4,44 Sefalosporin
Sefadroksil 3
3,33 Jumlah
90 100
Dari Tabel 4.3 dapat dilihat, golongan antibiotik yang paling banyak
digunakan adalah antibiotik golongan penisilin yaitu amoksisilin 65,55, diikuti oleh golongan sulfonamida kombinasi sulfametoksazol kombinasi trimetoprim
yaitu kotrimoksazol 24,44, golongan makrolida yaitu eritromisin 4,44, dan golongan sefalosporin yaitu sefadroxil 3,33. Hal ini sudah sesuai karena
antibiotik empiris yang direkomendasikan untuk gangguan saluran pernapasan adalah amoksisilin atau kotrimoksazol Mandall, et al., 2008.
Amoksisilin merupakan turunan penisilin menjadi terapi lini pertama pada gangguan saluran pernapasan. Tetapi jika pasien sudah sering mengalami
gangguan pernapasan yang berakibat terjadinya infeksi saluran pernapasan, maka terapi dengan antibiotik golongan makrolida yaitu eritromisin memang diperlukan
untuk menghindari resistensi terhadap amoksisilin atau golongan betalaktam
Universitas Sumatera Utara
31 lainnya. Eritromisin merupakan antibiotik alternatif yang sering digunakan untuk
terapi infeksi saluran pernapasan Depkes RI, 2005.
4.3 Penggunaan Antibiotik Berdasarkan Bentuk Sediaan
Data hasil penelitian yang dilakukan terhadap profil penggunaan antibiotik pada pasien anak dengan gangguan saluran pernapasan di puskesmas Sukajaya
kota Sabang tahun 2015 berdasarkan bentuk sediaan dapat dilihat pada Tabel 4.4
Tabel 4.4 Distribusi penggunaan
antibiotik berdasarkan
bentuk sediaan Bentuk Sediaan
Jumlah Resep Persentase
Sirup 54
60 Tablet
23 25,56
Kapsul 13
14,44 Jumlah
90 100
Dari Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa bentuk sediaan antibiotik yang paling banyak diresepkan pada pasien anak dengan gangguan saluran pernapasan di
puskesmas Sukajaya kota Sabang tahun 2015 adalah antibiotik dalam bentuk sediaan sirup sebanyak 54 resep 60, antibiotik dalam bentuk sediaan tablet 35
resep 25,56, dan antibiotik dalam bentuk sediaan kapsul 13 resep 14,44. Hal ini dikarenakan pada umumnya anak-anak lebih menyukai obat dalam bentuk
sediaan sirup yang lebih mudah ditelan dibandingkan dengan sediaan padat lainnya secara oral dikarenakan rasa dan bau yang tidak enak dapat ditutupi
dengan korigensia serta dosis obat mudah diatur Jas, 2007.
Universitas Sumatera Utara
32
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan penelitian ini adalah: a.
penggunaan antibiotik paling banyak pada usia anak 2-12 tahun 61,11, berdasarkan jenis kelamin yang paling banyak pada anak laki-laki 63,33.
b. golongan antibiotik yang paling sering digunakan pada pasien anak dengan
gangguan saluran pernapasan di Puskesmas Sukajaya Kota Sabang tahun 2015 adalah golongan penisilin yaitu amoksisilin 67,77.
c. bentuk sediaan yang paling banyak diresepkan adalah bentuk sediaan sirup
60.
5.2 Saran
Untuk peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian terhadap profil penggunaan antibiotik dengan gangguan saluran pernapasan di
pelayanan kesehatan lainnya agar dapat dijadikan perbandingan dan gambaran penggunaan antibiotik di pelayanan kesehatan lainnya.
.
Universitas Sumatera Utara