sekresi insulin ini umumnya progresif, jika tidak diobati akan meyebabkan toksisitas glukosa dan toksisitas lemak. Dalam keadaan ini, sel ß pankreas
akan mengalami penurunan. Pada penderita akan ditemukan kadar glukosa dalam plasma darah akan meningkat setelah makan dikarenakan oleh
resistensi insulin dan penurunan sekresi pada fase awal, sehingga dalam waktu yang lama akan menyebabkan peningkatan kadar glukosa yang
permanen.
2.3.3 Diagnosis
Diagnosis menurut ADA1997, diagnosis dengan pemeriksaan Fasting Plasma GlucoseFPG
≥7,0 mmolL 126mgdL, sedangkan WHO2006, diagnosis dengan Oral Glucose Tolerance TestOGTT 2 jam setelah makan
dengan plasma glukosa ≥11,1 mmolL 200mgdL Olokoba et al, 2012.
2.4 Urinalisis
2.4.1 Pengertian Urin
Urin adalah suatu larutan yang terdiri dari urea dan komponen kimia anorganik lain. Urin normalnya mengandung 95 air dan 5 pelarut, tetapi
kandungannya bisa dipengaruhi oleh makanan yang dikonsumsi, aktivitas fisik, metabolisme tubuh, fungsi endokrin dan bahkan posisi tubuh Strasinger dan
Lorenzo, 2008. Urea merupakan suatu zat sisa yang dihasilkan di hepar dari perombakan
protein dan asam amino. Hampir setengah dari urea akan dikeluarkan melalui urin Strasinger dan Lorenzo, 2008.
Adapun kandungan urin yang lain menurut Strasinger dan Lorenzo2008, yaitu:
Organik a. Urea
b. Kreatinin
Universitas Sumatera Utara
c. Asam urat d. Asam hipurat dan lain-lain
Anorganik a. Sodium chloride NaCl
b. Kalium K
+
c. Sulfat SO
4 2-
d. Fosfat PO
4 3-
e. Ammonium NH
4 +
f. Magnesium Mg
2+
g. Kalsium Ca
2+
2.4.2 Macam-Macam Pengambilan Spesimen
Macam-macam pengambilan spesimen menurut Strasinger dan Lorenzo 2008 dibagi menjadi:
1. Urin sewaktu Merupakan spesimen urin yang paling umum dan paling mudah
didapat, karena dapat diperoleh kapan saja.
2. Urin Pagi Urin ini merupakan urin yang paling ideal sebagai spesimen uji
tapis. Cara pengambilan urin ini juga dapat mencegah false- negative pada tes kehamilan.
Kelebihan urin pagi 8-hour specimen dibanding urin sewaktu, yaitu urin pagi ini akan terhindar dari pelarut yang akan
mengganggu pemeriksaan didalam spesimen urin sewaktu. Pengambilan urin dilakukan pada saat bangun pagi dan dibawa ke
laboratorium dalam waktu 2 jam.
Universitas Sumatera Utara
3. Fasting specimen Pada pengambilan spesimen ini, pasien tidak diperbolehkan untuk
mengonsumsi makanan apapun saat dimulainya periode puasa. Yang diharapkan dalam pemeriksaan ini adalah tidak ditemukan
adanya hasil metabolik yang merupakan hasil metabolisme makanan.
4. Urin 2-Jam Postprandial Urin 2-Jam Postprandial merupakan urin yang diperoleh pertama
kali 2 jam setelah pasien mengonsumsi makanan. Urin ini digunakan untuk memeriksa glukosa, dan hasil dari pemeriksaan
dapat digunakan untuk mengamati efek terapi pasien diabetes mellitus yang diberi terapi insulin.
5. Glukosa Toleransi TestGTT Pada pengambilan spesimen ini, pasien harus melakukan puasa
terlebih dahulu, kemudian akan diberi glukosa secara oral. Pemeriksaan kadar glukosa di urin dilakukan setelah ½ jam, 1 jam ,
2 jam, 3 jam, dan bahkan 4 jam, 5 jam, dan 6 jam.
6. Urin 24-jam Urin ini digunakan untuk pemeriksaan konsentrasi substansi yang
akan berubah dalam variasi harian dan dengan aktivitas sehari-hari, seperti: olahraga, makanan dan metabolime tubuh.
7. Urin Midstream Urin midstream dilakukan untuk pemeriksaan kultur bakteri,
karena sedikit terkontaminasi oleh sel epitel. Pasien diinstruksikan untuk tidak mengonsumsi antibiotik apapun sebelum pemeriksaan
dilakukan.
Universitas Sumatera Utara
8. Aspirasi Suprapubik Pengambilan urin dengan cara menusukkan jarum suntik kebagian
suprapubik abdomen untuk memeriksa kultur bakteri.
9. Spesimen Prostatitis Mirip dengan cara pengambilan urin midstream hanya saja
ditambah dengan pengambilan three-glass collection.
10. Spesimen Pediatrik Pemeriksaan ini harus dilakukan dengan hati-hati, yaitu dengan
cara menggunakan kantong plastik yang hipoalergenik yang disambungkan kealat kelamin anak.
11. Drug Specimen Collection Pemeriksaan ini bertujuan untuk memeriksa kandungan obat dalam
urin.
2.5 Berat Jenis Urin