Analisis Regresi Berganda Pengujian Hipotesis .1 Uji Signifikansi Parsial Uji-t

71 Hasil perhitungan nilai tolerance menunjukkan variabel independen memiliki nilai tolerance lebih dari 0,10 yaitu 0,861, 0,834, 0,945 yang berarti tidak terjadi korelasi antar variabel independen. Hasil perhitungan VIF juga menunjukkan hal yang sama dimana variabel independen memiliki nilai VIF kurang dari 10 yaitu 1,162, 1,199, 1,058. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi tidak terjadi multikolinearitas antar variabel independen.

4.2.3 Analisis Regresi Berganda

Hasil analisis regresi berganda pengaruh Corporate Governance CG, ukuran perusahaan, dan dewan komisaris terhadap manajemen laba pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ditunjukkan pada tabel 4.6 berikut : Tabel 4.6 Hasil Analisis Regresi Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 Constant -,219 ,627 -,349 ,729 CG ,084 ,046 ,286 1,835 ,074 UkuranPerusahaan -,002 ,024 -,016 -,099 ,922 DewanKomisaris -,491 ,254 -,289 -1,939 ,059 a. Dependent Variable: DA Sumber: Data sekunder diolah Universitas Sumatera Utara 72 Analisis regresi berganda digunakan untuk menguji pengaruh dua atau lebih variabel independen terhadap satu variabel dependen. Persamaan regresi dapat dilihat dari tabel hasil uji coefficients. Pada tabel coefficients yang dibaca adalah nilai dalam kolom B, baris pertama menunjukkan konstanta a dan baris selanjutnya menunjukkan konstanta variabel independen. Berdasarkan tabel 4.6 di atas maka model regresi yang digunakan adalah sebagai berikut; DA = -0.219 + 0.084 CG - 0.002 UkuranPerusahaan – 0.491 DewanKomisaris Dari persamaan regresi tersebut diatas maka dapat dianalisis sebagai berikut: a Konstanta sebesar -0.219 menyatakan bahwa jika nilai CG, Ukuran, dan Dewan adalah nol maka DA yang terjadi adalah sebesar -0.219. b Koefisien regresi CG sebesar 0.084 menyatakan bahwa setiap penambahan CG sebesar 1 maka akan meningkatkan DA sebesar 8.4. c Koefisien regresi UkuranPerusahaan sebesar -0.002 menyatakan bahwa setiap penambahan Ukuran sebesar 1 maka akan menurunkan DA sebesar 0.2. d Koefisien regresi Dewan sebesar -0.491 menyatakan bahwa setiap penambahan Dewan sebesar 1 maka akan menurunkan DA sebesar 49.1. 4.2.4 Pengujian Hipotesis 4.2.4.1 Uji Signifikansi Parsial Uji-t Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah setiap variabel bebas secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat. Dengan menggunakan tingkat signifikan α Universitas Sumatera Utara 73 5, jika nilai sig. 0,05 artinya tidak ada pengaruh yang signifikan variabel bebas terhadap variabel terikat. Sebaliknya jika sig. 0,05 artinya ada pengaruh yang signifikan antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Nilai thitung juga dapat dibandingkan dengan nilai t- tabel. Dimana jika t-hitung t- tabel pada α = 5 artinya tidak ada pengaruh yang signifikan variabel bebas terhadap variabel terikat. Sebaliknya jika t-hitung t- tabel pada α = 5 artinya ada pengaruh yang signifikan antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Hasil uji t dapat dilihat pada tabel 4.7 sebagai berikut : Tabel 4.7 Uji Signifikansi Parsial Uji-t Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant -,219 ,627 -,349 ,729 CG ,084 ,046 ,286 1,835 ,074 UkuranPerusahaan -,002 ,024 -,016 -,099 ,922 DewanKomisaris -,491 ,254 -,289 -1,939 ,059 a. Dependent Variable: DA Sumber: Data sekunder diolah a Nilai T tabel diperoleh dengan menggunakan Microsoft Excel dengan rumus TINV 0.05,41 yaitu 2.019541 Universitas Sumatera Utara 74 b T hitung variabel CG yang diperoleh sebesar 1.835. Nilai T hitung T tabel 1.835 2.019541 artinya H1 ditolak.kesimpulan ini diperkuat dengan nilai signifikansi 0.074 0.05 yang berarti pengungkapan CG tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap manjemen laba DA. c T hitung variabel UkuranPerusahaan yang diperoleh sebesar -0.099. Nilai T hitung T tabel -0.099 2.019541 artinya H2 ditolak.kesimpulan ini diperkuat dengan nilai signifikansi 0.922 0.05 yang berarti UkuranPerusahaan tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap manjemen laba DA. d T hitung variabel DewanKomisaris yang diperoleh sebesar - 1.939. Nilai T hitung T tabel -1.939 2.019541 artinya H3 ditolak.kesimpulan ini diperkuat dengan nilai signifikansi 0.059 0.05 yang berarti DewanKomisaris tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap manjemen laba DA.

4.2.4.2 Uji Signifikansi Simultan Uji F

Uji F dilakukan untuk melihat pengaruh variabel independen CG, UkuranPerusahaan, dan DewanKomisaris secara simultan bersama – sama terhadap variabel dependen DA. Hasil uji F ditunjukkan pada tabel 4.8 sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara 75 Tabel 4.8 Hasil Uji F ANOVA a Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression ,237 3 ,079 2,241 ,098 b Residual 1,447 41 ,035 Total 1,684 44 a. Dependent Variable: DA b. Predictors: Constant, DewanKomisaris, CG, UkuranPerusahaan Sumber: Data sekunder diolah Kriteria pengambilan keputusan: Ho diterima jika F hitung F tabel untuk a =5 atau probalilitas 0.05. H5 diterima jika F hitung F tabel untuk a= 5 atau probabalitas 0.05. Dari Hasil uji F pada tabel 4.10 di atas maka diperoleh analisis sebagai berikut: a Nilai F tabel diperoleh dengan menggunakan Microsoft Excel dengan rumus FINV 0.05,3,41 yaitu 2.832747. b F hitung yang diperoleh sebesar 2.241. Nilai F hitung F tabel 2.241 2.832747 artinya H4 ditolak yakni Corporate Governace X1, Ukuran Perusahaan X2, dan Dewan komisaris X3 secara simultan tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap manajemen laba Y. Universitas Sumatera Utara 76 c Kesimpulan ini diperkuat dengan melihat nilai signifikansi 0.098 0.05 yang menunjukkan bahwa pengungkapan Corporate Governace X1, Ukuran Perusahaan X2, dan Dewan komisaris X3 secara simultan tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap manajemen laba Y.

4.2.4.3 Koefisien Determinasi R2

Koefisien determinasi R2 digunakan untuk melihat sejauhmana keseluruhan variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen. Apabila angka koefisien determinasi semakin mendekati 1, maka pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen adalah semakin kuat, yang berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Sedangkan nilai koefisien determinasi yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen adalah terbatas Ghozali, 2006: 48. Besarnya nilai koefisien determinasi dapat dijelaskan pada tabel 4.9 sebagai berikut : Tabel 4.9 Hasil Koefisien Determinasi Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 ,375 a ,141 ,078 ,18787 a. Predictors: Constant, DewanKomisaris, CG, UkuranPerusahaan Universitas Sumatera Utara 77 Sumber: Data sekunder diolah Tabel 4.9 diatas menunjukkan nilai koefisien korelasi R dan koefisien determinasi R square. Nilai R menunjukkan tingkat hubungan antar variabel-variabel independen dengan variabel dependen. Dari hasil olahan data diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0.375 atau sama dengan 37.5 artinya hubungan antara variabel CG,Ukuran dan Dewan terhadap variabel DA tidak kuat. Definisi korelasi ini tidak kuat didasarkan pada nilai R yang berada di bawah 0.5 atau 50. Koefisien determinasi R square R2 menunjukkan seberapa besar variabel independen menjelaskan variabel dependennya. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai R2 sebesar 0.141 atau 14.1 yang berarti kemampuan variabel independen dalam menerangkan variasi variabel dependen sangat terbatas. Pada tabel diatas juga ditunjukkan nilai Adjusted R Square. Dari hasil perhitungan, nilai adjusted R square sebesar 0.078 atau 7.8. Artinya 7.8 variabel DA dipengaruhi oleh ketiga variabel bebas yaitu CG, Ukuran dan Dewan. Sedangkan sisanya 92.2 dipengaruhi oleh faktor-faktor lain diluar model. Universitas Sumatera Utara 78

4.3 Interpretasi Hasil

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pengungkapan Corporate Governance, Ukuran Perusahaan, dan Dewan Komisaris Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Pertambangan dan Perkebunan yang Terdaftar di BEI Tahun 2010 – 2012

2 38 113

Pengaruh Karakteristik Spesifik Perusahaan Terhadap Tingkat Pengungkapan Laporan Keuangan Perusahaan Real Estate Dan Properti Di Bursa Efek Indonesia

0 30 88

Pengaruh Ukuran Dewan Komisaris, Proporsi Komisaris Independen dan Kepemilikan Institusional terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) Pada Perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

3 42 90

Analisis Pengaruh Mekanismecorporate Governance, Ukuran Perusahaan, Dan Dewan Komisaris Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di BEI Pada Tahun 2012-2014

0 6 87

Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 2 71

Pengaruh Ukuran Dewan Komisaris, Proporsi Komisaris Independen dan Kepemilikan Institusional terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) Pada Perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 4 90

Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 12

Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 5

Pengaruh Pengungkapan Corporate Governance, Ukuran Perusahaan, dan Dewan Komisaris Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Pertambangan dan Perkebunan yang Terdaftar di BEI Tahun 2010 – 2012

0 0 12