29
kepentingan. Dalam pedoman tersebut Komite Nasional Kebijakan Governance KNKG 2006: 58 memaparkan azas-azas GCG sebagai berikut :
1 Transparansi Transparency
Untuk menjaga obyektivitas dalam menjalankan bisnis, perusahaan harus menyediakan informasi yang material dan relevan dengan cara yang
mudah diakses dan dipahami oleh pemangku kepentingan. Perusahaan harus mengambil inisiatif untuk mengungkapkan tidak hanya masalah
yang disyaratkan oleh peraturan perundang-undangan, tetapi juga hal yang penting untuk pengambilan keputusan oleh pemegang saham,
kreditur dan pemangku kepentingan lainnya.
2 Akuntabilitas Accountability
Harus dapat mempertanggungjawabkan kinerjanya secara transparan dan wajar. Untuk itu perusahaan harus dikelola secara benar, terukur dan
sesuai dengan kepentingan perusahaan dengan tetap memperhitungkan kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan lain.
Akuntabilitas merupakan prasyarat yang diperlukan untuk mencapai kinerja yang berkesinambungan.
3 Responsibilitas Responsibility
Perusahaan harus mematuhi peraturan perundang-undangan serta melaksanakan tanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan
sehingga dapat terpelihara kesinambungan usaha dalam jangka panjang dan mendapat pengakuan sebagai good corporate citizen.
4 Independensi Independency
Untuk melancarkan pelaksanaan asas GCG, perusahaan harus dikelola secara independen sehingga masing-masing organ perusahaan tidak saling
mendominasi dan tidak dapat diintervensi oleh pihak lain.
5 Kewajaran dan Kesetaraan Fairness
Perusahaan harus senantiasa memperhatikan kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya berdasarkan asas kewajaran
dan kesetaraan.
2.1.4 Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan adalah skala dimana dapat digolongkan besar kecilnya perusahaan menurut berbagai cara. Besar ukuran perusahaan dapat
dinyatakan dalam total aktiva, penjualan dan kapitalisasi pasar. Semakin besar total aktiva, penjualan dan kapitalisasi pasar maka semakin besar pula
Universitas Sumatera Utara
30
ukuran perusahaan itu, ketiga variabel tersebut digunakan untuk menentukan ukuran perusahaan karena dapat mewakili seberapa besar perusahaan tersebut
Sudarmadji dan Sularto, 2007: 56. Pada dasarnya ukuran perusahaan hanya terbagi dalam 3 kategori
yaitu perusahaan besar large firm, perusahaan menengah medium-size dan perusahaan kecil small firm Suwito dan Herawati, 2005: 138. Ukuran
suatu perusahaan diukur dari natural logaritma nilai pasar saham akhir tahun Siregar dan Utama, 2005: 459
Cheung et al. dalam Cresthyna 2012: 22 memiliki hipotesis jika perusahaan besar lebih transparan daripada perusahaan kecil. Alasannya ialah
perusahaan besar memiliki basis investor yang lebih luas daripada perusahaan kecil. Perusahaan besar memiliki lebih banyak sumberdaya untuk
menyediakan pengungkapan yang lebih baik daripada perusahaan kecil. Hipotesis tersebut menyatakan perusahaan besar memiliki kecenderungan
untuk mengungkapkan lebih banyak informasi dan memiliki transparansi yang lebih.
Investor bisa mengambil keputusan lebih tepat bila dibandingkan dengan pengambilan keputusan tanpa informasi. Sehingga perusahaan yang
berskala besar mempunyai tingkat earnings management yang lebih rendah daripada perusahaan berskala kecil. Sedangkan perusahaan berskala kecil
penyebaran informasi mengenai informasinya belum begitu banyak. Karena
Universitas Sumatera Utara
31
untuk mendapatkan informasi ini dengan biaya maka perusahaan berskala kecil mempunyai tingkat earnings management yang lebih tinggi.
2.1.5 Dewan Komisaris
Dewan komisaris sebagai organ perusahaan bertugas dan bertanggung jawab secara kolektif untuk melakukan pengawasan dan memberikan nasihat
kepada direksi serta memastikan bahwa perusahaan melaksanakan good corporate governance. Namun, dewan komisaris tidak boleh turut serta dalam
mengambil keputusan operasional. Kedudukan masing-masing anggota dewan komisaris termasuk komisaris Utama adalah setara.
Menurut KNKG 2006: 13, agar pelaksanaan tugas dewan komisaris dapat berjalan secara efektif, perlu dipenuhi prinsip-prinsip berikut:
a. Komposisi dewan komisaris harus memungkinkan pengambilan
keputusan secara efektif, tepat dan cepat, serta dapat bertindak independen.
b. Anggota dewan komisaris harus profesional, yaitu berintegritas dan
memiliki kemampuan sehingga dapat menjalankan fungsinya dengan baik termasuk memastikan bahwa direksi telah memperhatikan
kepentingan semua pemangku kepentingan.
c. Fungsi pengawasan dan pemberian nasihat dewan komisaris
mencakup tindakan pencegahan, perbaikan, sampai kepada
pemberhentian sementara Jumlah dari dewan komisaris dapat disesuaikan dengan keadaan
perusahaan. Dewan komisaris dapat terdiri dari komisaris yang tidak berasal dari pihak terafiliasi yang dikenal sebagai komisaris independen dan
komisaris yang terafiliasi. Pihak yang terafiliasi adalah pihak yang mempunyai hubungan bisnis dan kekeluargaan dengan pemegang saham
Universitas Sumatera Utara
32
pengendali, anggota direksi dan dewan komisaris lain, serta dengan perusahaan.
Dewan komisaris merupakan kunci perusahaan yang memiliki pengaruh penting terhadap pengelolaan perusahaan. Dewan komisaris
bertugas mengawasi para bawahannya seperti direksi, direktur dan para manajer dalam mengurus dan mengelola perusahaan. Untuk itu, dibutuhkan
remunerasi yang sesuai dan memadai bagi dewan komisaris agar fungsi dari dewan komisaris dapat berjalan secara efektif.
2.2 Penelitian Terdahulu