40
3.3 Lingkungan Tempat tinggal
Masyarakat Jepang modern tidak lagi menganut Sistem Ie didalam kehidupan berkeluarga. Sistem Ie diganti dengan sistem keluarga yang lebih menekankan pada
kebebasan individu dalam keluarga tersebut. Baik sebagai anggota keluarga maupun sebagai pribadi yang memiliki hak –hak sendiri Ochiai, 1994 : 61. Sistem keluarga
modern ini dikenal dengan Kaku Kazoku atau keluarga inti yang mengikuti sistem
keluarga barat.Mulai dari tahun 1960-an, lebih dari separuh 56 populasi penduduk
Jepang tinggal di daerah kota dan sekitarnya Ochiai, 1994 : 35 dimana rata – rata penduduk perkotaan membentuk keluarga dengan sistem kaku kazoku. Dimana
didalam setiap keluarga kaku kazoku, rata – rata terdiri dari suami, istri dan seorang anak Ochiai, 1994 : 144. Berbanding terbalik dengan sistem Ie yang biasanya terdiri
dari lebih dua generasi. Kaku kazoku tidak memiliki sistem mengikat seperti di dalam Keluarga Ie
yang erat dengan aturan dan adanya keterikatan yang kuat akan pengabdian kepada keluarga luas. Keleluasan ini sering menyebabkan ikatan kekeluargaan menjadi
rentan bahkan pecah. Rata – rata suami di Jepang menghabiskan sebagian besar waktunya untuk bekerja di kantor. Menurut data statistik yang dikeluarkan oleh
Departemen Tenaga Kerja Jepang, rata-rata jam kerja pada tahun 1990 adalah 2.052 jam pertahun, dan belum dihitung dengan kerja lembur. Sebagai dampaknya 34,7
mengatakan bahwa mereka tidak melakukan kontak dengan anak mereka selama hari kerja, dan kontak yang terjadi hanya 36 menit dalam sehari. Ayah di Jepang hanya
memiliki sedikit waktu untuk bercakap-cakap dengan anaknya bahkan 16,1
41
diantaranya menyatakan bahwa dalam hari libur sekalipun mereka tidak melakukan kontak sama sekali dengan anak-anaknya. 1 jam 32 menit setiap minggunya termasuk
hari minggu adalah waktu yang bisadiberikan kepada keluarganya Jolivet, 1997 : 61. Para istri juga sering mengambil pekerjaan sampingan untuk membantu keuangan
keluarga. Anak – anak mereka menjadi tidak diperhatikan dan lebih memilih untuk bermain sendiri dengan game console mereka dirumah. Sedikitnya terjalin hubungan
komunikasi menjadikan mereka menjadi lebih mementingkan kesibukan masing – masing. Dikutip dari Shounen Hakusho 1992 : 47, di Jepang, waktu interaksi antara
anak dan orang tua menduduki peringkat paling kecil dibandingkan dengan Amerika serikat dan Korea selatan. Waktu interaksi antara orang tua dan anak kurang lebih
dari 30 menit dan hampir tidak ada interaksi. Sedikitnya waktu interaksi antara orang tua dan anak, semakin diperparah oleh anak yang merasa tidak diperhatikan dan pada
akhirnya melarikan diri kepada permainan seperti video games dan game online.
Karena itu, shogi dapat digunakan dalam keluarga untuk :
1. Membangun komunikasi orang tua dan anak
Ketika ayah meluangkan waktunya untuk keluarga atau dikenal dengan istilah kazoku sabisu pelayanan untuk keluarga, para anak – anak
akan mencoba mendekati dan berbicara kepada ayahnya untuk diajari bermain shogi ataupun diminta untuk menjadi lawan bermain shogi. Walaupun terjadi
hanya dalam waktu yang singkat, tetapi hubungan komunikasi sudah terjalin diantara ayah dan anak. Ketika bermain shogi, sang ayah dapat berbincang
42
dengan rileks dan dapat memantau aktivitas anaknya. Misalnya, dengan bertanya apa yang dilakukan mereka di sekolah hari ini, atau adakah kejadian
menarik yang terjadi para mereka. Tidak hanya sebatas itu, seorang anak yang telah menjadi orang tua juga dapat membangun hubungan komunikasi dengan
ayah mereka dengan sekedar bermain shogi bersama sambil berbincang ringan.
2. Membentuk pertemanan dengan lingkungan sekitar
Baik anak – anak dan orang tua dapat memperluas lingkungan pertemanan mereka dengan mengundang teman seumuran mereka untuk bermain shogi
bersama. Anak – anak dapat bermain bersama menggunakan doubutsu shogi, dimana karakter bidak shogi menggunakan gambar hewan – hewan lucu. Dan
untuk orang tua, mereka biasanya menyempatkan diri untuk bermain shogi bersama pada hari minggu di taman, seperti yang terjadi di taman dekat
stasiun Shinbaishi, Osaka. Banyak kalangan baik dari muda sampai tua sengaja datang ke stasiun shinbaishi hanya untuk bermain shogi. Ada juga
para orang tua yang sengaja berkumpul di taman dengan tujuan untuk bermain shogi bersama.
.
43
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan