Lingkungan Sekolah FUNGSI SOSIAL SHOGI DALAM MASYARAKAT JEPANG

34

BAB III FUNGSI SOSIAL SHOGI DALAM MASYARAKAT JEPANG

3.1. Lingkungan Sekolah

Sekolah merupakan tempat penting bagi seorang anak untuk di samping lingkungan tempat tinggal. Sekolah dapat dikatakan sebagai rumah kedua bagi seorang siswa. Saat berada di sekolah kita mendapat teman sebagai pengganti saudara dan guru sebagai orang tua. Sekolah menjadi langkah pertama bagi seorang individu untuk memulai kehidupan bermasyarakat di luar dari lingkungan keluarga. Shogi memiliki beberapa fungsi sosial dalam lingkungan sekolah, yaitu : 1. Sarana membangun Pertemanan Kelas merupakan tempat utama di sekolah untuk bersosialisasi. Di dalam kelas, para murid dapat membangun pertemanan dengan bermain shogi dengan teman – temannya. Siswa di Jepang yang membawa permainan shogi ke sekolah bukanlah hal yang aneh. Mereka akan menyisakan waktu untuk bermain shogi dengan teman di kelas, baik sekedar untuk hiburan, berbincang ataupun teman berlatih. Seperti yang diungkapkan oleh seorang pemain shogi profesional, bernama Nakamura. Nakamura mengatakan bahwa saat ia mulai bermain shogi sejak TK. Nakamura teringat kenangan pada masa sekolah dasar, dimana ia dan teman- temannya sekelas selalu menghabiskan waktu istirahat untuk bermain 35 shogidengan menggunakan kertas sebagai pengganti papan dan bidak shogi. http:www.waseda.jpstudentweeklyenglish20091204204e_people.html. Dalam lingkungan sekolah di Jepang, sarana untuk bersosialisasi tidak saja dapat dilakukan di dalam kelas. Klub ekstrakuliker juga menjadi salah satu tempat untuk menjalin hubungan pertemanan. Tidak hanya dengan teman satu tingkatan, tapi juga dengan senior dan junior di sekolah. Shogi merupakan salah satu klub ekstrakurikuler yang cukup umum di Jepang. Para siswa bisa datang ke klub dan berbincang dengan santai sebelum memulai kegiatan ekstrakurikuler mereka. Karena di Jepang, menjadi anggota di satu klub sama seperti bergabung ke dalam sebuah keluarga baru. Tidak hanya berfungsi sebagai tempat menyalurkan hobi dan bersosialisasi, dibentuknya klub ekstrakurikuler berbasis kebudayaan lokal seperti shogi diharapkan mampu menggalakan lagi permainan tradisional Jepang agar tidak tenggelam ditengah – tengah kemajuan teknologi dan permainan modern 2. Membentuk kepribadian anak Dampak pembentukan karakter yang berbasis kearifan lokal sangat penting untuk pembangunan bangsa.Sibarani 2014 : 133 – 135 menyatakan, dengan pembentukan karakter yang berbasis kearifan lokal, kecerdasan emosional anak dapat dibangun dengan baik. Dan dipercaya, pembangunan karakter yang baik akan menjadi suatu modal bagi invidu untuk berhasil 36 dalam hidup bermasyarakat dan dalam pekerjaan. Kepribadian individu di bangun dan di bentuk sejak kecil, terutama sejak usia sekolah. Shogi dapat membangun tingkat emosional yang baik. Dikarenakan dalam memainkan shogi ketenangan dalam berpikir merupakan hal penting. Sehingga setiap keputusan langkah yang dibuat dapat dipikirkan secara matang. Shogi juga dapat membangun sifat sabar. Para pemain harus tetap bersabar dalam menjalankan bidak walaupun jika berada dalam situasi yang sulit. Karena kesalahan dalam melangkah dapat menyebabkan kekalahan. Oleh karena itu kesabaran dan ketenangan dalam berpikir merupakan hal utama dalam permainan shogi. Selain itu, shogi dapat membangun rasa percaya diri dengan mengikuti turnamen – turnamen yang diadakan khusus untuk tingkat siswa di Jepang. Turnamen ini diadakan setiap tahun dan diikuti oleh seluruh prefektur di Jepang dan diikuti lebih dari 200 siswa setiap tahunnya. http:www.kobunren.or.jpenenterprisesyougiindex.html. Tentunya untuk mengkuti sebuah turnamen di perlukan rasa percaya diri yang tinggi. Dan menjadi suatu kebanggaan tersendiri bagi siswa tersebut karena mereka membawa nama sekolah dan prefektur mereka dalam pertandingan. 3. Membantu kecerdasan berpikir 37 Prestasi di sekolah merupakan hal krusial bagi siswa, terutama siswa di Jepang. Mahalnya biaya pendidikan di Jepang membuat para orang tua harus mengeluarkan banyak uang dalam membiayai sekolah anaknya. Asahi Shimbun dalam artikelnya 3 Maret 1995 menyebutkan untuk pendidikan saja biaya yang dianggarkan oleh orang tua di Jepang berkisar sekitar 27,9 juta yen sampai 35,7 juta yen untuk setiap anak mulai ia masuk sekolah dasar sampai ia selesai belajar di perguruan tinggi dan ini pun tergantung tempat anak itu bersekolah, di sekolah negeri atau swasta Jolivet,1997 : 54. Demikian dengan anak, sebagai siswa mereka di tuntut oleh oleh orangtuanya untuk memiliki prestasi yang bagus. Kebanyakan siswa memiliki kelemahan dalam dunia perhitungan seperti matematika dan sains. Seperti permainan catur, shogi dapat membantu kemampuan berpikir siswa menjadi lebih baik. Juga dapat lebih memahami ketika menganalisa soal, dan masalah dalam mata pelajaran di sekolah seperti matematika http:ajw.asahi.comarticleglobefeatureboardAJ201209230013. Kemampuan berpikir akan diasah secara tajam dalam permainan shogi. Menyusun strategi dengan baik dan memperhitungkan setiap kemungkinan langkah yang akan dibuat oleh lawan merupakan inti dalam bermain shogi. Dampak positif untuk mengembangkan kecerdasan berpikir siswa dan membantu naiknya prestasi di sekolah menjadikan Takayuki Ajimine 45 merupakan seorang guru sekolah dasar di Tokyo Gyosei Elemtary School menyatakan kepada Kyodo News bahwa ia ingin mengajukan proposal untuk 38 pengenalan akan shogi di dalam kelas ke sekolah – sekolah di Jepang, sehingga para murid akan memiliki daya konsentrasi tinggi dan kecerdasan berpikir yang lebih baikhttps:educationinjapan.wordpress.comeducation- system-in-japan-generalshogi-for-summer-anybody. Bahkan, Universitas di Jepang misalnya Universitas Tokyo juga mulai memberlakukan kurikulum shogi bagi para mahasiswa, misalnya para mahasiswa hukum. Dengan tujuan utama membantu mengasah kemampuan berpikir para mahasiswa menjadi lebih logis dan cermat. http:ajw.asahi.comarticlebehind_newssocial_affairsAJ201407060005

3.2 Lingkungan Kerja