Faktor Non-Teknis Faktor dalam Penerjemahan Lisan

…if the interpreter cannot hear properly; if they cannot see the speaker and audience properly, and of course the screen; if the slides are to be shown;…if they are expected to squat for a full working day in ill-ventilated rabbit- hutches;…if the participants cannot hear the interpreters properly over the headphones; or if they hear the interpreters only too well because of bad sound-proofing of the booths; if there is interference between the simultaneous interpreting system and the loud speaker system. Oleh karena itu, sebagai penerjemah lisan profesional, sebelum bertugas, penerjemah harus memastikan kualitas sound sistem dan peralatan yang akan dipakainya. Penerjemah juga tidak perlu ragu untuk meminta sound dengan kualitas yang baik kepada kliennya sekalipun harus dengan biaya sewa yang cukup mahal. Weber, 1984: 63

1.6.2 Faktor Non-Teknis

Penerjemahan lisan merupakan proses komunikasi yang melibatkan tiga komponen penting yang masing-masing memegang peranan dan saling mempengaruhi satu sama lain. Ketiga komponen tersebut adalah penutur, penerjemah, dan pendengar. Cara penutur menyampaikan pesan akan mempengaruhi cara penerjemah dalam menyampaikan pesan sasaran dan cara penyampaian penerjemah akan mempengaruhi respon pendengar dalam menangkap pesan tersebut. Dengan demikian, ketiga komponen tersebut dapat dikategorikan sebagai faktor non- teknis yang memberi pengaruh terhadap suatu proses penerjemahan lisan. Dari ketiga komponen penting tersebut, faktor dari penerjemah lisan lah yang paling banyak mendapat sorotan. Kompetensi penerjemah lisan diyakini membawa dampak yang cukup signifikan pada keberhasilan suatu kegiatan penerjemahan lisan. Dalam penerjemahan lisan konsekutif khususnya, penerjemah lisan diharapkan mempunyai memori yang kuat, pemahaman spontan, dan konsentrasi yang tinggi, mengingat dalam prakteknya penerjemah lisan hanya diberi waktu yang sangat singkat untuk menangkap seluruh isi pesan dari tuturan pembicara. Paparan mengenai kompetensi penerjemah lisan ini akan dibahas lebih lengkap di sub bab berikutnya. Dalam kaitannya dengan penutur atau pembicara, Namy dalam Nababan, 2004: 54 menyebutkan beberapa faktor yang menjadi pertimbangan dan dinilai membawa pengaruh terhadap proses penerjemahan lisan seperti: siapa pembicaranya, apa kebangsaannya, apa dan bagaimana latar belakang budayanya, bagaimana “dunia pikirannya”, apa yang diharapkannya dari pertemuan atau dialog itu, apa posisi pemerintahannya dalam negosiasi itu, apa dan bagaimana pandangan pribadinya. Selain itu, kemampuan si penutur dalam berbicara, termasuk di dalamnya intonasi, ekspresi wajah, dan bahasa tubuh, menjadi hal yang juga patut untuk dipertimbangkan. Komponen terakhir yang juga turut berpengaruh dalam suatu proses penerjemahan lisan adalah pendengar. Latar belakang budaya dan asal komunitas pendengar perlu mendapatkan perhatian dari penerjemah dan penutur guna menunjang keberhasilan penerjemahan lisan. Nababan 2004: 65 menyebutkan beberapa pertimbangan mengenai faktor pengaruh dari pendengar yang tidak boleh dikesampingkan, diantaranya:  Siapa pendengarnya? Apakah mahasiswa, diplomat, pengusaha, pekerja?  Apa kebangsaanya?  Apa yang dia harapkan dari konferensi itu?  Apa dan bagaimana latar belakang budayanya?  Apa bahasa ibunya?  Apakah bahasa yang didengarnya adalah bahasanya sendiri?  Perlukah penerjemah lisan menyesuaikan bahasanya dengan bahasa para pendengar agar mereka dapat memahaminyadengan baik?  Seberapa baik pengetahuannya tentang pokok permasalahan atau topik yang didengarnya?  Apakah mereka memerlukan penjelasan tambahan?  Apakah penerjemah lisan perlu menjelaskan yang dimaksud dengan istilah tertentu?

1.7 Kompetensi Penerjemah Lisan