37 dan keinginan dari semua
tingkatan manajemen. f. Menelaah aktifitas secara
terus-menerus. secara mental.
f. Menelaah catatan-catatan yang mendukung laporan
keuangan secara periodik, biasanya setahun sekali.
5. Independensi Auditor
Auditor internal yang professional harus memiliki independensi untuk memenuhi kewajiban profesionalnya, memberikan opini yang
objektif, tidak bias, dan tidak dibatasi, serta melaporkan masalah apa adanya, bukan melaporkan sesuai keinginan eksekutif atau lembaga.
Auditor internal harus bebas dari hambatan dalam melaksanakan auditnya. Hanya dengan begitu auditor internal bisa disebut
melaksanakan audit dengan professional Lawrence B. Sawyer, Mortimer A. Dittenhofer, James H. Scheiner, 2005: 35.
6. Teknik-teknik Audit Internal
Lawrence B. Sawyer, Mortimer A. Dittenhofer, James H. Scheiner dalam bukunya yang berjudul “Sawyer’s Internal Auditing: audit
internal sawyer”, menjelaskan tentang teknik-teknik audit internal sebagai berikut:
a. Penentuan Risiko Penentuan risiko risk assessment adalah identifikasi dan analisis
risiko-risiko yang relevan untuk mencapai tujuan entitas, yang membentuk suatu dasar untuk menentukan cara pengelolaan risiko.
38 Auditor internal harus memasukkan hasil penentuan risiko kedalam
program audit, untuk mengurangi risiko. Risiko audit terdiri atas; 1 Risiko bawaan inherent risk, yaitu kerentanan suatu asersi atas
terjadinya salah saji yang material, dengan mengasumsikan bahwa tidak ada kebijakan atau prosedur struktur kontrol
internal terkait yang ditetapkan. Bank menghadapi risiko bawaan karena bergerak dalam pengelolaan uang dan kredit.
2 Risiko kontrol control risk, yaitu risiko bahwa salah saji material yang bisa terjadi pada suatu asersi tidak dapat dicegah
atau dideteksi secara tepat waktu oleh struktur, kebijakan, atau prosedur kontrol internal suatu entitas.
3 Risiko deteksi detection risk, yaitu risiko bahwa auditor tidak dapat mendeteksi salah saji material yang terdapat pada suatu
asersi. b. Survei Pendahuluan
Survei pendahuluan yang baik akan menghasilkan program audit yang tepat, dan program audit yang tepat akan menunjang
keberhasilan audit. Dalam survei pendahuluan, auditor internal mengidentifikasi tujuan operasi, risiko, kondisi-kondisi operasi, dan
kontrol yang diterapkan. Auditor internal sebaiknya melakukan survei dalam tujuh langkah dasar, yaitu:
1 Melakukan studi awal, mencakup penelaahan atas kertas kerja tahun sebelumnya, temuan-temuan audit, bagan organisasi, dan
39 dokumen lain yang membantu untuk lebih memahami subjek
audit. 2 Pendokumentasian, mengarah pada pertemuan awal anatara
auditor dengan manajer klien. 3 Bertemu klien, menjelaskan tujuan dan pendekatan audit yang
akan dilakukan kepada manajer klien. 4 Mengumpulkan bahan bukti.
5 Mengamati, pengamatan dilakukan terus selama survei pendahuluan.
6 Membuat bagian alir, memberikan gamabaran sistem dan merupakan sarana untuk menganalisis operasi yang kompleks-
analisis yang tidak selalu bisa dicapai dengan narasi yang rinci. 7 Melaporkan atas tahap-tahap yang telah dilakukan dalam survei
pendahuluan. c. Program Audit
Langkah-langkah audit dirancang untuk, mengumpulkan bahan bukti
audit, dan
untuk memungkinkan
auditor internal
mengemukakan pendapat mengenai efisiensi, ekonomis, dan efektivitas aktivitas yang akan diperiksa. Program audit merupakan
alat yang menghubungkan survei pendahuluan dengan pekerjaan lapangan.
40 d. Pekerjaan Lapangan
Pekerjaan lapangan field work merupakan proses untuk mendapatkan keyakinan dengan mengumpulkan bahan bukti secara
objektif mengenai operasi entitas, mengevaluasinya dan melihat apakah operasi tersebut memenuhi standar yang dapat diterima dan
mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan, serta menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan oleh manajemen.
Tujuan Pekerjaan lapangan untuk membantu pemberian keyakinan dengan melaksanakan prosedur-prosedur audit yang ada di program
audit, sesuai tujuan audit yang ingin dicapai. Tujuan audit dicapai dengan menerapkan prosedur-prosedur audit untuk menentukan
apakah prosedur-prosedur operasi berfungsi sebagaimana mestinya dan mencapai tujuan-tujuan operasi. Tujuan operasi ditetapkan oleh
manajemen. Tujuan operasi adalah hasil-hasil yang ingin dicapai manajer operasi. Tujuan audit ditetapkan oleh auditor.
e. Temuan Audit Selama pelaksanaan pekerjaan, auditor internal mengidentifikasi
kondisi-kondisi yang
membutuhkan tindakan
perbaikan. Penyimpangan-penyimpangan dari norma atau kriteria yang dapat
diterima disebut temuan audit audit findings. Beberapa kelemahan temuan bersifat kecil dan tidak membutuhkan perhatian
manajemen. Semua temuan audit yang dapat dilaporkan haruslah:
41 1 Cukup signifikan agar layak dilaporkan ke manajemen.
2 Didokumentasikan dengan fakta, bukan opini, dan dengan bukti yang memadai, kompeten, dan relevan.
3 Secara objektif dibuat tanpa bias atau prasangka. 4 Relevan dengan masalah-masalah yang ada.
5 Cukup meyakinkan untuk memaksa dilakukannya tindakan untuk
memperbaiki kondisi-kondisi
yang mengandung
kelemahan. Dalam temuan audit ini auditor memberikan rekomendasi kepada
manajemen. rekomendasi menggambarkan tindakan yang mungkin dipertimbangkan manajemen untuk memperbaiki kondisi-kondisi
yang salah, dan untuk memperkuat kelemahan dalam sistem kontrol. Mengidentifikasi kondisi yang tidak memuaskan adalah tanggung
jawab audit. Sedangkan memperbaikinya adalah tanggung jawab manajemn. Lebih disukai auditor internal mengusulkan metode
tindakan perbaikan untuk pertimbangan manajemen. Saran yang paling memuaskan untuk menyelesaikan temuan audit
adalah membahasnya dengan manajemen operasional sebelum laporan audit tertulis diterbitkan. Pada saat itu harus dicapai
kesepakatan mengenai fakta-fakta dan beberapa tindakan perbaikan untuk memperbaiki kekurangan.
42 f. Kertas Kerja
Kertas kerja working paper berisi catatan informasi yang diperoleh dan analisis yang dilakukan selam proses audit. Kertas
kerja disiapkan sejak auditor memulai pekerjaannya hingga auditor menelaah tindakan perbaikan dan mengakhiri proyek audit. Kertas
kerja berisi dokumentasi atas langkah-langkah berikut ini dalam proses audit:
1 Rencana audit, termasuk program audit. 2 Pemeriksaan dan evaluasi kecukupan dan efektivitas sistem
kontrol internal. 3 Prosedur-prosedur audit yang dilakukan, informasi yang
diperoleh, dan kesimpulan yang dicapai. 4 Penelaahan kertas kerja oleh penyelia.
5 Laporan audit. 6 Tindak lanjut dari tindakan perbaikan.
Auditor internal menyiapkan kertas kerja untuk beberapa tujuan yang yang berbeda, yaitu:
1 Untuk mendukung laporan audit. 2 Untuk menyimpan informasi yang diperoleh melalui tanya
jawab, penelaahan instruksi dan arahan, analisis sistem dan proses, pengamatan kondisi, dan pemeriksaan transaksi.
3 Untuk mengidentifikasi dan mendokumentasikan temuan- temuan audit, mengumpulkan bukti yang diperlukan untuk
43 menentukan
terjadi dan
luasnya kondisi-kondisi
yang mengandung kelemahan.
4 Untuk mendukung pembahasan dengan karyawan operasi. 5 Untuk menjadi dasar penyelia dalam menelaah kemajuan dan
penyelesaian audit. 6 Untuk memberi dukungan dan bukti untuk masalah-masalah
yang melibatkan kecurangan, tuntutan hukum, dan klaim asuransi.
7 Untuk menjadi sarana bagi auditor eksternal dalam mengevaluasi
pekerjaan audit
internal dan
kemudian menggunakannya dalam penilaian audit eksternal atas sistem
kontrol internal organisasi. 8 Menjadi latar belakang dan data referensi untuk penelaahan
selanjutnya. 9 Untuk membantu memfasilitasi penelaahan. Baik auditor
eksternal atau konsultan perlu mengevaluasi aktivitas audit internal.
10 Menjadi bagian dokumentasi.
D. Perbankan