Anak Tunagrahita Ringan Landasan Teori

commit to user 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Anak Tunagrahita Ringan

a. Pengertian Anak Tunagrahita Ringan Anak tunagrahita ringan adalah salah satu golongan anak yang tarafnya masih ringan, masih mempunyai kemampuan untuk di didik secara sederhana. Hal ini juga sependapat dengan Munzayanah 2000:35 yang menyatakan bahwa “Anak tunagrahita ringan mempunyai kemampuan untuk dididik dalam membaca,menulis, berhitung sederhana, dan mereka juga dapat dilatih kebiasaan sehari-hari. Anak cacat grahita ringan ini biasanya dapat belajar menyesuaikan diri dengan masyarakat di luar lingkungannya”. Tjutju Sutjihati Somantri 2006:106 berpendapat bahwa: Anak tunagrahita ringan disebut juga moron atau debil, yaitu mereka yang memiliki IQ menurut skala Weschler WISC memiliki IQ 69-55. Mereka masih dapat belajar membaca, menulis, dan berhitung sederhana. Dengan bimbingan dan pendidikan yang baik, anak terbelakang mental ringan pada saatnya akan dapat memperoleh penghasilan untuk dirinya sendiri. Selain itu mereka juga dapat dididik menjadi tenaga semi skilled dan dapat bekerja dengan sedikit pengawasan, namun demikian mereka tidak mampu melakukan penyesuaian sosial secara independent. Sejalan dengan pendapat di atas, Mohammad Efendi 2006:90 mengemukakan bahwa : Anak tunagrahita mampu didik debil adalah anak yang tidak mampu mengikuti pada program sekolah biasa, tetapi ia masih memiliki kemampuan yang dapat dikembangkan melalui pendidikan walaupun hasilnya tidak maksimal, dengan kata lain mereka dapat dididik secara minimal dalam bidang-bidang akademis. commit to user 6 Wikipedia dalam http:en.wikipedia.orgwikiMental_retardation menyatakan bahwa : “Mental Retardasi MR adalah gangguan umum muncul sebelum dewasa, ditandai dengan gangguan fungsi kognitif secara signifikan dan defisit dalam dua atau lebih perilaku adaptif. Hal ini secara historis telah didefinisikan sebagai Intelligence Quotient skor DI bawah 70. Setelah hampir seluruhnya berfokus pada kognisi, definisi sekarang mencakup komponen yang berkaitan dengan fungsi mental dan salah satu yang berkaitan dengan keterampilan fungsional individu dalam lingkungan mereka. Akibatnya, orang dengan rata-rata Intelligence Quotient-bawah tidak dapat dianggap cacat mental. Keterbelakangan mental sindromik adalah defisit intelektual berhubungan dengan perilaku lain medis dan tanda-tanda dan gejala. Keterbelakangan mental Non-sindromik mengacu pada defisit intelektual yang muncul tanpa kelainan lain. Keterbelakangan mental adalah sebuah subtipe dari cacat intelektual, meskipun istilah yang kini paling disukai oleh para pendukung di negara-negara berbahasa Inggris yang paling sebagai eufemisme untuk MR. Namun, cacat intelektual adalah konsep yang lebih luas dan mencakup defisit intelektual yang terlalu ringan untuk benar memenuhi syarat sebagai keterbelakangan mental, terlalu spesifik seperti dalam ketidakmampuan belajar tertentu, atau diperoleh di kemudian hari, melalui cedera otak yang diakuisisi atau penyakit neurodegenerative seperti demensia. Cacat Intelektual dapat muncul pada umur berapapun. Perkembangan cacat adalah setiap cacat yang disebabkan oleh masalah dengan pertumbuhan dan perkembangan. Istilah ini mencakup banyak kondisi medis bawaan yang tidak memiliki komponen mental atau intelektual, walaupun juga, kadang-kadang digunakan sebagai eufemisme untuk MR ”. Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, dapat penulis simpulkan bahwa anak tunagrahita ringan adalah anak yang memiliki IQ sekitar 55- 70, dapat belajar membaca, menulis dan berhitung sederhana, dapat dididik untuk memiliki kecakapan hidup sebagai bekal untuk mandiri. b. Karakteristik Anak Tunagrahita Ringan Jika dilihat secara fisik, karakteristik anak tunagrahita ringan tidak jauh berbeda dengan anak normal pada umumnya, namun secara psikis anak tunagrahita ringan berbeda dengan anak normal. Hal ini seperti yang dinyatakan Tjutju Sutjihati Somantri 1996:86 bahwa pada umumnya anak tunagrahita ringan tidak mengalami gangguan fisik. Mereka secara commit to user 7 fisik tampak seperti anak normal pada umumnya. Oleh karena itu agak sukar membedakan secara fisik antara anak tunagrahita ringan dengan anak normal. Menurut Heri Purwanto 1998:22-25, karakteristik anak tunagrahita ringan adalah sebagai berikut : 1 Karakteristik Mental Anak tunagrahita memiliki daya asosiasi yang sangat terbatas, menunjukkan adanya gangguan respon atau reaksi yang sama terhadap pertanyaan yang berbeda perseverasi. Daya ingatnya sangat terbatas sehingga cenderung sering lupa, kemampuan berpikirnya cenderung konkrit, daya konsentrasinya kurang, penalaran dan persepsinya juga rendah. 2 Karakteristik Fisik Tunagrahita yang tergolong ringan, sebagian besar tidak memiliki kelainan fisik. Sedangkan tunagrahita yang sedang sampai berat sebagian besar disertai dengan kelainan fisik dengan tipe-tipe klinis tertentu. 3 Karakteristik Sosial-Emosi Minat bermain dan permainannya cenderung sesuai dengan kemampuan usia mentalnya daripada usia kalender. Anak tuna grahita cenderung berperilaku impulsif, hiperaktif, agresif, dan hipoaktif, serta terkesan suka melanggar norma bila dibandingkan dengan anak normal. Sedangkan Mohammad Efendi 2006:90 mengemukakan bahwa karakteristik kemampuan anak tunagrahita ringan yang dapat dikembangkan adalah: 1 Membaca, menulis, mengeja dan berhitung 2 Menyesuaikan diri dan tidak menggantungkan diri pada orang lain 3 Keterampilan yang sederhana untuk kepentingan kerja di kemudian hari. Wikipedia dalam http:en.wikipedia.orgwikiMental_retardation menyatakan : Kebanyakan orang dengan keterbelakangan mental tidak terlihat seperti mereka memiliki jenis cacat intelektual, terutama jika cacat yang disebabkan oleh factor lingkungan seperti gizi buruk atau keracunan timah. Tampilan khas untuk orang dengan keterbelakangan mental hanya hadir commit to user 8 dalam minoritas kasus, yang semuanya melibatkan keterbelakangan mental sindromik. Anak-anak dengan keterbelakangan mental dapat belajar untuk duduk, merangkak atau berjalan lebih lambat dari anak-anak lain, atau mereka dapat berjalan,tetapi lambat untuk berbicara. Orang dewasa dan anak-anak dengan keterbelakangan mental mungkin juga menunjukkan beberapa atau semua karakteristik sebagai berikut : Keterlambatan dalam perkembangan bahasa lisan 1 Defisit di memori keterampilan 2 Kesulitan belajar aturan social 3 Kesulitan dengan pemecahan masalah keterampilan 4 Penundaan dalam pengembangan perilaku adaptif seperti self-help atau keterampilan perawatan diri 5 Kewenangan inhibitorsosial Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa anak tunagrahita ringan secara fisik sama dengan anak normal, tetapi kemampuan berpikirnya terbatas dan daya konsentrasinya kurang, serta memiliki penalaran dan persepsi yang rendah. c. Faktor Penyebab Anak Tunagrahita Ringan Faktor penyebab anak tunagrahita diklasifikasikan oleh para ahli sesuai dengan sudut pandangnya masing-masing, namun secara garis besar pada prinsipnya semua sama. Menurut Geniofam 2010:26,27 tunagrahita disebabkan beberapa faktor, antara lain : 1 Genetis a Kerusakan kelainan biokimiawi b Abnormalitas kromosom Anak tunagrahita yang lahir disebabkan oleh faktor ini pada umumnya memiliki IQ antara 20-60 dan rata-rata memiliki IQ 30- 50. 2 Prenatal a Infeksi Rubella cacar b Faktor Rhesus 3 Pada saat kelahiran Tunagrahita yang disebabkan oleh kejadian yang terjadi pada saat kelahiran adalah luka- luka pada saat kelahiran, sesak nafas aspbyxia, dan lahir prematur. 4 Setelah Lahir Penyakit-penyakit akibat infeksi misalnya meningitis peradangan commit to user 9 pada selaput otak dan problem nutrisi yaitu kekurangan gizi, misalnya kekurangan protein yang didderita bayi dan awal masa kanak-kanak dapat menyebabkan tunagrahita. 5 Faktor Sosio-Kultural Sosio kultural atau sosial budaya lingkungan dapat mempengaruhi perkembangan intelektual manusia. 6 Gangguan Metabolisme Nutrisi a Phenylketonuria. Gangguan pada metabolisme asam amino, yaitu gangguan pada enzym phenylketonuria. b Gargolisme. Gangguan metabolisme saccharide dalam hati, limpakecil dan otak c Cretinisme. Gangguan pada hormon tiroid yang dikenal karena definisi iodium. Sejalan dengan pendapat diatas, Rusli Ibrahim 2005:39,40 menyatakan bahwa sebab-sebab seseorang menjadi terbelakang mental adalah sebagai berikut: 1 Faktor Hereditas ; atau faktor genetikaketurunan yang menjadi penyebab keterbelakangan mental 2 Faktor sebelum lahir ; yaitu kemungkinan-kemungkinan sebagai berikut: a Karena kekurangan nutrisia, infeksi dan luka-luka serta keracunan sewaktu bayi dalam kandungan. Janin tersebut mengalami keracunan atau infeksi. b Sewaktu ibu mengandung, mungkin menderita penyakit kolera, typus, malaria, syphilis dan gonorhea. c Terjadi intoxicationkeracunan pada janin, ketika ibu hamil muda, mungkin ia minum obat-obatan seperti thalidomide, obat kontraseptif anti hamil. d Waktu hamilsebelum kelahiran; mungkin ibu mengalami psikosis, shoks atau dalam keadaaan takut yang berlebihan. Selain itu, mungkin ketika hamil, sang ibu terkena pululan, terjatuh yang mengenai bagian perut. 3 Faktor ketika kelahiran ; Resiko sewaktu melahirkan anaknya dapat mengancam si ibu sendiri maupun anaknya. Terutama pada kelahiran pertama yang berlangsung lama dan sulit sekali. Oleh karena saat kelahiran itu kepala bayi sering terganggu oleh tekanan-tekanan karena mampat dari dinding rahim ibu. Tekanan-tekanan tersebut bisa menyebabkan intracranial haemorrage, yaitu pendarahan pada bagian dalam kepala si bayi. Tekanan tersebut bisa disebabkan oleh : kelahiran dengan bantuan tang, asphixia lahir tanpa napas, prematur dan sebagainya. commit to user 10 4 Faktor sesudah kelahiran ; Adapun sebab-sebabnya antara lain: traumatic luka pada kepala, kejang step, infeksi pada otak, kekurangan nutrisi, dan sebagainya. Menurut Yanet dalam Munzayanah 2000:14, bahwa penyebab retardasi mental digolongkan menjadi 2 kelompok yaitu: 1 Kelompok biomedik yang meliputi : a Prenetal, dapat terjadi karena : 1 Infeksi pada ibu sewaktu mengandung 2 Gangguan metabolisme 3 Irradasi sewaktu umur kehamilan antara 2-6 minggu 4 Kelainan kromosom 5 Malnutrisi b Natal, antara lain berupa : 1 Anaxia 2 Asphysia 3 Prematurias dan posmaterias 4 Kerusakan otak c Post natal, dapat terjadi karena : 1 Malnutrisi 2 Infeksi 3 Trauma 2 Kelompok sosio kultural, psikologik atau lingkungan. Wikipedia dalam http:en.wikipedia.orgwikiMental_retardation menyatakan : Di antara anak-anak, penyebabnya tidak diketahui untuk sepertiga sampai setengah dari kasus. Down syndrome, sindrom velocariofacial dan sindrom alkohol janin, ini adalah tiga bawaan penyebab paling umum. Namun dokter telah menemukan penyebab lain. Yang paling umum adalah : Kondisi genetik Kadang-kadang cacat disebabkan oleh gen abnormal warisan dari orang tua, kesalahan ketika penggabungan gen, atau alasan lain. 1 Masalah selama kehamilan Cacat mental dapat terjadi ketika janin tidak berkembang dengan baik. Misalnya mungkin ada masalah dengan cara sel-sel janin membelah sebagai pertumbuhannya. Seorang wanita yang minum alkohol lihat sindrom alkohol janin atau mendapat infeksi seperti rubella selama kehamilan juga dapat memiliki bayi dengan cacat mental. 2 Masalah saat lahir Jika bayi memiliki masalah selama persalinan dan kelahiran, seperti tidak mendapatkan cukup oksigen, ia mungkin telah cacat commit to user 11 perkembangan akibat kerusakan otak. 3 Paparan terhadap beberapa jenis penyakit atau racun Penyakit seperti batuk rejan, campak, atau meningitis dapat menyebabkan cacat mental jika perawatan medis tertunda atau tidak memadai. Paparan racun seperti timbal atau merkuri juga dapat mempengaruhi kemampuan mental. 4 Kekurangan yodium, mempengaruhi sekitar 2 miliar orang di seluruh dunia, adalah penyebab utama cacat mental di wilayah negara berkembang dimana kekurangan yodium merupakan endermik. Kekurangan yodium juga menyebabkan gondok, pembesaran kelenjar tiroid. 5 Malnutrisi adalah penyebab umum dari kurangnya intelegensi di belahan dunia yang terkena dampak kelaparan, seperti Ethiopia. 6 Tidak adanya fasciculus arkuata. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa tunagrahita dapat disebabkan oleh berbagai faktor, yaitu : 1 Faktor genetikketurunan 2 Penyakit pada saat ibu mengandung 3 Kondisi psikis pada saat ibu mengandung 4 Keracunan pada janin 5 Lahir prematur 6 Kerusakan otak akibat tekanan pada saat lahir 7 Infeksi otak 8 Gangguan metabolisme kekurangan nutrisi 9 Sosiokultural lingkungan d. Klasifikasi Anak Tunagrahita Para ahli telah mengklasifikasikan anak tunagrahita dari berbagai sudut pandang yang berbeda, namun pada prinsipnya semua sama. Tjutju Sutjiharti Somantri 1996:86,87 menyatakan bahwa: Pengelompokan pada umumnya berdasarkan pada taraf intelegensinya, yang terdiri dari terbelakang ringan, sedang dan berat. Pengelompokan seperti ini sebenarnya bersifat artificial karena ketiga kelompok di atas commit to user 12 tidak dibatasi oleh garis demarkasi yang tajam. Gradasi dari satu level ke level berikutnya bersifat kontinum. Kemampuan intelegensi anak tunagrahita kebanyakan diukur dengan tes Stanford Binet dan Skala Weschler WISC. Level Keterbelakangan IQ Stanford Binet Skala Weschler Ringan Sedang Berat Sangat berat 68- 52 51- 36 32- 20 19 69- 55 54- 40 39- 25 24 Heri Purwanto 1998:20-22 menyatakan bahwa klasifikasi anak tunagrahita dapat dibedakan menjadi tiga sudut pandang, diantaranya yaitu: 1 Klasifikasi berdasarkan sudut pandang disiplin ilmu a Dunia Pendidikan 1 Mampu didik Educable 2 Mampu latih Trainable 3 Mampu rawat totally Dependen b Psikologi 1 Ringan Mild 2 Sedang Moderate 3 Berat Severe 4 Sangat berat Profound c Medis 1 Debil 2 Embisil 3 Idiot 2 Klasifikasi berdasarkan sudut pandang dari angka kecerdasan a Binnet Simon 1 Ringan Mild IQ 68-52, usia mental dewasa = 8,3–10,2 tahun 2 Sedang Moderate IQ 51-36, usia mental dewasa = 5,7–8,2 tahun 3 Berat Severe IQ 36-20, usia mental dewasa = 3,2–5,6 tahun 4 Sangat berat Profound IQ 19, usia mental dewasa = 3,1 tahun commit to user 13 b Weschler 1 Ringan Mild IQ 69-55, usia mental dewasa = 8,3 – 10,2 tahun 2 Sedang Moderate IQ 54-40, usia mental dewasa = 5,7– 8,2 tahun 3 Berat Severe IQ 39-25, usia mental dewasa = 3,2 – 5,6 tahun 4 Sangat berat Profound IQ 24, usia mental dewasa = 3,1 tahun c Penggolongan tunagrahita untuk keperluan pembelajaran menurut B3PTKSM P.26 sebagai berikut : 1 Taraf perbatasan border line dalam pendidikan disebut sebagai lamban belajar low learner dengan IQ 70-85. 2 Tunagrahita mampu didik educable mentally retarde ddengan IQ 50-75 3 Tunagrahita mampu latih trainable mentally retarded dengan IQ 30-50 atau IQ 35-55 4 Tunagrahita buruh rawat dependent or profoundly mentally retarded dengan IQ di bawah 25 atau 30 d Penggolongan Tunagrahita Secara Medis-Biologis menurut Roan, 1979, dalam B3PTKSM P.25 sebagai berikut : 1 Retardasi mental taraf perbatasan IQ 68-85 2 Retardasi mental ringan IQ 52-67 3 Retardasi mental sedangIQ 36-51 4 Retardasi mental berat IQ 20-35 5 Retardasi mental sangat berat IQ 20 6 Retardasi mental tak tergolongkan e Adapun penggolongan tunagrahita secara sosial psikologis terbagi dua kriteria yaitu psikometrik dan perilaku adaptif. f Adapun penggolongan tunagrahita berdasarkan kriteria psikometrik menurut skala intelegensi Weschler Kirk dan Gallagher, 1979 dalam B3PTKM P.26 yaitu : 1 Retardasi mental ringan mild mental retardation dengan IQ 55- 69 2 Retardasi mental sedang moderate mental retardation dengan IQ 40- 54 3 Retardasi mental berat savere mental retardation dengan IQ 20- 39 4 Retardasi mental sangat berat profound mental retardation dengan IQ 20 kebawah. g Penggolongan tunagrahita menurut kriteria perilaku adaptif tidak berdasarkan intelegensi, tetapi berdasarkan kematangan sosial. Hal ini juga mempunyai empat taraf, yaitu: 1 Ringan 2 Sedang 3 Berat 4 sangat berat h Sedangkan secara klinis, tunagrahita dapat digolongkan atas dasar commit to user 14 tipe atau ciri-ciri jasmaniah sebagai berikut: 1 Sindroma DownMongoloid, dengan ciri-ciri wajah khas mongol,, mata sipit dan miring, lidah dan bibir tebal dan suka menjulur, jari kaki melebar, kaki dan tangan pendek, kulit kering, tebal, kasar dan keriput, dan susunan geligi kurang baik. 2 Hydrocephalus kepala besar berisi cairan, dengan ciri kepala besar, raut muka kecil, tengkorak sering menjadi besar 3 Microcephalus dan makrocephalus, dengan ciri-ciri ukuran kepala tidak proporsional terlalu kecil atau terlalu besar Wikipedia dalam http:en.wikipedia.orgwikiMental_retardation menyatakan : Rentang berikut, berdasarkan Standar Skor dari tes kecerdasan, mencerminkan kategori American Association of Mental Retardation, Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders IV-TR, dan Klasifikasi Internasional Penyakit-10. Kelas IQ Keterbelakangan mental yang mendalam Di bawah 20 Keterbelakangan mental yang parah 20 – 34 Keterbelakangan mental sedang 35 – 49 Keterbelakangan mental ringan 50 – 69 Borderline intelektual berfungsi 70 – 84 Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan anak tunagrahita dapat diklasifikasikan sebagai berikut : 1 Tunagrahita ringan Debil 2 Tunagrahita sedang Embisil 3 Tunagrahita berat Idiot e. Perkembangan Kognitif Anak Tunagrahita Ringan Secara fisik anak tunagrahita ringan tampak seperti anak normal pada umumnya, namun bila ditinjau dari perkembangan kognitifnya, anak tunagrahita ringan jauh berbeda dengan anak normal. Menurut Suppes dalam Sutjihati Somantri 1996:90 menjelaskan, bahwa kognisi merupakan bidang yang luas, meliputi semua aspek commit to user 15 keterampilan akademik yang berhubungan dengan wilayah persepsi. Mussen, Conger, dan Kagan dalam Sutjihati Somatri 1996:90 menjelaskan bahwa kognisi paling sedikit terdiri dari lima proses, yaitu persepsi, memory, pemunculan ide-ide, evaluasi, penalaran dan proses- proses itu meliputi sejumlah unit, yaitu skema, gambaran, simbol, konsep dan kaidah-kaidah. Ternyata bahwa kognisi adalah bidang yang luas dan beragam. Anak tunagrahita memiliki taraf intelegensi yang rendah, maka tunagrahita pada umumnya perkembangan kognitifnya juga terhambat. Anak tunagrahita yang memiliki MA yang sama dengan anak normal, tidak memiliki keterampilan kognitif yang sama. Anak normal tetap memiliki keterampilan kognitif yang lebih unggul daripada anak tunagrahita. Anak normal memiliki kaidah dan strategi dalam memecahkan masalah, sedangkan anak tunagrahita bersifat trial dan error . Dalam hal kecepatan belajar learning rate , anak tunagrahita jauh tertinggal dengan anak normal. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa perkembangan kognitif anak tunagrahita jelas mengalami hambatan terutama dalam persepsi, memori, pemunculan ide-ide, evaluasi dan penalaran. f. Kesulitan Belajar Anak Tunagrahita Ringan Anak tunagrahita memiliki tingkat intelegensi di bawah anak normal. Hal tersebut menyebabkan anak tunagrahita banyak mengalami hambatan dan kesulitan dalam belajarnya. Tjutju Sutjihati Somantri 1996:85 menyatakan bahwa: Intelegensi merupakan fungsi yang kompleks yang dapat diartikan sebagai kemampuan untuk mempelajari informasi dan keterampilan-keterampilan menyesuaikan diri dengan masalah-masalah dan situasi-situasi kehidupan baru, belajar dari pengalaman masa lalu, berpikir abstrak, kreatif dapat menilai secara kritis, menghindari kesalahan-kesalahan, mengatasi kesulitan-kesulitan, dan kemampuan untuk merencanakan masa depan. Anak tunagrahita memiliki kekurangan dalam semua hal tersebut. commit to user 16 Kapasitas belajar anak tunagrahita terutama yang bersifat abstrak seperti belajar berhitung, menulis dan membaca juga terbatas, kemampuan belajarnya cenderung tanpa pengertian atau cenderung belajar dengan membeo. A. Setiawan dalam Rusli Ibrahim 2005 : 40-43 juga menyatakan bahwa anak tunagrahita memiliki masalah dalam : 1 Persepsi, motorik dan masalah koordinasi 2 Gangguan perhatian dan hiperaktif 3 Kelemahan dalam mengingat dan berpikir 4 Ketidakmampuan dalam belajar dan prestasi akademis Children development institute menyatakan dalam http:www.childdevelopmentinfo.comlearning_disabilities.shtm sebagai berikut : Kesulitan belajar biasanya mempengaruhi lima wilayah umum : 1 Bahasa lisan : lambat, terganggu dan penyimpangan dalam mendengarkan dan berbicara. 2 Bahasa tertulis : kesulitan dengan membaca, menulis dan ejaan. 3 Aritmatika : kesulitan dalam melakukan operasi aritmatika atau dalam pemahaman konsep dasar. 4 Penalaran : kesulitan dalam mengatur dan mengintegrasikan pikiran. 5 Memori : kesulitan dalam mengingat informasi dan instruksi. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa anak tunagrahita ringan mengalami gangguan persepsi, gangguan perhatian, lemah dalam mengingat dan berpikir, serta terbatas dalam belajar membaca, menulis dan berhitung.

2. Tinjauan Prestasi Belajar IPA

Dokumen yang terkait

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI LUAS PERMUKAAN BANGUN RUANG MELALUI MEDIA BANGUN RUANG PADA SISWA KELAS V SDN 03 KENDALDOYONG TAHUN 2010

0 3 104

PENINGKATAN MINAT BELAJAR IPA MATERI STRUKTUR BUMI MELALUI MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS V SD NEGERI Peningkatan Minat Belajar IPA Materi Struktur Bumi Melalui Media Gambar Pada Siswa Kelas V SD Negeri Ronggo 03 Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015.

0 4 15

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN MELALUI MEDIA ANIMASI KANTONG HITUNG SISWA KELAS 1 SEMESTER II SLB B YRTRW SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010 2011

0 11 142

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN PESAWAT Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Penggunaan Media Pembelajaran Pesawat Sederhana Pada Siswa Kelas V Semester II Di SD Negeri 04 Mojogedang Tahun 2010/2011.

0 0 15

PENDAHULUAN Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Penggunaan Media Pembelajaran Pesawat Sederhana Pada Siswa Kelas V Semester II Di SD Negeri 04 Mojogedang Tahun 2010/2011.

0 0 7

SKRIPSI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MELALUI Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Pembelajaran Kontekstual Dalam Pembelajaran IPA Kelas V SD N ! Pandean Tahun Pelajaran 2010/2011.

0 0 15

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE SNOWBALL PADA SISWA KELAS IV UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE SNOWBALL PADA SISWA KELAS IV SD MUHAMMADIYAH 16 KARANGASEM TAHUN AJARAN 2010/2011.

0 1 16

PENDAHULUAN UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE SNOWBALL PADA SISWA KELAS IV SD MUHAMMADIYAH 16 KARANGASEM TAHUN AJARAN 2010/2011.

0 1 10

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP KENAMPAKAN PERMUKAAN BUMI MELALUI PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL.

0 0 5

TAPPDF.COM PDF DOWNLOAD UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE ...

1 2 105