commit to user
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Hak atas pendidikan bagi penyandang kelainan atau ketunaan ditetapkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, pasal 5 ayat 1 dan 2 yang menyatakan 1” Bahwa setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang
bermutu, 2” Warga negara yang memiliki kelainan fisik,emosional, mental, intelektual, dan atau sosial berhak
memperoleh pendidikan khusus.” Hal ini juga dipertegas dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan
Nasional UUSPN Nomor 20 Tahun 2003 pasal 32 ayat 1 tentang Pendidikan Khusus yang menyatakahn bahwa “Pendidikan khusus merupakan pendidikan
bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental, sosial, dan atau memiliki
potensi kecerdasan dan bakat lainnya.” Salah satu penyandang kelainan atau ketunaan adalah anak tunagrahita.
Secara garis besar, anak tunagrahita diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu anak tunagrahita ringan, anak tunagrahita sedang, dan anak tunagrahita berat. Anak
tunagrahita ringan adalah anak yang mempunyai kondisi keterbelakangan baik kecerdasan, mental, emosional, serta kepribadiannya, dan terjadi sejak masa
perkembangannya, yang ditandai oleh fungsi-fungsi intelektual yang berada di bawah rata-rata.
Ketidakmampuan dalam bidang intelektual menyebabkan kemampuan untuk berpikir, memikirkan hal-hal yang abstrak, bernalar, kemauan, rasa,
penyesuaian dengan lingkungan sangatlah terbatas. Adanya keterbatasan –
keterbatasan tersebut, maka anak tunagrahita mengalami hambatan dalam mengikuti program pembelajaran yang diberikan kepadanya.
Mereka kurang mampu menyelesaikan tugas yang diberikan, pelupa, kurang perhatian, pembosan dan mudah menyerah. Temuan di lapangan
commit to user 2
menunjukkan bahwa terdapat kendala bagi siswa tunagrahita ringan dalam mengikuti pembelajaran IPA. Hal ini terlihat pada perolehan-perolehan hasil
belajar IPA materi-materi sebelumnya yang mayoritas kurang memuaskan. Berdasarkan hasil tes IPA siswa kelas VI Tunagrahita Ringan SDLB
Negeri Slawi Kabupaten Tegal pada semester I, lebih banyak siswa yang mendapatkan nilai rata-rata kurang dari lima, yaitu dari tujuh siswa yang
mendapat nilai rata-rata kurang dari lima terdapat lima anak, jika dipersentase sebanyak 71.42.
Beberapa metode telah digunakan, antara lain metode ceramah, tanya jawab, demonstrasi,diskusi dan pemberian tugas, tetapi hasil belajar siswa masih
kurang memuaskan. Upaya untuk meningkatkan kemampuan anak tunagrahita ringan, khususnya dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam memerlukan
strategi belajar mengajar dan media pembelajaran yang sesuai, agar proses belajar mengajar dapat berjalan lebih efektif, efisien dan memperoleh hasil yang optimal.
Media audio visual yaitu media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar, yang berisi materi pelajaran yang direkam pada pita magnetik kaset audio
atau Compact Disk CD, yang dapat didengar dan dilihat kembali dengan menggunakan alat penampil CD player. Media audio visual ini dapat dipakai
untuk belajar secara perorangan, kelompok maupun klasikal. Media audio visual digunakan sebagai media pembelajaran, karena
memiliki manfaat, antara lain : 1.
Dapat membangkitkan motivasi belajar. 2.
Dapat menampilkan objek yang terlalu besar atau terlalu kecil. 3.
Dapat menampilkan objek yang berbahaya, misalnya binatang buas. 4.
Dapat mengamati gerakan yang terlalu cepat, misalnya dengan slow motion. 5.
Dapat membuat konsep yang abstrak menjadi konkrit, misalnya untuk menjelaskan sistem peredaran darah.
6. Memungkinkan siswa berinteraksi langsung dengan lingkungannya.
7. Memungkinkan keseragaman pengamatan dan persepsi.
8. Dapat menyajikan pesaninformasi belajar secara konsisten
commit to user 3
Media audio visual juga memiliki beberapa kelebihan jika dibandingkan dengan media yang lain, yaitu :
1. Dapat diputar berulang-ulang.
2. Mudah digunakan
3. Praktis, mudah dibawa ke mana-mana
4. Mudah diperbanyak.
Media Audio visual adalah media yang dirancang untuk meningkatkan kualitas pembelajaran IPA dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan. Media
ini menghasilkan pembelajaran yang aktif, kreatif dan menyenangkan PAKEM. Melalui media audio visual, penulis berharap pembelajaran IPA semakin
menarik dan menyenangkan, sehingga memudahkan siswa tunagrahita ringan untuk dapat menerima, memahami dan menerapkan hasil belajar dalam kehidupan
sehari-hari. Berdasarkan asumsi di atas, peneliti bermaksud melakukan penelitian
tindakan kelas : Meningkatkan Hasil Belajar IPA pada Materi Permukaan Bumi Melalui
Media Audio Visual pada Siswa Kelas VI Tunagrahita Ringan Semester II SDLB Negeri Slawi Kabupaten Tegal Tahun Ajaran 20102011.
B. Perumusan Masalah