commit to user
45
mengadakan penelitian di kelas V dengan menggunakan pembelajaran yang dapat meningkatkan pemahaman konsep gaya magnet pada IPA yaitu dengan penerapan
model problem based learning. Dengan penelitian ini diharapkan siswa Sekolah Dasar Negeri 2 Nadi lebih
tertarik dan termotivasi untuk belajar IPA tentang gaya magnet, sehingga pemahaman konsep gaya magnet IPA siswa dapat meningkat.
2. Deskripsi Permasalahan Penelitian a. Deskripsi Data Awal
SD Negeri 2 Nadi yang dipergunakan sebagai tempat penelitian terletak di desa Nadi, kecamatan Bulukerto, kabupaten Wonogiri, propinsi Jawa Tengah.
Sebelum melaksanakan tindakan penelitian, peneliti terlebih dahulu melaksanakan observasi dan tes awal di kelas V SD Negeri 2 Nadi untuk mengetahui keadaan
nyata yang ada di tempat penelitian. Berdasarkan hasil observasi sebelum melakukan tindakan, masih terdapat
permasalahan yang ditemui pada diri siswa, antara lain: 1
Pada saat pembelajaran berlangsung a
Siswa masih ragu-ragu untuk bertanya dan menjawab pertanyaan. b
Tidak berani tampil di depan kelas. c
Kurang antusias saat merespon tindakan guru. d
Menunjukkan sikap jenuh saat pembelajaran yang ditunjukkan dengan siswa mengobrol sendiri, bermain alat tulis, dan mengantuk.
2 Rendahnya pemahaman konsep gaya magnet siswa yang ditunjukkan dari nilai
tes awal terdapat pada yaitu dari 22 siswa hanya 8 atau 36,36 siswa yang mendapat nilai di atas KKM, sedangkan yang lainnya berada di bawah batas
KKM. Agar lebih jelas, hasil tes awal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut: Data di atas dapat disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi untuk
memudahkan pengamatan. Tabel distribusi frekuensi dari tabel nilai IPA tentang gaya magnet dapat dilihat pada tabel 3 berikut:
commit to user
46
Tabel 3. Daftar Distribusi Frekuensi Nilai IPA materi gaya magnet siswa kelas V SD Negeri 2 Nadi pada kondisi awal
NO Interval Nilai
Frekuensi Presentasi
Keterangan 1
35-44 3
13,64 Di bawah KKM
2 45-54
3 13,64
Di bawah KKM 3
55-64 8
36,36 Di bawah KKM
4 65-74
2 9,1
Di atas KKM 5
75-84 5
22,73 Di atas KKM
6 85-94
1 4,55
Di atas KKM 7
95-104 -
Jumlah 22
100 -
Ketidaktuntasan= 14:22x 100= 63,63 Ketuntasan Klasikal= 8:22x 100= 36,36
Dari data di atas dapat diketahui bahwa rata-rata nilai IPA materi gaya magnet lampiran 6 yang dicapai siswa pada kondisi awal atau sebelum tindakan
masih rendah yaitu 61 yaitu masih di bawah KKM. Dari 22 siswa, yang memperoleh nilai 35-44 ada 3 siswa, yang memperoleh nilai 45-54 ada 3 siswa,
dan yang memperoleh nilai 55-64 ada 8 siswa. Sedangkan siswa yang memperoleh nilai 65-74 ada 2 siswa, yang memperoleh 75-84 ada 5 siswa, yang
memperoleh 85-94 ada 1 siswa, dan siswa yang memperoleh nilai 95-104 ada 0 siswa. Dari data di atas dapat dilihat siswa yang mendapat nilai di bawah KKM
sebanyak 14 siswa atau 63,63 sedangkan siswa yang mendapat nilai di atas KKM hanya ada 8 siswa atau 36,36. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa ketuntasan nilai IPA materi gaya magnet siswa kelas V SD Negeri 2 Nadi pada kondisi awal sebanyak 36,36. Hasil tersebut dapat disajikan pada gambar 8
dalam grafik sebagai berikut:
commit to user
47
Gambar 8. Grafik Nilai IPA materi Gaya Magnet Kelas V SD Negeri 2 Nadi pada Kondisi Awal
Dari hasil tes awal pada tabel di atas dapat disimpulkan sementara bahwa pemahaman konsep gaya magnet oleh siswa kelas V SD Negeri 2 Nadi masih
kurang. Adanya beberapa indikator yang masih memiliki porsi jawaban yang kurang dari yang diharapkan memberikan indikasi bahwa siswa masih belum
begitu paham pada beberapa indikator belajar materi gaya magnet.
b. Deskripsi Tindakan
Deskripsi data tindakan dalam penelitian tindakan kelas ini terdiri dari deskripsi tindakan siklus I dan deskripsi tindakan siklus II.
1 Tindakan Siklus I
Tindakan siklus I dilaksanakan tanggal 25 April 2011, dan tanggal 29 April 2011. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian
tindakan kelas yang terdiri dari siklus-siklus, tiap siklus terdiri dari 4 tahapan. Adapun tahapan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
3 3
8
2 5
1 1
2 3
4 5
6 7
8 9
F r
e
k u
e n
s i
Interval Nilai Siswa
34,5 34,5
44,5 54,5
64,5 74,5
84,5 94,5
commit to user
48
a Tahap Perencanaan Tindakan
Kegiatan perencanaan tindakan pertama dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 23 April 2011 di ruang guru SD Negeri 2 Nadi. Peneliti,
guru kelas V, dan kepala sekolah mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam proses penelitian ini. Kemudian disepakati
bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus I dilaksanakan dalam dua kali pertemuan dengan alokasi waktu 2x35 menit yaitu pertemuan pertama
pada hari senin tanggal 25 April 2011, dan pertemuan kedua tanggal 29 April 2011.
Dengan berpedoman berdasar Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD 2006 kelas V, peneliti melakukan langkah-langkah
perencanaan pembelajaran materi gaya magnet dengan menggunakan model problem based learning sebagai berikut:
1 Mempelajari Silabus IPA SD kelas V semester 2 tentang materi gaya
magnet dan menentukan standar kompetensi serta kompetensi dasar yang sesuai. Adapun hasilnya sebagai berikut:
Standar Kompetensi 5. Memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energi serta
fungsinya. Kompetensi Dasar
5.1 Mendiskripsikan hubungan antara gaya, gerak, dan energi melalui percobaan gaya grafitasi, gaya gesek, gaya magnet
2 Menentukan indikator yang paling tepat yaitu:
5.1.1 Mengelompokkan benda yang bersifat magnetis dan tidak magnetis.
5.1.2 Mendiskripsikan kekuatan gaya magnet. 5.1.3 Mendiskripsikan cara membuat magnet.
5.1.4 Menuliskan benda yang bersifat magnetis dan tidak magnetis 5.1.5 Menuliskan kekuatan gaya magnet.
5.1.6 Menuliskan cara membuat magnet.
commit to user
49
3 Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP sesuai dengan
standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator yang telah ditentukan. RPP dibuat untuk 2 pertemuan.
4 Menyiapkan media dan peralatan yang diperlukan untuk pelaksanaan
penelitian sesuai dengan model problem based learning. 5
Menyiapkan materi, sumber belajar dan lembar evaluasi untuk siswa. 6
Membagi 22 siswa menjadi 5 kelompok yang masing-masing beranggotakan 5 siswa dan 2 kelompok beranggotakan 6 siswa.
Pembagian kelompok ini dilaksanakan secara heterogen dengan mempertimbangkan jenis kelamin dan prestasi siswa sehingga antara
kelompok yang satu dengan kelompok yang lain saling berimbang. 7
Menyiapkan lembar observer. b
Tahap Tindakan Tahap tindakan ini terdiri dari 2 kali pertemuan. Peneliti
melaksanakan penelitian sesuai dengan perencanaan yang telah disusun. Peneliti menggunakan model
problem based learning dalam pembelajaran IPA materi gaya magnet.
1 Pertemuan pertama
Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin tanggal 25 April 2011 selama 2 jam pelajaran 2x35 menit. Pada pertemuan
ini materi yang akan diajarkan adalah benda yang bersifat magnetis dan non magnetis serta kekuatan gaya magnet. Guru kelas V Ibu Sri
Parmanti, S.Pd bertindak sebagai guru dan peneliti bertindak sebagai observer.
Guru mengawali pembelajaran dengan memberi salam dan mengabsen siswa. Untuk memusatkan perhatian siswa, memotivasi
dan mengarahkan minat siswa dalam mengikuti pembelajaran, guru menanyak
an kepada siswa, “Apakah di rumah anak-anak mempunyai kulkas? Apakah pernah membuka dan menutup kulkas
tersebut? Bagaimana tutup kulkas saat dibuka dan ditutup,terasa ringan apa berat?”. Guru kemudian menghubungkan tentang kulkas
commit to user
50
tersebut dengan materi yang akan dipelajari. Setelah itu, guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingi dicapai.
Kegiatan inti guru menjelaskan secara singkat tentang materi. Guru membentuk siswa menjadi 5 kelompok, setiap
kelompok terdapat ketua dan sekretarisnya. Setiap kelompok diberi sebuah permasalahan tentang benda bersifat magnetis non magnetis
dan kekuatan gaya magnet dengan melakukan percobaan. Setiap kelompok terdapat alat dan bahan untuk melakukan percobaan.
Percobaan yang pertama adalah tentang benda yang bersifat magnetis dan non magnetis. Alat dan bahan yang dipersiapkan
diantaranya magnet, peniti, paku payung, karet penghapus, pensil, uang logam potongan kain, potongan kertas, cermin. Dari bahan-
bahan tersebut siswa diminta untuk melakukan percobaan tentang benda yang bersifat magnetis dan non magnetis. Setiap kelompok
mencoba dengan magnet benda mana yang dapat ditarik magnet dan mana yang tidak dapat ditarik magnet. Guru membimbing tiap-tiap
kelompok dalam melakukan percobaan.Dari hasil percobaan tersebut hasilnya dimasukkan di lembar yang telah dipersiapkan guru dan
disertai dengan kesimpulannya. Pembelajaran selanjutnya siswa melakukan percobaan yang
kedua yaitu tentang kekuatan gaya magnet. Guru membagikan lembar kerja kepada masing-masing kelompok. Guru meminta pada
kelompok untuk mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk percobaan. Alat dan bahannya diantaranya magnet,
serbuk besi, buku tulis, kertas hvs, kertas karton, kardus, triplek, kaca. Untuk mengetahui kekuatan gaya magnet siswa diminta untuk
meletakkan serbuk besi di atas buku, kerts hvs, kertas karton, kardus, triplek, kaca secara bergantian. Kemudian magnet diletakkan di
bawah bahan-bahan tersebut, siswa mengamati bagaimana serbuk besi setelah magnet digeser-geser?. Guru membimbing siswa dalam
melakukan percobaan Setiap kelompok hasil percobaan tersebut
commit to user
51
dibuat kesimpulannya di lembar kerja yang telah dibagikan oleh guru.
Pada masing-masing kelompok melaporkan hasil kerjanya di depan kelas, dan kelompok yang lain menanggapi. Guru
memberikan pujian kepada kelompok yang berhasil melaksanakan kegiatan percobaan dengan baik dan benar. Agar lebih jelas, guru
membimbing siswa untuk menyimpulkan hasil kerja yang telah mereka lakukan. Kemudian guru memberi kesempatan pada siswa
untuk menanyakan hal-hal yang belum jelas. Kegiatan akhir, guru bersama siswa melakukan tanya jawab
tentang materi yang telah dipelajari. Dari kegiatan tanya jawab diketahui beberapa siswa dapat mengajukan pendapat atau ide
mereka sendiri mengenai materi yang telah dipelajari. Siswa dibimbing
menyimpulkan dan
merangkum hasil
kegiatan pembelajaran di buku catatan dengan bahasanya sendiri. Setelah itu,
guru membagikan lembar soal kepada siswa untuk dikerjakan secara individu. Sebagai tindak lanjut guru memberikan pesan-pesan agar
siswa rajin belajar. 2
Pertemuan kedua Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 29
April 2011 selama 2 jam pelajaran 2x35 menit. Guru mengawali pembelajaran dengan memberi salamdan
mengabsen siswa.
Guru memberikan
apersepsi dengan
menghubungkan materi sebelumnya dengan materi yang akan diajarkan sekarang yaitu menanyakan tentang benda apa saja yang
dapat ditaik oleh magnet?Siswa menjawab dengan berbagai macam jawaban dari siswa. Guru mempersiapkan media dan menyampaikan
indikator serta kompetensi yang diharapkan. Kegiatan inti guru mengajak siswa melakukan percobaan
untuk mengetahui pengaruh jarak benda terhadap kekuatan gaya magnet, kutub senama dan tak senama, dan cara membuat magnet.
commit to user
52
Siswa dibentuk menjadi 5 kelompok seperti pertemuan sebelumnya. Guru memberikan lembar kerja siswa kepada masing-masing
kelompok. Siswa diminta untuk mempersiapkan alat dan bahan pada percobaan pertama diantaranya magnet, peniti, penggaris, karton
putih, pensil. Tiap kelompok menggambar garis lurus untuk diberi ukuran yaitu 2cm, 4cm, 6cm, 8 cm, 10cm, 12 cm. Setelah itu siswa
mulai melakukan percobaan yaitu meletakkan peniti pada jarak 2cm terlebih dahulu.Apakah pada jarak 2cm dapat ditarik magnet?.
Percobaan itu dilakukan sampai jarak 12 cm. Guru membimbing dalam melakukan percobaan. Tiap kelompok mengamati dan
menyimpulkan hasil kerja pada lembar kerja yang diberikan oleh guru.
Pada percobaan kedua yaitu tentang kutub senama dan tidak senama. Siswa diminta mempersiapkan alat dan bahan yaitu 2
batang magnet. Guru memberikan lembar kerja siswa kepada masing-masing kelompok. Siswa pertama kali mendekatkan kutub
utara dengan kutub utara, apa yang akan terjadi?. Kemudian siswa diminta mendekatkan kutub selatan dengan kutub selatan, apa yang
akan terjadi?. Dan yang terakhir siswa diminta mendekatkan kutub utara dengan kutub selatan, apa yang akan terjadi?. Guru
membimbing dalam melakukan percobaan tersebut. Masing-masing kelompok diminta untuk mengamati dan menuliskan hasil
pengamatannya dalam lembar kerja. Pembelajaran selanjutnya melakukan percobaan yang
terakhir yaitu tentang cara membuat magnet. Siswa diminta membuat magnet dengan 3 cara yaitu induksi, menggosok, dan
dialiri listrik. Dari ketiga cara tersebut cara manakah yang paling mudah?. Guru membimbing siswa dalam melakukan percobaan.
Siswa diminta menuliskan pengamatannya di lembar kerja siswa yang telah disediakan guru. Selanjutnya guru bertanya jawab dengan
siswa tentang macam-macam cara membuat magnet.
commit to user
53
Masing-masing kelompok melaporkan hasil diskusinya. Dengan dibimbing oleh guru perwakilan siswa membacakan hasil
diskusinya. Pada setiap kelompok yang hasil diskusinya paling baik mendapatkan hadiah dari guru. Kemudian guru memberi kesempatan
pada siswa untuk menyakan hal-hal yang belum jelas. Kegiatan
akhir guru
dan siswa
bersama-sama menyimpulkan dan merangkum hasil kegiatan pembelajaran di buku
catatan dengan bahasanya sendiri. Setelah itu guru membagikan lembar soal kepada siswa untuk dikerjakan secara individu. Sebagai
tindak lanjut guru memberi pesan-pesan agar siswa rajin belajar. c
Observasi Pada tahap ini peneliti mengadakan terhadap proses pembelajaran.
Observasi dilaksanakan untuk mengetahui kegiatan siswa dalam pembelajaran dengan tujuan meningkatkan pemahaman konsep gaya
magnet siswa. Observasi juga diperlukan untuk mendapatkan data mengenai kinerja peneliti pada saat penelitian. Peneliti observer
mengamati kesesuaian pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan dengan rencana pembelajaran yang telah disusun sebelumnya.
Adapun hasil pengamatan terhadap kinerja guru pada pertemuan I adalah sebagai berikut:
1 Persiapan guru memulai kegiatan pembelajaran masih kurang.
2 Kemampuan memberikan apersepsi sudah baik.
3 Keterampilan guru mengajukan pertanyaan masih kurang.
4 Kemampuan guru menyampaikan materi sudah baik.
5 Kemampuan guru mengelola kelas sudah baik.
6 Kemampuan mengelola waktu pelajaran sudah baik.
7 Respon siswa terhadap pelajaran masih kurang.
8 Perhatian guru terhadap siswa dalam kategori baik.
9 Pengembangan aplikasi guru sudah baik.
10 Kemampuan dalam menutup pelajaran sudah baik.
commit to user
54
Adapun hasil pengamatan terhadap kinerja guru pada pertemuan II adalah sebagai berikut:
1 Persiapan guru memulai kegiatan pembelajaran sudah baik.
2 Kemampuan memberikan apersepsi masih kurang.
3 Keterampilan guru mengajukan pertanyaan sudah baik.
4 Kemampuan guru menyampaikan materi sudah baik.
5 Kemampuan guru mengelola kelas sudah baik.
6 Kemampuan mengelola waktu pelajaran masih kurang.
7 Respon siswa terhadap pelajaran sudah baik.
8 Perhatian guru terhadap siswa sudah baik.
9 Pengembangan aplikasi sudah baik.
10 Kemampuan menutup pelajaran dalam kategori baik.
Berdasarkan uraian di atas menunjukkan bahwa rata-rata penilaian observasi kinerja guru pada pertemuan I dan pertemuan II dalam siklus I
mencapai kategori baik. Hasil pengamatan proses pembelajaran siswa pada pertemuan I adalah
sebagai berikut: 1
Kedisiplinan siswa dalam kategori kurang. 2
Kesiapan siswa menerima pelajaram masih sangat kurang. 3
Keaktifan siswa masing kurang. 4
Kemauan siswa berdiskusi kelompok masih kurang, siswa masinh sering ramai sendiri.
5 Kemampuan siswa dalam melakukan diskusi masih kurang
6 Keadaan siswa dengan lingkungan belajar dalam kategori baik.
7 Respon siswa dalam pembelajaran dalam kategori baik.
8 Kemampuan siswa dalam mengembangkan krestivitas dan inisiatif
masih kurang. 9
Kemampuan siswa mengerjakan soal evaluasi dalam kategori kurang.
10 Keaktifan siswa saat pada akhir pelajaran masih sangat kurang.
commit to user
55
Hasil pengamatan proses pembelajaran siswa pada pertemuan II adalah sebagai berikut:
1 Kesiapan siswa menerima pelajaran dalam kategori kurang.
2 Kedisiplinan siswa dalam kategori baik.
3 Keaktifan siswa dalam kategori kurang.
4 Kemauan siswa berdiskusi dalam kategori baik.
5 Kemampuan siswa melakukan diskusi dalam kategori kurang.
6 Keadaan siswa dengan lingkungan belajar dalam kategori baik.
7 Respon siswa dalam pembelajaran sudah cukup baik.
8 Kemampuan siswa mengembangkan kreativitas dan inisiatif sudah
baik. 9
Kemampuan siswa mengerjakan soal evaluasi sudah baik. 10
Keaktivan siswa pada akhir pelajaran masih kurang. Berdasarkan uraian di atas menunjukkan bahwa rata-rata penilaian
observasi kegiatan pembelajaran siswa pada pertemuan I dan pertemuan II dalam siklus I mencapai kategori kurang.
d Refleksi
Berdasarkan data-data yang diperoleh dari kolaborasi dengan guru kelas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa pemahaman konsep gaya
magnet dan keaktifan siswa masih rendah. Guru harus memotivasi terlebih dahulu baru siswa berani menjawab pertanyaan guru atau maju
mengerjakan soal di depan kelas. Keaktifan dan kekompakan siswa dalam kerjasama kelompok juga belum maksimal karena siswa malu-
malu dan tidak terbiasa dengan kelompok yang heterogen dalam jenis kelamin.
Berdasarkan permasalahn yang telah dipaparkan di atas maka peneliti mencari solusi dengan memberikan arahan yang lebih jelas pada
siswa. Selain itu peneliti juga mencoba untuk membiasakan siswa kerjasama dengan lawan jenis sehingga siswa tidak malu-malu dan bisa
kompak. Berkaitan dengan hal tersebut maka peneliti mengadakan tindakan untuk siklus berikutnya.
commit to user
56
Adapun daftar distribusi frekuensi yang diperoleh pada siklus I dapat dilihat pada tabel 4 di bawah ini:
Tabel 4. Daftar Distribusi Frekuensi Nilai IPA materi gaya magnet siswa kelas V SD Negeri 2 Nadi pada Siklus I
NO Interval Nilai Frekuensi Presentasi
Keterangan 1
35-44 1
4,54 Di bawah KKM
2 45-54
4 18,18
Di bawah KKM 3
55-64 3
13,63 Di bawah KKM
4 65-74
8 36,36
Di atas KKM 5
75-84 4
18,18 Di atas KKM
6 85-94
2 9,09
Di atas KKM 7
95-104 -
Jumlah 22
100 -
Ketidaktuntasan= 8:22x 100= 36,36 Ketuntasan Klasikal= 14:22x 100= 63,63
Dari data di atas dapat diketahui bahwa rata-rata nilai IPA materi gaya magnet lampiran 7 yang dicapai siswa pada siklus I yaitu 66,25
yaitu sudah di atas KKM. Dari 22 siswa, yang memperoleh nilai 35-44 ada 1 siswa, yang memperoleh nilai 45-54 ada 4 siswa, dan yang
memperoleh nilai 55-64 ada 3 siswa. Sedangkan siswa yang memperoleh nilai 65-74 ada 8 siswa, yang memperoleh 75-84 ada 4 siswa, yang
memperoleh 85-94 ada 2 siswa, dan siswa yang memperoleh nilai 95-104 ada 0 siswa. Dari data di atas dapat dilihat siswa yang mendapat nilai di
bawah KKM sebanyak 8 siswa atau 36,36 sedangkan siswa yang mendapat nilai di atas KKM ada 14 siswa atau 63,63. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa ketuntasan nilai IPA materi gaya magnet siswa kelas V SD Negeri 2 Nadi pada siklus I sebanyak 63,63. Hasil tersebut
dapat disajikan pada gambar 9 dalam grafik sebagai berikut:
commit to user
57
Gambar 9. Grafik Nilai Pemahaman Konsep Gaya Magnet Siswa Kelas V SD Negeri II Nadi Siklus I
Dengan demikian dapat diketahui bahwa ketuntasan pemahaman konsep materi gaya magnet siswa memperoleh di atas KKM yaitu rata-
rata 66,25. Hasil nilai tersebut belum memenuhi target yaitu sebesar 80 sehingga pembelajaran akan dilanjutkan untuk siklus ke II.
2 Tindakan Siklus II
Tindakan Siklus II dilaksanakan 2 kali pertemuan yaitu pada tanggal 3 Mei 2011 dan tanggal 6 Mei 2011. Alokasi waktu pada masing-masing
pertemuan 2x 35 menit. Tahapan-tahapan yang dilakukan pada siklus II adalah sebagai berikut:
a Tahap Perencanaan Tindakan
Berdasarkan hasil refleksi dan evaluasi pelaksanaan tindakan pada siklus I diketahui bahwa pembelajaran melauli model problem based
learning yang dilaksanakan pada siklus I belum menunjukkan adanya
1 4
3 8
4 2
1 2
3 4
5 6
7 8
9
F r
e
k u
e n
s i
Interval Nilai Siswa
34,5 44,5
54,5 64,5
74,5 84,5
94,5
commit to user
58
peningkatan pemahaman konsep gaya magnet yang cukup signifikan. Hal tersebut ditunjukkan pada beberapa siswa yang belum tuntas atau
nilainya masih dibawa KKM. Perencanaan pada siklus kedua ini adalah dengan melakukan identifikasi masalah dan penetapan alternatif
pemecahan masalah sebagai berikut: 1
Guru menyampaikan materi dan informasi pembelajaran dengan lebih jelas dan memberikan arahan kembali kepada siswa tentang
pemecahan masalah dalam kelompok dengan model problem based learning.
2 Memberikan pengertian kepada siswa tentang kerja kelompok
dengan lawan jenis sehingga siswa lebih kompak dalam kelompok. 3
Memberikan motivasi kepada siswa misalnya memberikan penghargaan baik verbal maupun non verbal.
4 Guru memperbaiki pengelolaan kelas dengan membuat pembelajaran
yang menarik siswa. Dengan berpedoman pada Kurikulum Satuan Pendidikan SD 2006
kelas IV dan mempertimbangkan hasil siklus I, guru dan peneliti menyusun langkah-langkah perencanaan pembelajaran sebagai berikut:
1 Mempelajari Silabus IPA SD kelas V semester 2 tentang materi gaya
magnet dan menentukan standar kompetensi serta kompetensi dasar yang sesuai. Adapun hasilnya sebagai berikut:
Standar Kompetensi 5. Memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energi serta
fungsinya. Kompetensi Dasar
5.1 Mendiskripsikan hubungan antara gaya, gerak, dan energi melalui percobaan gaya grafitasi, gaya gesek, gaya magnet
2 Menentukan indikator yang paling tepat yaitu:
5.1.1 Mengelompokkan benda yang bersifat magnetis dan tidak magnetis.
5.1.2 Mendiskripsikan kekuatan gaya magnet.
commit to user
59
5.1.3 Mendiskripsikan cara membuat magnet. 5.1.4 Menuliskan benda yang bersifat magnetis dan tidak magnetis
5.1.5 Menuliskan kekuatan gaya magnet. 5.1.6 Menuliskan cara membuat magnet.
3 Menyususn Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP sesuai dengan
standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator yang telah ditentukan. RPP yang dibuat untuk 2 kali pertemuan.
4 Menyiapkan media dan peralatan yang diperlukan untuk pelaksanaan
penelitian. 5
Menyiapkan materi, sumber belajar dan lembar evaluasi untuk siswa. 6
Membagi 22 siswa menjadi 5 kelompok yang masing-masing beranggotakan 4 siswa. Pembagian kelompok ini masih sama dengan
siklus I, tidak ada kendala yang berarti dalam anggota kelompok. 7
Menyiapkan lembar observasi guru dan siswa untuk observer. b
Tahap Tindakan Tahap tindakan ini terdiri dari 2 kali pertemuan. Peneliti
melaksanakan penelitian sesuai dengan perencanaan yang telah disusun. Peneliti menggunakan model problem based learning
1 Pertemuan pertama
Pada pertemuan ini, konsep IPA yang diajarkan adalah tentang benda yang bersifat magnetis dan non magnetis dan kekuatan
gaya magnet. Guru mengawali pembelajaran dengan memberi salam dan mengabsen siswa. Untuk memusatkan perhatian siswa,
memotivasi, dan mengarahkan minat siswa dalam mengikuti pembelajaran, guru menanyakan kepada siswa apakah anak-anak
pernah membuka dan menutup kulkas?Apa yang kalian rasakan saat membuka dan menutup kulkas?Terasa berat atau ringan pintu saat
dibuka? Selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Pada kegiatan inti gur menyampaikan konsep-konsep gaya
magnet secara singkat. Untuk memperjelas guru mengajak siswa melakukan percobaan. Untuk mengetahui benda apa saja yang dapat
commit to user
60
ditarik magnet siswa diminta untuk menyiapkan berbagai peralatan yang akan digunakan untuk percobaan. Alat dan bahannya
diantaranya magnet batang, peniti, paku payung, karet penghapus, pensil, uang logam, potongan kain, potongan kertas, cermin,
kayu,bolpoin, buku. Setelah itu guru meminta siswa untuk melakukan percobaan yaitu dengan menempelkan magnet dengan
benda di atas tersebut. Benda mana yang dapat ditarik magnet dan yang tidak dapat ditarik magnet. Guru membimbing siswa dalam
melakukan percobaan. Guru meminta siswa untuk menuliskan hasilnya di lembar kerja siswa yang telah diberikan oleh guru.
Kegiatan pembelajaran yang selanjutnya yaitu untuk percobaan yang kedua yaitu mengetahui kekuatan gaya magnet.
Siswa diminta menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk percobaan. Alat dan bahannya diantarany magnet batang,
serbuk besi, buku tulis, kertas HVS, kertas karton, kardus, triplek, kaca, plastik. Guru meminta siswa melakukan percobaan dengan
cara meletakkan serbuk besi di atas bahan di atas dan magnet diletakkan di bawah bahan-bahan tersebut. Magnet digerak-
gerakkan, serbuk besi bisa bergerak atau tidak bisa bergerak? Guru membimbing siswa dalam melakukan percobaan.Guru meminta
siswa untuk menuliskan hasilnya di lembar kerja siswa yang telah diberikan guru.
Siswa mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas untuk masing-masing kelompok.Guru membimbing siswa dalam
pembahasan hasil diskusi tersebut. Kelompok yang hasil diskusinya paling baik diberi penguatan oleh guru dan diberi reward. Guru
menyanyakan kepada siswa bila ada materi yang belum jelas. Pada kegiatan akhir guru dan siswa menyimpulkan secara
bersama-sama tentang materi gaya magnet yaitu benda bersifat magnetis dan non magnetis serta mengetahui kekuatan gaya magnet.
Kemudian guru membagikan soal evaluasi untuk dikerjakan siswa.
commit to user
61
Sebagai tindak lanjut, guru memberi pesan kepada siswa agar selalu rajin belajar. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.
2 Pertemuan kedua
Pada pertemuan kedua ini konsep IPA yang diajarkan yaitu gaya magnet tentang pengaruh jarak benda terhadap kekuatan gaya
magnet, mengetahui kutub magnet senama dan tidak senama, dan cara membuat magnet. Guru mengawali pembelajaran dengan
memberi salam dan mengabsen siswa. Guru mengingatkan siswa tentang materi yang disampaikan pertemuan sebelumnya yaitu
dengan bertanya
jawab kepada
siswa. Kemudian
guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Pada kegiatan inti guru menyampaikan konsep gaya magnet secara singkat. Guru bertanya kepada siswa “apakah kalian pernah
membuka dan menutup pintu kulkas? Pada jarak dekat atau jauh pintu kulkas dapat ditarik oleh badan kulkas?. Percobaan yang
pertama adalah tentang pengaruh jarak benda terhadap kekuatan gaya magnet. Siswa menyiapkan alat dan bahan yaitu magnet, peniti,
penggaris, kertas HVS, dan pensil. Siswa diminta membuat garis lurus dengan ukuran yang ditandai dengan jarak sesuai dengan
lembar kerja siswa. Setelah selesai siswa melakukan percobaan dengan meletakkan magnet pada jarak 0 cm dan 2 cm. Apa yang
akan terjadi?apakah dapat ditarik magnet atau tidak?. Percobaan itu dilanjutkan sampai jarak 12 cm. Guru membimbing waktu percobaan
berlangsung. Siswa diminta menuliskan hasil pengamatan di lembar kerja siswa.
Percobaan selanjutnya yaitu mengetahui kutub magnet senama dan tidak senama. Alat dan bahan yang harus dipersiapkan
adalah dua magnet. Cara kerjanya yaitu kedua magnet didekatkan, yang pertama adalah kutub selatan dan kutub selatan. Selanjutnya
adalah kutub utara dengan kutub utara kemudian kutub utara dengan kutub selatan. Siswa diminta mengamati yang terjadi pada kedua
commit to user
62
magnet. Guru membimbing siswa dalam melakukan percobaan. Hasil pengamatan diminta untuk dituliskan di lembar kerja siswa
yang telah dipersiapkan oleh guru. Pembelajaran selanjutnya yaitu tentang cara membuat
magnet. Cara membuat magnet ada 3 cara yaitu dengan cara induksi, menggosok, dan dialiri arus listrik. Cara kerja dengan cara induksi
yaitu mendekatkan atau menempelkan magnet pada benda yang akan dijadikan magnet. Sedangkan dengan cara menggosok yaitu dengan
menggosokkan salah satu kutub magnet pada besi atau baja tersebut dengan kuat atau searah. Kemudian dialiri arus listrik yaitu dengan
melilitkan kawat ke paku dan dihubungkan dengan batu baterai. Siswa melakukan percobaan di atas tersebut dan membandingkan
diantara yang paling mudah. Guru membimbing siswa dalam melakukan percobaan dan meminta siswa untuk menuliskan hasil
pengamatan pada lembar kerja siswa yang telah disediakan oleh guru.
Kegiatan inti pada konfirmasi siswa diminta untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. Masing-masing
kelompok mewakilkan satu orang untuk maju ke depan membacakan hasil diskusi. Guru membimbing siswa dalam pembahasan hasil
diskusi. Kelompok yang terbaik akan diberikan reward oleh guru. Guru menanyakan kepada siswa bila ada materi yang belum jelas.
Kegiatan akhir guru dan siswa menyimpulkan secara bersama-sama tentang materi yang telah dipelajari. Selanjutnya, guru
memberikan soal evaluasi mandiri. Sebagai tindak lanjut guru menyampaikan pesan kepada siswa agar lebih rajin belajar,
kemudian guru menutup pelajaran dengan salam. c
Observasi Pada tahap ini masih menggunakan lembar observasi untuk
memantau perkembangan proses pembelajaran dan akan dibandingkan dengan hasil observasi siklus I
commit to user
63
Hasil pengamatan terhadap kinerja guru pada pertemuan I adalah sebagai berikut:
1 Persiapan guru memulai kegiatan pembelajaran sudah baik.
2 Kemampuan memberikan apersepsi baik.
3 Keterampilan guru mengajukan pertanyaan sudah baik.
4 Kemampuan guru menyampaikan materi baik.
5 Kemampuan guru mengelola kelas sudah baik.
6 Kemampuan mengelola waktu pelajaran sudah baik.
7 Respon siswa terhadap pelajaran baik.
8 Perhatian guru terhadap siswa sudah baik.
9 Pengembangan aplikasi baik.
10 Kemampuan menutup pelajaran dalam kategori baik.
Adapun hasil pengamatan terhadap kinerja guru pada pertemuan II adalah sebagai berikut:
1 Persiapan guru memulai kegiatan pembelajaran baik.
2 Kemampuan memberikan apersepsi baik.
3 Keterampilan guru mengajukan pertanyaan sangat baik.
4 Kemampuan guru menyampaikan materi sangat baik.
5 Kemampuan guru mengelola kelas baik.
6 Kemampuan mengelola waktu pelajaran baik.
7 Respon siswa tehadap pelajaran baik.
8 Perhatian guru terhadap siswa sangat baik.
9 Pengembangan aplikasi baik.
10 Kemampuan menutup pelajaran baik.
Berdasarkan uraian di atas menunjukkan bahwa rata-rata penilaian observasi kinerja guru pada pertemuan I dan pertemuan II dalam siklus II
mencapai kategori baik. Adapun hasil pengamatan proses pembelajaran siswa pada
pertemuan I adalah sebagai berikut: 1
Kedisiplinan siswa baik. 2
Kesiapan siswa menerima pelajaran kurang.
commit to user
64
3 Keaktifan siswa baik
4 Kemauan siswa berdiskusi sudah baik.
5 Kemampuan siswa melakukan diskusi kurang.
6 Keadaan siswa dengan lingkungan belajar baik.
7 Respon siswa dalam pembelajaran sidah baik.
8 Kemampuan siswa mengembangkan kreativitas dan inisiatif baik.
9 Kemampuan siswa mengerjakan soal evaluasi baik.
10 Keaktifan siswa saat pelajaran berakhir sudah baik.
Hasil pengamatan proses pembelajaran siswa pada pertemuan II adalah sebagai berikut:
1 Kedisiplinan siswa sudah baik.
2 Kesiapan siswa menerima pelajaran baik.
3 Keaktifan siswa sudah baik.
4 Kemauan siswa berdiskusi baik.
5 Kemampuan siswa melakukan diskusi baik.
6 Keadaan siswa dengan lingkungan belajar sangat baik.
7 Respon siswa dalam pembelajaran sangat baik.
8 Kemampuan siswa mengembangkan kreativitas dan inisiatif sangat
baik. 9
Kemampuan siswa mengerjakan soal evaluasi baik. 10
Keaktifan siswa saat pelajaran akan berakhir baik. Berdasarkan uraian di atas menunjukkan bahwa rata-rata penilaian
observasi kegiatan pembelajaran siswa pada pertemuan I dan pertemuan II dalam siklus II dalam kategori baik.
d Refleksi
Pada siklus I telah dilakukan diskusi yang mendalam dengan guru kelas tentang proses pembelajaran. Pada siklus II peneliti juga
melaksanakan diskusi membahas proses pembelajaran yang telah berlangsung. Berdasarkan lembar observasi kegiatan siswa terjadi
perubahan keaktifan yang cukup berarti. Pada siklus I siswa belum berani dan masih ragu-ragu, malu-malu dalam menyampaikan gagasannya.
commit to user
65
Namun pada siklus II siswa sudah mempunyai keberanian untuk bertanya dan mengungkapkan pendapatnya. Demikian juga dalam mengerjakan
tugas kelompok atau diskusi, secara keseluruhan siswa sudah memperlihatkan aktivitas yang baik. Siswa juga menunjukkan
peningkatan pemahaman konsep gaya magnet. Siswa dapat menjawab dengan lebih cepat pertanyaan yang diberikan guru. Namun ada juga
beberapa hambatan yaitu masih ada beberapa siswa yang sulit menguasai materi.
Setelah pelaksanaan siklus II selesai dilakukan, maka diadakan tes belajar siswa. Dari hasil tes belajar siswa diketahui pemahaman konsep
gaya magnet siswa meningkat, yang tentunya berpengaruh terhadap kemampuan dalam menyelesaikan soal mengenai materi gaya magnet,
seperti dikemukakan dalam daftar distribusi frekuensi pada tabel 5 berikut:
Tabel 5. Daftar Distribusi Frekuensi Nilai IPA materi gaya magnet siswa kelas V SD Negeri 2 Nadi pada Siklus II
NO Interval Nilai
Frekuensi Presentasi
Keterangan
1 35-44
- -
Di bawah KKM 2
45-54 2
9,10 Di bawah KKM
3 55-64
2 9,10
Di bawah KKM 4
65-74 5
22,73 Di atas KKM
5 75-84
8 36,36
Di atas KKM 6
85-94 5
22,73 Di atas KKM
7 95-104
- Jumlah
22 100
- Ketidaktuntasan= 4:22x 100= 18,18
Ketuntasan Klasikal= 18:22x 100= 81,81
commit to user
66
Dari data di atas dapat diketahui bahwa rata-rata nilai IPA materi gaya magnet lampiran 8 yang dicapai siswa pada siklus II yaitu 77,98
yaitu sudah di atas KKM. Dari 22 siswa, yang memperoleh nilai 35-44 ada 0 siswa, yang memperoleh nilai 45-54 ada 2 siswa, dan yang
memperoleh nilai 55-64 ada 2 siswa. Sedangkan siswa yang memperoleh nilai 65-74 ada 5 siswa, yang memperoleh 75-84 ada 8 siswa, yang
memperoleh 85-94 ada 5 siswa, dan siswa yang memperoleh nilai 95-104 ada 0 siswa. Dari data di atas dapat dilihat siswa yang mendapat nilai di
bawah KKM sebanyak 4 siswa atau 18,18 sedangkan siswa yang mendapat nilai di atas KKM ada 18 siswa atau 81,81. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa ketuntasan nilai IPA materi gaya magnet siswa kelas V SD Negeri 2 Nadi pada siklus II sebanyak 81,81. Hasil tersebut
dapat disajikan dalam grafik pada gambar 10 sebagai berikut:
Gambar 10. Grafik Nilai Pemahaman Konsep Gaya Magnet Siswa Kelas V SD Negeri 2 Nadi Siklus II
Dengan demikian, dapat diketahui bahwa ketuntasan hasil belajar pemahaman konsep gaya magnet siswa yang memperoleh nilai ≥65
2 2
5 8
5 1
2 3
4 5
6 7
8 9
F r
e
k u
e n
s i
Interval Nilai Siswa
44,5 54,5
64,5 74,5
84,5 94,5
commit to user
67
KKM sudah menunjukkan peningkatan dan peningkatan rata-rata kelas, sehingga pembelajaran pada siklus II mengenai pemahaman konsep gaya
magnet melalui model problem based learning sudah berhasil.
B. Temuan dan Pembahasan Hasil Penelitian