Indikator Keberhasilan PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GAYA MAGNET PADA PELAJARAN IPA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 NADI BULUKERTO WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2010 2011

commit to user 38 2. Penyajian data Setelah data direduksi langkah selanjutnya yaitu diadakan penyajian data. Penyajian data adalah sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Dengan melihat penyajian data, maka akan dimengerti apa yang terjadi dan memungkinkan untuk mengerjakan sesuatu pada analisis ataupun tindakan lain berdasarkan pengertian tersebut. Dalam pelaksanaan penelitian penyajian-penyajian data yang lebih baik merupakan suatu cara yang utama bagi analisis kualitatif yang valid. Untuk menampilkan data-data tersebut agar lebih menarik maka diperlukan penyajian yang menarik pula. Dalam penyajian ini dapat dilakukan melalui berbagai macam cara visual misalnya gambar, grafik, chart network, diagram, matrik dan sebagainya. 3. Penarikan kesimpulan Data-data dari hasil penelitian setelah direduksi disajikan langkah terakhir adalah penarikan kesimpulanverifikasi. Hasil dari data-data yang telah didapatkan dari laporan penelitian selanjutnya digabungkan dan disimpulkan serta diuji kebenarannya. Penarikan kesimpulan merupakan bagian dari suatu kegiatan dari konfigurasi yang utuh sehingga kesimpulan- kesimpulan juga diverifikasi selama penelitian berlangsung. Verifikasi data yaitu pemeriksaan tentang benar dan tidaknya hasil dari laporan penelitian. Kesimpulan adalah tinjauan ulang pada catatan di lapangan, kesimpulan dapat ditinjau sebagai makna-makna yang muncul dari data yang harus diuji kebenarannya, kekokohannya dan kecocokannya yaitu yang merupakan validitasnya.

H. Indikator Keberhasilan

Penelitian dikatakan berhasil dan ada peningkatan apabila jumlah siswa yang memperoleh nilai sesuai dengan KKM ≥ 65 di kelas pada siklus I mencapai 65 kurang lebih 15 siswa, kemudian pada siklus II mencapai 80 kurang lebih 19 siswa. commit to user 39

I. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 2 siklus yang masing- masing siklus meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Pelaksanaan dilakukan dengan mengadakan pembelajaran yang dalam satu siklus ada dua kali tatap muka yang masing-masing 2x35 menit. Tiap Siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang dicapai, seperti yang telah didesain. Untuk mengetahui pemahaman konsep gaya magnet pada pelajaran IPA siswa kelas V SD Negeri 2 Nadi Bulukerto Wonogiri diadakan obsrvasi terhadap pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Berdasarkan hasil temuan di kelas, maka peneliti berusaha meningkatkan pemahaman konsep gaya magnet pada pelajaran IPA siswa V dengan menerapkan Model Problem Based Learning dan menghubungkan dengan konsep lain yang telah dikuasai siswa. Adapun prosedur Penelitian Tindakan kelas ini secara rinci diuraikan sebagai berikut: 1. Siklus I a. Tahap Perencanaan Tindakan Perencanaan dilakukan secara partisipatif secara aktif berdasarkan identifikasi pada tahap sebelumnya. Tahap ini bersifat diagnostik untuk menghasilkan formulasi tindakan yang akan dilakukan pada tahap selanjutnya untuk memecahkan masalah atau melakukan perbaikan. Formulasi rencana tindakan ini mencakup pihak yang dilibatkan, strategi dan sarana yang digunakan. Pada tahap ini juga disusun rencana observasi terhadap perubahan yang akan dilakukan serta teknik dan instrument yang digunakan. Adapun langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah: 1 Menentukan pokok bahasan materi gaya magnet kelas V 2 Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP dengan model Problem Based Learning . 3 Mengembangkan skenario pembelajaran. 4 Menginformasikan masalah pada siswa. commit to user 40 5 Menyusun Lembar Kerja Siswa LKS yang berisi percobaan tentang materi gaya magnet. 6 Menyiapkan sumber belajar seperti buku, lingkungan sekitar siswa. 7 Menyiapkan soal tes setelah dilaksanakan pembelajaran. 8 Menyiapkan lembar penilaian. 9 Menyiapkan lembar observasi. b. Tahap Pelaksanaan Tindakan. Pada tahap ini dilakukan implementasi tindakan yang telah direncanakan pada tahap perencanaan. Tahap ini bersifat terapiks yaitu upaya perbaikan melalui implementasi tindakan yang telah ditetapkan pada tahap sebelumnya. Dalam penelitian tindakan sering terjadi belokan- belokan kecil dari rencana yang telah disusun, karena itu peneliti akan selalu mencatat perubahan-perubahan kecil tersebut dan alasan perubahan itu terjadi. Rincian dalam tahap ini meliputi: 1 Guru menerapkan model problem based learning PBL dalam pembelajaran IPA materi pokok gaya magnet sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP, yaitu dengan membagi siswa secara kelompok terlebih dahulu, lalu mengorientasikan masalah kepada siswa mengenai materi gaya magnet dan menyajikan lembar kerja siswa yang kemudian meminta masing-masing kelompok mendiskusikan permasalahan tersebut. 2 Siswa bersama kelompoknya membagi tugas pada masing-masing anggota, kemudian siswa diminta untuk mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas dan kelompok lain menanggapi. c. Tahap Observasi Tahap observasi dilakukan dengan mengamati proses pembelajaran IPA mengenai kegiatan guru dan siswa dengan menerapkan Problem Based Learning. Observasi diarahkan pada poin-poin dalam pedoman yang telah disiapkan peneliti yang meliputi beberapa aspek dan indikator. 1 Aspek keberhasilan guru yang ingin dinilai antara lain: a Mengkondisikan siswa ke arah pembelajaran yang kondusif commit to user 41 b Memberikan motivasi c Melakukan apersepsi d Menyampaikan materi dengan jelas dan mudah dipahami. e Memberi kesempatan untuk bertanya. f Mengarahkan siswa untuk bekerjasama dengan kelompok. g Membimbing siswa dalam kegiatan kelompok. h Memberikan tes akhir i Mengevaluasi hasil siswa dalam diskusi kelompok. j Memberikan balikan pada siswa. 2 Aspek keberhasilan siswa yang ingin dicapai antara lain: a Aktif memperhatikan penjelasan guru. b Kemauan untuk menerima pelajaran. c Aktif mengerjakan tugas. d Aktif memanfaatkan media yang digunakan. e Kesungguhan siswa mengerjakan tugas individu maupun kelompok. f Hasrat untuk bertanya dan mengeluarkan pendapat. g Kemauan berdiskusi dengan teman kelompok. h Keaktifan untuk membuat kesimpulan pelajaran. i Keaktifan dalam proses pembelajaran. j Kesungguhan mengerjakan tes. d. Tahap refleksi. Refleksi dilakukan setelah mengadakan pengamatan. Pada pembelajaran siklus I tentang gaya magnet didapatkan kendala yaitu siswa belum memahami materi dan siswa mendapatkan nilai yang belum sesuai dengan harapan atau tindakan yang dilakukan belum tercapai secara optimal, maka perlu adanya perbaikan pada siklus II. 2. Siklus II a. Tahap Perencanaan Tindakan 1 Identifikasi masalah pada siklus I dan penetapan alternatif pemecahan masalah. commit to user 42 2 Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP dengan model Problem Based Learning. 3 Mengembangkan skenario pembelajaran. 4 Menginformasikan masalah kepada siswa. 5 Menyusun Lembar Kerja Informasi LKS yang berisi percobaan tentang gaya magnet. 6 Menyiapkan sumber belajar seperti buku, lingkungan sekitar siswa. 7 Mengembangkan format evaluasi pembelajaran. 8 Menyiapkan soal tes setelah dilaksanakan pembelajaran. 9 Menyiapkan lembar penilaian. 10 Menyiapkan lembar observasi. b. Tahap Pelaksanaan Tindakan 1 Memperbaiki tindakan sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah disempurnakan berdasarkan hasil refleksi pada siklus I. 2 Guru mengadakan percobaan yang bervariasi dengan menerapkan model Problem Based Learning . 3 Siswa belajar dalam situasi pembelajaran mengenai magnet dengan langkah-langkah pada siklus I dengan menerapkan model Problem Based Learning . 4 Memantau perkembangan pemahaman siswa dalam konsep gaya magnet. 5 Guru memberikan soal tes kepada siswa. c. Tahap Observasi Tahap observasi dilakukan dengan mengamati proses pembelajaran IPA mengenai kegiatan guru dan siswa dengan menerapkan model Problem Based Learning. Observasi diarahkan pada poin-poin dalam pedoman yang telah disiapkan peneliti yang meliputi beberapa aspek indikator. 1 Aspek keberhasilan guru yang ingin dinilai antara lain: a Mengkondisikan siswa ke arah pembelajaran yang kondusif. b Memberikan motivasi. commit to user 43 c Melakukan apersepsi. d Menyampaikan materi dengan jelas dan mudah dipahami. e Memberi kesempatan untuk bertanya. f Mengarahkan siswa untuk bekerjasama dengan kelompok. g Membimbing siswa dalam kegiatan kelompok. h Memberikan tes akhir. i Mengevaluasi hasil siswa dalam diskusi kelompok. j Memberikan balikan kepada siswa. 2 Aspek keberhasilan siswa yang ingin dicapai antara lain: a Aktif memperhatikan penjelasan guru. b Kemauan untuk menerima pelajaran. c Aktif mengerjakan tugas. d Aktif memanfaatkan media yang digunakan. e Kesungguhan siswa mengerjakan tugas individu maupun kelompok. f Hasrat untuk bertanya dan mengeluarkan pendapat. g Kemauan berdiskusi dengan teman kelompok. h Keaktifan untuk membuat kesimpulan pelajaran. i Keaktifan dalam proses pembelajaran. j Kesungguhan mengerjakan tes. d. Tahap Refleksi Hasil analisis data dari siklus II ini digunakan sebagai acuan untuk menentukan tingkat ketercapaian tujuan yang dilakukan guru dalam meningkatkan pemahaman konsep gaya magnet melalui penerapan model Problem Based Learning pada siswa kelas V. Pada siklus II sudah diperoleh hasil yang optimal sehingga siklus dihentikan. commit to user 44 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN 1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS IV SD NEGERI 1 MARGOSARI PRINGSEWU

1 5 71

PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP PENGARUH GAYA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 01 SARADAN TAHUN PELAJARAN 2009 2010

0 3 9

PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP GAYA MAGNET MELALUI PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY METHOD SISWA KELAS V SD NEGERI 2 AMPEL BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2010 2011

0 2 96

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN PROBLEM BASED Penerapan Strategi Pembelajaran Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Kreativitas Pada Mata Pelajaran Pkn Siswa Kelas V SD Negeri Ii Mojoreno Kabupaten Wonogiri Tahun Ajaran 2013/2014.

0 2 17

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN PROBLEM BASED Penerapan Strategi Pembelajaran Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Kreativitas Pada Mata Pelajaran Pkn Siswa Kelas V SD Negeri Ii Mojoreno Kabupaten Wonogiri Tahun Ajaran 2013/2014.

0 0 13

PENERAPAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA PENERAPAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI KRAJAN TAHUN AJARAN 2010/2011.

0 2 18

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ipa Pada Siswa Kelas V SD Negeri 01 Bangsri Kecamatan Karangpan

0 1 15

PENDAHULUAN Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ipa Pada Siswa Kelas V SD Negeri 01 Bangsri Kecamatan Karangpandan Kababupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2011/2012.

0 1 6

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS V Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ipa Pada Siswa Kelas V SD Negeri 01 Bangsri Kecamatan Karang

0 1 16

PENGGUNAAN SCIENTIFIC APPROACH MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GAYA SISWA KELAS IV SDN 01 BOLON TAHUN PELAJARAN 2013/2014.

0 1 17