6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Uraian Tumbuhan 2.1.1 Morfologi tumbuhan
Tumbuhan Girang Leea aequata L. merupakan tumbuhan perdu, tahunan, tingginya 1½-3 m. Batang tumbuhan ini berkayu, bercabang, bentuk
bulat, masih muda berambut, dan hijau. Daun tumbuhan majemuk, anak daun lanset, bertangkai pendek, tepi daun begerigi, ujung daun runcing, pangkal
membulat, panjangnya 6-25 cm, lebarnya 3-8 cm, berambut dan bewarna hijau. Bunga tumbuhan majemuk, bentuk malai, kelopak bulat telur, panjang 2-5 cm,
kuning keputih-putihan. Buahnya berbentuk bulat, diameter ±12 mm, masih muda hijau dan setelah tua ungu kehitaman dengan biji kecil, bentuk segitiga, dan
bewarna putih kekuningan. Tumbuhan ini termasuk tumbuhan berakar tunggang dengan warna cokelat muda Depkes RI, 2001.
2.1.2 Habitat
Tumbuhan ini tumbuh tersebar di seluruh pulau Jawa pada ketinggian kurang dari 1000 m di atas permukaan laut, sebagai semak yang tidak berduri
yang tumbuh di tepi sungai-sungai dan dibawah belukar lain di lembah-lembah Heyne, 1950.
2.1.3 Nama umum dan nama daerah
Leea aequata L. memiliki nama umumdagang: girang. Nama daerahnya antara lain seperti : ginggiyang Sunda, girang Jawa Tengah, jirang Madura, kayu
ajer perempuan Melayu, mali-mali Makasar, uka Maluku Depkes RI, 2001.
Universitas Sumatera Utara
7
2.1.4 Sistematika tumbuhan
Menurut Herbarium Medanense 2016, klasifikasi tumbuhan girang adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae Divisi
: Spermatophyta Kelas
: Dicotyledoneae Ordo
: Vitales Famili
: Vitacea Genus
: Leea Spesies : Leea aequata L.
2.1.5 Manfaat tumbuhan
Daun Leea aequata L. berkhasiat sebagai obat luka baru dan pegal linu. Untuk obat luka baru dipakai ±30 gram daun segar Leea aequata L., dicuci,
ditumbuk sampai lumat, ditempelkan pada luka dan dibalut dengan kain bersih Depkes RI, 2001.
Akar dan daun muda tanaman ini digunakan oleh masyarakat di Bangladesh untuk mengobati luka dan bengkak di pembuluh darah yang
digunakan dengan cara meletakkan tapal akar dan daun di bagian yang sakit. Tanaman ini juga digunakan dalam pengaobatan bisul, tukak lambung, hydocele,
rematik, ureterolithiasis, vertigo, mual, anastesi kulit, bilious fever, bronchitis, dispepsia, gatal, kusta dan TB ulkus Motaleb, dkk., 2013.
Akar dan batang berkhasiat sebagai astringen, dan antelmentik. digunakan untuk gangguan pencernaaan, sakit kuning, demam kronis, dan malaria. Minyak
atsiri – menghambat pertumbuhan Mycobacterium tuberculosis, juga menghambat
Universitas Sumatera Utara
8
pertumbuhan Micrococcuspyogenes var. aureus dan Pasteurella pestis. Akar, umbi dan batang – sebagai mucilago, dan astringen. Daun dan ranting –
antiseptik, dan digunakan untuk mengobati luka Khare, 2007.
2.1.6 Kandungan kimia
Hasil karakterisasi simplisia daun girang yang telah dilakukan oleh Malinda, 2015 diperoleh kadar air 4, kadar sari larut air 8,11, kadar sari larut
etanol 9,61, kadar abu total 7,58 dan kadar abu tidak larut dalam asam 0.65. Hasil skrining serbuk simplisia dan ekstrak etanol daun girang menunjukkan hasil
positif pada alkaloid, flavonoid, glikosida, tanin, saponin, steroidtriterpenoid.
2.2. Mineral