Variabel Pelayanan Fiskus Variabel Penyuluhan Wajib Pajak Analisis Deskriptif Variabel Penyuluhan Wajib Pajak X3

memenuhi kewajiban perpajakan 2 Pengenaan sanksi harus dilaksanakan dengan tegas kepada semua Wajib pajak yang melakukan Pelanggaran 3 Sanksi yang diberikan kepada Wajib Pajak harus sesuai dengan besar kecilnya pelanggaran yang sudah dilakukan 4 Penerapan sanksi pajak harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku DAFTAR PUSTAKA Bandura, A. 1986. Social Foundation of Thought and Action : a Social Cognitive Theory. New Jersey: Prentice-Hall. Devano, S. dan Rahayu, S. K. 2006. Perpajakan Konsep, Teori dan Isu. Jakarta: Prenada Media Djoned Gunadi M ,2005, Administrasi Pajak, Jakarta : BPPK DEPKEU RI Ferdinand, Augusty. 2006. Structural Equation Modeling Dalam Penelitian Manajemen, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang Fikriningrum, Winda Kurnia. 2012. “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Memenuhi Kewajiban Membayar Pajak”. Fishbein, M., Ajzen, I. 1975. Belief, Attitude, Intention and Behavior : An Introduction to Theory and Research. New Jersey: Prentice Hall. Hair et al., 1998, Multivariate Data Analysis, Fifth Edition,Prentice Hall, Upper Saddle River : New Jersy. Harjanti Puspa, 2012. “Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak,Pelayanan Fiskus dan Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribad yang melakukan kegiatan usaha dan pekerjaan bebas di KPP Pratama Cilacap”. Skripsi Universitas Diponegoro. Semarang. Ilyas, W. B. dan Burton, R. 2008. Hukum Pajak Edisi 4. Jakarta: Salemba Empat. Jatmiko, A.N. 2006. Pengaruh Sikap Wajib Pajak pada Pelaksanaan Sanksi Denda, Pelayanan Fiskus dan Kesadaran Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Studi Empiris terhadap Wajib Pajak Orang Pribadi di Kota Semarang, Online, http: eprints.undip.ac.id152611Agus_Nugroho_Jatmiko.pdf, diakses 16 November 2013. Muliari, N. K. dan Setiawan, P. E. 2010. Jurnal Akuntansi dan Bisnis: Fakultas Ekonomi Universitas Udayana. Pengaruh Persepsi tentang Sanksi Perpajakan dan Kesadaran Wajib Pajak pada Kepatuhan Pelaporan Wajib Pajak Orang Pribadi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Denpasar Timur, Online, http:portalgaruda.orgdownload_article.php?article946, diakses 8 Desember 2013. Oktaviane Lidya Winerungan, 2013. Sosialiasai Perpajakan, Pelayanan Fiskus Dan Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan WPOP di KPP Manado dan KPP Bitung. Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Akuntansi, Universitas Sam Ratulangi Manado. Jurnal Emba Vol.1No.3September 2013,hal 960-970 Robbins, 1996.Perilaku Organisasi, Konsep, Kontroversi danAplikasi. Alih Bahasa : Hadyana Pujaatmaka. Edisi Keenam. Penerbit PT.Bhuana Ilmu Populer, Jakarta. Rochaety, Ety, Ratih Tresnati, dan Abdul Madjid Latief, 2007. Metodologi Penelitian Bisnis:Dengan Aplikasi SPSS. Edisi Pertama, Penerbit Mitra Wacana Media, Jakarta. Santi, A. N. 2012. Analisis Pengaruh kesadaran Perpajakan, Sikap Rasional, Lingkungan, Sanksi Denda, dan Sikap Fiskus Terhadap kepatuhan Wajib Pajak, Online, http:eprints.undip.ac.id350251Skripsi_01.pdf, diakses 17 November 2013. Sri Rizki Utami dan Ayu Noorida Soerono.2012.Pengaruh Faktor-Faktor Eksternal Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Di Lingkungan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Serang.Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Bisnis 2012. Sugiyono, 2006, Statistika Untuk Penelitian, Cetakan Ketujuh, Bandung: CV. Alfabeta. Supadmi. 2010. Jurnal Akuntansi dan Bisnis: Fakultas Ekonomi Universitas Udayana. Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Melalui Kualitas, Online, http:portalgaruda.orgdownload_article.php?article986, diakses 8 Desember 2013. Sutari 2013. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemauan Membayar Pajak Sebagai Perwujudan Masyarakat Madani. Prosiding Seminar Nasional 2013. ISBN: 978-979- 98438-8-3. Tarjo dan Indra K. 2006. “Analisis Perilaku Wajib pajak Orang Pribadi terhadap Pelaksanaan Self-Assesment System: Suatu Studi di Bangkalan”. JAAI Vol. 10, No. 1, Juni: 101- 120. Tatiek Adiyati. 2009. Pengaruh Sosialisasi Perpajakan Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Kebayoran Lama. Skripsi Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta. Tiraada, Tryana. A. M. 2013. Jurnal EMBA: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sam Ratulangi Manado. Kesadaran Perpajakan, Sanksi Pajak, Sikap Fiskus Terhadap Kepatuhan WPOP di Kabupaten Minahasa Selatan, Online, Vol. 1, No. 3, http: ejournal.unsrat.ac.idindex.phpembaarticle1859, diakses 14 November 2013. Widayati dan Nurlis, 2010. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kemauan Untuk Membayar Pajak Wajib Pajak Orang Pribadi Yang Melakukan Pekerjaan Bebas Pada KPP Pratama Gambir Tiga, Makalah Simposium Nasional Akuntansi 13.

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 JENIS PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian kausal yang dimaksudkan untuk mengungkap permasalahan berupa sebab dan akibat. Peneliti menggunakan desain penelitian ini untuk memberikan bukti empiris dan menganalisis kesadaran wajib pajak, pelayanan fiskus, penyuluhan wajib pajak dan sanksi pajak terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi. Pengaturan penelitian ini dilakukan secara alamiah melalui penelitian lapangan field research menggunakan survey terhadap responden. Penelitian ini menggunakan horizon waktu cross-sectional, data hanya dikumpulkan sekali selama penelitian berlangsung.

3.2 TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN

Tempat penelitian dilakukan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah di Jl Asrama No 7a. Penelitian ini berlangsung dari bulan Mei sampai bulan Juni.

3.3 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wajib pajak orang pribadi yang tercatat di KPP Pratama Medan Petisah. Jumlah populasi dalam penelitian ini yaitu 80.212 wajib pajak orang pribadi. Guna efisiensi waktu dan biaya, maka tidak semua wajib pajak tersebut menjadi objek dalam penelitian ini. Oleh karena itu dilakukanlah pengambilan sampel. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode simple random sampling. Sampelnya adalah orang-orang yang ditemui oleh peneliti secara acak. Penentuan sampel ditentukan dengan menggunakan rumus berikut Muliari dan Setiawan, 2010: � = � 1+ ��2 n = jumlah sampel N = populasi e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan, dalam penelitian ini adalah 0,1 Berdasarkan data dari KPP Medan Petisah hingga awal tahun 2014, tercatat sebanyak 80.212 wajib pajak orang pribadi. Oleh karena itu, jumlah sampel untuk penelitian dengan margin of error sebesar 10 adalah: � =99,8 � =100 Berdasarkan perhitungan di atas, maka jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah sebanyak 99,8 yang dibulatkan menjadi 100 wajib pajak orang pribadi. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah teknik convenience sampling. Teknik convenience sampling adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu unit atau subjek tersedia bagi peneliti saat pengumpulan data dilakukan. Alasan pemilihan teknik pengambilan sampel ini adalah untuk mempermudah proses pengambilan sampel.

3.4 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer yaitu data yang berasal langsung dari sumber data yang dikumpulkan secara khusus dan berhubungan langsung dengan permasalahan yang diteliti. Sumber data primer pada penelitian ini diperoleh langsung dari para wajib pajak orang pribadi yang terdaftar di KPP Pratama Makassar Selatan. Data ini berupa kuesioner yang telah diisi oleh para wajib pajak yang menjadi responden terpilih dalam penelitian ini. Data sekunder yaitu data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara diperoleh dan dicatat oleh pihak lain. Data sekunder berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip data dokumenter yang dipublikasikan atau yang tidak dipublikasikan. Data penelitian ini diperoleh dengan menggunakan metode tinjauan kepustakaan library research dan mengakses website maupun situs-situs.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini Penulis memperoleh data yang diperlukan dengan menggunakan cara sebagai berikut: 1. pengumpulan data primer dilakukan dengan metode survey menggunakan media angket kuesioner. Sejumlah pertanyaan akan diajukan kepada responden dan kemudian responden diminta menjawab sesuai dengan pendapat mereka. Untuk mengukur pendapat responden, digunakan skala Likert lima angka yaitu mulai dari angka 5 untuk pendapat sangat setuju SS dan angka 1 untuk pendapat sangat tidak setuju STS. Perinciannya adalah sebagai berikut. 1. Kategori Sangat Setuju SS diberi skor 5 2. Kategori Setuju diberi S skor 4 3. Kategori Netral N diberi skor 3 4. Kategori Tidak Setuju TS diberi skor 2 5. Kategori Sangat Tidak Setuju STS diberi skor 1 2. tinjauan kepustakaan library research, metode ini dilakukan dengan mempelajari teori-teori dan konsep-konsep yang sehubungan dengan masalah yang diteliti Penulis pada buku-buku, makalah, dan jurnal guna memperoleh landasan teoretis yang memadai untuk melakukan pembahasan. 3. mengakses website dan situs-situs, metode ini digunakan untuk mencari website maupun situs-situs yang menyediakan informasi sehubungan dengan masalah dalam penelitian dan teori yang mendukung atas penelitian yang dilakukan.

3.6 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kepatuhan wajib pajak, sedangkan variabel bebas dalam penelitian ini yaitu kesadaran wajib pajak, pelayanan fiskus, dan sanksi pajak. Definisi operasional dari masing-masing variabel tersebut akan dijelaskan sebagai berikut: a. kepatuhan formal adalah suatu keadaan dimana wajib pajak memenuhi kewajiban secara formal sesuai dengan ketentuan dalam Perundang-Undangan Perpajakan Devano dan Rahayu, 2006:110 b. kesadaran wajib pajak merupakan suatu kondisi dimana wajib pajak mengetahui, memahami, dan melaksanakan ketentuan perpajakan dengan benar dan sukarela Muliari dan Setiawan, 2010. c. pelayanan fiskus adalah cara petugas pajak dalam membantu, mengurus, atau menyiapkan segala keperluan yang dibutuhkan seseorang yang dalam hal ini adalah wajib pajak Jatmiko, 2006. d. sanksi pajak merupakan jaminan bahwa ketentuan peraturan Perundang-Undangan perpajakan norma perpajakan akan diturutiditaatidipatuhi, dengan kata lain sanksi perpajakan merupakan alat pencegah agar wajib pajak tidak melanggar norma perpajakan Mardiasmo, 2006 dalam Muliari dan Setiawan, 2010. Wajib pajak akan memenuhi pembayaran pajak bila memandang sanksi perpajakan akan lebih banyak merugikannya Jatmiko, 2006. Semakin tinggi atau beratnya sanksi, maka akan semakin merugikan wajib pajak. Skala pengukuran yang digunakan untuk keempat variabel dalam penelitian ini menggunakan skala Likert. Responden diminta mengisi pertanyaan dalam skala Likert dalam jumlah kategori tertentu, sebagai berikut. 1. Kategori Sangat Setuju SS diberi skor 5 2. Kategori Setuju S diberi skor 4 3. Kategori Netral N diberi skor 3 4. Kategori Tidak Setuju TS diberi skor 2 5. Kategori Sangat Tidak Setuju STS diberi skor 1 Pada tabel 3.1 dapat dilihat ringkasan definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini. Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel Notasi Indikator Pertanyaan Skala Kepatuhan Formal Wajib Pajak Orang Pribadi patuh Patuh 1 Secara umum dapat dikatakan bahwa BapakIbu paham UU Perpajakan 5 poin skala Likert, 1 untuk STS hingga 5 untuk SS Patuh 2 BapakIbu selalu mengisi formulir pajak dengan benar Patuh 3 Bapakibu selalu menghitung pajak dengan jumlah yang benar Patuh 4 BapakIbu selalu membayar pajak tepat pada waktunya Kesadaran Wajib Pajak sadar Sadar 1 Pajak adalah iuran rakyat untuk dana pembangunan 5 poin skala Likert, 1 untuk STS hingga 5 untuk SS Sadar 2 Pajak adalah iuran rakyat untuk dana pengeluaran umum pelaksanaan fungsi pemerintahan Sadar 3 Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang terbesar Sadar 4 Pajak harus saya bayar karena pajak merupakan kewajiban kita sebagai warga Negara Pelayanan Fiskus fiskus Fiskus 1 Petugas Pajak telah memberikan pelayanan pajak dengan baik 5 poin skala Likert, 1 untuk STS hingga 5 untuk SS Fiskus 2 BapakIbu merasa bahwa penyuluhan yang dilakukan oleh petugas pajak dapat membantu pemahaman Bapakibu mengenai hak dan kewajiban BapakIbu selaku wajib pajak Fiskus 3 Petugas pajak senantiasa memperhatikan keberatan wajib pajak atas pajak yang dikenakan Fiskus 4 Cara membayar pajak adalah mudahefisien Variabel Notasi Indikator Pertanyaan Skala Penyuluhan Wajib Pajak penyuluhan Penyuluhan 1 Penyuluhan Sebagai Sarana Penyampaian Informasi 5 poin skala Likert, 1 untuk STS hingga 5 untuk SS Penyuluhan 2 Penyuluhan Sebagai Sarana Motivasi Penyuluhan 3 Penyuluhan Sesuai dengan Masalah Penyuluhan 4 Seringnya Wajib Pajak Mengikuti Sosialisasi. Sanksi Pajak sanksi Sanksi 1 Sanksi pajak sangat diperlukan agar tercipta kedisiplinan Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakan 5 poin skala Likert, 1 untuk STS hingga 5 untuk SS Sanksi 2 Pengenaan sanksi harus dilaksanakan dengan tegas kepada semua Wajib pajak yang melakukan pelanggaran Sanksi 3 Sanksi yang diberikan kepada Wajib Pajak harus sesuai dengan besar kecilnya pelanggaran yang sudah dilakukan Sanksi 4 Penerapan sanksi pajak harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku

3.7 Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini adalah alat yang dipakai untuk menghimpun data. Data yang diharapkan dalam penelitian ini bersumber dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui penelitian lapangan yang berasal dari responden yang termasuk dalam sampel penelitian. data sekunder diperoleh dari buku-buku maupun karya tulis ilmiah lainnya. Kuesioner adalah pernyataan logis yang berhubungan dengan masalah penelitian, dimana setiap pertanyaan mempunyai makna.

3.8 Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi berganda untuk mengolah dan membahas data yang telah diperoleh dan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Teknik analisis regresi berganda dipilih untuk digunakan pada penelitian ini karena teknik regresi berganda dapat menyimpulkan secara langsung mengenai pengaruh masing- masing variabel bebas yang digunakan secara parsial ataupun secara bersama-sama. Hair et al. 1998 dalam Jatmiko 2006 menyatakan bahwa regresi berganda merupakan teknik statistik untuk menjelaskan keterkaitan antara variabel terikat dengan beberapa variabel bebas. Fleksibilitas dan adaptifitas dari metode ini mempermudah peneliti untuk melihat suatu keterkaitan dari beberapa variabel sekaligus. Regresi berganda juga dapat memperkirakan kemampuan prediksi dari serangkaian variabel bebas terhadap variabel terikat. Sementara itu, model regresi yang digunakan adalah sebagai berikut: Patuh = α + β1Sadar + β2Fiskus + β3Penyuluhan + β4Sanksi + e Keterangan : Patuh : Kepatuhan Formal Wajib Pajak α : Konstanta β1, β2, β3, β4 : Koefisien regresi Sadar : Sikap WP Terhadap Kesadaran Wajib Pajak Fiskus : Sikap WP Terhadap Pelayanan Fiskus Penyuluhan : Sikap WP Terhadap Penyuluhan Wajib Pajak Sanksi : Sikap WP Terhadap Sanksi Pajak e : Residual

3.8.1 Uji Kualitas Data

1. Statistik deskriptif Analisis statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran mengenai variabel yang diteliti, yang mencakup nilai rata-rata mean, nilai minimum, nilai maksimum, dan nilai standar deviasi dari data penelitian. 2. Validitas Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya Azwar, 1997 dalam Santi, 2012. Dengan demikian suatu tes atau instrumen pengukuran dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila menghasilkan data yang relevan dengan tujuan pengukuran dan harus memberikan gambaran yang cermat mengenai data tersebut. Pada penelitian ini uji validitas dilakukan dengan kriteria yang digunakan untuk menyatakan suatu instrumen dianggap valid atau layak digunakan dalam pengujian hipotesis apabila Corrected Item-Total Correlation lebih besar dari 0,30. 3. Reliabilitas Azwar 1997 dalam Santi 2012 mengatakan bahwa reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya dan dapat memberikan hasil yang relatif tidak berbeda apabila dilakukan kembali kepada subjek yang sama. Pada penelitian ini digunakan teknik perhitungan reliabilitas koefisien Cronbach Alpha, dengan alasan perhitungan dengan teknik ini akan memberikan harga yang lebih kecil atau sama besar dengan reliabilitas yang sebenarnya Azwar, 1997 dalam Santi, 2012. Jadi ada kemungkinan dengan menggunakan teknik ini akan lebih cermat karena dapat mendeteksi hasil yang sebenarnya. Adapun untuk menetapkan suatu angket reliabel atau tidak dengan menggunakan pedoman Ferdinand 2006 yaitu koefisian α 0,60.

3.8.2 Asumsi Klasik

Jatmiko 2006 mengatakan pengujian gejala asumsi klasik dilakukan agar hasil analisis regresi memenuhi kriteria BLUE Best, Linear, Unbiased Estimator. Uji asumsi klasik ini terdiri dari uji normalitas, uji heteroskedastisitas dan uji multikolinearitas. Uji asumsi klasik mencakup hal sebagai berikut: 1. normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Metode yang dipakai untuk mengetahui kenormalan model regresi adalah One Sample Kolmogorov-Smirnov Test dan Normal P-Plot. Distribusi data dinyatakan normal apabila nilai p dari One Sample Kolmogorov-Smirnov Test 0,05, dan sebaliknya. Sedangkan, Normal Probability Plot of Regression Standarized Residual apabila data menyebar disekitar garis diagonal atau mengikuti garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. 2. multikolinieritas Uji multikolinieritas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel bebas. Untuk mengetahui ada atau tidaknya multikolinieritas maka dapat dilihat dari nilai Varians Inflation Factor VIF. Bila angka VIF ada yang melebihi 10 berarti terjadinya multikolinieritas. 3. heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui apakah ada model regresi ini terjadi ketidaksamaan varian dari residu satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varian dari residu pengamatan ke pengamatan lain berbeda berarti ada gejala heteroskedastisitas dalam model regresi tersebut. Model regresi yang baik tidak terjadi adanya heteroskedastisitas. Cara yang digunakan untuk mendeteksi heteroskesdatisitas adalah menggunakan uji Glejser. Uji Glejser adalah meregresikan antara variabel bebas dengan variabel residual absolute.

3.8.3 Pengujian Hipotesis

Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas secara individu terhadap variabel terikat, sementara uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara keseluruhan. Pada penelitian ini hipotesis 1 sampai dengan hipotesis 4 diuji dengan menggunakan uji t. Pada uji t dilakukan dengan cara berdasarkan nilai probabilitas. Jika nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 atau 5 maka hipotesis yang diajukan diterima atau dikatakan signifikan. Sedangkan jika nilai signifikan lebih besar dari 0,05 atau 5 maka hipotesis yang diajukan ditolak atau dikatakan tidak signifikan. Sementara itu, uji F dilakukan berdasarkan nilai probabilitas. Jika nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak, artinya ada pengaruh yang signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen. Sedangkan jika nilai signifikan lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen.

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1 Karakteristik Responden Responden dalam penelitian ini yaitu wajib pajak orang pribadi yang terdaftar di KPP Medan Petisah dengan jumlah responden sebanyak 100 orang. 100 eksamplar kuesioner yang diberikan kepada responden telah diisi secara lengkap dan benar sehingga layak untuk dianalisis lebih lanjut untuk kepentingan penelitian ini. Karakteristik responden dikelompokkan menurut usia, jenis kelamin, pekerjaan, pengalaman kerja, pendidikan terakhir, pengisian SPT, dan pendidikan pajak. Untuk memperjelas karakteristik responden yang dimaksud, maka disajikan tabel mengenai responden seperti dijelaskan berikut ini. 1. Karakteristik responden berdasarkan usia Tabel 4.1 Presentase Usia Responden Usia Frekuensi Orang Persentase 20 tahun 21-30 tahun 47 47 31-40 tahun 16 16 41-50 tahun 20 20 51 tahun 17 17 Total 100 100 Sumber: Data Primer diolah 2015 Dari data karakteristik responden berdasarkan usia pada tabel 4.1 di atas, maka jumlah responden terbesar adalah responden yang berusia 21-30 tahun yaitu sebanyak 47 orang atau 47. Sedangkan jumlah responden terendah adalah responden yang berusia 31-40 tahun yaitu sebanyak 16 orang atau 16. Maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar wajib pajak orang pribadi yang terdaftar di KPP Medan Petisah adalah berusia produktif. 2. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin Tabel 4.2 Presentase Jenis Kelamin Responden Jenis Kelamin Frekuensi Orang Persentase Laki-laki 42 42 Perempuan 58 58 Total 100 100 Sumber: Data Primer diolah 2015 Dari data karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin pada tabel 4.2 di atas, maka jumlah responden terbesar adalah responden yang berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 58 orang atau 58. Sedangkan jumlah responden terendah adalah responden yang berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 42 orang atau 42. Maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar wajib pajak orang pribadi yang terdaftar di KPP Medan Petisah adalah berjenis kelamin perempuan. 3. Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan Tabel 4.3 Presentase Pekerjaan Responden Pekerjaan Frekuensi Orang Persentase Pegawai Negeri 42 42 Karyawan Swasta 48 48 Pegawai BUMN 5 5 Pengusaha 1 1 Lain-lain 4 4 Total 100 100 Sumber: Data Primer diolah 2015 Dari data karakteristik responden berdasarkan pekerjaan pada tabel 4.3 di atas, maka jumlah responden terbesar adalah responden yang bekerja sebagai karyawan swasta yaitu sebanyak 48 orang atau 48. Sedangkan jumlah responden terendah adalah responden yang bekerja sebagai pengusaha yaitu sebanyak 1 orang atau 1. Maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar wajib pajak orang pribadi yang terdaftar di KPP Medan Petisah adalah bekerja sebagai karyawan swasta. 4. Karakteristik responden berdasarkan pengalaman kerja Tabel 4.4 Presentase Pengalaman Kerja Responden Lama Kerja Frekuensi Orang Persentase 5 tahun 40 40 6-10 tahun 16 16 11-15 tahun 10 10 16-20 tahun 15 15 20 tahun 19 19 Total 100 100 Sumber: Data Primer diolah 2015 Dari data karakteristik responden berdasarkan pengalaman kerja pada tabel 4.4 di atas, maka jumlah responden terbesar adalah responden yang memiliki pengalaman kerja selama kurang dari 5 tahun yaitu sebanyak 40 orang atau 40. Sedangkan jumlah responden terendah adalah responden memiliki pengalaman kerja selama 11-15 tahun dan 16-20 tahun yaitu masing-masing sebanyak 10 orang atau 10. Maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar wajib pajak orang pribadi yang terdaftar di KPP Medan Petisah adalah yang masih memiliki sedikit pengalaman kerja, yaitu kurang dari 5 tahun. 5. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir Tabel 4.5 Presentase Pendidikan Terakhir Responden Pendidikan Terakhir Frekuensi Orang Persentase SMASMK 7 7 D3 7 7 Sarjana 80 80 Pascasarjana 6 6 Lain-lain Total 100 100 Sumber: Data Primer diolah 2015 Dari data karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir pada tabel 4.5 di atas, maka jumlah responden terbesar adalah responden yang sarjana yaitu sebanyak 80 orang atau 80. Sedangkan jumlah responden terendah adalah responden yang pascasarjana yaitu sebanyak 6 orang atau 6. Maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar wajib pajak orang pribadi yang terdaftar di KPP Medan Petisah adalah sarjana. 6. Karakteristik responden berdasarkan pengisian SPT Tabel 4.6 Presentase Pengisian SPT Responden Pengisian SPT Frekuensi Orang Persentase Sendiri 87 87 Konsultan 2 2 Tenaga Ahli 11 11 Total 100 100 Sumber: Data Primer diolah 2015 Dari data karakteristik responden berdasarkan pengisian SPT pada tabel 4.6 di atas, maka jumlah responden terbesar adalah responden yang pengisian SPTnya dilakukan sendiri yaitu sebanyak 87 orang atau 87. Sedangkan jumlah responden terendah adalah responden yang pengisian SPTnya dilakukan oleh konsultan yaitu sebanyak 2 orang atau 2. Maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar wajib pajak orang pribadi yang terdaftar di KPP Medan Petisah adalah wajib pajak yang melakukan pengisian SPTnya sendiri dan berlakunya Self Assessment System. 7. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan pajak Tabel 4.7 Presentase Pendidikan Pajak Responden Pendidikan Pajak Frekuensi Orang Persentase Kursus 1 1 Pelatihan 8 8 Penyuluhan 24 24 Belajar Sendiri 67 67 Total 100 100 Sumber: Data Primer diolah 2015 Dari data karakteristik responden berdasarkan pendidikan pajak pada tabel 4.7 di atas, maka jumlah responden terbesar adalah responden yang pendidikan pajaknya diperoleh karena belajar sendiri yaitu sebanyak 67 orang atau 67. Sedangkan jumlah responden terendah adalah responden yang pendidikan pajaknya diperoleh karena kursus yaitu sebanyak 1 orang atau 1. Maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar wajib pajak orang pribadi yang terdaftar di KPP Medan Petisah adalah wajib pajak yang pendidikan pajaknya diperoleh dari belajar sendiri.

4.2 Penentuan Range

Pada survey ini menggunakan skala Likert dengan bobot tertinggi di tiap pertanyaan adalah 5 dan bobot terendah adalah 1. Dengan jumlah responden sebanyak 100 orang, maka: skor tertinggi : 100 x 5 = 500 skor terendah : 100 x 1 = 100 sehingga range untuk hasil survey, yaitu: range skor: 100-180 = sangat rendah 181-260 = rendah 261-340 = cukup 341-420 = tinggi 421-500 = sangat tinggi 4.3 Analisis Deskriptif dan Perhitungan Skor Variabel X 1. Analisis Deskriptif Variabel Kesadaran Wajib Pajak X1 Analisis deskriptif jawaban responden tentang variabel kesadaran wajib pajak didasarkan pada jawaban responden atas pertanyaan-pertanyaan seperti yang terdapat dalam kuesioner yang disebarkan pada responden. Variasi jawaban responden untuk variabel kesadaran wajib pajak dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut ini. Tabel 4.8 Tanggapan Responden Mengenai Kesadaran Wajib Pajak X1 Pernyataanindikator Skor Total SS S N TS STS F F F F F 1. Pajak adalah iuran rakyat untuk dana pembangunan 7 7 44 44 31 31 17 17 1 1 339 2. Pajak adalah iuran rakyat untuk dana pengeluaran umum pelaksanaan fungsi pemerintahan 19 19 50 50 21 21 9 9 1 1 377 3. Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang terbesar 17 17 50 50 23 23 8 8 2 2 372 4. Pajak harus saya bayar karena pajak merupakan kewajiban kita sebagai warga Negara 27 27 48 48 15 15 8 8 2 2 390 Rata-rata 369,5 Sumber: Data Primer yang diolah 2015 Berdasarkan tabel 4.8 di atas, bisa disimpulkan bahwa pernyataan atau indikator dari pajak harus saya bayar karena pajak merupakan kewajiban kita sebagai warga negara berada pada range keempat, yaitu tinggi dengan skor 390. Pernyataan atau indikator pajak adalah iuran rakyat untuk dana pengeluaran umum pelaksanaan fungsi pemerintahan berada pada range keempat, yaitu tinggi dengan skor 377. Pernyataan atau indikator pajak merupakan sumber penerimaan negara yang terbesar berada pada range keempat, yaitu tinggi dengan skor 372, dan pernyataan atau indikator pajak adalah iuran rakyat untuk dana pembangunan berada pada range ketiga, yaitu cukup, dengan skor 339. 2. Analisis Deskriptif Variabel Pelayanan Fiskus X2 Analisis deskriptif jawaban responden tentang variabel pelayanan fiskus didasarkan pada jawaban responden atas pertanyaan-pertanyaan seperti yang terdapat dalam kuesioner yang disebarkan pada responden. Variasi jawaban responden untuk variabel pelayanan fiskus dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut ini. Tabel 4.9 Tanggapan Responden Mengenai Pelayanan Fiskus X2 Pernyataanindikator Skor Total SS S N TS STS F F F F F 1. Petugas pajak telah memberikan pelayanan pajak dengan baik 59 59 34 34 5 5 2 2 448 2. BapakIbu merasa bahwa penyuluhan yang dilakukan oleh petugas pajak dapat membantu pemahaman Bapakibu 35 35 45 45 14 14 4 4 2 2 407 mengenai hak dan kewajiban BapakIbu selaku wajib pajak 3. Petugas pajak senantiasa memperhatikan keberatan wajib pajak atas pajak yang dikenakan 50 50 30 30 12 12 6 6 2 2 420 4. Cara membayar pajak adalah mudahefisien 54 54 33 33 9 9 2 2 2 2 435 Rata-rata 427,5 Sumber: Data Primer yang diolah 2015 Berdasarkan tabel 4.9 di atas, bisa disimpulkan bahwa pernyataan atau indikator dari petugas pajak telah memberikan pelayanan pajak dengan baik berada pada range kelima, yaitu sangat tinggi dengan skor 448. Pernyataan atau indikator cara membayar pajak adalah mudahefisien berada pada range kelima, yaitu sangat tinggi dengan skor 435. Pernyataan atau indikator petugas pajak senantiasa memperhatikan keberatan wajib pajak atas pajak yang dikenakan berada pada range kelima, yaitu sangat tinggi dengan skor 420, dan pernyataan atau indikator BapakIbu merasa bahwa penyuluhan yang dilakukan oleh petugas pajak dapat membantu pemahaman Bapakibu mengenai hak dan kewajiban BapakIbu selaku wajib pajak berada pada range keempat, yaitu tinggi, dengan skor 407.

3. Analisis Deskriptif Variabel Penyuluhan Wajib Pajak X3

Analisis deskriptif jawaban responden tentang variabel penyuluhan wajib pajak didasarkan pada jawaban responden atas pertanyaan-pertanyaan seperti yang terdapat dalam kuesioner yang disebarkan pada responden. Variasi jawaban responden untuk variabel penyuluhan wajib pajak dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut ini. Tabel 4.10 Tanggapan Responden Mengenai Penyuluhan Wajib Pajak X3 Pernyataanindikator Skor Total SS S N TS STS F F F F F 1. Penyuluhan Sebagai Sarana Informasi 7 7 44 44 43 43 4 4 2 2 350 2. Penyuluhan sebagai sarana motivasi 3 3 47 47 41 41 8 8 1 1 343 3. Penyuluhan wajib pajak sesuai dengan masalah 6 6 33 33 44 44 16 16 1 1 327 4. Penyuluhan wajib pajak mengikuti sosialisasi 8 8 39 39 40 40 12 12 1 1 341 Rata-rata 340,3 Sumber: Data Primer yang diolah 2015 Berdasarkan tabel 4.10 di atas, bisa disimpulkan bahwa pernyataan atau indikator dari penyuluhan digunakan sebagai sarana informasi bagi wajib pajak berada pada range keempat, yaitu tinggi dengan skor 350. Pernyataan atau indikator penyuluhan digunakan sebagai sarana motivasi bagi wajib pajak berada pada range keempat, yaitu tinggi dengan skor 343. Pernyataan atau indikator penyuluhan wajib pajak mengikuti sosialisasi berada pada range keempat, yaitu tinggi dengan skor 341, dan pernyataan atau indikator penyuluhan wajib pajak sesuai dengan masalah berada pada range ketiga, yaitu cukup, dengan skor 327.

3. Analisis Deskriptif Variabel Sanksi Pajak X4

Analisis deskriptif jawaban responden tentang variabel sanksi pajak didasarkan pada jawaban responden atas pertanyaan-pertanyaan seperti yang terdapat dalam kuesioner yang disebarkan pada responden. Variasi jawaban responden untuk variabel sanksi pajak dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut ini. Tabel 4.11 Tanggapan Responden Mengenai Sanksi Pajak X4 Pernyataanindikator Skor Total SS S N TS STS F F F F F 1. Sanksi pajak sangat diperlukan agar tercipta kedisiplinan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakan 10 10 36 36 36 36 15 15 3 3 335 2. Pengenaan sanksi harus dilaksanakan dengan tegas kepada semua wajib 13 13 47 47 23 23 14 14 3 3 353 pajak yang melakukan pelanggaran 3. Sanksi yang diberikan kepada wajib pajak harus sesuai dengan besar kecilnya pelanggaran yang sudah dilakukan 9 9 35 35 38 38 16 16 2 2 333 4. Penerapan sanksi pajak harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku 16 16 39 39 33 33 11 11 1 1 358 Rata-rata 344,7 Sumber: Data Primer yang diolah 2015 Berdasarkan tabel 4.11 di atas, bisa disimpulkan bahwa pernyataan atau indikator dari penerapan sanksi pajak harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku berada pada range keempat, yaitu tinggi dengan skor 358. Pernyataan atau indikator pengenaan sanksi harus dilaksanakan dengan tegas kepada semua wajib pajak yang melakukan pelanggaran berada pada range keempat, yaitu tinggi dengan skor 353. Pernyataan atau indikator sanksi pajak sangat diperlukan agar tercipta kedisiplinan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakan berada pada range ketiga, yaitu cukup dengan skor 335, dan pernyataan atau indikator sanksi yang diberikan kepada wajib pajak harus sesuai dengan besar kecilnya pelanggaran yang sudah dilakukan berada pada range ketiga, yaitu cukup, dengan skor 333.

4.4 Analisis Deskriptif dan Perhitungan Skor Variabel Y

Analisis deskriptif jawaban responden tentang variabel kepatuhan formal wajib pajak didasarkan pada jawaban responden atas pertanyaan-pertanyaan seperti yang terdapat dalam kuesioner yang disebarkan pada responden. Variasi jawaban responden untuk variabel kepatuhan formal wajib pajak dapat dilihat pada tabel 4.11 berikut ini. Tabel 4.12 Tanggapan Responden Mengenai Kepatuhan Formal Wajib Pajak Y Pernyataanindikator Skor Total SS S N TS STS F F F F F 1. Secara umum dapat dikatakan bahwa BapakIbu 33 33 45 45 14 14 6 6 2 2 401

Dokumen yang terkait

Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Pelayanan Fiskus, dan Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi

2 10 8

PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK DAN SANKSI PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DI KPP PRATAMA MEDAN PETISAH.

4 32 36

PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK, PELAYANAN FISKUS, SANKSI WAJIB PAJAK, PEMAHAMAN WAJIB PAJAK, Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Pelayanan Fiskus, Sanksi Wajib Pajak, Pemahaman Wajib Pajak, Dan Sikap Rasional Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (Stu

0 8 16

PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK, PELAYANAN Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Pelayanan Fiskus, Sanksi Wajib Pajak, Pemahaman Wajib Pajak, Dan Sikap Rasional Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (Studi Empiris Pada WPOP Pribadi di KPP Pratama Surakar

0 2 18

PENGARUH SENSUS PAJAK NASIONAL, KESADARAN WAJIB PAJAK, SANKSI PAJAK, DAN PELAYANAN FISKUS TERHADAP KEPATUHAN Pengaruh Sensus Pajak Nasional, Kesadaran Wajib Pajak, Sanksi Pajak, Dan Pelayanan Fiskus Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (Studi Emp

0 2 15

PENGARUH SENSUS PAJAK NASIONAL, KESADARAN WAJIB PAJAK, SANKSI PAJAK, DAN PELAYANAN FISKUS TERHADAP KEPATUHAN Pengaruh Sensus Pajak Nasional, Kesadaran Wajib Pajak, Sanksi Pajak, Dan Pelayanan Fiskus Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (Studi Emp

1 3 15

PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK, PELAYANAN FISKUS, PENGETAHUAN PAJAK DAN SANKSI PAJAK TERHADAP Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Pelayanan Fiskus, Pegetahuan Pajak Dan Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Yang Melakukan Kegiatan Usaha D

0 3 18

PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK, PELAYANAN FISKUS, DAN SANKSI PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Pelayanan Fiskus, Dan Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Yang Melakukan Kegiatan Usaha Dan Pekerjaan

0 1 16

PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK, PELAYANAN FISKUS, DAN SANKSI PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Pelayanan Fiskus, Dan Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Yang Melakukan Kegiatan Usaha Dan Pekerjaan

0 4 20

PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK DAN PELAYANAN FISKUS TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MOJOKERTO.

0 2 99