14 Pada suatu perekonomian dimana faktor produksi adalah modal dan tenaga
kerja, sementara dua harga faktor produksi adalah upah wage yang diterima para pekerja dan sewa rent yang dikumpulkan oleh para pemilik modal.
2.3.2 Kepitusan-Keputusan yang Dihadapi Perusahaan Kompetitif
Perusahaan kompetitif relatif kecil ukurannya terhadap pasar dimana perdagangan berlangsung sehingga memiliki pengaruh yang kecil terhadap
harga pasar. Kita tidak dapat mempengaruhi harga yang telah ditetapkan di pasar. Demikian pula, perusahaan kita tidak dapat mempengaruhi upah para
pekerja karena banyak perusahaan lokal lain yang juga menarik pekerjaan. Untuk membuat produknya, perusahaan itu memerlukan dua faktor
produksi, modal dan tenaga kerja. Dimana perusahaan itu memproduksi lebih banyak output jika memiliki lebih banyak mesin atau jika para pekerjanya
bekerja lebih lama. Tujuan perusahaan adalah memaksimalkan laba. Laba tergantung pada produk P, harga produk W, dan bunga sewa R, serta
jumlah jam kerja L dan banyaknya mesin K. Perusahaan kopetitif menggunakan harga produk dan harga faktor yang sudah ditentukan serta
memilih jumlah tenaga kerja dan modal yang memaksimalkan laba.
2.4 Teori Pertumbuhan Ekonomi Dengan Distribusi Pendapatan
Pertumbuhan versus distribusi pendapatan merupakan masalah yang menjadi perhatian di negara-negara sedang berkembang. Banyak negara sedang
berkembang yang mengalami tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi pada tahun 1960-an mulai menyadari bahwa pertumbuhan yang tinggi hanya sedikit
manfaatnya dalam memecahkan masalah kemiskinan. Tingkat pertumbuhan
Universitas Sumatera Utara
15 ekonomi yang tinggi banyak dirasakan orang tidak memberikan pemecahan
masalah kemiskinan dan ketimpangan distribusi pendapatan ketika tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi tersebut diiringi dengan meningkatnya tingkat
pengangguran di daerah pedesaan maupun perkotaan. Distribusi pendapatan antar kelompok kaya dengan kelompok miskin semakin senjang. Pertumbuhan ekonomi
yang tinggi ternyata telah gagal untuk menghilangkan atau bahkan mengurangi luasnya kemiskinan absolut di negara-negara sedang berkembang Arsyad,2004.
Data dekade 1970-an dan 1980-an mengenai pertumbuhan ekonomi dan distribusi pendapatan di banyak negara berkembang, terutama negara-negara
dengan proses pembangunan ekonomi yang pesat dengan laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi, seperti indonesia, menunjukkan seakan-akan ada suatu
korelasi positif antara laju pertumbuhan dan tingkat kesenjangan ekonomi Tambunan,2001
2.5 Ketimpangan Ekonomi
Beberapa ahli ekonomi mengatakan bahwa ketimpangan pembangunan antar daerah timbul karena adanya perbedaan dalam kepemilikan sumber daya dan
faktor produksi. Daerah yang memiliki sumber daya dan faktor produksi, terutama yang memiliki barang modal capital stock akan memperolah pendapatan yang
lebih banyak dibandingkan dengan daerah yang memiliki sedikit sumber daya. Ketimpangan memilki dampak positif maupun dampak negatif. Dampak
positif dari adanya ketimpangan adalah dapat mendorong wilayah lain yang kurang maju untuk dapat bersaing dan meningkatkan pertumbuhannya guna
meningkatkan kesejahteraannya. Sedangkan dampak negatif dari ketimpangan
Universitas Sumatera Utara
16 yang ekstrim antara lain melemahnya stabilitas sosial dan solidaritas, serta
ketimpangan yang tinggi umumnya dipandang tidak adil Todaro,2003. Ketimpangan ekonomi antar wilayah merupakan aspek yang umum terjadi
dalam kegiatan ekonomi suatu daerah. Ketimpangan ini pada dasarnya disebabkan oleh adanya perbedaan kandungan sumber daya alam dan perbedaan kondisi
demografi yang terdapat pada masing-masing wilayah. Akibat dari perbedaan ini, kemampuan dari suatu daerah dalam mendorong proses pembangunan juga
menjadi berbeda. Karena itu, tidaklah mengherankan bila mana pada setiap daerah biasanya terdapat wilayah maju dan wilayah terbelakang. Terjadi ketimpangan ini
membawa implikasi terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat antar wilayah. Karena itu, aspek ketimpangan pembangunan antar wilayah ini juga mempunyai
implikasi pula terhadap formulasi kebijakan pembangunan wilayah yang dilakukan oleh pemerintah daerah Syafrijal,2008.
2.6 Tingkat Kesejahteraan