2.1.7 Patologi Anatomi
Gambaran histopatologi mioma uteri adalah seperti berikut: Pada gambaran makroskopik menunjukkan suatu tumor berbatas jelas,
bersimpati, pada penampang menunjukkan massa putih dengan susunan lingkaran-lingkaran konsentrik di dalamnya. Tumor ini bisa terjadi secara
tunggal tetapi kebiasaanya terjadi secara multipel dan bertaburan pada uterus dengan saiz yang berbeda-beda.
Perubahan-perubahan sekunder yang terjadi pada mioma uteri adalah: 1.
Degenerasi jinak: a.
Atrofi: Ditandai dengan pengecilan tumor yang umumnya terjadi setelah
persalinan dan menopause. b.
Degenerasi Hialin: Perubahan ini sering terjadi terutama pada penderita berusia lanjut.
Tumor kehilangan struktur aslinya menjadi homogen. Terjadi pada mioma yang matang dimana bagian yang semula aktif tumbuh kemudian
terhenti akibat kehilangan pasokan nutrisi dan berubah warnanya menjadi kekuningan, melunak atau melebur menjadi cairan gelatin
sebagai tanda degenerasi hialin. c.
Degenerasi Kistik: Setelah mengalami hialinisasi, hal tersebut berlanjut dengan cairnya
gelatine sehingga mioma konsistensinya menjadi kistik. Adanya kompresi atau tekana fisik pada bagian tersebut dapat menyebabkan
keluarnya cairan kista kavum uteri, kavum peritoneum atau retroperitoneum.
d. Degenerasi membatu Calcireous Degeneration:
Terutama terjadi pada wanita berusia lanjut oleh kerana adanya gangguan dalam sirkulasi. Dengan adanya pengendapan kalsium
karbonat dan fosfat pada sarang mioma maka mioma menjadi keras dan memberikan bayangan pada foto rontgen.
e. Degenerasi Septik:
Defisit sirkulasi dapat menyebabkan mioma mengalami nekrosis di bagian tengah tumor yang berlanjut dengan infeksi yang ditandai dengan
nyeri, kaku dinding perut dan demam akut. f.
Degenerasi merah Carneous Degeneration: Perubahan ini biasanya terjadi pada kehamilan dan nifas. Patogenesis
terjadinya diperkirakan kerana suatu nekrosis subakut sebagai gangguan vaskularisasi. Pada pembelahan dapat dilihat sarang mioma seperti
daging mentah bewarna merah disebabkan oleh pigmen hemosiderin dan hemofusin. Degenerasi merah tampak khas apabila pada kehamilan
muda disertai emesis, haus, sedikit demam, kesakitan, tumor pada uterus membesar dan nyeri pada perabaan.
g. Degenerasi Miksomatosa:
Terjadi setelah proses degenerasi hialin dan kistik. Degenerasi ini sangat jarang dan umumnya asimtomatik Nucci, 2009.
2. Degenerasi ganas:
a. Transformasi ke arah keganasan menjadi miosarkoma terjadi pada
0,1 - 0,5 penderita mioma uteri Anwar, 2011.
2.1.8 Klasifikasi
1. Mioma submukosum:
Mioma yang berada dibawah endometrium dan menonjol ke dalam rongga uterus. Mioma jenis ini walaupun hanya kecil selalu memberikan
keluhan perdarahan melalui vagina. Mioma submukosum dapat tumbuh bertangkai menjadi polip, kemudian dilahirkan melalui saluran serviks
myomageburt.
2. Mioma Intramural:
Mioma intrmural disebut juga sebagai mioma intrepitelial, biasanya multipel. Tumor jenis ini terdapat di dinding uterus di antara serabut
miometrium, dan sering tidak memberikan gejala klinis yang berarti kecuali rasa tidak enak karena adanya massa tumor di daerah perut
sebelah bawah. 3.
Mioma subserosum: Lokasi tumor di subserosa korpus uteri, dapat hanya sebagai tonjolan
saja,dapat pula sebagai satu massa yang dihubungkan dengan uterus melalui tangkai. Mioma dapat tumbuh di antara kedua lapisan
ligamentum latum menjadi mioma intra ligamenter, selain itu mioma ini dapat pula tumbuh menempel pada jaringan lain, misalnya ke
ligamentum atau omentum dan kemudian membebaskan diri dari uterus sehingga disebut wanderingparasistic fibroid
Anwar, 2011.
Gambar 2.2 Tempat letak Mioma uteri Sumber :
Mioma Uteri. 2009. Gejala mioma uteri, ciri-ciri dan tanda- tanda penyakit mioma uteri dan obat mioma uteri.
2.1.9 Gambaran Klinis
Gejala klinik hanya terjadi pada 35 - 50 penderita mioma. Hampir sebagian besar penderita tidak mengetahui bahwa terdapat kelainan di
dalam uterusnya, terutama sekali pada penderita dengan obesitas. Keluhan penderita sangat tergantung pula dari lokasi atau jenis mioma yang diderita.
Berbagai keluhan penderita berupa. 1.
Perdarahan Abnormal Uterus Perdarahan menjadi manifestasi klinis utama pada mioma dan hal ini
terjadi pada 30 penderita. Bila terjadi secara kronis maka dapat terjadi anemia defisiensi zat besi dan bila berlangsung lama dan dalam jumlah
yang besar maka sulit untuk dikoreksi dengan suplementasi zat besi. Perdarahan pada mioma submukosa seringkali diakibatkan oleh
hambatan pasokan darah endometrium, tekanan dan bendungan pembuluh darah di area tumor terutama vena atau ulserasi
endometrium di atas tumor. Tumor bertangkai seringkali menyebabkan trombosis vena dan nekrosis endometrium akibat tarikan dan infeksi
vagina dan kavum uteri terhubung oleh tangkai yang keluar dari ostium serviks. Dismenorea dapat disebabkan oleh efek tekanan, kompresi,
termasuk hipoksia lokal miometrium. 2.
Nyeri Mioma tidak menyebabkan nyeri dalam pada uterus kecuali apabila
kemudian terjadi gangguan vaskuler. Nyeri lebih banyak terkait dengan proses degenerasi akibat oklusi pembuluh darah, infeksi, torsi tangkai
mioma atau kontraksi uterus sebagai upaya untuk mengeluarkan mioma subserosa dari kavum uteri. Gejala abdomen akut dapat terjadi bila torsi
berlanjut dengan terjadinya infark atau degenerasi merah yang mengiritasi selaput peritoneum seperti peritonitis. Mioma yang besar
dapat menekan rektum sehingga menimbulkan sensasi mengedan. Nyeri