Patologi Anatomi Klasifikasi Mioma Uteri

Gambar 2.3 USG Mioma Uteri Sumber : Diana Hamilton-Fairley, 2008. Lecture Notes: Obstetrics and Gynaecology. b. Magnetic Resonance Imagine MRI: Lebih baik daripada USG tetapi mahal. MRI mampu menentukan saiz, lokasi dan bilangan mioma uteri serta bisa mengevaluasi jarak penembusan mioma submukosa di dalam dinding miometrium. MRI akan menghasilkan gambaran dengan menyerap energy dari suatu gelombang radio berfrekuensi tinggi yang menunjukkan adanya mioma. Lihat gambar 2.4 yang menunjukkan gambaran MRI mioma uteri. Gambar 2.4 MRI Mioma Uteri Sumber : Fibroid Second Opinion. 2013. William H. Parker, MD. c. Histerosalfingografi HSG: Digunakan untuk mendeteksi mioma uteri yang tumbuh kearah k avum uteri pada pasien infertil. Merupakan suatu prosedur yang me nghasilkan gambaran foto rontgen bagian dalam lavitas uterus dan u ntuk mengetahui keadaan tuba falopii. Sejumlah cairan yang menga ndung iodine diinjeksikan melalui cervix ke dalam uterus dan tuba falopii, hasil foto rontgen didapatkan. d. Urografi intravena: Digunakan pada kasus massa di pelvis sebab pada kasus tersebut sering terjadi deviasi ureter atau penekanan dan anomali sistem urinarius. Cara ini baik untuk mengetahui posisi, jumlah massa pada ureter dan ginjal. e. Computed Tomography CT CT merupakan salah satu tipe rontgen yang menggunakan komputer untuk menghasilkan gambaran struktur tubuh seperti uterus. Walapun jarang dibutuhkan, hasil gambaran CT dapat memperlihatkan adanya mioma. f. Sonohistografi Suatu prosedur ultrasonic di mana kavitas uterus dibatasi oleh sejumlah kecil cairan. Cairan ini ditempatkan pada uterus melalui suatu selang plastik kecil. Pasien bisa merasakan kram yang ringan. Sonohistografi meningkatkan kemampuan pemeriksa untuk mengidentifikasi mioma yang masuk ke dalam kavum uteri Stuti, 2011 .

2.1.11 Penatalaksanaan

1. Terapi Emergensi Transfusi darah mungkin diperlukan untuk memperbaiki anemia. Transfusi dikemas sel darah merah lebih digunakan daripada whole blood. Operasi biasa diindikasikan untuk pasien ketika mereka menjadi secara hemodinamik stabil. Operasi emergensi diindikasikan untuk infeksi mioma, torsi akut, atau obstruksi usus yang disebabkan oleh pedunkulata atau parisitik mioma. 2. Terapi Khusus a. Terapi Medikasi Tujuan daripada perawatan medis adalah untuk meringankan atau mengurangi gejala. Meskipun tidak ada terapi medikasi yang pasti ada pada saat ini tersedia untuk mioma uteri, gonadotropin- releasing hormoneGnRH agonis membuktikan bahwa GnRH adalah sangat berguna untuk membatasi pertumbuhan atau membantu mengurangi ukuran tumor. GnRH agonis dapat menyebabkan hypogonadism melalui hipofisis desensitisasi, mengatur turun reseptor, dan penghambatan gonadotropin. Terapi gonadotropin yang dilakukan untuk mioma uteri untuk 3 bulan akan mencapai penyusutan maksimum mioma uteri untuk lebih kurang 35-60 daripada volumnya dan hasil amenorrhea akan membaiki dalam parameter hematologik. Terapi GnRH dilimitasi oleh efek samping hipopoestrogenik dan keropos tulang, terutama dengan terapi yang dilakukan untuk lebih 6 bulan. Ada kembalinya cepat volume uterus dan menstruasi pada penghentian terapi GnRH agonis mungkin berguna untuk perdarahan control untuk mioma uteri; tingkat preoperatif hematokrit, bertindak sebagai ukuran raguan sampai operasi dapat dijadwalkan atau menopause diantisipasi atau penyusutan mioma akan mengizinkan histerektomi vagina. Pil kontrasepsi oral umumnya diresepkan untuk mengontrol perdarahan uterus abnormal tetapi terapinya tidak efektif dalam pengobatan mioma. Pil kontrasepsi oral dapat membantu dalam mengobati kondisi hidup bersama perdarahan anovulasi yang mungkin memberikan kontribusi untuk mioma. Suatu penelitian menunjukkan hasil yang baik dengan penggunaan levonorgestrel-releasing intrauterine alat untuk terapi menorrhagia terkait dengan beberapa mioma kecil Tinelli, 2014. 3. Terapi Operasi Operasi adalah terapi yang paling penting untuk mioma. Pemeriksaan Imaging paling sering harus disertai dengan evaluasi untuk menyingkirkan proses neoplastik panggul lainnya. Semua pasien harus mengikuti serviks Papanicolaou smear test dan endometrium evaluasi jikalau perdarahannya irregular. Sebelum operasi definitive, volume darah yang diperlukan harus disediakan terlebih dahulu dan langkah- langkah lain seperti administrasi antibiotika profilatik atau heparin harus dipetimbangkan. Mekanikal dan persediaan antibiotika usus dapat digunakan bila operasi panggul menjadi sukar. a. Miomektomi: Miomektomi adalah salah satu pilihan simptomatik pasien yang ingin untuk memelihara fertilitas atau melindungi uterus. Kerugian signifikan adalah resiko untuk mioma yang akan timbul. Pascamiomektomi setelah 5 tahun, 50 - 60 pasien akan mempunyai mioma baru yang akan dideteksi dalam ultrasound USG, dan lebih dari 25 pasien akan memerlukan operasi major untuk kali kedua. Pasangan harus menjalani evaluasi infertilitas menyeluruh sebelum wanita tersebut menjalani miomektomi untuk memajukan fertilitas. Kebanyakkan wanita akan dinasihati untuk melambatkan kehamilan untuk 3-6 bulan selepas miomektomi abdomen dan untuk