46
4.2.2 “Nasihat”
Cerpen “Nasihat” menggambarkan perilaku tokoh Aku yang ketakutan ketika menerima nasihat beruntun dari pamannya. Hal tersebut terlihat ketika
tokoh Aku tunduk dan tidak berani menatap wajah pamannya. Pamannya memberikan nasihat yang sangat berharga kepada tokoh Aku sehingga tokoh Aku
selalu mengingat dan menjalankan nasihat baik yang diberikan pamannya. Aku tidak berani menatap wajahnya. Nasihat beruntun yang
diberikannya tidak pernah kuminta. “Jangan takut mengoreksi diri sendiri. Introspeksi itu perlu. Kalau
kita hanya berani mengemukakan kelemahan orang lain, tapi tidak mau melakukan introspeksi, sama artinya dengan menganggap diri
kita sempurna.”
Aku mengangguk dengan kemuakan yang mulai merayap Nasihat:10.
Kutipan di atas menjelaskan perilaku tokoh Aku yang ketakutan ketika mendengar nasihat pamannya. Hal tersebut terlihat ketika tokoh Aku tidak berani
menatap wajah pamannya. Kemudian perilaku tokoh Aku mulai berubah menjadi muak dan bosan dengan nasihat yang didengarnya, padahal nasihat tersebut sangat
baik bagi tokoh Aku. Perilaku tokoh Aku timbul ketika dia menerima nasihat yang tidak dimintanya sama sekali sehingga rangsangan atau nasihat yang
diberikan oleh pamannya membuat tokoh Aku ketakutan. Belakangan ini baru kusadari bahwa perbuatanku menggunakan
waktu luangku dengan membaca surat kabar, majalah atau nasihat- nasihat paman itu adalah salah. Aku harus bekerja delapan jam
penuh diluar jam makan siang. Begitu aku sadar aku segera memperbaikinya. Tidak ada lagi waktu luang bagiku. Jika tidak
ada calon pembeli rumah atau tanah yang berurusan denganku, aku segera melangkah ke meja temanku yang sedang melayani calon
pembeli dan menawarkan jasaku, pergi ke pintu masuk utama untuk melihat kalau-kalau ada calon pembeli rumah yang perlu
Universitas Sumatera Utara
47
disambut atau menghubungi calon pembeli yang pernah berurusan denganku tetapi kemudian tidak ada kabar kelanjutannya.
Dengan begitu tidak ada lagi waktuku yang luang. Aku benar- benar bekerja seperti yang diharuskan sesuai dengan imbalan yang
kuterima setiap bulan. Dan aku puas karena salah satu nasihat pamanku telah kulaksanakan dengan baik Status:13.
Kutipan tersebut menjelaskan bahwa tokoh Aku mulai sadar dengan perbuatannya yang hanya menyia-nyiakan waktu saja. Tokoh aku kemudian
merubah perilaku yang dilakukannya selama ini. Tokoh Aku tidak lagi membuang waktu, namun memanfaatkan waktunya sebaik mungkin. Tokoh Aku kemudian
menggunakan waktunya untuk bekerja penuh agar sesuai dengan imbalan yang akan diterimanya. Perilaku tokoh Aku dapat berubah karena tokoh Aku ingat
semua nasihat yang telah diberikan pamannnya. Tokoh Aku sangat puas karena dapat melaksanakan salah satu nasihat yang telah diterimanya dari pamannya.
Setiap bulan aku berkunjung ke rumah pamanku. Sejak menerima nasihat beruntun dulu, aku tidak pernah menerima nasihat apa-apa
lagi dari pamanku. Kunjunganku hanya untuk bersilaturahmi dan berbagai hal mengenai negeri ini. Dalam kunjunganku kemarin aku
berterus terang mengatakan tidak tahu harus berbuat apa dengan tabunganku. Pamanku tersenyum lalu dengan lembut mengajukan
dua pertanyaan: “Sudah kau bayar zakatmu? Dan berapa banyak dari uangmu yang kau sisihkan lalu kau berikan pada saudara-
saudaramu yang membutuhkannya?
Hingga aku pulang aku tidak dapat menjawab pertanyaan itu. Aku tiba-tiba teringat kepada almarhumah ibu yang sering mengatakan
“rezeki yang kita terima tidak seluruhnya untuk kita. Ada bagian orang lain disana. Berikanlah bagian itu kepada yang berhak.”
Sebuah Berita:14.
Kutipan di atas menjelaskan tokoh Aku sangat menghormati dan menghargai pamannya. Hal tersebut terlihat ketika tokoh Aku selalu datang
berkunjung ke rumah pamannya untuk bersilaturahmi. Tokoh Aku sangat
Universitas Sumatera Utara
48
berpatokan dengan pamannya. Perilaku tokoh Aku tersebut timbul karena nasihat yang diterima dari pamannya sangat berpengaruh dalam kehidupan tokoh Aku.
Nasihat yang diterima tokoh Aku sangat berperan penting bagi pengambilan keputusan tokoh Aku dalam kegiatan sehari-hari.
4.2.3 “Status”