“Kacamata Tanpa Bingkai” Perilaku Tokoh Utama dalam Menyikapi Masalah yang dihadapinya

43 karena dorongan atau stimulus yang diberikan oleh lingkungannya. Unsur-unsur id, ego, dan super ego juga berpengaruh dalam menentukan perilaku tokoh, ketiga unsur tersebut merupakan dasar pembentukan kepribadian, watak dan perilaku tokoh. Kumpulan cerpen KTB, setiap cerita yang disuguhkan oleh pengarang mengandung tentang perilaku yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Perilaku tokoh utama dalam cerpen-cerpen KTB akan dianalisis berdasarkan teori yang disampaikan Freud. Adapun bentuk-bentuk perilaku tokoh dalam setiap cerpennya, antara lain sebagai berikut.

4.2.1 “Kacamata Tanpa Bingkai”

Cerpen “KTB” menggambarkan tentang perilaku yang dilakukan oleh tokoh utama dalam lingkungan hidupnya. Perilaku tokoh dapat terjadi karena adanya rangsangan dari dalam diri sendiri ataupun dari luar, sehingga aktivitas dalam suatu karya dapat membuat isi cerita menjadi lebih menarik. Tokoh Aku adalah seorang yang pekerja keras dan tidak mau banyak bicara. Perilaku tokoh Aku berkembang karena kehadiran rekannya yang suka dengan ide-ide pembaharuan. Tokoh Aku dalam cerita mempunyai sifat yang baik dan penurut. Hal tersebut dapat dibaca pada kutipan berikut. -Ya. Dia bilang kau sendiri yang mengatakan itu kepadanya. -Nah, si pembohong besar itu telah bicara lain dari yang sebenarnya. Aku mengatakan bahwa aku bisa mengerti perjuangan kaum hitam ini, namun kalau dianggap sebagai partisan atau simpatisan, aku keberatan. Keberetan seratus persen. Universitas Sumatera Utara 44 -Tentunya kau punya alasan yang kuat untuk itu. -Ya. Aku tidak senang pada cara mereka yang ekstrim. -Gerakan kaum muda selalu akan bersifat ekstrim seperti itu. Kau sendiri pernah cerita bukan bahwa tentara kalian pernah dituduh kaum ekstrimis oleh Belanda? Kau ingat? -Benar. Tapi itu hanya tuduhan. Tapi itu sangat berlainan sekali dengan ekstrimitas yang barusan aku katakan KTB:112. Kutipan tersebut menjelaskan bahwa tokoh Aku mengerti dengan perjuangan yang dilakukan oleh kaum hitam. Menurutnya kaum hitam tidak selamanya melakukan suatu pergerakan dengan cara-cara ekstrim yang dapat merugikan orang lain. Tokoh Aku marah ketika seseorang menceritakan bahwa dia adalah simpatisan atau partisan dari pergerakan ekstrim kaum hitam. Akan tetapi, perilaku tokoh Aku sangat tenang dalam menghadapi fitnah yang dibuat oleh temannya tentang pergerakan ekstrim yang dilakukan oleh kaum hitam. Aku terdiam. Pertanyaan-pertanyaan yang dimajukan oleh paman Cortinez, orang dari Chili teman sekamar di apartemen besar ini sangat mengejutkanku. Pertama dulu ketika aku memanggil panggilan paman Cortinez sudah melekat padanya, karena kemenakan-kemenakannya memanggil begitu setiap hari. Karena itu ia memintaku agar memanggil seperti itu pula, kendatipun usia kami tidak berbeda jauh. Sejak itulah aku memanggil namanya paman Cortinez. -Tapi apa yang telah kita kerjakan, tanyanya sekali lagi. -Aku tidak tahu. Tapi yang jelas ada. -Ada, tapi kita tidak tahu apa. Namun itu masih tetap lebih baik, daripada mereka yang sama sekali tidak berbuat apa-apa. -Kita lebih baik bukan? -Ya, kita lebih baik. -Kami lalu berdiam. Mungkin tidak yakin pada apa yang baru kami ucapkan sendiri KTB:113. Universitas Sumatera Utara 45 Kutipan di atas menjelaskan bahwa tokoh Aku adalah individu yang menerima. Hal tersebut terlihat ketika paman meminta tokoh Aku untuk memanggil dia dengan sebutan paman. Karena panggilan tersebut sudah melekat padanya dari dulu. Namun, mereka tidak tahu hal-hal apa saja yang telah mereka kerjakan. Akan tetapi mereka masih merasa lebih baik daripada orang-orang yang tidak melakukan kegiatan sama sekali. Dalam hal ini perilaku mereka tidak baik, karena tokoh Aku dan Paman Cortinez merasa lebih baik dari mereka yang tidak melakukan apa-apa, padahal mereka sendiri tidak yakin dengan apa yang baru mereka bicarakan. -Ya, kita terlalu asyik, sambungku lagi. -Melontarkan cacian, katanya lagi. -Dan kita puas, sahutku. -Ya, kita puas, paman Cortinez menjawab pelan. -Itu lebih baik dari pada tidak merasakan apa-apa dari yang kita buat sendiri. -Kita telah bekerja keras bukan? -Ya, sedikit lebih keras dari pada tidak bekerja apa-apa. Lalu kami sama-sama diam dan terus memandang ke layar tv KTB :114 Kutipan di atas menjelaskan bahwa tokoh Aku hanya berdialog dengan tokoh Paman Cortinez sambil menonton tv. Mereka bercerita tentang ide-ide pembaharuan dan mereka tidak tahu hal-hal apa saja yang telah mereka kerjakan. Dalam hal ini, perilaku kedua tokoh adalah tidak baik. Hal yang menunjukkan bahwa adalah individu yang buruk adalah “melontarkan cacian” hal tersebut tidak baik karena telah melanggar norma-norma dalam masyarakat. Universitas Sumatera Utara 46

4.2.2 “Nasihat”