“Kacamata Tanpa Bingkai” Watak

19 dalam masyarakat yang diajarkan orangtua terhadap anaknya. Super ego adalah untuk menghambat dorongan-dorongan pemuasan yang berasal dari id. Berdasarkan penjelasan ketiga sistem tersebut maka watak dan perilaku tokoh utama dalam menyikapi masalah yang dihadapinya dalam kumpulan cepen KTB karya Sori Siregar dapat diuraikan.

4.1.1 “Kacamata Tanpa Bingkai”

Cerpen “KTB” menceritakan tentang tokoh Aku yang memiliki watak protagonis yaitu sifat positif dan pekerja keras. Tokoh Aku dan Paman Cortinez sangat suka dengan ide-ide pembaharuan serta orang-orang yang berada di sekitar mereka tidak luput dari bahan pembicaraan mereka. Dalam hal ini, tokoh Aku adalah seorang atau individu yang mempunyai sifat pendiam. Hal itu dapat dilihat pada kutipan berikut. Merasakan ada sesuatu yang tidak beres pada kacamatanya, ia lalu membuka kacamata itu dan menggosokkannya dengan kain kecil yang selalu tersedia dikantongnya. Ini juga suatu pembaharuan. Kacamata tanpa bingkai. Kita akan kelihatan lebih muda dengan kacamata seperti ini. Dengan kacamata berbingkai aku akan kelihatan sepuluh tahun lebih tua. Sebaliknya, jawabku, aku akan sepuluh tahu lebih muda dengan kacamata berbingkai. Aku tidak melihat adanya ide pembaharuan di sini. Kau benar. Nah, aku selalu benar bukan? Ya, kau selalu benar aku senang bahwa kau suka dengan ide-ide pembaharuan. Paman bisa tahu itu? Universitas Sumatera Utara 20 Tentu, dari sikapmu yang kurang senang bicara dan lebih suka bekerja aku bisa mengetahui itu. Terlalu banyak bicara dan berdiplomasi membuat kita menjadi politikus dan diplomat bukan? Tidak selamanya. Terkadang kita malah menjadi pembual besar. KTB: 110. Kutipan tersebut menjelaskan bahwa tokoh Aku dan Paman Cortinez adalah individu-individu yang memiliki pemikiran yang jauh ke depan, tidak suka banyak bicara namun lebih suka bekerja. Pandangan tokoh Aku terhadap kehidupan di sekitarnya sangat baik sehingga tokoh Aku tidak terbawa oleh keinginan buta unsur id. Dorongan-dorongan id yang begitu kuat dalam diri tokoh Aku dapat ditekan oleh ego sehingga dapat merumuskan dan mencari cara untuk memenuhi kebutuhan dari id yang selalu ingin mencari kepuasan akan hasrat-hasrat dasarnya. Hal ini dapat diekspresikan oleh ego yang merupakan bagian dari pengambilan keputusan yang menggantikan prinsip kesenangan milik id. Id beroperasi menurut prinsip kesenangan, ego beroperasi menurut prinsip kenyataan, dan super ego beroperasi menurut prinsip moral dan idealis atau prinsip kesempurnaan. Jika salah satu dari ketiga sistem tersebut memiliki peran yang lebih banyak dari sistem lainnya maka sistem itulah yang mendominasi tingkah laku tokoh. Lalu kita dikagumi dan dianggap seperti orang besar, maksudmu? Tidak, tidak selamanya begitu. Terkadang orang mencemooh kita. Lalu kita dijauhi. Seperti Miller? Contoh yang tepat. Lalu Duncan. Juga contoh yang tepat Universitas Sumatera Utara 21 Pantas aku lihat kau kurang begitu senang pada mereka Mestinya mereka jadi senator. Namun kalaupun mereka menjadi senator, mereka segera akan bangkrut. Omongan mereka juga penuh dengan perulangan bukan? Seorang senator memerlukan pemikiran segar dan baru KTB :110. Kutipan tersebut menjelaskan bahwa tokoh Aku didominasi oleh unsur ego sebab tokoh Aku membicarakan hal-hal nyata yang ada di sekitarnya yaitu ketika tokoh Aku berbicara tentang hal-hal yang berhubungan dengan ide pembaharuan dan orang-orang yang berada di sekitarnya. Tokoh Aku tidak menyukai hal-hal yang tidak bermanfaat atau yang berbau perulangan. Watak yang dimiliki tokoh Aku adalah watak antagonis yang menimbulkan konflik dalam cerita. Tokoh aku mengatakan bahwa yang dilakukan oleh orang-orang di sekitarnya merupakan perulangan. Tokoh Aku tidak suka menjadi diplomat ataupun politikus yang sering dianggap masyarakat sebagai pembual besar dan terkadang dicemooh dan dibenci. Dalam hal ini tuntutan id tidak dapat dipenuhi, sebab ego dapat menekan id yang bersifat naluriah sehingga dapat diubah menjadi hal-hal yang baik dan benar. Ego terus-menerus berupaya mengendalikan tuntutan buta dari id. Tokoh Aku membicarakan tentang hal-hal yang berbau ide pembaharuan dan tidak menyukai hal-hal yang berbau perulangan. Watak yang dimiliki tokoh Aku merupakan hasil dari unsur super ego yang dapat memberikan kebaikan moral dalam diri tokoh Aku. Ya, tidak seperti kita, orang-orang yang kurang mau bicara dan lebih suka bekerja. Ya, tapi apa yang telah kita kerjakan? Universitas Sumatera Utara 22 Aku terdiam. Pertanyaan yang dimajukan oleh paman Cortinez, orang Chili teman sekamar apartemen besar ini mengejutkanku. Pertama dulu ketika aku memanggil namanya Cortinez. Dia keberatan. Dia mengatakan bahwa panggilan paman Cortinez sudah melekat padanya, karena kemenakan-kemenakannya memanggil begitu setiap hari. Karena itu ia memintaku agar memanggil seperti itu pula. Sejak itulah aku memanggil namanya paman Cortinez. Tapi apa yang telah kita kerjakan, tanyanya sekali lagi. Aku tidak tahu. Tapi yang jelas ada. Ada, tapi kita tidak tahu apa. Namun itu masih tetap lebih baik, daripada mereka yang sama sekali tidak berbuat apa-apa. Kita lebih baik bukan? Ya, kita lebih baik. KTB:113. Kutipan tersebut menjelaskan bahwa tokoh Aku mempunyai watak Protagonis yaitu sifat yang tidak merugikan orang lain dan memenuhi saran baik dari orang, hal tersebut dapat dilihat ketika tokoh Aku menuruti permintaan Cortinez untuk dipanggilnya sebagai paman. Karena panggilan tersebut sudah lama melekat dalam diri Cortinez sehingga ia merasa janggal bila tidak dipanggil dengan sebutan paman. Unsur id dan ego dalam diri tokoh Aku dapat ditahan oleh super ego sehingga tokoh aku mau memanggil Cortinez dengan panggilan Paman. Tokoh Aku dalam hal ini hanya dapat menceritakan tentang hal-hal dan orang-orang yang ada di sekitarnya. Padahal orang-orang yang ada di sekitarnya masih lebih baik dari tokoh Aku yang tidak tahu apa yang telah dikerjakaannya. Namun tokoh Aku tetap merasa lebih baik dari orang-orang di sekitarnya karena dia merasa masih banyak orang yang tidak melakukan kegiatan apa-apa. Paman lupa sesuatu, kataku mengganggunya dari keasyikan memandang ke layar itu. Universitas Sumatera Utara 23 Ya? Tanyanya. Kacamata tanpa bingkai, jawabku. O, ya, katanya sambil memakai kembali kacamata tanpa bingkai itu. Kita terlalu asyik, katanya lagi melanjutkan. Ya, kita terlalu asyik, sambungku lagi KTB:114. Kutipan tersebut menjelaskan bahwa tokoh Aku mempunyai niat baik untuk mengingatkan pamannya agar tidak lupa memakai kacamata tanpa bingkai. Hal tersebut menunjukkan bahwa tokoh Aku mempunyai watak baik. Dalam hal ini watak tokoh akan berubah ketika berada pada lingkungan yang berbeda dari lingkungan sebelumnya.

4.1.2 “Nasihat”