Kondisi Pasca Panen dan Pemasaran Analisis Kelayakan Usahatani Udang

5.3 Kondisi Pasca Panen dan Pemasaran

Usaha tani udang di Desa Sentang Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai masih menggunakan teknologi yang sederhana. Untuk hasil usaha tani sendiri menggunakan teknologi sederhana dalam pascapanen hasil usahatani udang. Teknologi pascapanen yang digunakan hanyalah sortasi dan menggunakan es. Udang yang di jual oleh petani adalah udang segar hasil tambak yang langsung di masukkan ke dalam es agar tetap segar. Pemasaran usaha tani udang di desa ini tidak melalui tahapan-tahapan. Petani petambak udang langsung menjual hasil usahatani udang ke tempat pelelangan ikan ataupum orang pelelangan yang langsung datang ke lokasi tambak. Pengusaha tempat pelelangan sendiri yang menyediakan es untuk udang agar tetap segar dan juga mereka langsung menjual ke pedagang ataupun ke yang lain.

5.4 Analisis Kelayakan Usahatani Udang

Setiap petani dalam berusaha tani yang dilakukannya pasti mengharapkan keuntungan yang besar. Menganalisis kelayakan usahatani berguna untuk mengetahui apakah suatu usahatani tersebut layak di usahakan atau tidak. Sebagaimana yang disebutkan dalam metode penelitian bahwa sampel petani yang diteliti secara sensus adalah sebanyak 24 petani petambak udang, mereka memiliki rata-rata lahan tambak sebesar 0,78 Ha Kelayakan usahatani Udang secara finansial dapat diketahui dengan menghitung nilai RC. Dalam analisis RC ada beberapa komponen yang harus diketahui yaitu komponen penerimaan usahatani dan komponen biaya usahatani. Untuk komponen itu sendiri dilihat dari uraian berikut ini. Universitas Sumatera Utara • Penerimaan Usahatani Penerimaan usahatani adalah hasil perkalian dari harga dan jumlah produksi. Didalam usahatani udang, penerimaan petani akan mempengaruhi tingkat pendapatan petani petambak. Penerimaan usahatani udang di desa Sentang perpetani adalah sebesar Rp. 40.243.833,33 dan per Ha sebesar 53.261.762,15. Penerimaan ini adalah dalam satu periode produksi udang. • Biaya Usahatani Komponen biaya produksi dalam usahatani udang terdiri dari biaya tetap fixed cost dan biaya variabel variable cost. 1. Biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan yang tidak tergantung pada input ataupun output dalam usahatani. Biaya tetap dalam usahatani udang di desa Sentang terdiri dari biaya penyusutan sewa lahan, dan PBB.  Biaya Penyusutan. Biaya penyusutan adalah biaya yang dikeluarkan karena adanya nilai ekonomis barang yang berkurang sesuai dengan masa ekonomis barang. Biaya penyusutan dalam usahatani udang adalah biaya penyusutan kincir, as, mesin pompa, mesin dompeng, selang per, pipa dan ember. Rata-rata biaya penyusutan usahatani udang disajikan dalam tabel 11 berikut ini. Universitas Sumatera Utara Tabel 11. Rata-rata Biaya Penyusutan Peralatan Usahatani Udang. No Jenis peralatan Usia Teknis Tahun Jumlah Per Petani Rp Jumlah Per Ha Rp 1 Kincir 2 50.000 123.350,69 2 Besi as 5 9.500 16.896 3 Mesin pompa 3 388.194,44 709.997,11 4 Mesin Dompeng 5 170.312,5 268.446,18 5 Selang Per 3 397.222,22 678.182,87 6 Pipa 5 232.500 325.297 7 Ember 3 4.444,44 8.543,11 Jumlah 1.252.173,61 2.130.712,67 Sumber: data diolah dari lampiran 25 dan 26 Dari tabel 11 dapat diketahui bahwa persentase yang terbesar dari penggunaan alat pada usahatani udang adalah biaya selang per sebesar 31,72 dan terendah adalah ember sebesar 0,35 dari total keseluruhan biaya penyusutan peralatan. Dari uraian biaya tersebut, maka rata-rata biaya tetap dalam usahatani udang dalam 1 periode disajikan dalam tabel 12 berikut ini. 1.623.715,67 Universitas Sumatera Utara Tabel 12. Rata-Rata Komponen Biaya Tetap dalam Usahatani Udang. No Komponen Biaya Per Petani Rp Per Ha Rp 1 Penyusutan 1.252.173,6 2.130.712,67 2 Sewa Lahan 368.750 446.756,94 3 PBB 2.791,67 2.791,67 Jumlah 1.623.715,28 2.580.261,28 Sumber : data diolah dari lampiran 27 dan 28 Dari tabel 12 diatas dilihat bahwa biaya penyusutan peralatan adalah biaya tetap yang paling besar dalam usahatani udang dengan persentase sebesar 77,12 dari total biaya per petani dan 82,58 dari total biaya per Ha, dan yang terkecil adalah biaya PBB dengan persentase sebesar 0,17 per petani dan 0,11 dari total biaya per Ha. 2. Biaya variabel adalah jumlah biaya-biaya yang dikeluarkan dalam usahatani udang yang dipengaruhi oleh jumlah input dalam usahatani. Adapun biaya variabel dalam usahatani udang di desa sentang adalah biaya saprodi, tenaga kerja dan BBM.  Biaya Saprodi Dalam usahatani udang di desa Sentang, Sarana produksi yang digunakan meliputi benur udang, pakan udang, kapur, dolomit dan racun air. Untuk jumlah biaya dari tiap sarana produksi disajikan dalam tabel 13 berikut ini. Universitas Sumatera Utara Tabel 13. Rata-rata Biaya Saprodi dalam Usahatani Udang. No Sarana Produksi Jumlah per Petani Rp Jumlah Per Ha Rp 1 Benur 5.578.125 7.746.180,56 2 Pakan 13.110.000 15.982.430,56 3 Kapur 730.625 1.122.643,23 4 Dolomit 312.500 381.206,6 5 Racun Air 468.250 621.467,01 Jumlah 20.199.500 25.853.927,96 Sumber: data diolah dari lampiran 23 dan 24 Dari tabel 13 diatas dapat diketahui bahwa penggunaan sarana produksi terbesar adalah pakan dengan persentase sebesar 64,90 per Petani dan 61,82 per Ha dan yang terendah adalah dolomit dengan persentase sebesar 1,55 per petani dan 1,47 per Ha dari total biaya Saprodi.  Tenaga Kerja Tenaga kerja dalam usahatani udang di desa Sentang dibagikan berdasarkan waktu pengerjaan. Adapun curahan tenaga kerja dalam usahatani udang adalah tenaga kerja pengolahan lahan, penebaran benih, pemberian pakan dan panen. Rata-rata tenaga kerja disajikan dalam tabel 14 berikut ini. Universitas Sumatera Utara Tabel 14. Rata-rata Tenaga Kerja dalam Usahatani Udang. No Tenaga Kerja Jumlah HKO Jumlah Per Petani Rp Jumlah per Ha Rp 1 Pembukaan Lahan 41,67 2.500.000 3.823.437,5 2 Penebaran Benih 0,31 18.437,5 28.258,46 3 Pemberian Pakan 24,84 1.490.625 2.208.105,47 4 Panen 12,32 739.000 1.307.083,33 Jumlah 79,14 4.748.062,5 7.366.884,77 Sumber: data diolah dari lampiran 21 dan 22 Dari tabel 14 diatas diketahui bahwa curahan tenaga kerja yang paling besar dalam usahatani udang adalah tenaga kerja Pembukaan Lahan dengan persentase sebesar 52,65 per petani dan 51,90 Per Ha dan tenaga kerja terendah adalah tenaga kerja penebaran benih dengan persentase sebesar 0,39 per petani dan 0,38 Per Ha dari total biaya tenaga kerja. Dari uraian-uraian biaya tersebut, maka rata-rata biaya variabel pada usahatani udang dapat disajikan dalam tabel 15 berikut ini. Universitas Sumatera Utara Tabel 15. Rata-rata Biaya Variabel dalam Usahatani Udang. No Uraian Biaya Per Petani Rp Per Ha Rp 1 Sarana Produksi 20.199.500 25.853.927,95 2 Tenaga kerja 4.748.062,5 7.366.884,77 3 BBM 801.141,67 1.268.172,31 Jumlah 25.748.704,17 34.488.985,03 Sumber : data diolah dari lampiran 27 dan 28 Dari tabel diketahui bahwa komponen biaya variabel yang paling tinggi adalah biaya Faktor Produksi yaitu dengan persentase sebesar 78,45 per petani dan 74,96 per Ha, dan biaya terendah adalah biaya BBM dengan persentase sebesar 3,11 per petani dan 3,68 Per Ha. 3. Biaya Total Total Cost Total biaya adalah jumlah semua biaya yang dikeluarkan dalam suatu usahatani. Total biaya merupakan hasil penjumlahan antara biaya tetap dengan biaya variabel. Analisis ini digunakan untuk mengetahui total biaya produksi dalam usahatani. Adapun Biaya total produksi usahatani udang di desa Sentang dalam 1 periode disajikan dalam tabel14 berikut ini. Universitas Sumatera Utara Tabel 16. Total Biaya Produksi dalam Usahatani Udang. No Uraian Biaya Jumlah Per petani Rp Jumlah Per Ha Rp 1 Tetap 1.623.715,27 2.580.261,28 2 Variabel 25.748.704,17 34.488.985,03 Jumlah 27.372.419,44 37.069.246,31 Dari tabel 14 diatas dapat diketahui bahwa komponen biaya dalam usahatani udang yang terbesar adalah biaya variabel dengan persentase sebesar 94,07 per petani dan 93,04 per Ha dan sisanya adalah biaya tetap dengan persentase sebesar 5,93 per petani dan 6,96 per Ha. • Analisis RC Analisis kelayakan RC adalah analisis untuk menilai kelayakan finansial usaha tani dengan membandingkan total penerimaan dan total biaya dalam suatu usahatani. Dari hasil perbandingan penerimaan dan biaya dalam usahatani udang lampiran 32 dan lampiran 33, maka nilai RC dari usahatani udang di Desa Sentang adalah sebesar 1,71 Usahatani dapat dikatakan layak untuk dikembangkan jika nilai RC 1. Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa nilai RC lebih besar dari 1 yaitu 1,71 RC1. Nilai RC ini berarti bahwa usahatani ini mendapatkan keuntungan sebesar 71 dari modal yang dikeluarkan dalam berusahatani udang. Nilai RC yang lebih besar dari 1 menunjukkan bahwa usahatani tersebut layak untuk diusahakan. Berdasarkan data RC tersebut dapat diketahui bahwa hipotesis yang mengatakan bahwa usahatani udang layak dikembangkan adalah sesuai dengan hasil yang diperoleh di daerah penelitian. Dengan demikian hipotesis diterima. Universitas Sumatera Utara

5.5 Peranan Pemerintah dan Lembaga Lain