adalah memanfaatkan atau menerima suatu keterbatasan seperti menanam dalam musim hujan, memanen dalam musim kering, atau menanam porennial crops
pada tanah miringlereng dan sebagainya Siagian,1997. Konsep agribisnis adalah suatu konsep yang utuh mulai dari proses produksi,
meng olah hasil, pemasaran, dan aktivitas lain yang berkaitan dengan kegiatan pertanian. Menurut Arsyad dkk 1985 dalam Soekartawi 1999, konsep
agribisnis adalah suatu kegiatan yang meliputi salah satu atau keseluruhan dari mata rantai produksi pengolahan hasil dan pemasaran yang ada hubungannya
dengan pertanian dalam arti luas. Yang dimaksud dengan ada hubungan dengan pertanian dalam artian luas adalah kegiatan usaha yang menunjang kegiatan
pertanian dan kegiatan usaha yang ditunjang oleh kegiatan pertanian.
2.1.2 Sistem Agribisnis
Agribisnis merupakan suatu cara lain melihat pertanian sebagai suatu sistim bisnis yang terdiri dari empat subsistem yang berkaitan yaitu : subsistem agribisnis hulu,
pengadaan dan penyaluran saranan produksi, subsistem agribisnis usaha tani produksi primer, subsistem agribisnis hilir pengolahan,penyimpanan,distribusi
tata niaga, dan sub sistem jasa penunjang. Agribisnis secara umum mengandung pengertian sebagai keseluruhan operasi yang terkait dengan aktivitas untuk
menghasilkan dan mendistribusikan input produksi, aktivitas untuk produksi usaha tani, untuk pengolahan dan pemasaran. Agribisnis memberikan suatu
konsep dan wawasan yang sangat dalam tentang pertanian modern menghadapi milenium ketiga Saragih, 2010.
Universitas Sumatera Utara
Agribisnis sebagai suatu sistem adalah seperangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas. Disini dapat diartikan bahwa
agribisnis terdiri dari dari berbagai sub sistem yang tergabung dalam rangkaian interaksi dan interpedensi secara reguler, serta terorganisir sebagai suatu totalitas
Siagian,1997. Adapun kelima mata rantai atau subsistem tersebut dapat diuraikan sebagai
berikut: 1.
Subsistem Penyediaan Sarana Produksi Sub sistem penyediaan sarana produksi menyangkut kegiatan pengadaan dan
penyaluran. Kegiatan ini mencakup Perencanaan, pengelolaan dari sarana produksi, teknologi dan sumberdaya agar penyediaan sarana produksi atau input
budidaya memenuhi kriteria tepat waktu, tepat jumlah, tepat jenis, tepat mutu dan tepat produk.
2. Subsistem Budidaya atau proses produksi
Subsistem ini mencakup kegiatan pembinaan dan pengembangan budidaya dalam rangka meningkatkan produksi primer pertanian. Termasuk kedalam kegiatan ini
adalah perencanaan pemilihan lokasi, komoditas, teknologi, dan pola budidaya dalam rangka meningkatkan produksi primer. Disini ditekankan pada budidaya
yang intensif dan sustainable lestari, artinya meningkatkan produktivitas lahan semaksimal mungkin dengan cara intensifikasi tanpameninggalkan kaidah-kaidah
pelestarian sumber daya alam yaitu tanah dan air. Disamping itu juga ditekankan budidaya yang berbentuk komersial bukan budidaya yang subsistem, artinya
produksi primer yang akan dihasilkan diarahkan untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam artian ekonomi terbuka. Budidaya adalah sebagian dari kegiatan di
Universitas Sumatera Utara
permukaan bumi dimana seorang petani, sebuah keluarga atau manajer yang digaji bercocok tanam atau memelihara ternak. Petani yang berusaha tani sebagai suatu
cara hidup, melakukan pertanian karena dia seorang petani. Apa yang dilakukan petani ini hanya sekedar memenuhi kebutuhan. Dalam arti petani meluangkan
waktu, uang serta dalam mengkombinasikan masukan untuk menciptakan keluaran adalah usaha tani yang dipandang sebagai suatu jenis perusahaan.
Menurut Maxwell L. Brown, 1974 dan Soekartawi 2002 Pengelolaan usaha tani yang efisien akan mendatangkan pendapatan yang positif atau suatu keuntungan,
usaha tani yang tidak efisien akan mendatangkan suatu kerugian. Usaha tani yang efisien adalah usaha tani yang produktivitasnya tinggi. Ini bisa dicapai kalau
manajemen pertaniannya baik. Dalam faktor-faktor produksi dibedakan menjadi dua kelompok :
a. Faktor biologi, seperti lahan pertanian dengan macam-macam tingkat kesuburan, benih, varietas pupuk, obat-obatan, gulma dsb.
b. Faktor sosial ekonomi, seperti biaya produksi, harga, tenaga kerja, tingkat pendidikan, status pertanian, tersedianya kredit dan sebagainya.
Menurut Soekartawi 1995 Menjelaskan bahwa dalam budidaya, seseorang mengalokasikan sumberdaya yang ada secara efektif dan efisen untuktujuan
memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu. Yang dimaksud dengan efektif bila petani atau produsen dapat mengalokasikan sumberdaya yang mereka
miliki sebaik-baik, dan dikatakan efisien bila pemanfaatan sumberdaya tersebut menghasilkan keluaran atau output yang melebihi masukan atau input.
Universitas Sumatera Utara
3. Subsistem Agroindustripengolahan hasil
Lingkup kegiatan ini tidak hanya aktivitas pengolahan sederhana di tingkat petani, tetapi menyangkut keseluruhan kegiatan mulai dari penanganan pasca panen
produk pertanian sampai pada tingkat pengolahan lanjutan dengan maksud untuk menambah value added atau nilai tambah dari produksi primer tersebut. Dengan
demikian proses pengupasan, pembersihan, pengekstraksian, penggilingan, pembekuan, pengeringan, dan peningkatan mutu.
4. Subsistem Pemasaran
Subsistem pemasaran mencakup pemasaran hasil-hasil budidaya dan agroindustri baik untuk pasar domestik maupun ekspor. Kegiatan utama subsistem ini adalah
pemantauan dan pengembangan informasi pasar dan market intelligence pada pasar domestik dan pasar luar negeri.
5. Subsistem Penunjang
Subsistem ini merupakan penunjang kegiatan pra panen dan pasca panen yang meliputi :
· Sarana Tataniaga · Perbankanperkreditan
· Penyuluhan Agribisnis · Kelompok tani· Infrastruktur agribisnis
· Koperasi Agribisnis · BUMN
· Swasta · Penelitian dan Pengembangan
· Pendidikan dan Pelatihan
Universitas Sumatera Utara
· Transportasi · Kebijakan Pemerintah
Sistem agribisnis dapat digambarkan seperti berikut ini:
Gambar: Bagan Sistem Agribisnis
2.2 Landasan Teori