Karakteristik Petani Sampel DESKRIPSI WILAYAH DAN KARAKTERISTIK SAMPEL

Tabel 9. Sarana dan Prasarana Di Desa Sentang Tahun 2014 No Sarana dan Prasarana Jumlah 1 Sekolah a. SD 1 Unit 2 Kesehatan a. Poskesdes 1 Unit 3 Tempat Peribadatan a. Mesjid b. Mushola 1 Unit 3 Unit 4 Transportasi a. Jalan Baik b. Jalan Rusak 2 Km 6 Km Sumber: Kantor Desa Sentang, 2014

4.2 Karakteristik Petani Sampel

Usahatani tambak udang di desa Sentang, Kecamatan Teluk Mengkudu masih sangat tradisional. Sebagian besar petani mengusakan tembak udang nya dengan alami. Beberapa petani petambak sudah menggunakan teknologi yang semi intensif yaitu dengan penggunaan mesin kincir dan mesin pompa. Diantara semua populasi petani yang di teliti secara sensus, diketahui bahwa ada 1 orang petani yang menggunakan teknologi yang intensif yaitu penggunaan mesin kincir, dan teknologi lain dalam pemeliharaan tambak udang nya. Karakteristik petani sampel menggambarkan kondisi, keadaan serta status dari petani. Karakteristik seorang responden didalam suatu penelitian akan sangat membantu untuk memperoleh informasi tentang keadaan usahataninya terutama dalam peningkatan produksi usahataninya. Karakteristik petani usahatani udang pada penelitian ini, terdiri dari umur petani sampel, tingkat pendidikan, pengalaman berusahatani, jumlah tanggungan Universitas Sumatera Utara keluarga, dan luas tambak yang dikelola akan dijelaskan lebih rinci sebagai berikut. Tabel 10. Karakteristik Petani Sampel Didesa Sentang Tahun 2015 No Uraian Range Rata-rata 1 Umur Petani Sampel Tahun 29-65 41,708 2 Tingkat Pendidikan Tahun 06-16 7,54 3 Jumlah Tanggungan Jiwa 2-8 4,54 4 Luas Tambak Ha 0,16-3 0,78 5 Pengalaman BertaniTahun 0,5-21 4,083 Sumber: Lampiran 1 Umur petani Udang di desa Sentang berkisar antara 29-65 tahun, dengan rata-rata umur 41,708 tahun. Berdasarkan data umur yang diperoleh, pada umumnya petani Udang berada pada usia produktif sehingga mempunyai kemampuan lebih baik dalam berpikir dan bertindak untuk merencanakan suatu kegiatan. Tingkat umur mempunyai pengaruh terhadap kemampuan fisik petani dalam mengelola usahatani yang dikerjakannya. Pada umumnya petani yang berumur muda dan sehat jasmaninya memiliki kemampuan fisik yang lebih kuat sedangkan semakin tua umur petani maka kemampuan kerjanya relatif menurun, produktifitas kerja petani petambak udang juga terbatas setelah melewati tahap jenuh dalam mengerjakan usahataninya. Sementara itu petani yang masih muda memiliki tingkat adopsi yang lebih tinggi terhadap ide-ide baru yang disampaikan oleh para ahli atau penyuluh pertanian, dan cepat menerima perkembangan teknologi yang berhubungan dengan usahatani yang petani kopi kerjakan. Petani muda ini juga lebih berani mengambil resiko meskipun masih kurang memiliki pengalaman Universitas Sumatera Utara yang cukup dibanding dengan petani usia tua. Oleh karena itu, usia sangat mempengaruhi kemampuan petani untuk mengambil keputusan untuk usahatani nya. Pendidikan formal merupakan salah satu faktor yang penting dalam mengelola usahatani dimana respon petani terhadap teknologi yang sedang berkembang sangat bergantung dari tingkat pendidikannya. Semakin tinggi tingkat pendidikan petani maka semakin mudah untuk mengadopsi teknologi dalam menjalankan usahataninya. Tingkat pendidikan petani di daerah penelitian berkisar 6 – 16 tahun dengan rata-rata pendidikan 7,54 tahun. Dengan demikian tingkat pendidikan rata-rata di desa ini adalah SMP. Dari data ini dapat dikatakan bahwa tingkat pendidikan petani sampel di daerrah penelitian tergolong sedang untuk mengadopsi teknologi. Jumlah tanggungan keluarga dalam daerah penelitian akan berpengaruh terhadap distribusi pendapatan dan ketersediaan tenaga kerja dalam keluarga Jumlah tanggungan keluarga di daerah penelitian berkisar 2 - 8 orang dengan rata-rata tanggungan 4,54 orang. Semakin banyak jumlah tanggungan keluarga, maka akan semakin banyak pula tenaga kerja dalam keluarga dan penyebaran pendapatan keluarga akan semakin besar juga. Besarnya luas pengolahan lahan petani kepiting merupakan sesuatu yang sangat penting dalam proses produksi ataupun usahatani. Dalam usahatani, pengusahaan lahan yang sempit sudah pasti tidak efisien dibandingkan dengan pengusahaan lahan yang luas. Luas lahan usahatani yang dikelola akan berpengaruh terhadap jumlah penerimaan, pendapatan, dan biaya yang dikeluarkan dalam usahatani Universitas Sumatera Utara tersebut. Besarnya produksi udang juga dipengaruhi oleh luasnya lahan tambak yang dimiliki petani udang. Dan hal ini juga akan meningkatkan besarnya biaya yang dikeluarkan terhadap tenaga kerja. Luas lahan tambak petani udang berkisar antara 0,16 Ha sampai 3 Ha dengan rata-rata luas tambak 0,78 Ha. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa luas lahan yang diusahakan oleh petani di daerah penelitian cukup luas. Pengalaman berusaha tani seseorang petani akan mempengaruhi tingkat berpikir dan juga mengambil suatu keputusan. Semakin lama petani berusaha tani, maka akan semakin baik pula dalam mengusahakan usaha taninya. Selain itu juga kemungkinan mereka mengambil resiko juga semakin besar sehingga pengalaman mereka bertani akan sangat membantu dalam kesuksesan usaha taninya. Lama petani di desa ini berusaha tani udang bervariasi. Ada yang masih baru sekali, dan ada yang sudah lama. Rentang lama petani berusaha tani di desa ini adalah 0,5 tahun - 21 tahun. Dan rata-rata lama petani berusahatani adalah selama 4 tahun. Dari rata-rata ini dapat diketahui bahwa petani tergolong sudah berpengalaman yang cukup dalam mengembangkan dan menjalankan usaha tani nya. Universitas Sumatera Utara 36

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Ketersediaan Sarana Input Produksi

Sarana Input Produksi dalam usahatani udang adalah segala sesuatu yang dibutuhkan dalam memulai usahatani udang. Sarana input produksi ini meliputi benur, pakan, alsintan, kapur, serta dolomit. Ketersediaan sarana produksi ini akan mempengaruhi keberhasilan dari usahatani udang tersebut. Suatu usahatani akan berhasil apabila semua sarana produksi tersedia dengan baik serta menguntungkan dalam aspek finansial.

5.1.1 Benur

Benur udang dibudidayakan n berasal dari dalam desa yaitu, diusahakan oleh pengusaha yakni pedagang pengumpul. Petani petambak yang membudidayakan memesan dan mengambil dari pengusaha itu. Benur yang dibudidayakan adalah benur udang yang sudah berumur 10 hari dengan harga Rp 35,- per ekor. Kebutuhan benur dalam tiap periode budidaya adalah sekitar 3.825.000 ekor dan kebutuhan rata-rata tiap petani petambak adalah sebanyak 159.375 ekor.

5.1.2 Pakan

Pakan udang sendiri adalah pakan yang berupa pelet. Pakan ini tersedia dengan cukup di desa penelitian. Untuk pakan sendiri, para petani petambak memesan dan mengambil dari penampung hasil udang dan untuk pembayaran, bisa dibayar pada saat panen. Harga pakan per kg adalah sebesar Rp 7.600 per kg. Jumlah pakan yang di butuhkan pada periode panen terdahulu adalah sebanyak 41.400 kg. Dengan rataan penggunaan pakan per petani sebanyak 1.725 kg per periode tanam. Universitas Sumatera Utara