Peranan Pemerintah dan Lembaga Lain Hambatan-Hambatan dalam Usahatani Udang

5.5 Peranan Pemerintah dan Lembaga Lain

Dalam usaha agribisnis juga memperoleh dampakperanan dari lembaga-lembaga baik lembaga pemerintah maupun lembaga swasta yang mendukung usaha tani udang. Peranan lembaga pemerintah dalam usaha agribisnis udang berupa adanya lembaga penyuluhan. Namun di desa Sentang, Kecamatan Teluk Mengkudu, Kabupaten Serdang Bedagai, peranan lembaga pemerintah kurang terasa. Para petani petambak mengharapkan adanya peranan pemerintah seperti mengadakan penyuluhan tentang ilmu yang dapat digunakan dalam usaha agribisnis seperti penggunaan teknologi, maupun hal-hal yang berkembang dalam usahatani udang. Peranan lembaga swasta dalam usahatani udang juga sangat mempengaruhu dalam keberhasilan suatu agribisnis. Lembaga swasta dapat berperan hal pembibitan, penyediaan sarana produksi. Di desa ini, peranan lembaga swasta ada dalam bidang pembibitan benur udangdan pengusaha yang menjual pakan udang, dimana ada pihak swasta yang mengusahakan baik pembibitan benur udang maupun pakan yang dapat digunakan oleh masyarakat petani petambak udang. Hal ini membantu petani petambak karena memudahkan dalam mencari benur dan pakan udang yang dapat di budidayakan dalam kolam tambak mereka. Lembaga keuangan juga berpengaruh terhadap keberhasilan agribisnis. Lembaga keuangan dalam agribisnis dapat berupa lembaga perbankan, lembaga koperasi. Lembaga keuangan di desa ini seperti koperasi dan perbankan tidak ada. Hal ini mengakibatkan para petani petambak yang ingin mendapatkan modal usaha meminjam kepada pengusaha tempat pelelangan ikan dan ketika menjual, mereka Universitas Sumatera Utara harus menjual kepada pengusaha itu. Ini mengakibatkan mereka tidak bisa menjual kepada yang lain kecuali tempat penjualan tersebut.

5.6 Hambatan-Hambatan dalam Usahatani Udang

Hambatan adalah hal-hal yang dirasakan petani didalam usahatani nya. Hambatan dalam agribisnis udang di desa Sentang dikelompokkan kedalam 3 bagian hambatan yaitu:  Hambatan dalam pra produksi. Hambatan dalam pra produksi adalah hambatan yang dialami sebelum proses produksi dalam usahatani. Hambatan ini meliputi dalam hal penyediaan input sarana produksi dan segala hal sebelum dalam proses produksi. Hambatan yang dialami oleh petani dalam proses pra produksi adalah tingginya harga pakan yang mengakibatkan pengeluaran biaya dalam usahatani udang semakin besar. Petani petambak mengharapkan adanya bantuan pemerintah dalam memberikan bantuan pakan ataupun subsidi pakan udang agar petani petambak dapat membeli dengan harga yang terjangkau. Hambatan lainnya dalam proses persiapan sebelum produksi adalah dan tidak adanya lembaga keuangan seperti koperasi, sehingga petani petambak yang membutuhkan modal harus meminjam uang dari pengusaha pelelangan ikan .  Hambatan dalam proses produksi Hambatan dalam proses produksi adalah hambatan yang dialami dalam proses budidaya udang. Dalam proses produksi usahatani udang di desa Sentang, juga mengalami hambatan. Hambatan dalam proses Universitas Sumatera Utara produksi udang adalah minimnya penyuluhan tentang budidaya udang dan teknologi didalam budidaya udang yang meliputi penanganan masalah penyakit udang karena perubahan cuaca. Hal ini mengakibatkan tingkat kematian udang tinggi dan petani petambak mengalami kerugian sebab udang harus di panen walaupun belum masa panen dan udang dihargai dengan murah dan di bawah harga oleh pengusaha pelelangan ikan tersebut. Dalam hal ini petani petambak masih menggunakan teknologi sederhana yaitu penaburan kapur dan dolomit. Selain itu juga dalam budidaya udang, hambatan yang dialami oleh petani petambak adalah kualitas air dari laut yang di pengaruhi oleh cuaca. Air laut yang di gunakan di pompa langsung dari laut yang mungkin mengandung penyakit. Akibat hal ini udang yang dibudidayakan dalam tambak lebih rentan terhadap penyakit yang dibawa oleh air laut yang di pompa ke dalam tambak.  Hambatan dalam proses post produksi Proses post produksi dalam agribisnis udang di desa Sentang meliputi teknologi pengolahan pasca panen dan pemasaran. Dalam post produksi usahatani udang, hambatan tidak terasa oleh masyarakat. Hal ini karena masyarakat langsung menjual hasil usahatani udang nya dalam bentuk udang segar ke pengusaha pelelangan ikan dan pengusaha pelelangan ikan tersebut datang mengambil langsung ke lokasi tambak. Dalam proses pasca panen, juga tidak mengalami hambatan karena petani petambak hanya dengan sortasi dan dengan diberi es. Dalam hal ini petani petambak tidak merasakan hambatan. Universitas Sumatera Utara 50

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Dari analisis yang dilakukan terhadap usahatani Udang di Desa Sentang, Kecamatan Teluk Mengkudu, Kabupaten Serdang Bedagai dapat disimpulkan bahwa : 1. Ketersediaan sarana produksi udang benur, pakan, dan alsintan di desa ini tersedia selama proses produksi dengan harga benur Rp. 35 per ekor dan harga pakan Rp 7.600 per Kg dan didapatkan dengan mudah melalui penyalurpengusaha yang menyediakan sarana produksi udang di desa ini. 2. Budidaya udang di desa Sentang, masih menggunakan teknologi yang semi intensif yaitu dengan menggunakan kincir dan pompa serta mudah untuk dibudidayakan dari pengolahan lahan sampai panen. 3. Pasca panen udang di desa Sentang dengan teknologi sederhana yaitu dengan sortasi dan dengan menggunakan es serta petani petambak langsung menjual ke penampung hasil ikan. 4. Berdasarkan analisis kelayakan finansial usahatani udang di desa Sentang, diketahui jumlah penerimaan petani di desa ini sebesar Rp 40.243.833,33 dan biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 27.372.419,44 yang terdiri dari biaya sarana produksi sebesar Rp 20.199.500, biaya penyusutan peralatan usahatani sebesar Rp. 1.252.173,6 biaya sewa tambak sebesar Rp. 368.750 biaya PBB sebesar Rp. 2.791,67 biaya upah tenaga kerja sebesar Rp. 4.748.062,5 dan biaya BBM sebesar 801.141,67. Maka usahatani ini layak secara finansial dengan nilai RC sebesar 1,71. Nilai ini berarti bahwa Universitas Sumatera Utara