Budidaya Udang HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1.3 Alsintan

Alat dan mesin pertanian dalam usahatani budidaya udang yang digunakan adalah mesin dompeng untuk penggerak kincir, kincir, besi as, ember, mesin pompa, selang per, dan pipa. Ini digunakan oleh sebagian petani petambak yang sudah menggunakan teknologi semi intensif. Untuk ketersediaan dari alat dan mesin pertanian ini sendiri, tersedia dengan baik di desa penelitian. Dan biasanya para petani petambak harus mencari informasi dimana harga dari mesin yang murah dan membeli mesin sebelum memulai mengusahakan tambak. Mesin sendiri dijual oleh toko-toko yang ada di luar desa.

5.2 Budidaya Udang

Budidaya udang di desa Sentang kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai masih dengan teknologi semi intensif dan mudah di usahakan. Para petani petambak masih menggunakan teknologi yang sederhana dan cara budidaya yang masih sederhana yaitu menggunakan mesin kincir. Adapun cara budidaya yang dilakukan adalah: Sebelum budidaya, petani petambak memulai dengan mengolah lahan tambak. Pengolahan lahan dengan membuang lumpur yang ada di tambak dengan cangkul. Setelah lumpur di buang, lahan di tabur dengan kapur dan dolomit dan setelah itu lahan dijemur sampai selama setengah bulan. Setelah setengah bulan, maka air dimasukkan ke dalam kolam hingga kedalaman sekitar 1 meter. Setelah air dimasukkan, maka di tabur dengan racun keongsaponen. Ini di gunakan untuk membunuh ikan-ikan kecil dan juga hewan-hewan yang terbawa melalui air yang di masukkan ke dalam tambak. Setelah seminggu di lakukan penaburan saponen, Universitas Sumatera Utara maka di ukur kadar pH dari air untuk melihat apakah kadar air sudah normal serta melihat apakah dampakefek dari racun air yang di gunakan masih ada. Setelah lahan tambak selesai diolah dan pH nya sudah normal, maka benih udang yang di akan di budidayakan dapat di tebar. Benih udang yang di tebar adalah benih udang yang sudah berumur 10 hari, karena benur udang diharapkan dapat bertahan. Pakan pelet diberikan ketika udang sudah berumur 1,5 minggu. Sebelum berumur 10 hari, udang hanya makan pakan alami dari air. Pada saat udang sudah berumur 10 hari, pakan yang berupa pelet dapat di berikan kepada udang. Pakan diberikan dua kali sehari dengan pemberian pagi dan sore. Selain pemberian pakan, juga rangkaian mesin dan kincir dioperasikan melihat daripada air. Ketika air tidak beriak, maka kincir di hidupkan, namun ketika air beriak, kincir dapat di berhentikan. Setelah udang berumur dua bulan hingga tiga bulan, udang dapat di panen. Normalnya udang di panen berumur 3 bulan 90-100 hari. Namun apabila kondisi cuaca yang tidak baik, maka udang harus langsung di panen. Kondisi cuaca seperti hujan yang terus menerus turun selama lebih dari 3 hari, maka udang harus di panen karena udang akan mati. Namun kalau hanya kurang dari 3 hari dalam seminggu, masih dapat di atasi dengan penaburan dolomit ke dalam air agar udang tidak mati. Pada saat akan panen, air dalam kolam akan di kuras dengan menggunakan mesin pompa. Pemanenan dilakukan oleh tokepenampung hasil ikan. Dalam proses pemanenan, warga sekitar juga membantu dalam penyoteran hasil panen. Universitas Sumatera Utara

5.3 Kondisi Pasca Panen dan Pemasaran