Universitas Sumatera Utara
3.6 Teknik Analisis Data
Analisis data kualitatif dilakukan apabila data empiris yang diperoleh adalah data kualitatif berupa kumpulan berwujud kata-kata dan bukan rangkaian
angka serta tidak dapat disusun dalam kategori-kategoristruktur klasifikasi. Data bisa saja dikumpulkan dalam aneka macam cara observasi, wawancara, intisari
dokumen, pita rekaman dan biasanya diproses terlebih dahulu sebelum siap digunakan, tetapi analisis kualitatif tetap menggunakan kata-kata yang biasanya
disusun ke dalam teks yang diperluas, dan tidak menggunakan perhitungan matematis atau statistika sebagai alat bantu analisis. Menurut miles dan
Huberman, kegiatan analisis terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulanverivikasi. Terjadi secara bersamaan berarti, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan sebagai sesuatu yang saling berhubungan
merupakan proses siklus dan interaksi pada saat sebelum, selama, dan sesudah pengumpulan data dalam bentuk sejajar yang membangun wawasan umum yang
disebut ‘analisis’ eprints.undip.ac.id. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian kualitatif ini
mencakup transkip hasil wawancara, reduksi data, interpretasi dan penyajian data. Dari proses analisis data tersebut kemudian dapat ditarik kesimpulan. Berikut ini
adalah teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti: 1. Reduksi Data
Reduksi data merupakan proses memilih data yang relevan dan bermakna, memfokuskan data yang mengarah untuk memecahkan masalah, penemuan,
pemaknaan, atau untuk menjawab pertanyaan penelitian. Proses ini berlangsung dari awal sampai akhir penelitian.
2. Penyajian Data Penyajian data merupakan kegiatan terpenting yang kedua dalam
penelitian kualitatif. Penyajian data yaitu sebagai sekumpulan informasi yang
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara tersusun member kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan
tindakan eprints.undip.ac.id. Penyajian data dapat berupa bentuk tulisan atau kata-kata, gambar, grafik,
dan tabel. Penyajian data bertujuan untuk menggabungkan informasi sehingga dapat menggambarkan keadaan yang terjadi. Dalam hal ini, agar peneliti tidak
kesulitan dalam penguasaan informasi juga untuk memudahkan membaca dan menarik kesimpulan, maka peneliti dapat membuat naratif, grafik, dan juga matrik
dari data tersebut. 3. Penarikan Kesimpulan
Tahap akhir dari sebuah analisis data adalah penarikan kesimpulan. Penarikan kesimpulan dilakukan selama proses penelitian berlangsung, seperti
halnya proses reduksi data. Setelah data terkumpul cukup memadai dan benar- benar lengkap, maka proses penarikan kesimpulan baru dapat dilakukan. Sejak
awal penelitian, peneliti selalu berusaha mencari makna data yang terkumpul. Makna-makna yang muncul dari data harus selalu diuji kebenaran dan
kesesuaiannya sehingga validitasnya terjamin. Kesimpulan-kesimpulan tersebut juga harus diverifikasi selama penelitian berlangsung.
Proses analisis data dalam penelitian ini dimulai dengan mengumpulkan data-data yag dibutuhkan dalam penelitian. Selanjutnya akan dilakukan telaah
data, baik pada data primer maupun data sekunder yang telah terkumpul. Setelah itu data akan disusun membentuk laporan yang sistematis.
Untuk mendapatkan suatu kesimpulan akhir, maka data yang telah diperoleh ini harus sesuai dengan teori–teori yang digunakan dalam penelitian dan
saling berhubungan. Selanjutnya hasil penelitian akan disajikan dalam pembahasan secara deskripsi dan dianalisis guna mengetahui bagaimanakah peran
Agam Inong Banda Aceh dalam mempromosikan pariwisata kota Banda Aceh.
Universitas Sumatera Utara
42 Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Kota Banda Aceh yang lahir 22 April 1205 Masehi bertepatan dengan 1 Ramadhan 601 Hijriah merupakan ibu kota Provinsi Aceh. Oleh karenanya, kota
Banda Aceh mendapat sebutan the central of everyting. Bahkan tersebar ungkapan bagi para wisatawan Aceh yang bunyinya, “jika ingin mengetahui Aceh, maka
kunjungilah Banda Aceh”. Kota Tua yang telah lahir selama genap 811 tahun tepat pada 22 April lalu
ini, tetap menjadi ibu kota dari masa ke masa dan akan selalu menjadi kota kebanggaan bagi masyarakat Aceh umumnya. Secara geografis wilayah Banda
Aceh memiliki luas 1,36 km2, berbatasan dengan Selat Malaka di sebelah utara, Samudera Hindia di sebelah selatan, Kabupaten Aceh Besar di sebelah timur dan
barat. Banda Aceh dikenal sebagai kota budaya, karena kedudukannya sebagai pusat Kerajaan Aceh, yang merupakan salah satu dari lima kerajaan islam terbesar
di dunia pada masanya. Juga terdapat banyak peninggalan bersejarah yang diabadikan di kota ini, seperti monumen, khazanah budaya, makam raja – raja,
dan berbagai objek lainnya yang bernilai historis dan spiritual. Banda Aceh yang dijuluki sebagai kota Pusaka ini tersohor oleh ragam
objek wisatanya, mulai dari wisata sejarah, alam, religi, kuliner hingga wisata tsunami. Sehingga memang benar, Banda Aceh layaknya the central of everything
dengan semua yang dimilikinya. Sesuai dengan tema yang diangkat pada pemilihan Agam Inong Duta Wisata Banda Aceh tahun 2015 lalu yaitu, “let us
welcome you in charming Banda Aceh”. Pemilihan Agam Inong Banda Aceh kali ini mengangkat tema demikian bukan tanpa maksud. Hal ini diupayakan oleh
pihak Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Banda Aceh untuk mengenalkan pesona Banda Aceh ke ranah dunia. Tentunya dengan bantuan para Agam Inong
Universitas Sumatera Utara