Penyajian Hasil Wawacara Hasil Wawancara dan Pengamatan .1 Karakteristik Informan

Universitas Sumatera Utara mungkin mengumpulkan data dari Agam Inong Banda Aceh 2016 yang masih akan menjalankan tugas promosi pariwisata Banda Aceh selama setahun ke depan. Selain itu, dari hasil wawancara peneliti dengan ketua Ikatan Agam Inong Banda Aceh, didapatkan hasil bahwa Agam Inong Banda Aceh tahun 2015 telah banyak megumpulkan prestasi selama menjadi Duta Wisata, baik dalam lingkup Banda Aceh maupun dalam lingkup Provinsi Aceh sendiri. Salah satu prestasi yang mereka capai adalah meraih gelar Duta Wisata Best Social Media pada Ajang Pemiliha Duta Wisata Aceh PDWA tahun 2015. Untuk dua pasang Agam Inong yang menjadi juara dalam penobatan Agam Inong Banda Aceh serta pasangan Agam Inong Favorit merupakan pilihan yang tepat dijadikan sebagai informan dalam penelitian ini, karena mereka merupakan ikon promotor Pariwisata Banda Aceh selama setahun masa periode Agam Inong Banda Aceh 2015. Sedangkan untuk satu pasang finalis Agam Inongnya, peneliti memilih Agam Inong yang paling aktif dan loyal dalam bertugas mengikuti kegiatan pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata kota Banda Aceh pada tahun 2015, juga yang memiliki pengetahuan luas terhadap pariwisata Banda Aceh. Berdasarkan kriteria yang telah dipaparkan, maka terpilihlan 4 orang Agam dan 4 orang Inong yang menjadi infor man dalam penelitian ini. Berikut ini akan dipaparkan hasil wawancara peneliti dengan kedelapan informan dalam penelitian ini.

4.1.6.2 Penyajian Hasil Wawacara

Dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan dengan informan dalam penelitian ini, maka diperoleh hasil data sebagai berikut : Informan Agam I Nama : Dwi Pragasa Ananda Tanggal Wawancara : Selasa, 24 Mai 2016 Tempat : BBC Cafe, Lamnyong, Banda Aceh Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Agam Dwi merupakan mahasiswa Ilmu Hukum pada Universitas Syiah Kuala Banda Aceh. Saat terpilih sebagai Agam Wakil I Duta Wisata Banda Aceh tahun 2015, usianya telah menginjak 21 tahun. Meskipun berasal dari kota Langsa, namun ia memiliki tekad yang kuat untuk menembus prestasi sebagai Duta Wisata kota Banda Aceh. Mengenai pengetahuannya tentang ilmu pariwisata dan kota Banda Aceh, Agam Dwi memiliki wawasan yang cukup luas. Selain bermodalkan KTM Kartu Tanda Mahasiswa sebagai mahasiswa Unsyiah, Agam Dwi juga mengaku keinginannya menjadi Duta Wisata dikarenakan kebutuhan Pemerintah setempat akan pentingnya kesadaran generasi muda untuk memajukan pariwisata kota Banda Aceh sebagai kota Madani dan juga ibukota Provinsi Aceh. Ketertarikannya untuk menjadi duta wisata kota Banda Aceh juga karena proses pemilihan Agam Inong Banda Aceh yang berbeda dengan daerah asalnya. Dimana ia pernah ditunjuk beberapa kali untuk menjadi ikon wisata di tanah kelairannya tanpa melalui ajang pemilihan. Namun ketika ia telah siap menjadi ikon wisata, ia memilih kota Banda Aceh sebagai tempatnya belajar menjadi seorang Duta, meskipun harus melalui audisi dan beberapa tahapan seleksi. Setelah terpilih menjadi Agam Wakil 1 Duta Wisata Banda Aceh, Agam Dwi menjelaskan betapa pentingnya sebuah wadah untuk menyatukan para Agam Inong agar lebih mudah untuk menjalankan tugas promosi pariwisata kepada khalayak luas. Agam Inong kota Banda Aceh sendiri memiliki wadah tersebut, yang diberi nama Ikatan Agam Inong Banda Aceh. Keikutsertaannya di dalam kepengurusan Ikatan Agam Inong Banda Aceh juga diakuinya karena Ikatan memberikan kesempatan dan persyaratan yang mudah. Selain itu, secara otomatis setiap finalis yang terpilih sebagai 15 besar dalam Ajang Pemilihan Agam Inong Banda Aceh juga akan tergabung ke dalam Ikatan Agam Inong Banda Aceh. “Jadi, Ikatan itu sendiri dibentuk tujuannya yang utama untuk mempromosikan kota Banda Aceh, selain dari memang untuk menyatukan seluruh Agam dan Inong Banda Aceh. Jadi kalo sudah ada Ikatan kita akan semakin kuat dan menyatu, karena Agam Inong itu juga sebagai cerminan dan ikonnya pemuda Banda Aceh”. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Sebagai Agam Wakil 1 Duta Wisata Banda Aceh 2015, Agam Dwi menyadari bahwa ia harus berperan banyak dalam mempromosikan pariwisata Banda Aceh bersama dengan para Agam Inong lainnya. Beberapa program kegiatan yang telah dilakukan oleh Agam Inong Banda Aceh 2015 diantaranya seperti launching akun line official Agam Inong Banda Aceh, Saweu Sikula, dan kegiatan pemeriksaan kesehatan gratis yang diadakan di lingkungan kapal PLTD Apung dalam rangka HUT kota Banda Aceh yang ke 810. Semua kegiatan ini bertujuan dalam rangka promosi pariwisata, agar meningkatkan minat berkunjung serta rasa ketertarikan wisatawan terhadap pariwisata kota Banda Aceh. “ya walaupun gitu, dukungan dari pemerintah tetap yang lebih utama. Agar semua program yang telah direncanakan dapat berjalan sesuai harapan. Kalau ada program yang selama ini kurang berjalan, salah satu faktornya adalah kurangnya perhatian dan dukungan dari pemerintah, seperti dukungan materil. Kita kan Ikatan, kita ga bisa jalan sendiri, di Ikatan tidak ada pemasukan dana. Kegiatan yang direncakan akan dapat berjalan kalau pemerintah memberikan dukungan dana. Jadi, kita sudah siapkan, tinggal dibantu oleh pemerintah saja. Jadi ada kerjasama yang baik antara kita dan pemerintah”. Menurut Agam Dwi, Duta Wisata merupakan mandataris pemerintah, yaitu orang yang diberikan tugas oleh pemerintah. Sehingga ketika pemerintah memberikan tugas untuk melakukan suatu hal, maka kita harus melakukannya sesuai dengan perintah. Namun, ketika pemerintah tidak memberikan mandat, maka para Duta Wisata tidak dapat melakukan apa-apa, disamping juga karena tidak memiliki sumber dana yang optimal. Sehingga ada jalan lain yang dapat dilakukan oleh para Duta Wisata untuk tetap menjalankan tanggung jawabnya sebagai promotor dan penggerak pariwisata. Hal tersebut berkaitan erat dengan perkembangan zaman dan kecanggihan teknologi manusia. Tidak lain dan tidak bukan yaitu memanfaatkan kehadiran media sosial dengan sebaik mungkin. Agam Dwi menjelaskan bahwa hal yang paling mudah dan paling kecil yang dapat dilakukannya untuk membantu promosi pariwisata Banda Aceh yaitu melalui akun media sosial yang dimilikinya. Hingga kini, Agam Dwi tetap aktif memposting berbagai informasi mengenai objek wisata kota Banda Aceh melalui Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara akun instagramnya, disamping Agam Inong Banda Aceh sendiri memiliki akun instagram dan postingan yang lebih update. “Untuk promosi, di zaman sekarang ini kan IT yang lebih berpengaruh. Semua orang memanfaatkan internet dan memiliki akun media sosial. Sehingga ya kita manfaatkan sebaik mungkin media sosial itu. Sebenarnya ada banyak cara yang bisa kita lakukan, tapi untuk saat ini karena dari media sosial saja kita dapat memberi pengaruh yang cukup besar dengan modal yang sedikit, ya dari situ saja. Dan karena memang hanya itu yang bisa kita lakukan, dikarenakan kekurangan sumber daya keuangan. Selain itu ya melalui tugas-tugas yang diberikan oleh pemerintah, misalnya membuat acara dalam rangka HUT Banda Aceh dan lainnya. Nanti jika pemerintah yang memberi mandat, Agam Inong mau buat apa untuk acara ini, nah baru nanti pemerintah akan bantu”. kota Banda Aceh yang terkenal oleh kekayaan dan keindahan pariwisatanya telah menghadirkan ragam objek wisata yang mampu membuat para wisatawan merindukan kembali berwisata ke Banda Aceh. Ragam objek wisata Banda Aceh dijelaskan oleh Agam Dwi disebut sebagai Charming Banda Aceh, yang launching pada tahun 2015. Sehingga pada tahun tersebut, Ajang Pemilihan Agam Inong Banda Aceh mengangkat tema “Let Us Welcome You In Charming Banda Aceh”. Namun, untuk mempromosikan 5 charming Banda Aceh juga dibutuhkan usaha yang besar agar objek-objek wisata tersebut dapat dikenal lebih baik lagi oleh publik. Menurut Agam Dwi kerjasama yang harus dibangun untuk mempromosikan pariwisata Banda Aceh adalah kerjasama dengan media, perusahaan transportasi, juga usaha pemerintah untuk menyediakan layanan sarana dan prasarana yang baik untuk calon wisatawan. “Kita mempromosikan pariwisata Banda aceh kan berarti tidak hanya bagi masyarakat Banda Aceh sendiri, kita menginginkan agar Banda Aceh diketahui oleh masyarakat luas, oleh masyarakat Aceh, Indonesia, maupun dunia. Sehingga kita butuh menjalin kerjasama dengan berbagai pihak. Yang paling utama itu hubungan dengan media. Terutama media nasional. Kan tidak mungkin kita mempromosikan Banda Aceh misalnya dengan Serambi. Sedangkan Serambi itu sendiri adanya di Banda Aceh. Atau dengan radio yang jangkauannya hanya Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara warga Banda Aceh yang dapat mendengar siarannya. Sedangkan warga Banda Aceh sendiri sudah sering tau bahkan sudah sering mengunjungi destinasi wisata tersebut. Jadi kita harus mampu menembus media yang cakupannya lebih luas lagi. Selain itu diperlukan juga kerjasama dengan perusahaan-perusahaan yang memiliki akses transportasi ke Banda Aceh, seperti perusahaan Bus dan Airlines. Kita mengusahakan bagaimana mereka itu bisa menyediakan transportasi- transportasi yang harganya terjangkau. Misalnya kita mempromosikan wisata Banda Aceh ke kota Medan. Orang-orang di Medan sudah tertarik untuk mengunjungi wisata Banda Aceh, tetapi bagaimana mungkin dia mau ke banda Aceh jika harga transportasinya itu mahal. Bagaimana mungkin jika mereka yang sudah kita promosikan untuk datang ke daerah kita sementara biaya transportasi untuk mengunjungi daerah kita saja mahal. Setelah kita bekerjasama dengan perusahaan-perusahaan tersebut diharapkan bagaimana caranya pemerintah kita bisa melakukan geopolitik agar biaya transportasi ke Banda Aceh bisa lebih murah. Kemudian bisa menyediakan layanan penerbangan dengan rute menuju Banda Aceh”. Selain menjalin hubungan kerjasama dengan pihak luar, keberhasilan kegiatan promosi pariwisata oleh Ikatan Agam Inong Banda Aceh juga harus diusahakan dari dalam, yaitu oleh para Duta Wisatanya sendiri. Salah satu faktornya adalah waktu. Para Agam Inong harus mampu memanage waktunya dengan baik. Tidak hanya memiliki benyak pengetahuan, cerdas dan agamais, tapi juga harus memiliki banyak waktu untuk kegiatan promosi pariwisata yag dilakukan Ikatan. Bagaimana bisa melakukan kegiatan promosi, sedangkan fokusnya tidak tertuju untuk kegiatan promosi pariwisata tersebut. Menurut Agam Dwi, di Ikatan akan ada orang-orang yang aktif dan tidak aktif hanya karena faktor waktu. Namun, Ikatan mampu mengatasi masalah ini dengan baik. Setiap tahunnya akan ada 15 pasang finalis yang akan ikut serta dalam program promosi pariwisata Banda Aceh. Sedangkan untuk 5 pasangan Agam Inong Duta Wisata dan satu pasangan Agam Inong Favorit yang terpilih akan bekerja sesuai dengan waktu yang mereka miliki dan saling mengisi kekosongan. Namun demikian, berjalannya kegiatan promosi pariwisata Banda Aceh tetap menjadi tujuan utama yang harus dicapai semua Agam Inong di dalam Ikatan Agam Inong Banda Aceh. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Informan Agam II Nama : Zulfahmi Tanggal Wawancara : Selasa, 24 Mai 2016 Tempat : Ulee Kareng Setelah mendapatkan pengalaman mengikuti audisi Duta Wisata Aceh Besar dan berhasil lolos hanya sampai 6 enam besar, Zulfahmi tidak patah semangat. Tekadnya untuk menjadi seorang Duta Wisata tetap membara, kali ini ia memilih kota Banda Aceh. Alhasil, Zulfahmi berhasil lolos sebagai Agam Wakil IV Duta Wisata Banda Aceh pada Ajang Pemilihan Agam Inong Banda Aceh 2015. Menjadi Duta Wisata membuka jalan baru bagi karirnya sebagai model yang telah digeluti selama ini. Namun, menjadi Duta Wisata bukan saja soal popularitas dan prestasi yang dapat dibangga-banggakan di depan publik semata. Lebih dari itu, menjadi seorang Duta Wisata adalah mengemban amanah dan tanggung jawab besar bagi kehidupan bersosial dan masyarakat. Satu tahun periode bertugas sebagai promotor pariwisata, telah memberikan banyak pelajaran dan pengalaman bagi Agam Fahmi. Meskipun berasal dari Aceh Besar, Agam Fahmi memiliki ketertarikan yang kuat terhadap kota Banda Aceh. Menurutnya, ada nilai lebih yang dimiliki kota BandaAceh dibandingkan kota atau daerah lain yang ada di Aceh bahkan Indonesia. Ia menjelaskan bahwa Banda Aceh memiliki ciri khas dan ikonnya sendiri. Ciri khas yang dimiliki kota Banda Aceh yaitu ragam objek wisata yang dibalut dengan nuansa islami sehingga mampu meraih gelar World Islamic Tourism di kancah Internasional. Banda Aceh juga mampu menghadirkan banyak objek wisata religi. Salah satu objek wisata yang sangat tersohor ialah Masjid Raya Baiturrahman. Sebagai seorang Duta Wisata Banda Aceh, Agam fahmi mengaku sering ikut andil dalam kegiata-kegiatan yang dilaksanakan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata kota Banda Aceh dalam mempromosikan pariwisata. Hal lain yang juga dilakukannya sebagai bentuk kecintaan terhadap kota Banda Aceh adalah Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara dengan cara mempromosikan objek wisata Banda Aceh pada akun media sosial milik pribadinya. Karena menurut Agam Fahmi, media sosisal merupakan media promosi yang cukup efektif digunakan pada saat ini. “Kalo jadi Duta Wisata tugasnya kan setiap ada acara di banda aceh ya pasti ikut andil. Selain itu media yang sangat efektif sekarang ini ya instagram. Karena kan kalo jaman sekarang siapa yang tidak gunain media sosial. Apalagi di kalangan anak muda. Jadi menurut saya ya instagram dan sosial media lainya sangat efektif untuk media promosi pariwisata, terutama bagi Agam Inong sendiri”. Saat menjadi Agam Wakil IV Duta Wisata Banda Aceh, Agam Fahmi mengaku tidak banyak menemui hambatan pribadi. Hal ini dikarenakan kegiatan kuliahnya yang hanya tinggal skripsi, sehingga ia memiliki banyak waktu sebagai Agam Banda Aceh. Untuk perkembangan pariwisata Banda Aceh di tahun-tahun mendatang, Agam Fahmi menaruh banyak harapan pada para Duta Wisata Banda Aceh selanjutnya. Ia menginginkan agar para Duta Wisata selanjutnya lebih baik lagi, terutama dalam segi pengetahuan dan attitude. Seorang Duta Wisata harus benar- benar menjalankan tugas dengan sebaik mungkin sebagai ikon promotor wisata demi memajukan pariwisata Banda Aceh. Agam Fahmi juga berharap agar tempat wisata yang ada di kota Banda aceh diberikan perawatan lebih maksimal agar tetap terjaga keindahannya demi menarik minat wisatawan untuk berkunjung. Agar semua ini tercapai, dibutuhkan kerjasama dan dukungan dari berbagai pihak. Termasuk andil masyarakat, misalnya untuk menjaga kebersihan tempat wisata dan tidak membuang sampah di sembarang tempat. Penyediaan sarana dan prasarana yang lebih baik lagi oleh pemerintah. Serta kesadaran pemuda, tidak hanya para Duta Wisata, untuk mempromosikan objek-objek wisata yang ada di kota Banda aceh kepada publik. “Kalo kita saling bekerjasama pasti kedepannya pariwisata Banda Aceh akan semakin baik lagi. Ya tujuannya kan cuma satu, untuk menarik kunjungan wisatawan. Supaya wisatawan lebih banyak dan lebih sering datang ke Banda Aceh. dampak juga kan untuk kemajuan pariwisata Banda Aceh”. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Informan Agam III Nama : Husni Mubarrak Tanggal Wawancara : Selasa, 24 Mai 2016 Tempat : Ulee Kareng Husni Mubarrak merupakan salah satu finalis Agam Inong Banda Aceh 2015 yang aktif dalam mengikuti kegiatan promosi pariwisata yang diselenggarakan Dinas Kebudayaan dan Pariwsata kota Banda Aceh. Keaktifannya juga ditunjukkan di dalam Ikatan Agam Inong Banda Aceh, sehingga ia sering diminta oleh pihak Disbudpar Banda Aceh untuk bertugas dalam event-event kebudayaan dan pariwisata kota Banda Aceh. Agam Husni mengakui, meskipun tidak sebagai pemenang Duta Wisata, dan hanyalah sebagai finalis Agam Inong, namun teknik pembagian tugas kepada Agam Inong oleh Disbudpar maupun oleh Ikatan dirasakannya cukup adil. Ia bahkan merasa dihargai sebagai finalis dengan berbagai tawara tugas yang diberikan kepadanya. Beberapa event-event besar dan kegiatan yang mengharuskannya menggunakan pakaian adat Aceh atau mendampingi tamu penting kota Banda Aceh diantaranya ialah peluncuran Banda Aceh sebagai World Islamic Tourism yang berlangsung di Balairung Soesilo Soedarman Kementerian Pariwisata, peringatan HUT hari ulang tahun kota Banda Aceh yang ke 810, menjemput tamu penting Banda Aceh ke bandara Sultan Iskandara Muda Banda Aceh, Acara Nasional Teknologi Tepat Guna, dan pawai menyambut ramadhan. Beberapa diantaranya ia bertugas didampingi oleh Inong Khalida, dan beberapa event lainnya didampingi oleh Inong Eggy. Agam Husni mengakui, untuk menjadi seorang Duta Wisata Banda Aceh bukan hal yang mudah. Terlebih setelah menjalani banyak rangkaian kegiatan dan tugas-tugas yang diberikan. Tidak seperti apa yang selama ini dilihat oleh publik secara langsung maupun melalui media. Dibutuhkan tenaga dan persiapan yang lebih dari para Agam maupun Inong agar mampu menyelesaikan tugas di lapangan dengan baik seperti yang diharapkan. Para Duta Wisata harus memiliki Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara sikap ramah dan murah senyum. Ia akan memulai tugasnya sebagai promotor pariwisata dengan menyapa calon wisatawan. Oleh karenanya, selain berwawasan luas dan berpengetahuan baik, seorang Duta Wisata juga harus berpenampilan menarik dan santun. Untuk promosi pariwisata sendiri, Agam Husni menjelaskan bahwa pihak Disbudpar Banda Aceh memiliki majalah yang terbit beberapa edisi tiap tahunnya. Majalah yang diberi nama Diwana ini merupakan majalah yang berisi berbagai informasi mengenai pariwisata dan Kebudayaan kota Banda Aceh. tidak hanya itu, dalam majalah Diwana sendiri banyak profil-profil tokoh penting kota Banda Aceh, seperti tokoh Ibu Wali kota, Illiza Sa’adduddin Djamal serta profil para Agam Inong Banda Aceh setiap tahunnya. Sehingga setiap ada kegiatan atau acara yang diselenggarakan Dibudpar kota Banda Aceh, majalah Diwana dapat diperkenalkan kepada masyarakat pada stand-stand Agam Inong Banda Aceh. Selain itu, menurut Agam Husni, kegiatan promosi pariwisata yang dilakukan oleh Agam Inong Banda Aceh akan berhasil apabila ada kerjasama antara pihak pemerintah, masyarakat, dan juga bersama para duta-duta lainnya di Banda Aceh. Terlepas dari kerjasama tersebut, Agam Husni menjelaskan bahwa kota Banda Aceh pernah membuat strategi promosi dalam bentuk paket wisata yang disebut sebagai BASAJAN Banda Aceh-Sabang-Jantho. Hal ini dilakukan untuk menarik minat wisatawan berkunjung ke Aceh dengan menikmati keindahan ragam objek wisata Banda Aceh, wisata bahari Sabang maupun wisata alam Jantho. “Kalo untuk promosi dan sosialisasi doang ga ada tindakan ya sama aja. Agam Inong sendiri kan masih baru dan masih berproses untuk berkembang, jadi ya kita harus sering dilibatkan oleh pemerintah untuk acara atau event-event besar yang diselenggarakan pemerintah. Tapi walopun gitu, saya bisa bilang bahwa duta wisata banda aceh masih lebih unggu dari daerah lainl, karena duta wisata banda aceh lebih banyak jobnya dari segi aksi, dari segi eksistensi Banda Aceh juga lebih dikenal. Kalo sama masyarakat harapannya ya masyrakat jangan pernah menganggap kita hanya sekedar duta-dutaan yang cuma mau narsis- narsis atau eksis-eksis. Kita mengharapkan dukungan dari masyarakat jangan Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara hanya berkomentar. Kita sama-sama bisa menjaga dan melestarikan pariwisata kota Banda Aceh. Terlebih masyarakat di seputaran objek wisata. Toh kami juga ikut berkecimpung misalnya pada kegiatan bersih-bersih taman Putroe Phang dan pantai, jadi harapannya masyarakat bisa sama-sama saling bekerjasama turun ke lapangan memajukan pariwisata kita. Terus kita juga bisa bangun kerjasama dengan para duta-duta lainnya. Kan di Banda Aceh ini uda banyak duta. Duta mahasiswa, duta bahasa, duta baca. Jadi apapun dutanya pasti ada dong atraksi budayannya pada saat seleksi. Jadi ya sama –sama lah kita menjadi duta yang baik untuk memajukan Banda Aceh sendiri. Soalnya kita bukan sekedar duta-dutaan. Kita juga punya aksi untuk kemajuan pariwista Banda Aceh”. Selama menjadi Agam Inong Banda Aceh, Agam Husni mengakui bahwa terkadang ia sering dihubungi langsung oleh pihak Disbudpar untuk tawaran tugas, namun juga beberapa kali melalui Ketua Ikatan Agam Inong Banda Aceh. Agam Husni juga bersyukur bahwa sejak ia menjadi bagian dari Agam Inong Banda Aceh, ia lebih dikenal publik dan mendapat banyak tawaran kerja. Meskipun demikian, menjaga nama baik Ikatan dan mengedepankan etika sebagai Agam Inong ikon pariwisata Banda Aceh tetap menjadi hal yang harus dijaganya. “Alhamdulillah karena sering ada kesempatan. Setelah gabung menjadi bagian dari Agam Inong, lebih banyak dapat peluang di job. Job itu tidak hanya datang dari dinas dan duta wisata tapi juga dari instansi lain. Waktu itu pernah dapat job jemput dan dampingi ketua umum dari suatu partai politik. Tapi waktu itu pakai selempang duta wisata, sehingga kita tetap harus izin dari dinas, kecuali kalau pihak penyelenggara engga minta kita pakai selempang, ya kita gausah pakai selempang”. Untuk kemajuan pariwisata Banda Aceh, Agam Husni mengibaratkan objek wisata bagaikan suatu barang yang harus dijaga dan dirawat agar tidak rusak dan hancur. Sehingga ia menginginkan seluruh pihak dan masyarakat agar bersama-sama peduli terhadap keberadaan objek wisata. Kelak, ia berharap agar charming Banda Aceh bertambah dengan adanya pengelolaan di bidang wisata industri. Sehingga jumlah dan minat para wisatawan yang berkunjung ke Aceh dapat terus meningkat. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Informan Agam IV Nama : Bahrul Anwar Tanggal Wawancara : Rabu, 25 Mai 2016 Tempat : Gerobak Cokelat Cafe, Batoh, Banda Aceh Menjadi seorang mahasiswa kedokteran bukanlah suatu hambatan bagi Agam Bahrul untuk berprestasi dan menambah pengalaman terlebih dalam bidang pariwisata. Memajukan kota kelahiran juga menjadi sebuah cita-cita yang tentunya ada di setiap benak para mahasiswa sebagai agent of change dan panutan masyarakat. Sebagai Agam Favorit Duta Wisata Banda Aceh 2015 yang dipilih oleh masyarakat, Agam Bahrul merasa harus menjadi ikon pariwisata yang baik bagi kota dengan visi menjadi kota Madani tersebut. Meskipun pada awal terjun di dunia pariwisata dengan alasan coba-coba, namun prestasi telah terukir dan perjuangan harus dimulai. Favorit pula. Karenanya, ia mencoba membagi waktu dengan sebaik mungkin. Kuliah sebagai calon sarjana kedokteran memang prioritasnya, namun sebagai seorang Duta Favorit terpilih, tugas tersebut tidak mungkin juga dinomorduakan. Selama bertugas sebagai Agam Banda Aceh, Agam Bahrul mengakui tidak begitu rumit dalam membagi waktu. Hal ini karena pihak Disbudpar dan juga Ikatan memberi kemudahan bagi para Agam Inong, juga memperlakukan seluruh Agam Inong secara adil dengan pembagian tugas yang merata, terlepas dari keaktifan masing- masing Agam dan Inong sendiri. “Alhamdulillah di ikatan itu fleksibel dan available. Ga mesti harus yang menang 6 besar itu yang aktif. Tapi juga yang masuk sebagai finalis boleh ikut andil. Dilihat juga dari keaktifan kita. Nah nanti ikatan dan pihak dinas juga melihat frekuensi kita turun ke lapangan. Misalnya si A sudah 3 kali, nah dilihat nanti mungkin si b masih sekali, berarti si b akan ditawarkan untuk bertugas. Nanti ditanyakan juga bisa atau tidaknya. Kan kita rame, ada 15 pasangan. Kalo dapat tawaran tugas, dan kebetulan bentrok sama kegiatan lain, maka akan dialihkan sama Agam atau Inong yang ready”. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Menjalankan tugas untuk membantu pemerintah sebagai promotor pariwisata merupakan salah satu tanggungjawab besar yang harus dilakukan oleh para Duta Wisata. Sehingga harus dibekali oleh pengetahuan dan wawasan yang luas, serta mampu bersikap dan berpenampilan yang baik. Karena pada akhirnya, seluruh kegiatan yang dilakukan oleh seorang ikon, akan mendapat penilaian dan dicontoh oleh khalayak luas. Bagi para Agam dan Inong sendiri, Agam bahrul mengakui kegiatan promosi pariwisata pada akhirnya sangat berdampak bagi pribadi mereka, Ikatan dan juga Disbudpar. Ini dikarenakan Ikatan Agam Inong Banda Aceh mendapatkan wewenang untuk mempromosikan pariwisata kota Banda Aceh di lingkungan Banda Aceh maupun ke luar Banda Aceh. Jika saja Ikatan tidak dibentuk dan dikelola dengan baik, hal yang ditakutkan adalah kegiatan promosi pariwisata dapat saja dilakukan oleh orang-orang yang tidak memiliki wawasan dan pengetahuan yang baik mengenai pariwisata dan kota Banda Aceh. Sehingga dapat memunculkan nilai dan kesan negatif dari calon wisatawan maupun masyarakat. Di dalam Ikatan sendiri haruslah memang benar- benar orang terpilih yang memiliki cukup ilmu pariwisata sehingga ia mampu menjelaskan hal-hal positif mengenai Banda Aceh, yang pada akhirnya memberikan dampak baik pula terhadap Ikatan maupun Disbudpar. Selama menjadi Agam Favorit Banda Aceh 2015 dan menjalankan banyak kegiatan promosi pariwisata, tidak hanya jalan lurus saja yang dilalui oleh para Agam dan Inong. Namun, Agam Bahrul mengakui, tak jarang juga banyak menemui jalan berliku. Hambatan dan tantangan tetap ada bagi semua pekerjakan yang dilakukan, tergantung bagaimana caranya para Agam dan Inong menyikapi segala hambatan dan tantangan yang menghadang. “Kalo hambatan ya pasti ada. Untuk diri sendiri aja waktu itu termasuk salah satu yang menjadi hambatan. Antara jadwal kuliah dan jadwal nugas itu menjadi pilihan yang cukup mmbingungkan. Kemudian juga dana. Kita tidak dapat membuat acara yang wah dan besar. Cukup acara kecil-kecilan semampu kita, dinas akan membatu sedikit dana. Karena kita kan sebenarnya membantu dinas dalam setiap kegiatan dinas, namanya juga duta, dinaungi oleh dinas. Bukan menyaingi dinas dengan acara yang kita ciptakan sendiri. Kalo untuk Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara tantangan, nah itu yang banyak. Kita harus siap untuk menerima tiak hanya sanjungan, tapi juga cibiran dari masyarakat. Karena setiap acara dan kegiatan yang diselenggarakan oleh ibu wali kota mupun pihak Disbudpar, pastinya ada mengikutsertakan Agam dan Inong. Misalnya ada suatu kegagalan atau misskomunikasi antar pihak penyelenggara acara, sering sekali Agam Inong pasti terkena imbasnya. Apalagi Agam Inong dimana-mana kan mendampingi pihak pemerintah. Jadi sering kita mendapatkan penilaian negatif dari masyarakat. Kita dianggap sebagai kaki tangan pemerintah. Itu salah. Karena kita hanyalah sebagai duta, sebagai ikon. Hanya menjalankan tugas seperti mendampingi. Kalo soal kebijakan pemerintah ya itu tidak ada sama sekali keterkaitannya sama kita. Kita tidak bisa membuat suatu kebijakan, dan memang bukan kita. Jadi bagaimanapun kondisinya, pro kontra tetap ada. Hadapi saja dengan baik dan tenang”. Agam Bahrul menjelaskan, bahwa untuk menciptakan kesan baik dan citra positif di mata masyarakat, haruslah dimulai dari diri para Agam dan Inongnya sendiri. Meskipun pada awalnya masyarakat yang hanya mampu menilai duta wisata dari sisi mereka, maka sepatutnya para duta wisata menciptkan penilaian dari sisi yang lain. Hal yang dapat dilakukan ialah mencoba interaktif dan komunikatif dengan para masyarakat di setiap kegiatan, dengan begitu akan membantu menaikkan citra baik para Agam dan Inong. Hal ini akan membantu mempermudah kegiatan promosi pariwisata di kalangan masyarakat ke depannya. “Masyarakat kan taunya selama ini kita di atas panggung, di samping Ibu Wali kota atau pejabat lainnya. Masyarakat kan taunya kita beriaskan wajah yang cantik, pakaian adat yang indah, dan penampilan yang menarik. Masyarakat tidak tau bagaimana kita di belakang panggung dan bagaimana proses kita mencapai itu semua. Jadi untuk menghilangkan anggapan miring dan negatif itu ya kita sendiri yang harus memulainya. Membangun hubungan baik dengan masyarakat. Mengajak masyarakat untuk sama-sama peduli terhadap pariwisata. Meminta dukungan dari masyarakat untuk setiap kegiatan yang kita selenggarakan. Toh Agam Inong dan pihak dinas juga mempersembahkan ini untuk Banda Aceh tercinta dan juga masyarakatnya sendiri”. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Informan Inong I Nama : Alvi Chairiah Tanggal Wawancara : 6 April 2016 Tempat : Tanabata Coffe, Banda Aceh Chapter 1 : Wawasan Agam Inong Tentang Ikatan Alvi Chairiah merupakan Inong Duta Wisata Banda Aceh terpilih pada tahun 2015. Setelah menyelesaikan studi sarjana pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan jurusan Pendidikan Bahasa Inggris, ia mencoba mengikuti Ajang Pemilihan Duta Wisata Banda Aceh 2015. Dan berhasil menyabet selempang Inong Banda Aceh 2015. Kiprahnya dalam dunia pariwisata dimulai dari sini. Bukan tanpa modal, Inong Alvi merupakan perempuan energik dan berwawasan luas. Mengenai dunia pariwisata Banda Aceh, ia mampu dan pantas menjadi ikonnya. Hal ini tampak saat Inong Alvi ditanyai peneliti mengenai tujuan dibentuknya Ikatan Agam Inong Banda Aceh. Inong Alvi mampu menjelaskannya dengan cepat tanpa banyak berfikir. “Ikatan Agam Inong itu sendiri dibentuk untuk dijadikan wadah dalam mengembangkan minat dan bakat para Agam Inong. Kan pastinya Agam Inong punya banyak potensi. Jadi biar potensi mereka dapat dimanfaatkan dalam aspek kehidupan, ya kita coba untuk menampungnya. Maka dibentuklah Ikatan agam Inong Banda Aceh ini. Misalnya apa bakatnya? public speaking, kita bisa menampunygnya, nanti mereka bisa nge-MC di event – event yang diselenggarakan Disbudpar sendiri misalnya. Atau nyanyi,ngedesain, apa lagi? Insya Allah semua bakatnya kita akan tampung di Ikatan” Selain itu, Inong Alvi juga menghafal betul dan mampu menjelaskan mengenai prestasi-prestasi yang telah dicapai Ikatan Agam Inong Banda Aceh sejak berdirinya. Untuk tahun 2015 sendiri, ia juga memaparkan beberapa gebrakan yang pernah diraihnya bersama teman-teman Agam Inong Banda Aceh 2015. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara “Kalo untuk prestasi sendiri, Banda Aceh pernah beberapa kali menang di PDWA Pemilihan Duta Wisata Aceh. Waktu tahun 2010, perwakilan Banda Aceh ada Inong Nazran yang menang sebagai Duta Wisata Provinsi Aceh dan meraih predikat Duta Perdamaian di tingkat Nasional. Tahun 2013 ada Agam Fahmi Risnaldi yang menang sebagai Duta Wisata Aceh dan keluar sebagai juara 2 tingkat Nasional. Selanjutnya tahun 2014 kita juga menang. Agam Fathur Maulana dan Inong Zahratul Fajri, keduanya dapat juara 3 di PDWA. Nah kalo tahun 2015 itu kan tahun kami, Agamnya juara 2, itu Agam Abrar Azhar. Kalo untuk Inongnya juara 3. Untuk Inong 2015 juga dapat predikat Duta Wisata Best Social Media 2015 di PDWA, alhamdulillah itu Alvi Chairiah, saya sendiri, he he he”. Agam Inong Banda Aceh 2015 telah menoreh banyak prestasi dan pergerakan baru dalam sejarah perjalanan Ikatan Agam Inong Banda Aceh. selain meraih juara 2 sebagai Agam Duta Wisata Aceh dalam ajang Pemilihan Duta Wisata Aceh pada tahun 2015, serta Inong Banda Aceh yang meraih predikat Duta Wisata Best Social Media, Agam Inong Banda Aceh 2015 juga berhasil menciptakan hal baru bagi perkembangan dunia pariwisata Banda Aceh, terutama dalam hal promosi. Diantaranya adalah launchingnya akun line official Agam Inong Banda Aceh pada media sosial line, yang fungsinya mirip dengan fungsi 911nine-one-one. Dengan adanya akun official line Agam Inong Banda Aceh, hal ini dapat membantu dan memudahkan para wisatawan yang ingin mengetahui dan mencari informasi mengenai objek wisata Banda Aceh, misalnya sebagai daftar objek wisata, letak lokasi objek wisata, juga daftar menu yang dimiliki oleh suatu objek wisata yang menyediakan makanan dan minuman kepada pengunjung. Sehingga dapat mengurangi sebagian hambatan dalam berwisata dan kegiatan berwisata terasa lebih mudah. Selain itu, pada tahun yang sama, para Agam Inong Banda Aceh 2015 juga melaksanakan program promosi wisata saweu sikula yang mengangkat tema “Sadar Budaya Sejak Dini”. Kegiatan ini ditujukan kepada anak-anak usia dini di bangku sekolah dasar. Tujuannya adalah mempresentasikan tentang kebudayaan dan pariwisata kepada anak-anak sekolah dasar di Banda Aceh, seperti mengenalkan makanan khas Banda Aceh, mengenalkan wali kota Banda Aceh, dan menginformasikan objek-objek wisata yang ada di Banda Aceh. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Terkait tentang jenis wisata dan objek wisata yang dimiliki kota banda aceh sendiri, Inong Alvi menguasainya dengan sempurna. Ia menjelaskan mengenai ikon wisata kota Banda Aceh yang terkenal dan diminati oleh turis nusantara maupun mancanegara. Selain sebagai objek wisata, ikon wisata yang terdapat di kota Banda Aceh juga dapat dimanfaatkan sebagai sarana edukasi bagi wisatawan yang ingin belajar dan mengetahui tentang Aceh melalui benda-benda peninggalan yang dijadikan sebagai objek wisata. Misalnya seperti objek wisata tsunami yang menyimpan banyak benda peninggalan bencana Tsunami. Benda- benda tersebut dapat dilihat langsung di Museum Tsunami oleh wisatawan yang ingin mengetahui bagaimana dahsyatnya peristiwa tsunami. Selain itu juga adanya Kapal PLTD Apung dan Kapal Lampulo di atas rumah, sebagai benda bukti bahwa tsunami itu pernah terjadi di Aceh. “Banda Aceh itu terkenal dengan 5 lima Charming Banda Aceh. Dengan lima charming Banda aceh ini you will know eferything about Aceh. Charming Banda Aceh itu sendiri punya lima aspek, yaitu heritage sejarah, religi, tsunami, kuliner, dan nature alam. Nah, untuk contohnya itu misalnya heritage ada museum, makam syiah Kuala, masjid raya baiturrahman, yang juga punya aspek religi. Kalo untuk tsunami ada banyak, kaya Museum tsunami, kapal PLTD Apung dan ada juga Kapal Lampulo. Kalo kuliner kan kita tau bahwa Banda Aceh terkenal dengan 1001 warung kopi, selain itu ada banyak makanan lain. Kan Banda Aceh itu the centre of everything. Kalo kamu mau kenal Aceh, cukup datang ke Banda Aceh. Di Banda Aceh makanan pidie ada, makanan Bireuen ada, makanan Aceh Besar juga ada. Tapi kita lebih terkenal dengan warung kopinya, karena setiap jarak sekian meter uda ketemu sama warung kopi lagi. Nah untuk aspek alam ada banyak taman kota, taman Putroe Phang, Lapangan Blang Padang, juga pantai Ulee Lheue. Sebenarnya the centre of everything itu sendiri cocok buat Banda Aceh karena memang Banda Aceh itu memiliki banyak hal. Kalau di daerah lain kita cuma bisa tau satu dua hal, nah di Banda aceh orang bisa datang untuk belajar banyak hal yang semuanya telah mencakup segi dari kebudayaan aceh”. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Informan Inong II Nama : Anna Hasanah Tanggal Wawancara : 8 April 2016 Tempat : Outdoor Delight Cafe Inong Anna merupakan pemenang Inong wakil I Banda Aceh 2015. Sama halnya dengan Inong Alvi, Inong Anna mencoba mengikuti Ajang Pemilihan Agam Inong Banda Aceh 2015 selepas menyelesaikan studi sarjananya pada fakultas keguruan dan ilmu pendidikan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh pada jurusan pendidikan bahasa Inggris. Selain fasih dalam menggunakan bahasa Inggris, Inong Anna juga merupakan sosok seorang perempuan berintelektual tinggi. Sehingga, mendapat gelar sebagai pemenang Inong wakil I Banda Aceh 2015 pantas ia dapatkan. Bergabung menjadi Agam Inong Banda Aceh 2015, Inong Anna mengaku pada awalnya hanyalah sebagai pembelajaran baginya untuk mengasah potensi dan menambah pengalaman semata. Namun, ketika dirinya dinobatkan menjadi Inong wakil I Banda aceh 2015, ia merasa memikul tanggungjawab besar demi kepentingan orang banyak dan juga kemajuan budang pariwisata di Aceh. Lantas, ketika ditanyakan peneliti soal sikap yang harus ditunjukkannya sebagai ikon pariwisata kota Banda Aceh, ia memaparkan dengan jelaas dan baik layaknya sorang duta wisata yang sedang bertugas di lapangan. ”Harus bisa mempresentasikan anak muda yang madani. Karena Banda Aceh itu kan sudah mengusung tema kota madani. Madani yang seperti apa, berintelektual, cerdas, taat beragama. Jadi ilmu agama itu mau gamau mereka harus menguasai. Selain itu, harus punya attitude yang baik, ketika berkomunikasi harus bisa menjelaskan dengan baik dan mampu mengontrol emosi. Karena kan ketika kita menjelaskan, terkadang pertanyaannya ada yang bisa kita kuasai, terkadang juga pertanyaannya juga ada yang aneh-aneh. Jadi saat kita emosi menghadapi pertanyaan, gimana caranya kita bisa menetralisir emosi tersebut. Harus tetap melayani dengan baik. Dan yang terpenting adalah Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara senyum. Mau gimanapun situasinya, senyum jangan pernah hilang. Senyum itu wajib. Ketika bertugas, dilarang untuk tidak senyum”. Selama menjalani berbagai tugas saat menjabat menjadi Inong wakil I Banda Aceh 2015, Inong Anna benar-benar mendapat banyak pengalaman berharga. Terlebih didukung oleh jiwa sosialnya yang tinggi, dan menyukai hal- hal baru. Ia begitu antusias berbagi cerita selama menjalankan tugas untuk membantu Disbudpar kota Banda Aceh dalam melakukan kegiatan promosi. “Alhamdulillahnya pas taun saya menjadi Inong Banda Aceh 2015, pada tahun tersebut juga sedang gencar-gencarnya dilakukan promosi pariwisata di Banda Aceh. Di tahun 2015 launchingnya 5 charming Banda Aceh. Pada tahun tersebut juga peluncuran Banda Aceh sebagai World Islamic Tourism. Jadi kegiatan- kegiatan dan event-event besar juga banyak di tahun 2015. Misalnya kaya pas acara festival kopi, itu Disbudparnya punya stand. Nanti Agam Inong join bersama Disbudpar. Terus juga ada festival seni islami, piasan seni, banyak lah kegiatannya. Jadi pas acara-acara tersebut dibutuhkan Agam Inong, maka kita akan dipanggil untuk bertugas. Itu sistemnya engga cuma Agam Inong pemenang duta wisata. Tapi semua finalis boleh ikut andil. Bahkan ikatan juga ikut membantu jika memang kekurangan sumber daya manusia. Namun porsi terbesarnya diberikan kepada Agam Inong yang sedang menjabat. Misalnya tahun lalu ya tahun 2015, tahun ini gilirannya tahun 2016”. Sebagai Inong Wakil I duta wisata Banda Aceh 2015, Inong Anna hampir selalu mendapat tawaran bertugas ke luar darah. Dibekali oleh keahliannya dalam menggunakan bahasa Inggris, ia sering menjadi promotor pariwisata Banda Aceh pada event-event besar yang diselenggarakan baik oleh pemerintah kota Banda Aceh maupun Dinas Kebudayaan dan Pariwisata kota Banda Aceh. Saat menjalankan tugas, misalnya menjaga stand, ia begitu ahli mamanfaatkan waktu dan situasi untuk memberikan informasi dan menjual pariwisata kota Banda Aceh kepada setiap pengunjung yang datang. “Agam Inong, ketika dia bertugas pada setiap kegiatan, misalnya pas jaga stand, kalo ada setiap pengunjung yang datang ke stand kita dan bertanya tentang Banda Aceh, maka kita harus bisa menjelaskan dengan baik. Itulah tugas Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara kita sebagai duta wisata. Nah, menjelaskan tentang pariwisata itu terkadang butuh kemampuan yang luar biasa, baik dari segi ilmu maupun dari segi komunikasi. Karena menjelaskan tentang pariwisata, tentang objek wisata, kita harus tau bukan dari segi pariwisatanya aja, tapi kita juga harus tau mengenai qanunnya, hukumnya juga. Jadi memang dibutuhkan pengetahuan yang baik”. Menurut Inong Anna, untuk keberhasilan kegiatan promosi pariwisata Banda Aceh, para duta wisata, Ikatan Agam Inong Banda Aceh, serta pihak Dinas Kebudayaan dan Pariwisata kota Banda Aceh harus pandai bekerjasama dengan berbagai pihak dan lembaga-lembaga lain, baik di Banda Aceh mapun di daerah lain. Mengenai media promosi yang paling sering dan mudah serta efektif digunakan oleh para Agam Inong Banda Aceh demi kelancaran kegiatan promosi pariwisata Banda Aceh yaitu melalui media sosial. Baik melalui akun pribadi para Agam Inong sendiri maupun akun-akun media sosial milik Ikatan Agam Inong Banda Aceh. Beberapa akun media sosial yang dimiliki oleh Ikatan Agam Inong Banda Aceh diantaranya adalah, akun instagram, twitter, path, facebook, blog serta line. Dan media sosial yang memegang peran paling besar dalam kegiatan promosi pariwisata hingga saat ini ialah media sosial instagram. ”Untuk kerjasama, yang pasti hubungan dengan Disbudpar tetap harus dipertahankan. Lalu dengan pemerintah kota, dan terutama dengan organisasi- organisai kepemudaan. Kita harus tetap membina kerjasama dengan organisasi kepemudaan, karena hampir di seluruh daerah pemuda memegang peran paling besar, apapun kegiatannya dalam segala aspek. Lalu, apasih yang bisa kita adakan dengan menyertakan organisasi kepemudaan untuk bekerjasama dengan kita. Misalnya waktu acara pemilihan Agam Inong, kita mengundang mereka untuk memberi materi organisasi. Terus, nanti ketika mereka mengadakan kegiatan, dari kita juga diundang ngasi materi pariwisata atau public speaking. Dari situlah kita juga telah melakukan kegiatan promosi pariwisata. Terus juga kerjasama dengan lembaga swasta, perusahaan-perusahan, dan yang terpenting adalah dengan media. Jadi, hampir di segala aspek sih kerjasama yang dibangun Agam Inong. Nah, siapapun yang kita ajak bekerjasma itu secara tidak langsung mereka juga telah ikut andil dalam membantu kegiatan promosi pariwisata”. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Informan Inong III Nama : Khalida Tanggal Wawancara :14 April 2016 Tempat : Rumah Informan, Jln. Kebon Raja, Banda Aceh Sebagai Inong Favorit yang begitu sering diberikan tawaran bertugas, Inong Khalida sudah pasti mendapatkan perhatian dan penjagaan yang baik dari teman-teman Agam lainnya. Hal ini memang menjadi kewajiban pihak Disbudpar untuk membriefingkan para Agam dan Inong sebelum mulai bertugas pada acara- acara yang melibatkan Para Duta Wisata Banda Aceh. Sebagai Inong ikon pariwisata yang tidak pernah lepas dari pakaian adat selama menjalankan tugas, Inong Khalida mengakui begitu banyak persiapan yang harus diperhatikan para Inong. Mulai dari makeup yang harus dijaga agar selalu ready dan fresh, tetap anggun meski dengan high heels belasan sentimeter, aksesoris yang tetap melekat pada tempatnya, terlebih suntingan yang beratnya mampu membuat kepala sakit selama seharian bahkan walaupun tugas sudah berakhir. Sehingga sudah seajarnya para Agam yang mendampingi harus lebih ekstra dalam memberikan perhattian dan bantuan bagi para Inong untuk memudahkan aktivitas selama bertugas. Misalnya membantu melepas sepatu atau mengenakan sepatu setelah dilepas. “Gak mudah banget jadi Inong itu. Dengan suntingan di kepala yang cukup berat. Bukan suntingan biasa pun, beneran suntingan Aceh logam itu, bukan yang modifikasi atau bnga-bunga gitu. Pokonya begitu dipasang, aduh sakit kali kepala ini ampun. Jadi ya kalo mau lepas sepatu juga dipegangin, dibantuin. Memang betol-betol harus dijaga kali sama Agamnya. Sehingga setiap mau mulai nugas, tetap akan dibriefing. Selalu diingatkan untuk engga merengut mukanya walaupun uda kesakitan, uda capek, uda nyerah, kekmanapun kondisi tetap harus senyum. Selalu diwanti-wanti. Ya gimana kan namanya kita bertugas sebagai Duta, jadi harus tetap siap. Selalu nyapa, selamat datang, selaat datang. Nanti begitu sepi sikit, aduh Husni sakit kali ini kepalaku. Kebetulan aku sering Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara nugas sama Agam Husni, jadi dia tau banget gimana rasanya itu. Dan syukurnya pihak dinas juga perhatian banget. Hehehe”. Sebagai Inong Favorit, Inong Khalida mengakui banyak ikut andil dalam acara-acara dan kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan pihak disbudpar Banda Aceh seperti menjaga stan pariwisata, mempromosikan souvenir Aceh, dan menerima tamu. Selain itu ia juga sering mendampingin Ibu Wali kota pada setiap event di Banda Aceh serta menjemput tamu penting Banda Aceh dari Nasional maupun Internasional ke bandara Sultan Iskandar Muda. Tentunya juga berperan sebagai guide pariwisata, memberi seluruh informasi yang dibutuhkan para tamu mengenai dunia pariwisata Banda Aceh. sehingga peran sebagai promotor pariwisata tetap terjadi kapanpun dan dimanapun ia berada. “Jadi kaya waktu jemput tamu ke bandara, ngalungin bunga, bilang selamat datang. Saya sering ngadapin tamu yang interaktif. Ya kita harus menanggapi dengan baik. Pernah saya ditanya, oh ini Agam Inong ya, Agam Inong ini apasih, ya kita jelaskan degan baik. Atau naanti misalnya nanyain soal makanan yang enak di Banda Aceh, atau tempat yang bagus, kita akan jelaskan semuanya.respon mereka juga sangat antusias. Mereka juga sering minta foto. Katanya, bagus ya baju adat Aceh. Secara tidak langsung kita tetap melakukan kegiatan promosi pariwisata kepada tamu-tamu yang berkunjung ke Aceh”. Inong Khalida menambahkan, sebagai Tourism Ambassador, Agam dan Inong harus memiliki sikap ramah, selalu menebar senyum dan menyapa setiap tamu, tidak meninggalkan kesan acuh dan sombong terhadap tamu, dan yang terpenting, sebagai ikon haruslah tetap terlihat cantik meskipun lelah. “Kadang kami itu kalo nunggu tamu di bandara, bisa itu dari pagi sampe jam 10 malam. Sampe flight terakhir kami tungguin, dengan baju Aceh. Kadang sampe tertidur-tidur di ruang VIP bandara. Nanti kalo tamu uda datang, walopun uda jam 10 malam, itu bedaknya walopun uda pecah-pecah harus kami dempul- dempul lagi, harus fresh lagi kaya tadi pagi kami datang, terus baru selamat datang bapak, selamat datang ibuk. Ya begitulah. Kadang lucu kalo ingatnya, tapi cukup berkesan”. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Selama menjadi Duta Wisata Banda Aceh 2015, Inong Khalida mengaku tidak begitu banyak hambatan berarti yang ia temui. Hanya sering dihadapkan pada tamu-tamu iseng yang suka menguji para Agam dan Inong dengan berbagai pertanyaan yang bahkan tidak ada kaitannya dengan bidang pariwisata. Hal ini sering ditemuinya dalam setiap bertugas pada kegiatan-kegiatann yang mengharuskanya menjaga stan. Dan ia menghadapinya dengan santai dan tetap senyum tanpa emosi. Ia menambahkan, bahwa menjadi Inong haruslah memiliki mental yang kuat dan kebal. Harus mampu menjadi Inong yang selalu ready, dengan senyum yang ready dan juga make-up yang ready. “jadi kalo ada yang bilang duta wisata itu cuma sebagai objek pajangan dinas aku paling engga setuju. Karena menjadi duta wisata itu engga gampang. Justru susah. Karena jadi duta itu ga dilihat dari satu aspek. Ada banyak aspek yang dinilai untuk mampu menjadi seorang duta. Jadi ya gimana caranya nunjukin kalo kita itu ga sebagai pajangan, ya Agam Inong harus mampu menguasai situasi. Harus mampu mengambil hati setiap tamu dan pengunjung atau calon wisatwan, misalnya dengan kita banyak bercerita, terbuka kepada masyarakat, memberikan informasi yang mereka cari. Engga cuma duduk atau berdiri, diam, senyum-senyum,cantik-cantik doang. Engga gitu. Justru harus punya wawasan dan pengetahuan yang luas, sehingga nanti ketika ada banyak pertanyaan kita bisa menjawabnya dengan mudah dan baik”. Selama menjadi Inong Favorit Banda Aceh 2015, Khalida mengaku sangat bersyukur dan berkesan. Ikatan Agam Inong Banda Aceh merupakan tempat pertamanya dapat mengukur potensi diri. Selain relasinya bertambah, ia juga lebih dikenal secara luas oleh publik. Banyak hal positif dan pengalaman berharga yang didapatkannya selama bertugas. Meskipun masa tugasnya telah selesai sebagai Inong Banda Aceh 2015, ia berharap dapat terus membantu perkembangan dunia pariwisata Banda Aceh, tetap sedia jika suatu saat masih diberikan tawaran tugas oleh pihak Disbudpar, dan yang terpenting, ia mengaku sangat bahagia menjadi bagian dari kota Banda Aceh dengan penghargaan sebagai World Islamic Tourism. Semoga penghargaan tersebut tidak menghambat Banda Aceh untuk terus mengembangkan objek wisata lebih baik dan lebih banyak lagi. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Informan Inong IV Nama : Eggy Fegri Lindira Putri Tanggal Wawancara : Selasa, 24 Mai 2016 Tempat : Ulee Kareng Meskipun hanya lolos sebagai finalis dalam Ajang Pemilihan Agam Inong Banda Aceh 2015, namun hal ini tidak menghambat pergerakan Inong Eggy untuk berperan aktif melebihi teman-teman finalis Inong lainnya dalam Ikatan Agam Inong Banda Aceh. Alhasil, pihak Disbudpar kota Banda Aceh tidak sulit untuk mengenalnya secara lebih dekat sehingga sering menawarkan tugas padanya. Sebagai perempuan yang aktif mengikuti berbagai kegiatan, Inong Eggy justru lebih senang dilimpahkan tawaran bertugas kepadanya. Inong Eggy mengakui, mengenal ajang pemilihan Duta Wisata Banda Aceh baru di tahun 2015, tertarik mengikuti, dan alhasil ia lolos sebagai finalis Agam Inong Banda Aceh 2015. Meskipun demikian, ia sadar mengenai tugas Duta Wisata Banda Aceh sebagai mediator yang membantu Disbudpar dalam mempromosikan pariwisata kota Banda Aceh. Meskipun berasal dari kota Langsa, Inong Eggy sendiri begitu senang dengan nilai-nilai sejarah, kebudayaan dan pariwisata Aceh, khususnya kota Banda Aceh. Ia begitu antusias saat ditanya mengenai keunggulan kota Banda Aceh dalam bidang budaya dan pariwisata. “Tidak hanya saja dari segi religius agamanya, tapi aku lebih suka di budayanya. Karena budaya sampe sekarang masih sangat melekat, nilai-nilai budayanya juga masih sangat tinggi. Misalnya peusijuk, mungkin orang awam pikirnya itu mitos, tapi di dalam peusijuk banyak makna terkandung. Terus kenapa saya bilang lebih unggul karena budayanya, misalkan kita menjual lima charming tadi ke luar, Bali juga punya pesona alam yang memukau. Tapi kalo di Aceh, nilai budayanya masih begitu kental. Makanya saya lebih tertarik dengan kebudayaan, dan itu menjadi nilai lebih bagi Aceh, terutama Banda Aceh”. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Menjadi bagian dari Agam Inong Banda Aceh 2015 membuat Inong Eggy lebih dalam mengenal tentang budaya dan pariwisata Aceh. untuk menjadi duta wisata yang tugasnya adalah mempromosikan pariwisata kepada calon wisatawan agar wisatawan tertarik untuk berkunjung, bukanlah hal yang mudah. Namun, hal ini juga tidak dianggapnya sebagai hal yang sulit. Untuk dapat menguasai sesuatu, kita harus memulai dengan mencintai dan menyukai hal tersebut. Seperti inilah yang dilakukan oleh Inong Eggy. Ia begitu senang dengan segala aktivitasnya sebagai duta wisata Banda Aceh 2015. Memperkenalkan pariwisata Banda Aceh kepada khalayak luas, memberikan segala informasi yang diketahuinya, dan menjadi ikon dari pariwisata Banda Aceh, serta mengajak banyak orang untuk menikmati pesona wisata yang dimiliki kota Banda Aceh, merupakan sebuah prestasi tersendiri yang membanggakan baginya. Hal ini sesuai dengan tema yang diangkat dalam pemilihan Agam Inong Banda Aceh 2015. “Let us welcome you in charming Banda Aceh Duh, bangga banget rasanya. Kalimat itu kan berisi ajakan. Kita ngajakin para wisatawan buat nikmatin lima charmingnya Banda Aceh yang luar biasa. Sini datang ke Banda Aceh, kalian harus tau loh betapa indahnya kota Banda Aceh ini. Dari lima charming Banda Aceh ini aja uda dapat menggambarkan bagaimana keindahan kota Banda Aceh. Dan dari situ, semua yang wisatawan cari uda ada sepaket di lima charming itu. Edukasi ada, islami ada, mau kuliner ada, sejarah ada, mau nikmatin alam juga bisa. Lengkap deh pokonya”. Inong Eggy mengakui, meskipun sebagai seorang finalis, ia juga mendapatkan banyak kesempatan untuk menjadi promotor langsung pada kegiatan yang diselenggarakan Agam Inong Banda Aceh 2015. Seperti mengenalkan budaya Aceh pada kegiatan saweu sikula; sadar budaya sejak dini, serta kegiatan- kegiatan lainnya yang diselenggarakan pihak Disbudpar Banda Aceh maupun pemerintah kota Banda Aceh. Inong Eggy juga menjelaskan bahwa ada banyak hal yang bisa dilakukan untuk membantu mempromosikan Pariwisata Banda Aceh, dan setiap orang bisa melakukan hal yang sama, demi memajukan pariwisata kota Banda Aceh tercinta. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara “Sebenarnya kan menang itu adalah bonus. Tapi kita semua awalnya adaah sama. Kita semua adalah Duta Wisata sebagai 15 finalis, yang mempromosikan dan mengenalkan pariwisata Banda Aceh kepada orang banyak. Sama-sama membantu para wisatawan lokal maupun asing untuk memudahkan mereka mendapatkan informasi mengenai pariwisata kita. Kita semua dapat tugas yang sama. Jadi kita bisa memposisikan diri kita sebagai jembatan bagi informasi kepada lingkungan sekitar kita. Pada zaman sekarang kan IT sangat berperan penting. Globalisasi gabisa ditahan, teknologi tak dapat dibendung. Siapa sih yang tidak menggunakan teknologi IT. Siapa sih yang ga menggunakan internet. Hampir semua orang pake media sosial sekarang. Jadi, menjadi suatu hal yang mudah untuk menggunakan media sosial sekaligus memberikan informasi mengenai pariwisata Banda Aceh melalui media sosial yang kita punya”. Selain media sosial sebagai media yang menurut Inong Eggy paling efektif untuk memberikan informasi dan mempromosikan pariwisata Banda Aceh kepada khalayak luas, Agam dan Inong Banda Aceh juga melakukannya dengan cara promosi langsung. Hal ini juga beberapa kali ia lakukan, lantaran mendapatkan tawaran tugas dari pihak Disbudpar kota Banda Aceh untuk ke luar kota dan membuka stan pariwisata Banda Aceh disana. Sebagai seorang wanita, Inong Eggy ingin agar kharisma dan ciri seorang wanita Aceh tetap hidup dalam setiap diri perempuan Aceh pada zaman sekarang. Menjadi wanita-wanita yang cerdas dan berintelektual tinggi, taat kepada agama dengan tetap menanamkan nilai-nilai islami dalam kehidupan, kuat dan tegar, namun juga memiliki sifat ayu nan lembut, seperti wanita-wanita Aceh pada masa kerajaan dahulu. “Jadi, ya, seperti itulah seharusnya menjadi seorang wanita. Apalagi kita kan ikon pariwisata, sudah sepatutnya memiliki pribadi yang seperti itu, menjadi contoh bagi orang lain. Sehingga dalam bertugas sebagai duta wisata juga harus mampu menampilkan pribadiyang mencerminkan bagaimana seorang wanita Aceh dikenal baik dimata pendatang. Tidak hanya tunduk, namun juga harus tegas dan dapat menjadi contoh seorang pemimpin. sehingga orang lain dapat menilai bagaimana sebenarnya pribadi wanita Aceh itu”. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

4.1.7 Hasil Wawancara Sesuai Tujuan Penelitian Tabel 4.3 Hasil Wawancara dengan Informan Agam