Universitas Sumatera Utara
4.1.2 Deskripsi Proses Penelitian
Penelitian yang dilakukan peneliti ini telah melewati proses panjang. Dimulai dengan mengajukan judul penelitian kepada pihak departemen Ilmu
Komunikasi, dan disetujui oleh Dosen Pembimbing untuk melakukan penelitian terkait tentang peran Agam Inong Banda Aceh dalam mempromosikan pariwisata
Kota Banda Aceh. Penelitian ini dilakukan di Banda Aceh tepatnya di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Banda Aceh, yang ditujukan pada Ikatan Agam
Inong Banda Aceh, terkhusus pada Agam Inong Duta Wisata Banda Aceh tahun 2015. Sebelum melakukan penelitian ini, peneliti telah lebih dulu mencari
informasi mengenai Agam Inong Banda Aceh dan mengikuti perkembangan sosial media milik mereka. Dari sanalah peneliti banyak mendapatkan informasi
awal yang dapat membantu mengantarkan peneliti kepada proses penelitian selanjutnya. Setelah itu, peneliti menyusun pedoman wawancara sebagai acuan
dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada informan. Banda Aceh merupakan target penelitian yang dipilih oleh peneliti
dikarenakan ketertarikan peneliti terhadap kota tua penuh sejarah yang menjunjung tinggi nilai peradaban ini. Peneliti juga telah jatuh hati terhadap Kota
Banda Aceh jauh sebelum judul penelitian dirumuskan dan penelitian ini dilakukan. Setiap kali mengunjungi Kota Banda Aceh, peneliti kagum dan hanyut
dalam keindahan pariwisata yang disajikan kota para raja ini. Menikmati pesona pariwisata Banda Aceh, dirasakan oleh peneliti tidak akan ada habisnya. Sebelum
melakukan penelitian ini, peneliti juga telah lebih dulu memilih Kota Banda Aceh sebagai tempat Praktik Kerja Lapangan PKL beberapa bulan lalu. Atas dasar
inilah peneliti memilih Banda Aceh sebagai tujuan dari penelitiannya. Untuk mendapatkan informasi tentang penelitian ini, peneliti telah
melakukan penelitian sebanyak dua kali dengan mengunjungi Kota Banda Aceh. Pada kali pertama kunjungan, tepatnya satu bulan yang dimulai sejak tanggal 18
Maret 2016 hingga 18 april 2016. Selanjutnya kunjungan kedua kalinya penelitian dilakukan dari tanggal 19 Mei 2016 sampai tanggal 24 Mei 2016.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara Pada kunjungan pertama, dilakukan peneliti bukan tanpa maksud.
Pasalnya, peneliti mengunjungi Banda Aceh pada saat itu untuk menghadiri rangkaian acara Ajang Pemilihan Agam Inong Banda Aceh 2016, yaitu pada
Malam Puncak Penobatan Duta Wisata Banda Aceh 2016 yang diselenggarakan pada Sabtu, tanggal 19 Maret 2016 di Gedung Auditorium AAC Dayan Dawood
Unsyiah Banda Aceh. Acara dimulai dari pukul 20.00 WIB hingga pukul 23.00 WIB. Peneliti mengikuti rangkaian acara pada malam itu dan menyaksikan
penobatan Duta Wisata Banda Aceh 2016, serta melihat pula aktivitas panitia yang sebagian besarnya merupakan Agam Inong Duta Wisata Banda Aceh 2015,
termasuk sasaran informan penelitian. Pada penelitian ini, peneliti juga bermaksud untuk mengetahui gambaran
umum tentang Ikatan Agam Inong Banda Aceh. Peneliti baru berhasil membuat janji dengan salah satu informan penelitian pada tanggal 5 April setelah
sebelumnya gagal membuat janji dengan informan penelitian lainnya dikarenakan jadwal informan yang padat mengenai agenda ajang pemilihan Agam Inong
Banda Aceh 2016. Peneliti menyimpulkan bahwa minggu-minggu pertama saat informan dihubungi merupakan waktu yang tidak tepat dikarenakan kesibukan
Agam Inong 2015 menyambut masa akhir periode tugas mereka dan persiapan acara Malam Penobatan Duta Wisata Banda Aceh 2016. Peneliti akhirnya
bertemu dengan informan pertama, Alvi Chairiah, yang menyandang gelar sebagai Inong pemenang Duta Wisata Banda Aceh 2015. Pertemuan dengan
Inong Alvi tepatnya pada Selasa malam, 6 April 2016 di Tanabata Coffee, Ulee Kareung Banda Aceh. Setelah memperkenalkan diri dan menjelaskan maksud
pertemuan, penelitipun melakukan wawancara mendalam terhadap Inong Alvi. Inong Alvi merupakan perempuan berwawasan dan berpengetahuan luas.
Terbukti dari caranya menjabarkan setiap jawaban pertanyaan wawancara dengan sigap dan lugas namun juga sempurna. Dari hasil wawancara dengan Inong Alvi,
peneliti menemukan banyak informasi mengenai data yang dibutuhkan. Pada malam pertemuan dengan Inong Alvi, peneliti mendapatkan keberuntungan yang
tidak terduga. Malam itu, peneliti diperkenalkan langsung oleh Inong Alvi dengan
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara Ketua Ikatan Agam Inong Banda Aceh, Doni Ihsan Wijaya, yang kebetulan
sedang berada di tempat yang sama pada saat itu. Selain melakukan wawancara dengan Inong Alvi, peneliti juga
memanfaatkan kesempatan untuk mewawancarai Ketua Ikatan Agam Inong Banda Aceh, Doni, untuk mengumpulkan data mengenai gambaran Ikatan Agam
Inong Banda Aceh sendiri. Doni banyak memberikan informasi yang sesuai dengan kebutuhan peneliti dalam penelitian ini. Informasi yang diberikan Doni
telah banyak membantu terkumpulnya data, seperti informasi tentang profil Ikatan Agam Inong Banda Aceh dan nama – nama pengurusnya. Peneliti juga banyak
mendapatkan cerita pengalaman mengenai keaktifan Agam Inong Banda Aceh 2015. Dari informasi yang diberikan Doni, peneliti mendapat nama pasangan
finalis Agam Inong 2015 yang dapat dijadikan sebagai informan lanjutan dalam penelitian ini.
Pertemuan dengan informan selanjutnya oleh peneliti adalah pertemuan dengan Anna Hasanah, pada tanggal 8 April 2016 bertempat di Outdoor Delight
Cafe. Anna merupakan informan penelitian yang berstatus sebagai Inong Wakil I Duta Wisata Banda Aceh 2015 yang berasal dari Lhokseumawe. Ia merupakan
sarjana FKIP Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh. Kini, Inong Anna bekerja di Kantor Gubernur Aceh pada bagian pemberdayaan
perempuan. Pertemuan dengan Inong Anna dimanfaatkan oleh peneliti untuk melakukan wawancara secara mendalam guna mendapatkan data yang dibutuhkan
dalam penelitian. Setelah pertemuan dengan Inong Anna, peneliti akhirnya berhasil
membuat janji pertemuan dengan informan yang sebelumnya sempat batal karena kesibukannya dalam kepanitiaan ajang pemilihan Agam Inong banda Aceh 2016,
yaitu Khalida. Pertemuan dengan Inong Khalida berlangsung di kediaman informan, jalan Kebon Raja, Ulee Kareeng Banda Aceh, tepatnya pada Kamis
malam, 14 April 2016. Wawancara yang dilakukan peneliti dengan Inong Khalida berjalan selama hampir 3 jam. Hal ini dikarenakan sikap Inong Khalida yang
ramah dan mudah bergaul kepada siapapun yang ditemuinya. Informasi yang didapatkan peneliti dari wawancara dengan Inong Khalida lebih kepada
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara bagaimana pengalamanya selama menjalankan tugas promosi pariwisata Banda
Aceh sebagai Inong Favorit, juga aktifitasnya yang selalu ikut berpartisipasi dalam hampir seluruh kegiatan yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata kota Banda Aceh. Pertemuan dengan Inong Khalida menutup kunjungan penelitian pertama peneliti ke kota Banda Aceh demi mencari
informasi mengenai gambaran umum Ikatan Agam Inong Banda Aceh dan mengumpulkan data penelitian.
Pada hari terakhir di Banda Aceh, tepatnya hari Senin, 18 April 2016, peneliti menyempatkan berkunjung ke kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
kota Banda Aceh. Kunjungan ini pada awalnya untuk melakukan wawancara demi mengumpulkan informasi pendukung dan data tambahan mengenai Agam Inong
Banda Aceh 2015. Namun karena ketiadaan surat penelitian yang dibawa peneliti dari kampus, sebagai pernyataan bahwa peneliti datang dengan maksud
melakukan penelitian, maka pada saat itu peneliti hanya melakukan silaturrahmi, memperkenalkan diri, dan berdiskusi kecil dengan Kepala Bidang Promosi dan
Pemasaran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata kota Banda Aceh yang disambut hangat oleh Bapak Said Fauzan SSTP. MA. Peneliti juga bertemu dengan staf
bagian promosi, Bapak yang selama ini bertugas mendampingi Agam Inong Duta
Wisata Banda Aceh selama menjalankan tugasnya. Tepat satu bulan setelah melakukan kunjungan penelitian ke Banda Aceh
yang pertama, peneliti kembali melakukan penelitian yang kedua kalinya, pada hari Selasa, tanggal 24 Mai 2016. Peneliti telah membuat janji bertemu dengan
empat informan sekaligus dalam satu hari. Selasa siang, 24 Mai 2016, peneliti bertemu dengan informan Agam pertama, Dwi Pragasa Ananda, di BBC Cafe
Lamnyong Banda Aceh. Dalam pertemua tersebuut, peneliti telah melakukan wawancara dengan Agam dwi selama 50 menit, dari pukul 14.30 WIB hingga
pukul 15.20 WIB. Agam Dwi, sebagai pemenang wakil I Agam Duta Wisata Banda Aceh 2015, yang juga salah satu mahasiswa Ilmu Hukum Universitas
Syiah Kuala Banda Aceh, menjawab seluruh pertanyaan wawancara yang diajukan oleh peneliti dengan kritis. Beberapa diantara jawaban yang
diberikannya justru berbeda dengan tanggapan dari informan lainnya yang lebih
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara dahulu telah diterima oleh peneliti. Hal ini memang tampak dari sikapnya saat
ditemui oleh peneliti untuk wawancara. Selain sikapnya yang kritis, Agam Dwi juga memiliki pendirian yang teguh. Hal ini dibuktikannya dengan caranya
menjawab pertanyaan wawancara peneliti dengan tegas. Setelah bertemu dengan Agam Dwi, peneliti melanjutkan pertemuan
dengan Kepala Bidang Promosi dan Pemasaran, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata kota Banda Aceh, Bapak Said Fauzan SSTP. MA, yang sebelumnya
telah mengirimkan email balasan kepada peneliti untuk menyetujui pertemuan pada hari tersebut. Setelah menuggu beliau di kantor, tepat pukul 17.00 WIB
akhirnya peneliti dapat bertemu Bapak Said untuk melakukan wawancara demi mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian ini. Wawancara yang
dilakukan peneliti dengan Bapak Said terkait beberapa hal, diantaranya seputar kegiatan Bapak Said sebagai Kapala Bidang Promosi dan Pemasaran Pariwisata
Disbudpar kota BandaAceh, hubungan yang terjalin diantara Disbudpar kota Banda Aceh dengan Ikatan Agam Inong Banda Aceh, peran dan aktivitas Agam
Inong kota Banda Aceh sebagai ikon promotor pariwisata, juga program – program promosi pariwisata yang dilakukan oleh Disbudpar kota Banda Aceh.
Wawancara antara peneliti dengan Bapak Said berjalan dengan baik selama kurang lebih satu jam. Sebelum berpamitan, peneliti meminta beberapa data yang
dibutuhkan dalam penelitian ini kepada Bapak Said, beliau menyetujuinya dan mempersilahkan peneliti untuk kembali lagi esok harinya pada jam kerja kantor.
Setelah melakukan pertemuan dengan Agam Dwi dan Bapak Said, pada hari yang sama peneliti juga melanjutkan pertemuan wawancara dengan informan
lainnya. Diantaranya adalah Agam Zulfahmi, Agam Husni Mubarrak dan Inong Eggy Fegri. Pertemuan ini telah disepakati oleh informan setelah beberapa kali
terjadi pembatalan karena waktu yang tidak tepat. Pertemuan dengan ketiga informan berlangsung pada tempat yang sama, yaitu di kediaman Inong Khalida,
Ulee Kareng, Banda Aceh. Peneliti dapat melakukan pertemuan wawancara dengan ketiga informan dalam waktu yang sama dikarenakan pada saat itu sedang
berlangsungnya kegiatan silaturrahmi beberapa Agam Inong Duta Wisata Banda Aceh 2015 di kediaman Inong Khalida. Untuk mempersingkat waktu, peneliti dan
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara informan membuat pertemuan di tempat yang sama. Wawancara berlangsung dari
pukul 20.30 WIB hingga pukul 22.30 WIB, dimulai dengan wawancara bersama Inong Eggy, selanjutnya dengan Agam Husni, dan diakhiri dengan wawancara
bersama Agam Zulfahmi. Meskipun wawancara berlangsung di tempat yang sama dengan waktu dan giliran yang berbeda, namun peneliti mendapatkan hasil data
yang cukup sesuai dengan versi masing – masing informan. Banyak jawaban pertanyaan yang sama didapatkan oleh peneliti, namun dengan bahasa dan gaya
penyampaian yang berbeda sesuai dengan wawasan dan sudut pandang informan. Beberapa data mencapai tingkat data jenuh, namun peneliti tetap akan melakukan
penelitian wawancara selanjutnya untuk mendapatkan data yang lebih baik dan maksimal.
Pagi hari Rabu, 25 Mai 2016 peneliti kembali berkunjung ke kantor Disbudpar kota Banda Aceh untuk mengambil data yang dibutuhkan dalam
penelitian ini. Diantaranya seperti kalender event tahun 2015, data kunjungan wisatawan ke Banda Aceh dan juga nama – nama tempat wisata yang terdapat di
kota Banda Aceh. Setelah mengumpulkan data – data yang dibutuhkan, peneliti juga tidak lupa mengabadikan momen foto sebagai bukti dokumentasi dalam
penelitian ini. Di hari yang sama, tepat pukul 16.30 WIB, peneliti kembali bertemu
dengan informan Agam terakhir dalam penelitian ini. Peneliti bertemu dengan agam Bahrul sebagai agam favorit Banda Aceh 2015, tepatnya di Cafe Gerobak
Cokelat, Batoh, Banda Aceh. Wawancara bersama Agam Bahrul berlangsung selama hampir 2 jam. Agam Bahrul merupakan karakter informan yang supel. Ia
banyak berbagi cerita dan pengalamannya kepada peneliti. Tidak hanya mengenai tugasnya semasa menjadi Agam Banda Aceh, tetapi juga aktivitas dan
pengalaman kuliahnya, sehingga kegiatan wawancara bersamanaya terasa lebih santai.
Setelah melakukan wawancara dengan informan terakhir, peneliti kembali membuka lembar-lembar catatan wawancara dari awal hingga akhir proses
wawancara. Banyak pertanyaan dengan jawaban yang sama diberikan oleh masing-masing informan. Tidak sedikit pula jawaban dengan versi penyampaian
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara yang berbeda, namun memiliki maksud yang sama pula. Hanya sedikit dari
pertanyaan yang memiliki jawaban berbeda sesuai dengan wawasan yang dimiliki oleh masing-masing informan. Intinya adalah, peneliti merasa data yang
dikumpulkan melalui proses wawancara telah cukup dan mencapai data jenuh. Peneliti juga telah mendapatkabn data pendukung melalui wawancara bersama
Kepala Bidang Promosi dan Pemasaran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata kota Banda Aceh, sebagai pihak yang langsung membawahi seluruh kegitan para
Agam Inong Banda Aceh, juga wawancara dengan Ketua Ikatan Agam Inong Banda Aceh yang secara langsung memimpin para Agam Inong di dalam ikatan.
Data-data yang dimiliki peneliti juga diperkuat oleh data tambahan yang didapatkan dari kantor Disbudpar kota Banda Aceh. Dengan demikian, peneliti
merasa data-data yang telah terkumpul sangat cukup untuk selanjutnya diolah dan dianalisis.
Pada hari yang sama, setelah seluruh keperluan yang menyangkut dengan kegiatan penelitian skripsi telah selesai, tepatnya pukul 22.00 WIB, peneliti
meninggalkan kota Banda Aceh untuk kembali ke kota Medan.
4.1.3 Struktur Kepengurusan Ikatan Agam Inong Banda Aceh