Kosep Dasar Status Gizi

commit to user 17 makanan tambahan, fortifikasi bahan pangan dan program yang lainnya, kata dia, harus dipastikan berjalan dengan baik dan dievaluasi secara berkala. Dan tentunya kemiskinan harus terus dikurangi, karena ini adalah faktor kunci munculnya masalah gizi, demikian Ali Khomsan 2008.

2. Kosep Dasar Status Gizi

a. Pengertian Gizi “Gizi” berasal dari bahasa Arab, “gizzah”, yang artinya zat makanan sehat Irianto dan Waluyo, 2004. Gizi adalah suatu proses orgenisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui prosepsi, digesti, absorsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat – zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ – organ, serta menghasilkan energi Supariasa, 2002:17 b. Pengertian Status Gizi Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi Almatsier, 2003. Status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu, atau perwujudan dari nutriture dalam bentuk variabel tertentu Supariasa 2001. c. Faktor -faktor yang Mempengaruhi Status Gizi Pada prinsipnya ada dua faktor yang mempengaruhi status gizi balita, yaitu: 1 Faktor Langsung Faktor langsung yang berpengaruh adalah : a Asupan makanan Menurut Worthington Roberts 1993 dalam Bobak 2004 pemberian ASI Eksklusif memiliki banyak manfaat, salah satunya yaitu bayi akan mendapat imunologi untuk melindunginya dari banyak penyakit dan infeksi. ASI Eksklusif commit to user 18 adalah pemberian ASI saja tanpa makanan atau minuman lainnya selama 6 bulan pertama usia bayi Dinkes, JATIM 2005. Anak yang belum dipersiapkan secara baik untuk menerima makanan pengganti ASI yang kadang-kadang mutu gizi makanan tersebut juga sangat rendah, dengan penghentian pemberian ASI karena produksi ASI berhenti, akan lebih cepat mendorong anak ke jurang malapetaka yang menderita gizi buruk, yang apabila tidak segera diperbaiki maka akan menyebabkan kematian. Selain itu dapat pula mempengaruhi status gizi pada usia balita akibat adanya penyakit pada masa bayi Setiawan, 2008. Menyapih adalah proses berhentinya menyusui secara berangsur-angsur atau sekaligus. Anak usia 1-5 tahun dapat pula dikatakan mulai disapih atau selepas menyusu sampai dengan prasekolah. Sesuai dengan pertumbuhan badan dan perkembangan kecerdasannya, faal tubuhnya juga mengalami perkembangan sehingga jenis makanan dan cara pemberiannya juga harus disesuaikan dengan keadaannya Setiawan, 2008. b Tingkat kebutuhan gizi c Faktor kesehatan misalnya penyakit infeksi, penyakit metabolisme, paska operasi. Penyakit infeksi dapat menyebabkan anak tidak merasa lapar dan tidak mau makan sehingga dapat mempengaruhi status gizi anak Harsono, 2008. 2 Faktor Tidak Langsung Faktor tidak langsung yang berpengaruh adalah : a Tingkat kemiskinan Penyebab utama kurang gizi pada balita adalah kemiskinan sehingga akses pangan anak terganggu Khomsan, 2008. Bekerja adalah kebutuhan yang harus dilakukan terutama commit to user 19 untuk menunjang kebutuhan dan kehidupan keluarga Nursalam dan Pariani, 2001. b Tingkat pendidikan orang tua Menurut teori Koentjoroningrat 1997 dalam Nursalam 2001 mengatakan bahwa makin tinggi tingkat pendidikan seseorang, makin mudah menerima informasi sehingga makin banyak pengetahuan yang dimiliki. c Budaya Adat-istiadat, norma, dan sesuatu yamg tabu dalam masyarakat akan berpengaruh terhadap perkembangan anak. Misalnya pada kebudayaan orang Bali sering diadakan upacara sehingga tersedia banyak makanan dan buah-buahan. Maka jarang terdapat anak yang gizi buruk karena pada saat upacara tersebut akan dimakan bersama saat selamatan Soetjiningsih, 2004. d. Penilaian Status Gizi Menurut Supariasa 2001, penilaian status gizi dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung. 1 Penilaian Secara Langsung Dibagi menjadi empat penilaian yaitu: a Antropometri Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia. Antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Secara umum digunakan untuk melihat ketidakseimbangan asupan protein dan energi yang terlihat pada pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh sepserti lemak, otot, dan jumlah air dalam tubuh. commit to user 20 b Klinis Pemeriksaan klinis merupakan metode penting untuk menilai status gizi yang didasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi dan dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan epitel seperti kulit, mata, rambut, dan mukosa oral atau pada organ-organ yang dekat dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid. Penggunaan metode ini umumnya untuk survei klinis secara cepat. Survei ini dirancang untuk mendeteksi sacara cepat tanda-tanda klinis umum dari kekurangan salah satu atau lebih zat gizi. Disamping itu digunakan untuk mengetahui tingkat status gizi seseorang dengan melakukan pemeriksaan fisik yaitu tanda dan gejala atau riwayat penyakit. c Biokimia Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan spesimen yang diuji secara labolatoris yang dilakukan pada berbagai macam anggota tubuh. Jaringan tubuh yang digunakan antara lain: darah, urin, tinja, dan juga beberapa jaringan tubuh seperti hati dan otot. Penggunaan metode ini digunakan untuk suatu peringatan bahwa kemungkinan akan terjadi keadaan malnutrisi yang lebih parah lagi. Penentuan kimia faali dapat lebih banyak menolong untuk menentukan kekurangan gizi yang spesifik. d Biofisik Penentuan status gizi secara biofisik adalah metode penentuan status gizi dengan melihat kemampuan fungsi khusunya jaringan dan melihat perubahan struktur jaringan. Umumnya digunakan dalam situasi tertentu seperti kejadian buta senja epidemik. Cara yang digunakan adalah tes adaptasi gelap commit to user 21 2 Penilaian Secara Tidak Langsung a Survei Konsumsi makanan Survei konsumsi makanan adalah metode penentuan status gizi secara tidak langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi. Pengumpulan data konsumsi makanan dapat memberikan gambaran tentang konsumsi berbagai zat gizi pada masyarakat, keluarga, dan individu. Survei ini dapat mengidentifikasikan kelebihan dan kekurangan zat gizi. b Statistik Vital Pengukuran status gizi dengan statistik vital adalah dengan menganalisis data beberapa statistik kesehatan seperti angka kematian berdasarkan umur, angka kesakitan dan kematian akibat penyebab tertentudan data lainnya yang berhubungan dengan gizi. Penggunaannya dipertimbangkan sebagai bagian dari indikator tidak langsung pengukuran status gizi masyarakat. c Faktor Ekologi Bengoa mengungkapkan bahwa malnutrisi merupakan masalah ekologi sebagai hasil interaksi beberapa faktor fisik, biologis dan lingkungan budaya. Jumlah makanan yang tersedia sangat tergantung dari keadaan ekologi seperti iklim, tanah, irigasi dan lain-lain. Pengukuran faktor ekologi dipandang sangat penting untuk mengetahui penyebab malnutrisi di suatu masyarakat sebagai dasar untuk melakukan program intervensi gizi. e. Indeks Antropometri Gizi Indeks antropometri yang umum digunakan dalam menilai status gizi adalah berat badan menurut umur BBU, tinggi badan menurut umur TBU, dan berat badan menurut tinggi badan BBTB. Indeks BBU adalah pengukuran total berat badan termasuk air, lemak, tulang dam otot. Indeks berat badan menurut umur adalah pertumbuhan linier dan LLA adalah pengukuran terhadap otot, lemak dan tulang pada area yang diukur. commit to user 22 Berat Badan menurut Umur BBU merupakan indikator yang paling umum digunakan sejak tahun 1972 dan dianjurkan juga menggunakan indeks TBU dan BBTB untuk membedakan kekurangan gizi terjadi kronis atau akut. Tahun 1978, WHO lebih mengajurkan penggunaan BBTB, karena menghilangkan faktor umur yang menurut pengalaman sulit didapat secara benar, khususnya di daerah terpencil dimana terdapat masalah tentang pencatatan kelahiran anak. Indeks BBTB juga menggambarkan keadaan kurang gizi akut waktu sekarang, walaupun tidak dapat menggambarkan keadaan gizi waktu lampau. Dari berbagai jenis indeks bias, untuk menginterpretasikannya dibutuhkan ambang batas. Ambang batas dapat disajikan kedalam tiga cara yaitu: 1 Persen Terhadap Median Median adalah nilai tengah dari suatu populasi. Dalam antropometri median sama dengan persentil 50. Nilai median ini dinyatakan sama dengan 100 untuk standar. Setelah itu dihitung presentase terhadap nilai median untuk mendapatkan ambang batas Tabel 2.1 Status gizi berdasarkan Indeks Antropometri Status Gizi Indeks BBU TBU BBTB Gizi Baik Gizi Sedang Gizi Kurang Gizi Buruk 80 71 - 80 61 - 70 ≤ 60 90 81 - 90 71 - 80 ≤ 70 90 81 - 90 71 - 80 ≤ 70 Sumber:Supariasa2001 Indeks antropometri lainnya seperti TBU dan BBTB dapat pula dihitung berdasarkan persen terhadap median. 2 Persentil Para pakar merasa kurang puas dengan menggunakan persen terhasap median untuk menentukan ambang batas sehingga mereka commit to user 23 memilih cara persentil. Persentil 50 sama dengan median atau nilai tengah dari jumlah populasi berada diatasnya dan setengahnya berada dibawahnya. National Center for Health Statistics NCHS merekomendasikan persentil ke 5 sebagai batas gizi baik dan kurang, serta persentil 95 sebagai batas gizi lebih dan gizi baik. 3 Standart Deviasi Unit Standar deviasi unit disebut juga Z-skor. WHO menyarankan menggunakan cara ini untuk meneliti dan untuk memantau pertumbuhan. a 1 SD unit 1 Z-Skor kurang lebih sama dengan 11 dari median BBU. b 1 SD unit 1 Z-Skor kira-kira 10 dari median BBTB. c 1 SD unit 1 Z-Skor kira-kira 5 dari median TBU. Waterlow juga merekomendasikan penggunaan SD untuk menyatakan hasil pengukuran pertumbuhan. WHO memberikan gambaran perhitungan SD unit terhadap baku NCHS. Pertumbuhan nasional untuk suatu populasi dinyatakan dalam positif dan negatif 2 SD unit Z-Skor dari median, yang termasuk hampir 98 dari orang-orang yang diukur yang berasal dari referens populasi. Dibawah median -2 SD unit dinyatakan sebagai kurang gizi yang ekuivalen dengan : 1 78 dari median untuk BBU ± 3 persentil 2 80 median untuk BBTB 3 90 median untuk TBU commit to user 24 Rumus menghitung status gizi dengan cara Z-skor adalah : a. Bila nilai riel hasil pengukuran = nilai median, BBumur rumusnya : b. Bila nilai riel hasil pengukuran nilai median BBumur rumusnya : c. Cara menghitung status gizi dengan cara prosen terhadap median rumusnya :

3. Konsep Dasar Balita