commit to user 24
Rumus menghitung status gizi dengan cara Z-skor adalah : a.
Bila nilai riel hasil pengukuran = nilai median, BBumur rumusnya :
b. Bila nilai riel hasil pengukuran nilai median BBumur
rumusnya :
c. Cara menghitung status gizi dengan cara prosen terhadap
median rumusnya :
3. Konsep Dasar Balita
a. Pengertian Balita
Balita atau anak bawah lima tahun adalah anak usia kurang dari lima tahun sehingga bayi usia dibawah satu tahun juga termasuk dalam
golongan ini Setiawan, 2008. Balita merupakan singkatan bawah lima tahun, salah satu periode
usia manusia dengan rentang usia dua hingga lima tahun., Ada juga yang menyebut dengan periode usia prasekolah. Pada fase ini, anak berkembang
dengan sangat pesat AnneAhira, 2008. b.
Perkembangan Balita Usia 2 – 5 Tahun Riyadi dan Sukarmin, 2009 1
Perkembangan fisik a
Umur 24 bulan 2 tahun 1
Motorik Kasar Berlari sudah baik, dapat naik tangga sendiri dengan
kedua kaki tiap tahap.
commit to user 25
2 Motorik Halus
Sudah bisa membuka pintu, membuka kunci, menggunting sederhana, minum dengan menggunakan gelas
atau cangkir, sudah dapat memggunakan sendok dengan baik b
Umur 36 bulan 3 tahun 1
Motorik Kasar Sudah bisa naik turun tangga tanpa bantuan, memakai
baju dengan bantuan, mulai bisa naik sepeda roda tiga. 2
Motorik Halus Bisa menggambar lingkaran, mencuci tangannya
sendiri, menggosok gigi. c
Umur 4 tahun 1
Motorik Kasar Berjalan berjinjit, melompat, melompat dengan satu
kaki. 2
Motorik Halus Sudah bisa menggunakan gunting dengan lancar,
sudah bisa menggambar kotak, menggambar garis vertikal maupun horizontal, belajar membuka dan memasang kancing
baju. d
Umur 5 tahun 1
Motorik Kasar Berjalan mundur sambil berjinjit, sudah dapat
menangkap dan melempar bola dengan baik, sudah dapat melompat dengan kaki secara bergantian.
2 Motorik Halus
Menulis dengan angka-angka, menulis dengan huruf, menulis dengan kata-kata, belajar menulis nama, belajar
mengikat tali sepatu.
commit to user 26
3 Sosial emosional
Bermain sendiri mulai berkurang, sering berkumpul dengan teman sebaya, interaksi sosial selama bermain
meningkat, sudah siap untuk menggunakan alat-alat bermain. 2
Perkembangan psikososial anak Tahapan perkembangan psikososial anak:
a Percaya versus tidak percaya umur 0 – 1 tahun
Komponen yang paling utama untuk berkembang pada seorang anak adalah rasa percaya diri. Rasa percaya diri pada anak
harus kita bangun sejak tahun pertama kehidupan anak. Begitu seorang bayi lahir dan melakukan kontak dengan dunia luar maka
ia sangat ketergantungan dengan orang lain yang ada di sekitarnya. Rasa aman dan rasa percaya terhadap lingkungan merupakan
kebutuhan primer. Adapun alat yang digunakan oleh bayi untuk berhubungan dengan dunia luar adalah mulut dan panca indera,
sedangkan perantara yang tepat antara bayi dengan lingkungan adalah seorang ibu.
b Otonomi versus rasa malu umur 1 – 3 tahun
Pada usia ini alat gerak dan rasa telah matang dan ada rasa percaya terhadap ibu dan lingkungannya. Perkembangan otonomi
selama periode balita berfokus pada peningkatan kemampuan anak untuk mengontrol tubuhnya, dirinya dan lingkungannya. Anak
menyadari bahwa ia dapat menggunakan kekuatannya untuk bergerak dan berbuat sesuai dengan kemauannya sendiri. Selain itu
anak akan menggunakan kekuatan mentalnya untuk mmenolak dan mengambil
sebuah keputusan.
Rasa otonomi
ini perlu
dikembangkan karena sangat penting untuk terbentuknya rasa percaya diri dan harga diri di kemudian hari.
c Inisiatif versus rasa bersalah umur 3 – 5 tahun
Tahap ini anak mulai belajar untuk mengendalikan diri dan memanipulasi lingkungan. Rasa inisiatif mulai menguasai anak,
commit to user 27
anak sudah mulai untuk diikutsertakan sebagai individu atau membantu orang tua dan lingkungan.
3 Perkembangan kemampuan berbicara dan bahasa
a 2 – 3 tahun
Seorang anak mulai menguasai 200 – 300 kata dan senang bicara sendiri monolog. Sewaktu ia akan memperhatikan kata-
kata yang baru didengarnya untuk dipelajari secara diam-diam. Mereka mulai mendengarkan pesan-pesan yang penuh makna,
yang memerlukan perhatian dengan penuh minat dan perhatian. Perhatian mereka juga semakin luas dan semakin bervariasi.
Mereka juga lancar bercakap-cakap meskipun pengucapannya belum sempurna.
b 3 – 5 tahun
Anak mulai mampu menggunakan kata-kata yang bersifat perintah. Hal ini juga menunjukkan adanya rasa percaya diri yang
kuat dalam menggunakan kata-kata dan menguasai keadaan. Mereka senang sekali mengenali kata-kata baru dan terus berlatih
untuk menguasainya. Mereka menyadari bahwa dengan kata-kata mereka bisa mengendalikan situasi seperti yang diinginkannya,
bisa mempengaruhi orang lain, bisa mengajak teman-temannya atau ibunya Zaviera, 2008.
c. Tes Skrining Perkembangan Menurut
Denver Developmental Screening Test
DDST. 1
Pengertian DDST DDST adalah salah satu dari metode skrining terhadap
kelainan perkembangan anak. Tes ini bukan merupakan tes diagnostik atau tes IQ. DDST memenuhi semua persyaratan yang
diperlukan untuk metode skrining yang baik. Tes ini mudah dan cepat 15 – 20 menit, dapat diandalkan dan menunjukkan validitas yang
tinggi. Dari beberapa penilaian yang pernah dilakukan ternyata DDST secara efektif dapat mengidentifikasikan antara 85 – 100
commit to user 28
bayi dan anak-anak pra sekolah yang mengalami keterlambatan perkembangan, dan pada “
follow-up
” selanjutnya ternyata 89 dari kelompok DDST abnormal mengalami kegagalan di sekolah 5 – 6
tahun kemudian. DDST adalah sebuah metode pengkajian yang digunakan
secara luas untuk menilai kemajuan perkembangan anak usia 0 – 6 tahun Heru Santoso, 2009
2 Tujuan pemeriksaan Denver antara lain :
a Menilai tingkat perkembangan anak sesuai dengan usia
b Menilai tingkat perkembangan anak yang tampak sehat
c Menilai tingkat perkembangan anak yang tidak menunjukkan
gejala, kemungkinan adanya kelainan perkembangan d
Memastikan anak yang di duga mengalami kelainan perkembangan
e Memantau
anak yang
beresiko mengalami
kelainan perkembangan.
3 Sektor perkembangan yang dinilai dalam DDST
Aspek perkembangan yang dinilai terdiri dari 125 tugas perkembangan. Tugas yang diperiksa setiap kali skrining hanya
berkisar 25 – 30 tugas. Ada 4 sektor perkembangan yang dinilai:
a
Personal Social
perilaku sosial Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri,
bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya. b
Fine Motor Adaptive gerakan
motorik halus Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak
untuk mengamati sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan otot-otot kecil,
tetapi memerlukan koordinasi yang cermat.
commit to user 29
c
Language
bahasa Kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara,
mengikuti perintah dan berbicara spontan. d
Gross motor
gerakan motorik kasar Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap
tubuh. 4
Alat yang digunakan a
Alat peraga: benang wol merah, kismis manik-manik, icik – icik dengan ganggang kecil, peralatan makan, peralatan gosok gigi,
kartu permainan ular tangga, pakaian, buku gambar kertas, pensil, kubus dengan warna merah-kuning-hijau-biru, kertas
warna tergantung usia kronologis anak saat diperiksa. b
Lembar formulir Denver II. c
Buku petunjuk sebagai referensi yang menjelaskan cara-cara melakukan tes dan cara penilaiannya.
5 Prosedur DDST terdiri dari 2 tahap, yaitu:
a Tahap pertama: secara periodik dilakukan pada semua anak yang
berusia: 3-6 bulan, 9-12 bulan, 18-24 bulan, 3 tahun, 4 tahun, 5 tahun.
b Tahap kedua: dilakukan pada mereka yang dicurigai adanya
hambatan perkembangan pada tahap pertama. Kemudian dilanjutkan dengan evaluasi diagnostik yang lengkap.
6 Penilaian
Jika Lulus Passed = P, gagal Fail = F, ataukah anak tidak mendapat kesempatan melakukan tugas No Opportunity = NO.
7 Cara pemeriksaan DDST II
a Tetapkan umur kronologis anak, tanyakan tanggal lahir anak
yang akan diperiksa. Gunakan patokan 30 hari untuk satu bulan dan 12 bulan untuk satu tahun.
commit to user 30
b Jika dalam perhitungan umur kurang dari 15 hari dibulatkan ke
bawah, jika sama dengan atau lebih dari 15 hari dibulatkan ke atas.
c Tarik garis berdasarkan umur kronologis yang memotong garis
horisontal tugas perkembangan pada formulir DDST. d
Setelah itu dihitung pada masing-masing sektor, berapa yang P dan berapa yang F.
e Berdasarkan pedoman, hasil tes diklasifikasikan dalam: normal,
abnormal, meragukan dan tidak dapat dites. 1
Abnormal a
Bila didapatkan 2 atau lebih keterlambatan, pada 2 sektor atau lebih.
b Bila dalam 1 sektor atau lebih didapatkan 2 atau
lebih keterlambatan Plus 1 sektor atau lebih dengan 1 keterlambatan dan pada sektor yang sama tersebut
tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis vertikal usia .
2 Meragukan
a Bila pada 1 sektor didapatkan 2 keterlambatan atau
lebih. b
Bila pada 1 sektor atau lebih didapatkan 1 keterlambatan dan pada sektor yang sama tidak ada
yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis vertikal usia
3 Tidak dapat di tes
Apabila terjadi penolakan yang menyebabkan hasil tes menjadi abnormal atau meragukan.
4 Normal Semua yang tidak tercantum dalam kriteria di
atas. Pada anak-anak yang lahir prematur, usia disesuaikan
hanya sampai anak usia 2 tahun.
commit to user 31
8 Interpretasi dari nilai Denver II menurut Heru Santoso tahun 2009
a
Lebih atau
Advanced
Nilai lebih diberikan anak dapat lulus lewat L dari item tes di sebelah kanan garis usia. Anak dinilai memiliki
kelebihan karena dapat melakukan tugas perkembangan yang seharusnya dikuasai oleh anak yang lebih tua.
b OK atau normal
1 Anak gagal G , atau menolak M melakukan tugas untuk
item di sebelah kanan garis usia. Kondisi ini wajar karena item di sebelah kanan garis usia pada dasarnya merupakan
tugas untuk anak yang lebih tua. Dengan demikian masalah jika anak gagal atau menolak melakukan tugas tersebut karena
masih banyak kesempatan bagi anak untuk melakukan tugas tersebut jika usianya sudah mencukupi.
2 Anak lulus lewat L , gagal G atau menolak M
melakukan tugas untuk item di daerah putih kotak daerah 25 - 75 . Jika anak lulus sudah tentu hal ini dianggap
normal, sebab tugas tersebut memang ditujukan untuk anak di usia tersebut. Lalu, mengapa saat anak gagal atau menolak
melakukan tugas masih kita simpulkan OK ? perlu kita ketahui, daerah putih pada kotak menandakan bahwa
sebanyak 25 – 75 anak di usia tersebut mampu atau lulus melakukan tugas tersebut. Dengan kata lain, masih ada
sebagian anak di usia tersebut yang belum berhasil melakukannya. Jadi, jika anak gagal atau menolak melakukan
tugas pada daerah itu, hal ini masih di anggap wajar dan anak masih memiliki kesempatan untuk melakukannya pada tes
yang akan datang. c
Caution = C atau peringatan P Nilai ini diberikan jika anak gagal G atau menolak M
melakukan tugas untuk item yang dilalui oleh garis usia pada
commit to user 32
daerah gelap kotak daerah 75 - 90 . Mengapa demikian hasil riset menunjukkan bahwa sebanyak 75 - 90 anak diusia
tersebut sudah berhasil lulus melakukan tugas tersebut. Dengan kata lain mayoritas anak sudah bisa melaksanakan tugas itu
dengan baik. Dengan demikian jika ada anak yang ternyata belum lulus atau menolakmelakukan tugas tersebut, berarti anak tersebut
ke dalam kelompok minoritas 10 -25 anak belum berhasil melakukannya . Perlu diperhatikan meskipun dalam hal ini anak
masih memiliki kesempatan untuk memperbaikinya karena masih berada dalam kelompok usianya, anak tersebut tetap memerlukan
perhatian yang lebih mengingat mayoritas teman sebayanya sudah berhasil. Oleh karena itu anak tersebut mendapat nilai penilaian P
peringatan . Huruf P ditulis sebelah kanan item dngan hsil penilaian peringatan. Peringatan sendiri terdiri atas dua macam :
pertama
peringatan karena anak mengalami kegagalan G. Peringatan jenis ini memungkinkan anak mendapat interpretasi
penilaian akhir “ suspect “.
Kedua
peringatan karena anak menolak melaksanakan tugas M. Peringatan jenis ini
memungkinkan anak mendapat interpretasi penilaian akhir “ tidak dapat di uji.
d Terlambat T D=
Delayed
Nilai terlambat diberikan jika anak gagal G atau menolaka M melakukan tugas untuk item disebelah kiri garis
usia sebab tugas tersebut memang ditujukan untuk anak yang lebih muda. Seorang anak seharusnya mampu melakukan tugas
untuk kelompok usia yang lebih muda, yang tentunyaberupa tugas – tugas yang lebh ringan. Jika tugas untuk anak yang lebih muda
tidak dapt dilakukan atau ditolak, anak tentu akan mendapatkan penilaian T terlambat. Huruf T ditulis sebelah kanan item
dengan hasil penilaian terlambat. Perlu diperhatikan bahwa ada dua macam T.Pertama terlambat karena anak mengalami
commit to user 33
kegagalan G. T Jenis ini memungkinkan anak mendapat interpretasi penilaian akhir “ suspek”. Kedua , terlambat karena
anak menolak
melaksanakan tugas
M. T
jenis ini
memungkinkan anak mendapat interpretasi penilaian akhir “ tak dapat di uji”.
e Tak dapat kesempatan
no opportunity
Nilai”tak” ini tidak perlu diperhatikan dalam penilaian tes secara keseluruhan. Nilai tak ada kesempatan diberikan jika anak
mendapat skor “tak” atau tidak ada kesempatan untuk mencoba atau melakukan tes
9 Penilaian keseluruhan tes Heru Santoso, 2009:21.
Hasil interpretasi untuk keseluruhan tes dikategorikan menjadi 3 yaitu normal, suspek dan tidak dapat diuji. Penjelasan
mengenai ketiga kategori tersebut adalah sebagai berikut : a
Normal Interpretasi normal diberikan jika tidak ada skor terlambat
0 T dan atau maksimal 1 peringatan 1 P. b
Suspek Interpretasi suspek diberikan jika terdapat satu atau lebih
skor terlambat 1 T dan atau dua atau lebih peringatan 2 P. Ingat dalam hal ini T dan P harus disebabkan oleh kegagalan G
bukan oleh penolakan M. Jika hasil ini didapat, lakukan uji ulang dalam 1 – 2 minggu mendatang untuk menghilangkan
faktor – faktor sesaat, seperti rasa takut, sakit atau kelelahan. c
Tidak dapat di uji Interpretasi tidak dapat di uji diberikan jika terdapat satu
atau lebih skor terlambat 1 T dan atau dua atau lebih peringatan 2 P. Ingat dalam hal ini T dan P harus disebabkan
oleh penolakan M, bukan oleh kegagalan G. Jika hasil ini didapat, lakukan uji ulang dalam 1 – 2 minggu mendatang.
commit to user 34
Jika hasil tes berulang kali menunjukkan Suspek atau tidak dapat di uji, anak perlu menjalani sesi konsultasi dengan seorang
ahli guna menentukan keadaan klinis anak berdasarkan : Profil hasil tes item yang mendapat nilai peringatan atau
terlambat, jumlah
peringatan dan
terlambat, tingkat
perkembangan sebelumnya, perhatian klinis lainnya riwayat klinis, pemeriksaankeshatan , dll dan sumber rujukan tersedia.
4. Konsep Dasar Perkembangan