Konsep Dasar Balita PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP STATUS GIZI, PERKEMBANGAN FISIK DAN PSIKOSOSIAL BALITA (USIA 2 5 TAHUN) (DI DESA PENATARSEWU TANGGULANGIN SIDOARJO JAWATIMUR)

commit to user 24 Rumus menghitung status gizi dengan cara Z-skor adalah : a. Bila nilai riel hasil pengukuran = nilai median, BBumur rumusnya : b. Bila nilai riel hasil pengukuran nilai median BBumur rumusnya : c. Cara menghitung status gizi dengan cara prosen terhadap median rumusnya :

3. Konsep Dasar Balita

a. Pengertian Balita Balita atau anak bawah lima tahun adalah anak usia kurang dari lima tahun sehingga bayi usia dibawah satu tahun juga termasuk dalam golongan ini Setiawan, 2008. Balita merupakan singkatan bawah lima tahun, salah satu periode usia manusia dengan rentang usia dua hingga lima tahun., Ada juga yang menyebut dengan periode usia prasekolah. Pada fase ini, anak berkembang dengan sangat pesat AnneAhira, 2008. b. Perkembangan Balita Usia 2 – 5 Tahun Riyadi dan Sukarmin, 2009 1 Perkembangan fisik a Umur 24 bulan 2 tahun 1 Motorik Kasar Berlari sudah baik, dapat naik tangga sendiri dengan kedua kaki tiap tahap. commit to user 25 2 Motorik Halus Sudah bisa membuka pintu, membuka kunci, menggunting sederhana, minum dengan menggunakan gelas atau cangkir, sudah dapat memggunakan sendok dengan baik b Umur 36 bulan 3 tahun 1 Motorik Kasar Sudah bisa naik turun tangga tanpa bantuan, memakai baju dengan bantuan, mulai bisa naik sepeda roda tiga. 2 Motorik Halus Bisa menggambar lingkaran, mencuci tangannya sendiri, menggosok gigi. c Umur 4 tahun 1 Motorik Kasar Berjalan berjinjit, melompat, melompat dengan satu kaki. 2 Motorik Halus Sudah bisa menggunakan gunting dengan lancar, sudah bisa menggambar kotak, menggambar garis vertikal maupun horizontal, belajar membuka dan memasang kancing baju. d Umur 5 tahun 1 Motorik Kasar Berjalan mundur sambil berjinjit, sudah dapat menangkap dan melempar bola dengan baik, sudah dapat melompat dengan kaki secara bergantian. 2 Motorik Halus Menulis dengan angka-angka, menulis dengan huruf, menulis dengan kata-kata, belajar menulis nama, belajar mengikat tali sepatu. commit to user 26 3 Sosial emosional Bermain sendiri mulai berkurang, sering berkumpul dengan teman sebaya, interaksi sosial selama bermain meningkat, sudah siap untuk menggunakan alat-alat bermain. 2 Perkembangan psikososial anak Tahapan perkembangan psikososial anak: a Percaya versus tidak percaya umur 0 – 1 tahun Komponen yang paling utama untuk berkembang pada seorang anak adalah rasa percaya diri. Rasa percaya diri pada anak harus kita bangun sejak tahun pertama kehidupan anak. Begitu seorang bayi lahir dan melakukan kontak dengan dunia luar maka ia sangat ketergantungan dengan orang lain yang ada di sekitarnya. Rasa aman dan rasa percaya terhadap lingkungan merupakan kebutuhan primer. Adapun alat yang digunakan oleh bayi untuk berhubungan dengan dunia luar adalah mulut dan panca indera, sedangkan perantara yang tepat antara bayi dengan lingkungan adalah seorang ibu. b Otonomi versus rasa malu umur 1 – 3 tahun Pada usia ini alat gerak dan rasa telah matang dan ada rasa percaya terhadap ibu dan lingkungannya. Perkembangan otonomi selama periode balita berfokus pada peningkatan kemampuan anak untuk mengontrol tubuhnya, dirinya dan lingkungannya. Anak menyadari bahwa ia dapat menggunakan kekuatannya untuk bergerak dan berbuat sesuai dengan kemauannya sendiri. Selain itu anak akan menggunakan kekuatan mentalnya untuk mmenolak dan mengambil sebuah keputusan. Rasa otonomi ini perlu dikembangkan karena sangat penting untuk terbentuknya rasa percaya diri dan harga diri di kemudian hari. c Inisiatif versus rasa bersalah umur 3 – 5 tahun Tahap ini anak mulai belajar untuk mengendalikan diri dan memanipulasi lingkungan. Rasa inisiatif mulai menguasai anak, commit to user 27 anak sudah mulai untuk diikutsertakan sebagai individu atau membantu orang tua dan lingkungan. 3 Perkembangan kemampuan berbicara dan bahasa a 2 – 3 tahun Seorang anak mulai menguasai 200 – 300 kata dan senang bicara sendiri monolog. Sewaktu ia akan memperhatikan kata- kata yang baru didengarnya untuk dipelajari secara diam-diam. Mereka mulai mendengarkan pesan-pesan yang penuh makna, yang memerlukan perhatian dengan penuh minat dan perhatian. Perhatian mereka juga semakin luas dan semakin bervariasi. Mereka juga lancar bercakap-cakap meskipun pengucapannya belum sempurna. b 3 – 5 tahun Anak mulai mampu menggunakan kata-kata yang bersifat perintah. Hal ini juga menunjukkan adanya rasa percaya diri yang kuat dalam menggunakan kata-kata dan menguasai keadaan. Mereka senang sekali mengenali kata-kata baru dan terus berlatih untuk menguasainya. Mereka menyadari bahwa dengan kata-kata mereka bisa mengendalikan situasi seperti yang diinginkannya, bisa mempengaruhi orang lain, bisa mengajak teman-temannya atau ibunya Zaviera, 2008. c. Tes Skrining Perkembangan Menurut Denver Developmental Screening Test DDST. 1 Pengertian DDST DDST adalah salah satu dari metode skrining terhadap kelainan perkembangan anak. Tes ini bukan merupakan tes diagnostik atau tes IQ. DDST memenuhi semua persyaratan yang diperlukan untuk metode skrining yang baik. Tes ini mudah dan cepat 15 – 20 menit, dapat diandalkan dan menunjukkan validitas yang tinggi. Dari beberapa penilaian yang pernah dilakukan ternyata DDST secara efektif dapat mengidentifikasikan antara 85 – 100 commit to user 28 bayi dan anak-anak pra sekolah yang mengalami keterlambatan perkembangan, dan pada “ follow-up ” selanjutnya ternyata 89 dari kelompok DDST abnormal mengalami kegagalan di sekolah 5 – 6 tahun kemudian. DDST adalah sebuah metode pengkajian yang digunakan secara luas untuk menilai kemajuan perkembangan anak usia 0 – 6 tahun Heru Santoso, 2009 2 Tujuan pemeriksaan Denver antara lain : a Menilai tingkat perkembangan anak sesuai dengan usia b Menilai tingkat perkembangan anak yang tampak sehat c Menilai tingkat perkembangan anak yang tidak menunjukkan gejala, kemungkinan adanya kelainan perkembangan d Memastikan anak yang di duga mengalami kelainan perkembangan e Memantau anak yang beresiko mengalami kelainan perkembangan. 3 Sektor perkembangan yang dinilai dalam DDST Aspek perkembangan yang dinilai terdiri dari 125 tugas perkembangan. Tugas yang diperiksa setiap kali skrining hanya berkisar 25 – 30 tugas. Ada 4 sektor perkembangan yang dinilai: a Personal Social perilaku sosial Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya. b Fine Motor Adaptive gerakan motorik halus Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat. commit to user 29 c Language bahasa Kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara, mengikuti perintah dan berbicara spontan. d Gross motor gerakan motorik kasar Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh. 4 Alat yang digunakan a Alat peraga: benang wol merah, kismis manik-manik, icik – icik dengan ganggang kecil, peralatan makan, peralatan gosok gigi, kartu permainan ular tangga, pakaian, buku gambar kertas, pensil, kubus dengan warna merah-kuning-hijau-biru, kertas warna tergantung usia kronologis anak saat diperiksa. b Lembar formulir Denver II. c Buku petunjuk sebagai referensi yang menjelaskan cara-cara melakukan tes dan cara penilaiannya. 5 Prosedur DDST terdiri dari 2 tahap, yaitu: a Tahap pertama: secara periodik dilakukan pada semua anak yang berusia: 3-6 bulan, 9-12 bulan, 18-24 bulan, 3 tahun, 4 tahun, 5 tahun. b Tahap kedua: dilakukan pada mereka yang dicurigai adanya hambatan perkembangan pada tahap pertama. Kemudian dilanjutkan dengan evaluasi diagnostik yang lengkap. 6 Penilaian Jika Lulus Passed = P, gagal Fail = F, ataukah anak tidak mendapat kesempatan melakukan tugas No Opportunity = NO. 7 Cara pemeriksaan DDST II a Tetapkan umur kronologis anak, tanyakan tanggal lahir anak yang akan diperiksa. Gunakan patokan 30 hari untuk satu bulan dan 12 bulan untuk satu tahun. commit to user 30 b Jika dalam perhitungan umur kurang dari 15 hari dibulatkan ke bawah, jika sama dengan atau lebih dari 15 hari dibulatkan ke atas. c Tarik garis berdasarkan umur kronologis yang memotong garis horisontal tugas perkembangan pada formulir DDST. d Setelah itu dihitung pada masing-masing sektor, berapa yang P dan berapa yang F. e Berdasarkan pedoman, hasil tes diklasifikasikan dalam: normal, abnormal, meragukan dan tidak dapat dites. 1 Abnormal a Bila didapatkan 2 atau lebih keterlambatan, pada 2 sektor atau lebih. b Bila dalam 1 sektor atau lebih didapatkan 2 atau lebih keterlambatan Plus 1 sektor atau lebih dengan 1 keterlambatan dan pada sektor yang sama tersebut tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis vertikal usia . 2 Meragukan a Bila pada 1 sektor didapatkan 2 keterlambatan atau lebih. b Bila pada 1 sektor atau lebih didapatkan 1 keterlambatan dan pada sektor yang sama tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis vertikal usia 3 Tidak dapat di tes Apabila terjadi penolakan yang menyebabkan hasil tes menjadi abnormal atau meragukan. 4 Normal Semua yang tidak tercantum dalam kriteria di atas. Pada anak-anak yang lahir prematur, usia disesuaikan hanya sampai anak usia 2 tahun. commit to user 31 8 Interpretasi dari nilai Denver II menurut Heru Santoso tahun 2009 a Lebih atau Advanced Nilai lebih diberikan anak dapat lulus lewat L dari item tes di sebelah kanan garis usia. Anak dinilai memiliki kelebihan karena dapat melakukan tugas perkembangan yang seharusnya dikuasai oleh anak yang lebih tua. b OK atau normal 1 Anak gagal G , atau menolak M melakukan tugas untuk item di sebelah kanan garis usia. Kondisi ini wajar karena item di sebelah kanan garis usia pada dasarnya merupakan tugas untuk anak yang lebih tua. Dengan demikian masalah jika anak gagal atau menolak melakukan tugas tersebut karena masih banyak kesempatan bagi anak untuk melakukan tugas tersebut jika usianya sudah mencukupi. 2 Anak lulus lewat L , gagal G atau menolak M melakukan tugas untuk item di daerah putih kotak daerah 25 - 75 . Jika anak lulus sudah tentu hal ini dianggap normal, sebab tugas tersebut memang ditujukan untuk anak di usia tersebut. Lalu, mengapa saat anak gagal atau menolak melakukan tugas masih kita simpulkan OK ? perlu kita ketahui, daerah putih pada kotak menandakan bahwa sebanyak 25 – 75 anak di usia tersebut mampu atau lulus melakukan tugas tersebut. Dengan kata lain, masih ada sebagian anak di usia tersebut yang belum berhasil melakukannya. Jadi, jika anak gagal atau menolak melakukan tugas pada daerah itu, hal ini masih di anggap wajar dan anak masih memiliki kesempatan untuk melakukannya pada tes yang akan datang. c Caution = C atau peringatan P Nilai ini diberikan jika anak gagal G atau menolak M melakukan tugas untuk item yang dilalui oleh garis usia pada commit to user 32 daerah gelap kotak daerah 75 - 90 . Mengapa demikian hasil riset menunjukkan bahwa sebanyak 75 - 90 anak diusia tersebut sudah berhasil lulus melakukan tugas tersebut. Dengan kata lain mayoritas anak sudah bisa melaksanakan tugas itu dengan baik. Dengan demikian jika ada anak yang ternyata belum lulus atau menolakmelakukan tugas tersebut, berarti anak tersebut ke dalam kelompok minoritas 10 -25 anak belum berhasil melakukannya . Perlu diperhatikan meskipun dalam hal ini anak masih memiliki kesempatan untuk memperbaikinya karena masih berada dalam kelompok usianya, anak tersebut tetap memerlukan perhatian yang lebih mengingat mayoritas teman sebayanya sudah berhasil. Oleh karena itu anak tersebut mendapat nilai penilaian P peringatan . Huruf P ditulis sebelah kanan item dngan hsil penilaian peringatan. Peringatan sendiri terdiri atas dua macam : pertama peringatan karena anak mengalami kegagalan G. Peringatan jenis ini memungkinkan anak mendapat interpretasi penilaian akhir “ suspect “. Kedua peringatan karena anak menolak melaksanakan tugas M. Peringatan jenis ini memungkinkan anak mendapat interpretasi penilaian akhir “ tidak dapat di uji. d Terlambat T D= Delayed Nilai terlambat diberikan jika anak gagal G atau menolaka M melakukan tugas untuk item disebelah kiri garis usia sebab tugas tersebut memang ditujukan untuk anak yang lebih muda. Seorang anak seharusnya mampu melakukan tugas untuk kelompok usia yang lebih muda, yang tentunyaberupa tugas – tugas yang lebh ringan. Jika tugas untuk anak yang lebih muda tidak dapt dilakukan atau ditolak, anak tentu akan mendapatkan penilaian T terlambat. Huruf T ditulis sebelah kanan item dengan hasil penilaian terlambat. Perlu diperhatikan bahwa ada dua macam T.Pertama terlambat karena anak mengalami commit to user 33 kegagalan G. T Jenis ini memungkinkan anak mendapat interpretasi penilaian akhir “ suspek”. Kedua , terlambat karena anak menolak melaksanakan tugas M. T jenis ini memungkinkan anak mendapat interpretasi penilaian akhir “ tak dapat di uji”. e Tak dapat kesempatan no opportunity Nilai”tak” ini tidak perlu diperhatikan dalam penilaian tes secara keseluruhan. Nilai tak ada kesempatan diberikan jika anak mendapat skor “tak” atau tidak ada kesempatan untuk mencoba atau melakukan tes 9 Penilaian keseluruhan tes Heru Santoso, 2009:21. Hasil interpretasi untuk keseluruhan tes dikategorikan menjadi 3 yaitu normal, suspek dan tidak dapat diuji. Penjelasan mengenai ketiga kategori tersebut adalah sebagai berikut : a Normal Interpretasi normal diberikan jika tidak ada skor terlambat 0 T dan atau maksimal 1 peringatan 1 P. b Suspek Interpretasi suspek diberikan jika terdapat satu atau lebih skor terlambat 1 T dan atau dua atau lebih peringatan 2 P. Ingat dalam hal ini T dan P harus disebabkan oleh kegagalan G bukan oleh penolakan M. Jika hasil ini didapat, lakukan uji ulang dalam 1 – 2 minggu mendatang untuk menghilangkan faktor – faktor sesaat, seperti rasa takut, sakit atau kelelahan. c Tidak dapat di uji Interpretasi tidak dapat di uji diberikan jika terdapat satu atau lebih skor terlambat 1 T dan atau dua atau lebih peringatan 2 P. Ingat dalam hal ini T dan P harus disebabkan oleh penolakan M, bukan oleh kegagalan G. Jika hasil ini didapat, lakukan uji ulang dalam 1 – 2 minggu mendatang. commit to user 34 Jika hasil tes berulang kali menunjukkan Suspek atau tidak dapat di uji, anak perlu menjalani sesi konsultasi dengan seorang ahli guna menentukan keadaan klinis anak berdasarkan : Profil hasil tes item yang mendapat nilai peringatan atau terlambat, jumlah peringatan dan terlambat, tingkat perkembangan sebelumnya, perhatian klinis lainnya riwayat klinis, pemeriksaankeshatan , dll dan sumber rujukan tersedia.

4. Konsep Dasar Perkembangan