commit to user 34
Jika hasil tes berulang kali menunjukkan Suspek atau tidak dapat di uji, anak perlu menjalani sesi konsultasi dengan seorang
ahli guna menentukan keadaan klinis anak berdasarkan : Profil hasil tes item yang mendapat nilai peringatan atau
terlambat, jumlah
peringatan dan
terlambat, tingkat
perkembangan sebelumnya, perhatian klinis lainnya riwayat klinis, pemeriksaankeshatan , dll dan sumber rujukan tersedia.
4. Konsep Dasar Perkembangan
a. Pengertian Perkembangan
1 Perkembangan adalah bertambah sempurnanya fungsi alat tubuh yang
dapat dicapai melalui tumbuh kematangan dan belajar Aziz Alimul, 2005.
2 Perkembangan
development
adalah bertambahnya kemampuan dan struktur atau fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang
teratur, dapat diperkirakan dan diramalkan sebagai hasil proses diferensiasi sel, jaringan tubuh, organ – organ dan sistemnya yang
terorganisasi. IDAI, 2002. Dengan demikian aspek perkembangan ini bersifat kualitatif yaitu pertambahan kematangan fungsi dari masing –
masing bagian tubuh. Hal ini diawali dengan berfungsinya jantung untuk memompa darah, kemampuan untuk bernafas, sampai
kemampuan anak untuk tengkurap, duduk, berjalan, bicara, memungut benda – benda disekelilingnya, serta kematangan emosi dan sosial
anak. Tahap
perkembangan awal
akan menentukan
tahap perkembangan selanjutnya Nursalam,2005:33.
3 Pengertian perkembangan menunjuk pada suatu proses kearah yang
lebih sempurna dan tidak begitu saja dapat diulang kembali. Perkembangan menunjuk pada perubahan yang bersifat tetap dan tidak
dapat diputar kembali Nursalam, 2005. 4
Perkembangan fisik adalah bertambahnya kemampuan
skill
dalam struktur dan fungsi motorik halus dan motorik kasar.
commit to user 35
5 Perkembangan psikososial adalah perkembangan anak yang ditinjau
dari aspek psikososial artinya bahwa anak dalam perkembangannya selalu dipengaruhi oleh lingkungan sosial Aziz Alimul,
2005,.Perkembangan psikososial adalah balita mulai terampil dalam pergerakan seperti berlari, memanjat, melompat, berguling, berjinjit,
menggenggam, melempar
yang berguna
untuk mengelola
keseimbangan tubuhnya Anne Ahira, 2008. b.
Ciri – ciri tumbuh kembang anak Proses tumbuh kembang anak mempunyai beberapa ciri-ciri yang
saling berkaitan. Ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut : 1
Perkembangan menimbulkan perubahan. Perkembangan terjadi bersamaan dengan pertumbuhan. Setiap
pertumbuhan disertai
dengan perubahan
fungsi. Misalnya
perkembangan
intelegensia
pada seorang anak akan menyertai pertumbuhan otak dan serabut saraf.
c. Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal menentukan
perkembangan selanjutnya. Setiap anak tidak akan bisa melewati satu tahap perkembangan
sebelum ia melewati tahapan sebelumnya. d.
Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda. Sebagaimana pertumbuhan, perkembangan mempunyai kecepatan
yang berbeda-beda, baik dalam pertumbuhan fisik maupun perkembangan fungsi organ dan perkembangan pada masing-masing anak.
e. Perkembangan berkorelasi dengan pertumbuhan.
Pada saat pertumbuhan berlangsung cepat, perkembangan juga demikian, terjadi peningkatan mental, memori, daya nalar, asosiasi dan
lain-lain. Anak sehat, bertambah umur, bertambah berat dan tinggi badannya serta bertambah kepandaiannya.
f. Perkembangan mempunyai pola yang tetap.
Perkembangan fungsi organ tubuh terjadi menurut dua hukum yang tetap yaitu:
commit to user 36
a Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah kepala, kemudian menuju
ke arah kaudal anggota tubuh pola sefalokaudal. b
Perkembangan terjadi terlebih dahulu di daerah proksimal gerak kasar lalu berkembang ke bagian distal seperti jari-jari yang
mempunyai kemampuan gerak halus pola proksimodistal. c
Perkembangan memiliki tahap yang berurutan. Tahap perkembangan seorang anak mengikuti pola yang teratur,
berurutan dan tidak bisa terjadi terbalik. g.
Faktor–faktor yang Mempengaruhi Kualitas Perkembangan Nursalam,2005:390
1 Faktor dalam
internal
a Genetika
Faktor genetis akan mempengaruhi kualitas perkembangan. b
Rasetnik atau bangsa Anak yang dilahirkan dari rasbangsa Amerika, maka ia
tidak memiliki faktor herediter ras bangsa Indonesia atau sebaliknya.
c Jenis kelamin
Fungsi reproduksi pada anak perempuan berkembang lebih cepat daripada laki-laki. Tetapi setelah melewati masa
pubertas, perkembangan anak laki-laki akan lebih cepat. 2
Faktor luar
eksternal.
a Faktor Prenatal
1 Gizi
Nutrisi ibu hamil terutama dalam trimester akhir kehamilan akan mempengaruhi perkembangan janin.
2 Mekanis
Posisi fetus yang abnormal bisa menyebabkan kelainan kongenital seperti
club foot.
commit to user 37
3 Toksinzat kimia
Beberapa obat-obatan
seperti
Aminopterin
,
Thalidomid
dapat menyebabkan kelainan kongenital seperti
palatoskisis
. 4
Radiasi Paparan radium dan sinar Rontgen dapat
mengakibatkan kelainan pada janin seperti
mikrosefali, spina bifida
, retardasi mental dan deformitas anggota gerak, kelainan kongential mata, kelainan jantung.
5 Infeksi
Infeksi pada trimester pertama dan kedua oleh TORCH Toksoplasma, Rubella, Sitomegalo virus, Herpes
simpleks dapat menyebabkan kelainan pada janin: katarak, bisu tuli, mikrosefali, retardasi mental dan kelainan jantung
kongenital. 6
Kelainan imunologi Eritobaltosis
fetalis
timbul atas dasar perbedaan golongan darah antara janin dan ibu sehingga ibu
membentuk antibodi terhadap sel darah merah janin, kemudian melalui plasenta masuk dalam peredaran darah
janin dan akan menyebabkan hemolisis yang selanjutnya mengakibatkan
hiperbilirubinemia
dan
Kern icterus
yang akan menyebabkan kerusakan jaringan otak.
7 Psikologi ibu
Kehamilan yang tidak diinginkan, perlakuan salahkekerasan mental pada ibu hamil dan lain-lain.
Rusmil, 2008 b
Faktor Persalinan Komplikasi persalinan pada bayi seperti trauma kepala,
asfiksia dapat menyebabkan kerusakan jaringan otak Rusmil, 2008.
commit to user 38
c Faktor Paskasalin
1 Gizi
Tumbuh kembang bayi, diperlukan zat makanan yang adekuat.
Psikologis Hubungan anak dengan orang sekitarnya. Seorang
anak yang tidak dikehendaki oleh orang tuanya atau anak yang selalu merasa tertekan, akan mengalami hambatan di
dalam pertumbuhan dan perkembangannya Rusmil, 2008.
2 Lingkungan pengasuhan
Pada lingkungan pengasuhan, interaksi ibu-anak sangat mempengaruhi tumbuh kembang anak Rusmil,
2008. Lingkungan pengasuhan juga dipengaruhi oleh jumlah anak. Jumlah saudara yang banyak pada keluarga
yang keadaan
sosial ekonominya
cukup akan
mengakibatkan berkurangnya perhatian dan kasih sayang yang diterima anak Dhamayanti, 2008.
3 Stimulasi
Perkembangan memerlukan rangsanganstimulasi khususnya dalam keluarga, misalnya penyediaan alat
mainan, sosialisasi anak, keterlibatan ibu dan anggota keluarga lain terhadap kegiatan anak Rusmil, 2008
4 Pendidikan Ibu
Pendidikan ibu yang baik dapat menerima informasi dari luar terutama tentang cara pengasuhan anak yang baik,
menjaga kesehatan, dan pendidikan yng baik pula Dhamayanti, 2008.
3 Faktor Pelayanan Kesehatan
Adanya pelayanan kesehatan yang memadai yang ada di sekitar lingkungan di mana anak tumbuh dan berkembang,
commit to user 39
diharapkan tumbuh kembang anak dapat dipantau, sehingga apabila terdapat sesuatu hal yang meragukan atau terdapat keterlambatan
dalam perkembangannya, anak dapat segera mendapatkan pelayanan kesehatan dan diberikan solusi pencegahannya Riyadi dan
Sukarmin, 2009. Ada enam langkah membuat status gizi balita
Meningkat Puslitbang
Gizi Departemen
Kesehatan Bogor
menemukan sebuah konsep bagaimana menanggulangi masalah kekurangan gizi pada anak balita. Peneliti Puslitbang Gizi Bogor,
Trintrin Tjukani 2001 menjelaskan, ada enam tahap dalam konsep yang diujicobakan melalui sebuah penelitian di Kabupaten
PandeglangBanten. Pertama, pengorganisasian masyarakat. Kedua, pelatihan.
Ketiga, penimbangan balita. Keempat, penyuluhan gizi. Kelima, pemberian makanan tambahan. Dan keenam, penggalangan dana.
B. PENELITIAN YANG RELEVAN
Kekurangan gizi pada masa balita akan berpengaruh besar pada kualitas seseorang nantinya. Asupan gizi yang kurang pada dua tahun pertama
pertumbuhan, bisa menyebabkan gangguan serius pada perkembangan otak yang mengakibatkan tingkat kecerdasan anak terhambat Siswono, 2009. Kurang gizi
pada balita dapat berdampak terhadap pertumbuhan fisik maupun mentalnya. Anak kelihatan pendek, kurus dibandingkan dengan teman sebayanya yang lebih
sehat. Ketika memasuki usia sekolah tidak bisa berprestasi menonjol karena kecerdasannya terganggu Khomsan, 2008. Penelitian ini pernah dilakukan oleh
Amir, Aswita, Muis, Siti Fatimah dan Suyatno, tahun 2008 dengan judul Pengaruh penyuluhan Model Pendampingan Terhadap Perubahan status Gizi
Anak Usia 6 sampai 24 Bulan dalam Jurnal Gizi Indonesia . ISSN 1858-4942. Metode Penelitian : Desain penelitian adalah Quasi Experiment berupa non
randomized pre post test control group. Kelompok intervensi mendapat penyuluhan model pendampingan oleh Tenaga Gizi Pendamping TGP dan
commit to user 40
kelompok kontrol mendapat penyuluhan konvensional oleh Tenaga Gizi Puskesmas. Penelitian dilakukan di Kota Makassar Provinsi Sulawesi Selatan.
Wilayah kerja Puskesmas Sudiang Raya sebagai lokasi intervensi dan Puskesmas Bira sebagai lokasi kontrol. Subjek penelitian adalah anak usia 6 â
“ 24 bulan dengan skor Z BBU -3 sd 0 SD. Jumlah subjek untuk kelompok intervensi 32 dan
kontrol 37 anak. Variabel yang diamati meliputi perubahan dari pengetahuan ibu, Tingkat Kecukupan Energi TKE, Tingkat Kecukupan Protein TKP, hari sakit
Diare dan ISPA dan status gizi skor Z BBU, PBU dan BBPB. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji beda dan analisis multivariat dengan regresi
linear variabel dummy. Penelitian lain juga pernah dilakukan di Puslitbang Gizi Bogor Trintrin
Tjukani tahun 2001 dengan judul Enam langkah membuat Status gizi Balita meningkat. Hasil penelitian menjelaskan, ada enam tahap dalam konsep yang
diujicobakan melalui sebuah penelitian di Kabupaten Pandeglang Banten. Pertama, pengorganisasian masyarakat. Kedua, pelatihan. Ketiga, penimbangan
balita. Keempat, penyuluhan gizi. Kelima, pemberian makanan tambahan. Dan keenam, penggalangan dana.“Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji
konsep tersebut. Sehingga diharapkan dapat diperoleh suatu model pemberdayaan masyarakat untuk menanggulangi KEP Kurang Energi Protein pada balita.
Kemudian bisa diimplementasikan ke daerah lain,” ujarnya dalam Diseminasi Hasil Penelitian Puslitbang Gizi di Bogor.Uji coba dilakukan di enam desa di tiga
kecamatan. Masing-masing desa diwakili oleh satu posyandu sebagai lokasi penelitian. Sedang sampel diambil tokoh masyarakat yang menjadi pengurus
pengentasan KEP, anaka balita yang menderita KEP, dan ibu balita yang menderita KEP.
Penelitian di UNS judul ini pernah dilakukan Anik Lestari dengan judul pengaruh status gizi terhadap perkembangan psikomotor pada anak enam bulan
sampai dengan duapuluh bulan tahun 2006 di wilayah kerja Puskesmas Kartasura I. Subjek terdiri dari 50 orang anak berumur 6-24 bulan beserta ibunya, dapat
disimpulkan bahwa status gizi mempunyai peranan terbalik terhadap perkembangan psikomotor baduta, Semakin baik status gizi, semakin kurang
commit to user 41
perkembangan psikomotornya.
Confounding factor
tingkat pendidikan ibu mempunyai pengaruh besar terhadap terhadap perkembangan psikomotor dan
secara statistik bermakna. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah variabel
bebasnya adalah penyuluhan gizi yang alat ukurnya memakai quesioner dengan beberapa pertanyaan dan diberikan pada saat sebelum penyuluhan dilakukan
pretest dan setelah diberikan penyuluhan post test. Variabel terikatnya juga ada tiga antara lain status gizi, perkembangan fisik dan perkembangan psikososial
balita usia 2 – 5 tahun di Desa Penatarsewu Kecamatan Tanggulangin Sidoarjo. Beberapa teori yang mendukung dalam penelitian ini yang dijabarkan juga beda.
commit to user 42
C. KERANGKA BERFIKIR
Keterangan : diteliti
: tidak diteliti
Gambar 2.1 Kerangka Berfikir
Faktor-faktor yang
mempengaruhi perkembangan :
1. Faktor dalam internal
a. Rasetnik
b. Jenis kelamin
2. Faktor luar eksternal
a. Faktor prenatal
b. Faktor persalinan
c. Faktor paskasalin
Penilaian Status gizi balita menurut Indeks
Antropometri : 1.
Status gizi buruk 2.
Status gizi kurang 3.
Status gizi baik 4.
Status gizi lebih Penilaian perkembangan
psikososial balita
menurut Denver: 1.
Normal 2.
Suspek
3. Untestable
Faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi :
1. Faktor langsung
a. Asupan makanan
b. Tingkat kebutuhan gizi
c. Faktor kesehatan
2. Faktor Tidak Langsung
b. Tingkat kemiskinan
c. Tingkat pendidikan orang tua
d. Budaya
PERKEMBANGAN STATUS GIZI
BALITA 2 – 5 th
Penilaian perkembangan fisik
balita menurut
Denver : 1.
Normal 2.
Suspek 3.
Untestable Faktor-faktor yang
mempengaruhi penyuluhan: 1.
Tingkat pendidikan 2.
Tingkat social 3.
Adat istiadat 4.
Kepercayaan masyarakat
5. Ketersediaan waktu
PENYULUHAN GIZI
Faktor pelayanan kesehatan
commit to user 43
PENJELASAN KERANGKA BERFIKIR :
Dari kerangka berfikir dapat dilihat bahwa status gizi balita usia 2 – 5 tahun dipengaruhi oleh factor pelayanan kesehatan yaitu penyuluhan gizi, factor
langsung asupan makanan, tingkat kebutuhan gizi, factor kesehatan dan factor tidak langsung tingkat kemiskinan dan tingkat pendidikan ibu. Sedangkan
Perkembangan dipengaruhi oleh factor internal dan factor eksternal. Pengetahuan yang kurang tentang gizi dan kesehatan akan menyebabkan asupan makanan yang
tidak cukup serta meningkatnya risiko status gizi kurang dan perkembangan fisik dan psikososial yang abnormal. Diharapkan dengan pemberian penyuluhan gizi
akan meningkatkan status gizi, perkembangan fisik dan psikososial balita yang baik pula.
D. HIPOTESIS
1. Terdapat pengaruh penyuluhan gizi terhadap status gizi Balita usia 2 – 5
tahun. 2.
Terdapat pengaruh penyuluhan gizi terhadap perkembangan fisik Balita usia 2 – 5 tahun.
3. Terdapat pengaruh penyuluhan gizi terhadap perkembangan psikososial
Balita usia 2 – 5 tahun.
commit to user
44
BAB III METODE PENELITIAN
A. JENIS PENELITIAN
Desain penelitian ini menggunakan
Quasi experiment
dalam bentuk
one group pre test dan post test design
artinya terdapat suatu treatment perlakuan selanjutnya dibandingkan dengan keadaan sebelum di beri perlakuan.
Dapat digambarkan
O1 = nilai pretest sebelum diberikan penyuluhan O2 = nilai post test setelah diberikan penyuluhan
B. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN
Lokasi penelitian dilakukan di Desa Penatarsewu Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo JawaTimur yang terdiri dari dua dusun yaitu
Dusun Sangewu dan Dusun Pelataran. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai bulan Juli 2010.
C. POPULASI, SAMPEL DAN SAMPLING
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh balita usia 2 – 5 tahun beserta ibunya yang ada di Desa Penatarsewu Kecamatan Tanggulangin
Kabupaten Sidoarjo JawaTimur dengan jumlah 149 balita pada bulan Februari 2010.
O
1
x O
2
commit to user 45
Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari jumlah balita yang ada di Desa Penatarsewu Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo Jawatimur
dan memenuhi kriteria inklusi. Besar sampel dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
Keterangan : n
: Jumlah sampel N
: Jumlah populasi d
: Tingkat signifikasi 0,05 Notoatmodjo, 2005
Maka jumlah sampel dalam penelitian ini adalah:
n = 108,56 dibulatkan menjadi 109 balita Dengan demikian jumlah seluruh sampel sebanyak 109 balita.
Pengambilan sampel menggunakan
Cluster Random Sampling
yaitu suatu cara pengambilan sampel jika objek yang diteliti atau sumber data sangat
luas atau besar, yakni populasinya heterogen dan terdiri atas kelompok yang masing-masing heterogen maka caranya adalah berdasarkan daerah atau populasi
yang telah ditetapkan.
Cluster
dilakukan dengan cara melakukan randomisasi dalam dua tahap yaitu randomisasi untuk
cluster
sampel daerah dan randomisasi menentukan orang unit yang ada di wilayahnya atau dari populasi yang terpilih
Hidayat, 2007. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari 4 POS.
commit to user 46
Tabel 3.1 Penyebaran responden berdasarkan tempat Posyandu
NO PosyanduPOS
RT Jumlah Responden
1. I
3,4,5 35
2. II
6,7,8 33
3. III
9,10 20
4 IV
1,2 21
Jumlah 109
Sumber: data Primer diolah
D. VARIABEL PENELITIAN
1.Variabel bebas
Independen
dalam penelitian ini adalah : penyuluhan gizi 2.Variabel terikat
Dependen
a. Status gizi
b. Perkembangan fisik balita usia 2 – 5 tahun .
c. Perkembangan psikososial balita usia 2 – 5 tahun.
E. DEFINISI OPERASIONAL DAN ALAT UKUR
1. Definisi Operasional
a. Variable independen: penyuluhan gizi
Adalah Kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara menyebarkan pesan ,menanamkan keyakinan sehingga masyarakat tidak saja sadar
,tahu dan mengerti ,tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan. Alat uku : Quesioner. Skala:
nominal. Hasil ukur:
pre test
sebelum diberikan penyuluhan dan
post test
setelah diberikan penyuluhan.
commit to user 47
b. Variabel dependen :
1 Status gizi
Adalah tingkat pemenuhan zat-zat gizi dari makananminuman yang dikonsumsi dan diukur dengan Z-Skor.
Alat ukur: KMS, timbangan berat badan. Skala : Ordinal. Hasil ukur: Indeks BBU: Gizi Lebih
≥ +2 SD, Gizi Baik ≥ -2 SD dan +2 SD, Gizi Kurang
≥ -3 dan -2SD, Gizi Buruk ≤ -3SD. 2
Perkembangan fisik balita usia 2 – 5 tahun Adalah Kemampuan anak usia 2 - 5 tahun meliputi motorik kasar dan
motorik halus. Alat ukur: DDST. Skala: Ordinal. Hasil Ukur: Normal, Suspek, Untestable
3 Perkembangan sosial balita usia 2–5 tahun
Adalah kemampuan anak usia 2 - 5 tahun meliputi psikososial sosial, bahasa.
Alat ukur: DDST. Skala: Ordinal. Hasil Ukur: Normal, suspek, Untestable.
F. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer. Teknik Pengumpulan Data dalam penelitian ini melalui kuesioner dengan cara sebagai berikut:
1. Dilakukan dengan penyebaran kuesioner pre test pada ibu balita responden yang akan diteliti guna mendapatkan informasi tentang penyuluhan gizi yang
terdiri dari 20 pertanyaan dan telah di uji validitas dan reabilitasnya. 2. Kemudian diberikan penyuluhan tentang gizi, diskusi, curah pendapat.
3. Tiga bulan setelah diberikan penyuluhan dilakukan post test dengan soal yang sama.
3. Untuk menilai status gizi balita dilakukan pengukuran berat badan kemudian dikelompokkan dalam kategori, status gizi balita gizi baik, gizi lebih, gizi
buruk, gizi kurang.
commit to user 48
4. Sedangkan untuk mengetahui perkembangan fisik balita motorik halus dan motorik kasar dan perkembangan psikososial balita psikososial dan bahasa
di ukur dengan DDST. 5. Pengumpulan data dilakukan pada saat posyandu di masing-masing dusun
dibantu oleh bidan desa, mahasiswa kebidanan Poltekkes Majapahit Mojokerto dan kader. Jika pengumpulan data di posyandu tidak mencukupi dan ada ibu
dengan balita yang tidak hadir, maka pengumpulan data dilakukan melalui kunjungan rumah dengan membawa instrumen penelitian. Pada saat posyandu
penilaian status gizi balita lebih diutamakan, karena untuk menilai perkembangan balita memerlukan waktu yang lebih lama, yaitu 15-20 menit
per anak sehingga penilaian perkembangan dilakukan pada saat kunjungan rumah.
G. TEKNIK ANALISIS DATA
1. Pengolahan Data
a. Editing
Editing
adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh atau dikumpulkan Hidayat, 2007.
b. Coding
Coding
merupakan kegiatan memberikan kode numerik angka terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori Hidayat, 2007.
Penyuluhan gizi jika jawaban benar nilai 1 tapi jika jawaban salah 0, status gizi nilai 4=lebih, 3=normal, 2=kurang, 1=buruk. Sedangkan untuk
perkembangan fisik dan perkembangan psikososial nilai 3= normal, 2=suspek, 1=untestable.
commit to user 49
c. Tabulating
penyusunan data Penyusunan data merupakan pengorganisasian data sedemikian
rupa agar dengan mudah dapat dijumlah, disusun, dan ditata untuk disajikan dan dianalisis Budiarto, 2001.
1. Penyuluhan gizi: Baik = jika jawaban 76 – 100 , Cukup = jika jawaban 60 – 75 , Kurang = jika jawaban 60 .
2. Status gizi : Indeks BBU : Gizi Lebih = ≥ +2 SD, Gizi Baik= ≥ -2 SD
+2 SD, Gizi Kurang= ≥ -3 -2SD, Gizi Buruk=≤ -3SD.
3. Perkembangan fisik dan perkembangan psikososial: Normal=0 Terlambat 0T, atau 1 peringatan 1P. Suspek=1 atau lebih terlambat
1T, dua lebih peringatan 2P yang disebabkan kegagalan G bukan oleh penolakan M. Untestable = 1 atau lebih skor terlambat
1T dan 2 atau lebih peringatan 2P yang disebabkan penolakan M bukan oleh kegagalan.
2. Analisis Data
Pada penelitian ini untuk menganalisis data yang diperoleh ditabulasi secara manual dan selanjutnya dianalisis secara statistik menggunakan
software SPSS versi 13. Untuk mengetahui perbedaan antara sebelum diberikan penyuluhan
pre test
dan setelah diberikan penyuluhan
post test
menggunakan analisis uji beda
Mc Nemar.
commit to user
50
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. DISKRIPSI TEMPAT PENELITIAN
Subjek penelitian ini ialah anak berumur dua tahun sampai dengan lima tahun beserta ibunya yang berdomisili di Desa Penatarsewu Kecamatan
Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo Propinsi JawaTimur. Jumlah sampel sebanyak 109 balita dan 109 ibu balita. Data tentang balita diperoleh dari buku kohort anak
kemudian status gizi balita di ukur dengan KMS Kartu Menuju Sehat dan timbangan berat badan, sedangkan untuk menilai perkembangan fisik dan
perkembangan psikososial balita menggunakan instrumen lembar formulir DDST. Untuk penyuluhan gizi data didapatkan dari quesioner yang meliputi data umum
umur ibu, tingkat pendidikan ibu, pekerjaan dan data khusus quesioner dengan cara wawancara dan panduan kuesioner.
Data yang diperoleh kemudian dimasukkan kedalam
worksheet
program
SPSS
versi 13 untuk dilakukan pengolahan secara kuantitatif, sehingga diperoleh gambaran yang lebih jelas tentang penelitian ini.
1. Gambaran lokasi penelitian