6, maka dapat dijelaskan bahwa hasil pengujian yang dilakukan memberikan hasil yang baik goodness of fit. Nilai koefisien determinasi bernilai positf, hal tersebut
telah ditunjukkan bahwa 84,5 variabel NPF dapat dijelaskan oleh variabel lainnya yaitu GDP, Inflasi, Kurs, RF dan RR. Sedangkan sisanya 15, 5 dapat di jelaskan
oleh variabel lain diluar penelitian ini.
A. Uji F
Uji F digunakan untuk menguji pengaruh signifikan varibel bebas terhadap variabel terikat secara menyeluruh. Dari hasi regresi yang telah dilakukan analisis
regresi diperoleh nilai probabilitas signifikan dari F-statistik yaitu sebesar 0,00000 terdapat dalam lampiran 6. Karena probabilitas signifikan F-statistik 0,05 yang
artinya pula 0,0000 0,05 , maka H ditolak dan H
1
diterima, ini berarti secara bersama-sama variabel GDP, inflasi, kurs, RF dan RR berpengaruh dalam
menentukan tingkat rasio NPF BPRS di Indonesia.
B. Uji T
Uji t digunakan untuk menguji signifikansi dari pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara individual. Untuk mengetahui pengaruh masing-masing
variabel terhadap variabel dependen dapat dijelaskan sebagai berikut.
1. Pengaruh GDP terhadap NPF
Bedasarkan hasil regresi data yang telah diperoleh nilai probabilitas sebesar 0,1077 terdapat dalam lampiran 6, karena probabilitas variabel GDP tidak signifikan
terhadap NPF karena 0,1077 0,05, artinya H ditolak dan H
1
diterima, maka GDP tidak berpengaruh signifikan dalam mempengaruhi NPF BPRS di Indonesia.
2. Pengaruh Inflasi terhadap NPF
Berdasarkan hasil regresi data yang telah diperoleh nilai probabilitas inflasi sebesar 0,1793 terdapat dalam lampiran 6, karena probabilitas variabel Inflasi tidak
signifikan terhadap NPF karena 0,1793 0,05 artinya H ditolak dan H
1
diterima maka Inflasi tidak berpengaruh signifikan dalam mempengaruhi NPF BPRS di
Indonesia.
3. Pengaruh Kurs terhadap NPF
Berdasarkan hasil regresi data yang telah diperoleh nilai probabilitas Kurs sebesar 0,0476 terdapat dalam lampiran 6, karena probabilitas variabel Inflasi signifikan
terhadap NPF karena 0,0476 0,05 artinya H ditolak dan H
1
diterima maka Kurs berpengaruh signifikan dalam mempengaruhi NPF BPRS di Indonesia.
4. Pengaruh RF terhadap NPF
Berdasarkan hasil regresi data yang telah diperoleh dari nilai probabilitas Rasio Alokasi Pembiayaan Murabahah terhadap PLS RF sebesar 0,000 terdapat dalam
lampiran 6, karena probabilitas variabel RF signifikan terhadap NPF karena 0,000 0,05 artinya H
ditolak dan H
1
diterima maka pembiayaan murabahah berpengaruh signifikan dalam mempengaruhi NPF BPRS di Indonesia.
5. Pengaruh RR terhadap NPF
Berdasarkan hasil regresi data yang telah diperoleh nilai probabilitas Rasio Return PLS terhadap Total Pembiayaan RR sebesar 0,2269 terdapat dalam
lampiran, karena probabilitas variabel RR tidak signifikan terhadap NPF karena 0,2269 0,05 artinya H
ditolak dan H
1
di terima maka PLS tidak berpengaruh signifikan dalam mempengaruhi NPF BPRS di Indonesia.
C. Pembahasan Data
1. Gross Domestic Product X1
Hasil dari output pengujian variabel gross domestic product GDP terhadap tingkat resiko NPF bank perkreditan rakyat syariah, diketahui bahwa GDP
berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap tingkat resiko NPF bank perkreditan rakyat syariah. Jadi semakin tinggi pembiayaan bermasalah di bank
perkreditan rakyat syariah, akan tetapi pengaruhnya tidak bermakna. Hal ini dikarenakan pada saat kondisi GDP mengalami peningkatan maka pendapatan
makroekonomi masyarakat juga ikut meningkat namun hal tersebut tidak menurunkan tingkat pembiayaan bermasalah, dikarenakan ini mengindikasikan adanya
kecendrungan dari masyarakat Indonesia yang dinilai konsumtif daripada untuk membayar cicilan pinjaman kepada bank.
2. Inflasi X2
Hasil pengujian variabel inflasi terhadap tingkat resiko NPF bank perkreditan rakyat syariah, dinyatakan bahwa inflasi berpengaruh negatif namun tidak signifikan
terhadap NPF bank perkreditan rakyat syariah. Jadi semakin tinggi tingkat inflasi maka tidak akan berpengaruh terhadap tingkat resiko NPF BPRS di Indonesia.
Umumnya kesulitan yang dihadapi perbnkan adalah menentukkan secara tepat bagaimana risiko kredit tersebut berubah bersamaan dengan perubahan situasi
makroekonomi , namun dalam hal ini inflasi tidak di direspon oleh bank perkreditan rakyat syariah. Alasannya adalah debitur yang memiliki rasa komitmen dan tanggung
jawab untuk memenuhi kewajiban dalam melunasi pinjamannya ke bank, meskipun terjadi inflasi, tetapi pembiayaan bermasalah pada bank tidak mengalami kenaikan,
selain itu karena adanya akad yang melandasi perjanjian antara bank shahibul maal dan debitur mudharib yang bersifat mengikat. Jadi, terjadinya inflasi dan
makroekonomi yang menurunn, debitur tetap berkewajiban untuk melunasi pinjamannya.
3. Kurs X3
Hasil pengujian variabel kurs terhadap tingkat resiko NPF bank perkreditan
rakyat syariah diketahui bahwa kurs berpengaruh positif signifikan terhadap tingkat pembiyaan bermasalah di bank perkreditan rakyat syariah . Jadi semakin tinggi nilai
tukar rupiah terhadap dollar Amerika mata uang domestik nilainya turun terhadap mata uang asing maka semakin tinggi pula tingkat pembiayaan bermasalah di bank