Tujuan Bank Perkreditan Rakyat Syariah Resiko Perbankan

c Resiko likuiditas Resiko likuiditas adalah resiko yang terjadi karena bank tidak mampu memenuhi kewajiban jatuh tempo dari sumber pendanaan arus kas atau dari aset likuid berkualiatas tinggi yang dapat diagunkan. Resiko likuiditas terbagi atas resiko likuiditas pasar dan likuiditas pendanaan. d Resiko Operasional Resiko operasional adalah resiko yang terjadi akibat tidak berjalannya proses internal secara optimal. Contohnya adalah kesalahan manusia, kegagalan sistem, atau kejadian eksternal yang dapat mempengaruhi operasiaonal bank. e Resiko Hukum Resiko hukum adalah risko yang timbul akibat tuntunan hukum dan kelemahan aspek yuridis. f Resiko Reputasi Resiko reputasi adalah resiko yang terjadi akibat menurunnya kepercayaan stakeholder yang bersumber dari presepsi negatif terhadap bank. g Resiko Strategis Resiko strategis adalah resiko yang terjadi akibat ketidaktepatan dalam pengambilan keputusan. h Resiko Kepatuhan Resiko kepatuhan adalah resiko yang terjadi akibat bank tidak mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku. Penyebab pokok terjadinya resiko pembiayaan adalah terlalu mudahnya lembaga keuangan dalam memberikan pinjaman atau melakukan investasi, sehingga penilaian pembiayaan kurang cermat dalam mengantisipasi berbagai kemungkinan resiko usaha yang di biayainya Arifin, 2006. Pembiayaan merupakan tradisi umat Islam sejak zaman Rasulullah SAW dengan menggunakan akad atau perjanjian. Kegiatan tersebut meliputi penerimaan titipan harta, memberikan pinjaman dana untuk keperluan usaha dan melakukan jasa pengiriman uang. Berdasarkan UU No. 21 Tahun 2008, pembiayaan adalah penyediaan dana atau pendanaan, yaitu: a. Transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah. b. Transaksi sewa menyewa dalam bentuk ijarah. c. Transaksi jual beli dalam berupa piutang, yaitu murabahah, salam, serta istishna’. d. Transaksi pinjam meminjam dalam piutang qardh. e. Transaksi sewa menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk trnsaksi multijasa. Penyaluran dana prinsip jual beli atau pembiayaan murabahah adalah pembiayaan terbesar pada bank syariah khususnya BPR Syariah yang menjadi sumber utama dalam kontribusi memperoleh pendapatan pada BPRS khususnya terhadap profitabilitas BPRS. Menurut Rahmawati 2007, praktek perbankan syariah saat ini masih sangat di dominasi oleh produk murabahah. Hal ini dapat dibuktikan dari beberapa penelitian terdahulu, pada umumnya bank syariah banyak yang menerapkan murabahah sebagai metode pembiayaan mereka yang utama, yaitu lebih dari tujuh puluh lima persen 75 dari total kekayaan mereka. Sejak awal tahun 1984, di Pakistan pembiayaan jenis murabahah mencapai sekitar 87 dari total pembiayaan dalam investasi deposito profit loss sharing. Resiko Pembiayaan atau kredit bermasalah dapat diartikan sebagai pinjaman yang mengalami kesulitan pelunasan akibat adanya faktor kesengajaan atau faktor eksternal diluar kendali debitur Hanafo dan Halim, 2009. Jadi resiko pembiayaan murabahah adalah resiko pinjaman murabahah yang mengalami kesulitan pelunasan akibat adanya faktor kesenjangan maupun faktor eksternal di luar kenali debitur. Resiko pembiayaan bentuk murabahah ini akan dirumuskan oleh Non Performing Financing murabahah yang dapat digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengolah kredit bermasalah tersebut. Dengan demikian, pembiayaan bermasalah adalah kredit dengan kualitas: kurang lancar, diragukan dan macet yang hitung berdasarkan nilai tercatat dalam neraca per posisi tidak di setahunan.

4. Pembiayaan

a. Pengertian Pembiayaan

Pembiayan adalah pendanaan yang diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lain guna menyetujui investasi yang telah di lukakan oleh kedua belah pihak. Dalam perbankan syariah terdapat beberapa produk pembiayaan, berikut ini merupakan pembiayaan produk-produk BPR Syariah: 1. Pembiayaan Mudharabah Pembiayaan mudharabah, yaitu model pembiayaan bagi hasil yang apabila bank sebagai pemilik modal yang disebut dengan shahibul maal yang menyediakan modal 100 persen kepada pengusaha sebagai pengelolah mudharib. Kerugian yang nantinya akan terjadi karena proses usaha yang dilakukan bukan karena kecerobohan pengelolah modal, maka yang akan bertanggung jawab atas kerugian tersebut oleh pemilik modal. Sedangkan kerugian yang terjadi karena kecerobohan pengelolah usaha, maka yang akan bertanggung jawab pleh pengelolah usaha tersebut. Karena peelaku pemilik modal hanya menyediakan dan menyiapkan modal usaha dan tidak bisa mencampuri kegiatan usaha yang dilakukan oleh pengelolah usaha. Rivai, Arifin, 2010 2. Pembiayaan Musyarakah Pembiayaan musyarakah adalah model pembiayaan bagi hasil yang melibatkan bank sebagai pemilik dana ikut serta dalam kegiatan usaha dan ikut membiayaai investasi kegiatan usaha pihak lainnya. Kesepakatan yang telah disepakati antara pengusaha dan bank, yaitu dengan menggabungkan modal usaha mereka dan mengelolah usaha tersebut bersama-sama dengan membuat perjanjian kerugian dan keuntungan yang akan di tanggung oleh kedua belah pihak akan di sesuaikan ketika kepakatan awal berlangsung. 3. Pembiayaan Murabahah Murabahah merupakan kesepakatan yang dilakukan antara bank dan nasabah, Bank sebagai penyedia modal untuk membiayayai bahan baku dan modal kerja yang dibutuhkan nasabah, nasabah akan mengembalikan sebesar harga jual yang telah disepakati oleh bank dan nasabah yang disebut margin. Harga jual yang telah dicantumkan dalam akad jual beli tidak bisa dirubah selama akad masih berlaku. Transaksi diserahkan setelah akad, sedangkan pembayaran pembalian dana bank dapat dilalukan dengan bentuk angsuran atau pelunasan. Murabahah dalam istilah fiqih yaitu akad jual beli atas suatu barang dengan bank selaku penyedia barang dan nasabah sebagai pihak pemesan untuk membeli barang, akan tetapi dalam transaksi tersebut, barang yang akan di perjualbelikan termasuk harga dan keuntungan yang di dapatkan harus memiliki kejelasan Almushlih, 2001 4. As- Salam Secara terminologi ilmu fiqih, as-salam, yaitu deskripsi transaksi barang yang memiliki hak kepemilikan tertentu dengan transaksi pembayaran yang dilakukan ketika akad berlangsung akan tetapi penyerahan barang tertunda, misalnya pembelian barang pada online shop. Berkaitan dengan barang yang akan diserahkan secara tertunda, ada juga persyaratan sebagai berikut: a. Perlunya barang tersebut diketahui ukuran dan jumlahnya, terdekteksi dengan jelas dan akurat melalui berbagai media ukur yang dikenal seperti takaran, timbangan atau kalkulator, apabila bisa dihitung. Jika jumlah atau ukurannya tidak diketahui kejelasanya maka perjanjian tersebut dibatalkan. b. Perlunya waktu penyerahan barang sudah jelas ditentukan, untuk mencegah terjadinya perselisihan. c. Pelunya tidak diberlakukan riba. 5. Istishna’ Pembiayaan istishna’ adalah pembiayaan dengan prinsip jual beli, bank akan membelikan barang yang dibutuhakan oleh nasabah dengan syarat dan kriteria yang

Dokumen yang terkait

Pengaruh Financing to Deposit Ratio dan Non Performing Financing terhadap Profitabilitas Bank Syariah di Indonesia

1 65 87

Aspek Hukum Terhadap Upaya Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah (Non Performing Financing) Dalam Setiap Pemberian Pembiayaan Oleh Bank Syariah (Studi Pada PT. Bank Sumut Syariah Capem Kota Baru, Marelan)

0 31 78

Pengaruh Debt Financing,Equity Financing dan Non Performing Financing Terhadap Profitabilitas Perbankan syariah (Studi Kasus Pada Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2010-2015)

0 10 139

Pengaruh non performing financing,financing to deposit ratio, dan retrun on assets terhada pertumbuhan aset bank syariah (analisis pada bank umum syariah di Indonesia periode 2011-2014)

0 9 105

Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Tingkat Non Performing Financing Pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Di Indonesia

0 5 77

Analisis Pengaruh Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), Non Performing Financing (NPF), Kurs, dan Inflasi Terhadap Pembiayaan Murabahah pada Perbankan Syariah di Indonesia (Periode Januari 2010- Januari 2016)

8 37 116

PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (DPK), SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH (SBIS), NON PERFORMING FINANCING (NPF) DAN RETURN ON ASSETS (ROA) TERHADAP PEMBIAYAAN MURABAHAH (Studi Kasus Pada Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah di Indonesia Periode 2009 - 2014

2 18 138

Analisis Faktor Internal dan Faktor Eksternal yang Mempengaruhi Penyaluran Pembiayaan Pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) di Indonesia

0 10 113

Pengaruh Financing to Deposit Ratio dan Non Performing Financing terhadap Profitabilitas Bank Syariah di Indonesia

0 0 11

PENGARUH NON PERFORMING FINANCING PEMBIAYAAN MUDHARABAH DAN NON PERFORMING FINANCING PEMBIAYAAN MUSYARAKAH TERHADAP PROFITABILITAS PADA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA - repository perpustakaan

0 0 14