Pengaruh Frekuensi Sirkulasi Terhadap Rata-rata Suhu dan MC

39 4.3 Pengaruh Frekuensi Sirkulasi Terhadap Parameter Kompos Sirkulasi adalah proses pembalikan turning tumpukan shredded TKKS. Pengaruh frekuensi sirkulasi terhadap parameter kompos akan di bahas pada subbab ini. Pembahasan meliputi parameter-parameter yang dianalisis yakni suhu, MC, pH, kualitas kompos dan penambahan jumlah POA.

4.3.1 Pengaruh Frekuensi Sirkulasi Terhadap Rata-rata Suhu dan MC

Pada proses pengomposan, frekuensi sirkulasi dapat mempengaruhi laju pengomposan dan kualitas kompos yang dihasilkan [37]. Proses pengomposan untuk penelitian ini memvariasiakan frekuensi sirkulasi tumpukan Shredded TKKS yang digunakan. Adapun pengaruh frekuensi sirkulasi terhadap suhu dan MC disajikan dalam Gambar 4.6. Gambar 4.6 Pengaruh Frekuensi Sirkulasi terhadap rata-rat Suhu dan Moisture Content Suhu adalah suatu yang paling penting untuk diukur dalam proses pengomposan [4]. Pada grafik 4.6 terlihat suhu rata-rata untuk variasi frekuensi sirkulasi tanpa sirkulasi, 3 hari, 5 hari sekali adalah 42,0 C; 39,4 C; dan 41,7 C. Pengaruh frekuensi sirkulasi tehadap suhu tampak pada grafik, suhu rata-rata terendah dihasilkan oleh variasi frekuensi sirkulasi 3 hari yaitu 39,4 C dan suhu 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 tanpa sirkulasi 3 hari 5 hari Suhu MC S uhu C M C Variasi frekuensi sirkulasi 40 rata-rata tertinggi dihasilkan oleh tanpa sirkulasi yaitu 42 C. Hal ini menunjukkan korelasi bahwa semakin seringnya pengadukan yang diberikan, maka suhu tumpukan akan semakin rendah. Hal ini sesuai dengan yang dinyatakan oleh Shen et al. 2010, suhu tumpukan akan semakin rendah akibat efek pendinginan komposter yang disebabkan oleh besarnya frekuensi sirkulasi yang dilakukan [30]. Moisture content adalah salah faktor penting yang harus dijaga dalam proses pengomposan [4]. Baharudin et al. 2010, menyatakan bahwa kondisi terbaik MC untuk pengomposan adalah 55-65 [40]. Apabila MC terlalu tinggi dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme karena molekul air akan pergi mengisis rongga udara sehingga terjadi kondisi anaerobik karena kekurangan udara [39,41]. Pada grafik 4.7 terlihat MC rata-rata untuk variasi frekuensi sirkulasi tanpa sirkulasi, 3 hari, dan 5 hari sekali adalah 55,76; 55,61; dan 56,54 . Dari data hasil percobaan untuk masing-masing variasi frekuensi sirkulasi masih dalam rentang MC 55-56 . Hal ini sesuai dengan kualitas MC kematangan kompos yaitu 55-65 [39]. Pada masing-masing variasi frekuensi sirkulasi terlihat MC terkecil terdapat pada variasi frekuensi 3 hari sekali. Hal ini menunjukkan semakin banyaknya frekuensi sirkulasi dilakukan maka nilai MC akan semakin berkurang, ini sesuai dengan pernyataan yang dilaporkan Baharuddin et al. 2010, semakin banyaknya sirkulasi pada proses penomposan dapat berkontribusi terhadap hilangnya atau menguapnya air pada kompos [10]. Umumnya setiap sirkulasi pada penelitian ini, dapat mensuplai oksigen dan menjaga suhu pada gundukan kompos Shredded TKKS dan POA, hal ini sesuai dengan yang dilaporkan oleh Zahrim dan Asis 2010 bahwa frekuensi sirkulasi sangat penting dalam menjaga suhu, mensuplai oksigen, meminimalisasi kehilangan nutrisi dan mengontrol bau dari proses pengomposan [2]. Frekuensi sirkulasi yang berbeda dari suatu sistem ke sistem lainnya menyebabkan kualitas kompos yang dihasilkan berbeda pula [2], seperti pengomposan TKKS dan POME dengan sirkulasi 3 hari sekali oleh baharuddin et al. 2010 mengasilkan kualitas kompos yang berbeda dengan sirkulasi sepuluh hari sekali yang dilakukan oleh Zahrim dan Asis 2010 [10, 2]. 41

4.3.2 Pengaruh Frekuensi Sirkulasi terhadap pH