Analisis Kompos Berdasarkan pH Analisis Kompos Berdasarkan Jumlah Bakteri Terhadap Suhu

34 Pada Gambar 4.1, terlihat profil MC terhadap waktu pengomposan. MC awal sebelum penambahan POA adalah 51 , lalu ditambahkan POA sebanyak 8 liter sehingga nilai MC menjadi 58,4 pada ketinngian 1 m; 55,9 pada ketinngian 2 m; dan 55,6 pada ketinggian 3 m. Hal tersebut sesuai dengan yang dilaporkan Tiquia et al. bahwa tingginya suhu dalam pengomposan bisa menyebabkan hilangnya air terus-menerus dalam bentuk penguapan [40]. MC akhir ketinggian 1,2, dan 3 meter diperoleh sebesar 50,5 , 52,0 dan 49,2 . Nilai ini mendekati dengan nilai MC yang dipoeroleh pada penelitian- penelitian sebelumnya. Seperti yang dilaporkan Siong et al. 2009, diperoleh MC 50 , dan Bahruddin et al 2010, memperoleh MC sebesar 52 [31,10]. Tiquia et al. 2001, juga melaporkan bahwa kadar air sekitar 40 sampai 60 diperlukan untuk kelangsungan hidup mikroorganisme sementara itu kadar melebihi 80 bisa membunuh mikroba aerobik karena kekurangan udara [32]. Oleh karena itu, penambahan POA sangat penting untuk mempertahankan aktifitas biologis serta menyediakan sumber nitrogen.

4.2.2 Analisis Kompos Berdasarkan pH

Untuk melihat keberlangsungan proses pengomposan, maka perlu diukur pH kompos dalam komposter setiap hari sekali. Pada pengomposan ini dilakukan sirkulasi tumpukan 5 hari sekali. Data hasil pengukuran disajikan pada gambar 4.2. Gambar 4.2 Perubahan pH pada komposter 3 selama pengomposan 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 5 10 15 20 25 30 35 40 pH ketinggian 3 m pH ketinggian 2 m pH ketinggian 1 m pH Waktu Pengomposan Hari 35 Pada Gambar 4.2, rentang pH selama 40 hari pengomposan adalah berkisar antara 7,9 hingga 9,4 yang menunjukkan kondisi cenderung basa. pH dari setiap ketinggian berfluktuasi pada 10 hari pertama lalu cenderung konstan hingga hari ke-40. Perubahan pH selama proses pengomposan diakibatkan oleh aktifitas mikroba [3;33]. Kenaikan pH hingga pada hari ke-10 sampai skala 9,4 terjadi karena N berubah menjadi NH 3 atau NH 4+ dalam proses amonifikasi, sehingga pH meningkat [10]. Namun pada hari yang kesebelas cenderung menurun sampai skala 8,5. Perubahan pH ini disebabkan oleh proses penguapan amonium dan pelepasan ion hidrogen sebagai akibat dari proses nitrifikasi [10]. Secara keseluruhan kondisi yang terjadi selama pengomposan cenderung basa yaitu dengan rentang 7,9- 9,4. Hal ni terjadi karena adanya pengaruh sirkulasi tumpukan yang menyebabkan CO 2 tidak terperangkap dalam ruang kosong antara partikel kompos, sehingga mencegah terjadinya kondisi asam pada tumpukan atau penurunan pH yang signifikan [31,32]. Meningkatnya pH menjadi kondisi basa baik untuk proses pengomposan. Karena kondisi basa dapat menghambat pertumbuhan patogen seperti jamur yang dapat hidup pada kondisi asam [4].

4.2.3 Analisis Kompos Berdasarkan Jumlah Bakteri Terhadap Suhu

Untuk melihat pertumbuhan mikroba selama proses pengomposan perlu dilakukannya analisa jumlah bakteri. Sehingga dapat dilihat perubahan jumlah koloni mikroba selama terjadinya proses pengomposan. Adapun Grafik jumlah bakteri komposter 3 ditunjukkan pada Gambar 4.3. 36 Gambar 4.3 Jumlah Bakteri dan Suhu pada Komposter 3 Selama Pengomposan Pada grafik diatas tampak perubahan jumlah bakteri terhadap waktu pengomposan. Jumlah bakteri dianalisa sebanyak 5 kali selama proses pengomposan. Jumlah bakteri di awal adalah 171x10 6 CFUmL setelah penambahn POA. Kemudian menurun dengan signifikan hingga pada hari 30, dan hari 40 mengalami sedikit kenaikan. Jumlah bakteri pada hari ke-10 turun menjadi 60x10 6 CFUmL, kemudian turun pada hari ke 20 menjadi 28 x10 6 CFUmL, pada hari ke-30 mengalami penurunan menjadi 12x10 6 CFUmL dan mengalami sedikit kenaikan pada hari ke-40 menjadi 15x10 6 CFUmL. Penurunan yang terjadi pada hari ke-10 samapai dengan hari ke 40 disebabkan penurunan suhu dari termofilik menjadi mesofilik sehingga bakteri termofilik banyak yang mati dan digantikan bakteri mesofik. Penurunan suhu ini disebabkan karena sebagian besar bahan organik telah mengalami degradasi. Hal tersebut sesuai dengan yang dilaporkan Budi et al. 2009, bahwa pada setiap tahap awal pengomposan, bakteri termofilik akan menguraikan bahan organik karena bakteri ini aktif pada suhu tinggi. Setelah sebagian besar bahan telah terurai, maka suhu akan berangsur-angsur mengalami penurunan mencapai suhu normal sehingga bakteri termfilik akan mati [11]. Penyimpangan pada hari ke-40 disebakan oleh pengambilan titik sampel yang mungkin berbeda. 10 20 30 40 50 60 20 40 60 80 100 120 140 160 180 1 6 11 16 21 26 31 36 Bacterial count Suhu B ac te rial c o unt x1 6 Jum lah ba kt eri C F U m L S uhu o C Waktu Pengomposan hari 10 20 30 40 37

4.2.5 Analisis Kompos Berdasarkan CN