56 setinggi 8-10 ft. Dimensi dari tumpukan ini dapat dipengaruhi oleh alat pengaduk
komposnya. Pengadukan dilakukan untuk mendapat suplai udara yang berfungsi dalam pengaturan temperatur dan kelembapan. Pengadukan dapat juga
menimbulkan timbulnya bau karena kemungkinan terjadinya proses anaerobik paada tumpukan kompos. Pengadukan tidak dilakukan terus-menerus. Setelah 3-4
minggu, kompos tidak perlu diaduk untuk mencapai periode curing. Pada periode ini, residu materi organik akan didekomposisi oleh fungi [10].
2.3.3.3. Metode Penumpukan Aerasi
Dalam proses pengomposan aerobik membutuhkan oksigen secara mutlat karena mikroorganisme yang terlibat dalam proses pengomposan membutuhkan
oksigen dan air untuk merombak bahan organik dan mengasimilasikan sejumlah karbon, nitrogen, fospor, belerang dan unsur lainnya untuk sintesis protoplasma
sel tubuhnya [21].
2.3.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Pengomposan
Untuk menghasilkan produk kompos yang bermutu tinggi, maka dalam proses pengomposan harus juga memperhatikan faktor nutrisi dan faktor
lingkungan. Faktor nutrisi mencakup makronutrien, mikronutrien, sedangkan faktor lingkungan dibagi menjadi temperatur dan kadar air, sedangkan faktor lain
seperti ukuran partikel, CN, pencampuran dengan bahan lain, penambahan air, penambahan mikroorganisme, kadar air, pengadukan, temperatur, kontrol
patogen, udara, pH, derajat dekomposisi, dan lahan pengomposan harus dikontrol [22].Berikut ini penjelasan dari beberapa faktor yang mempengaruhi proses
pengomposan.
2.3.4.1 Nutrisi
Carbon C, nitrogen N, fosfor P dan kalium K adalah nutrisi utama yang dibutuhkan oleh mikroorganisme yang terlibat dalam pengomposan, serta
nutrisi utama untuk tanaman dan akan mempengaruhi kualitas kompos. Hampir semua bahan organik yang digunakan untuk kompos mengandung semua nutrisi
ini di berbagai tingkatan yang menggunakan mikroorganisme untuk energi dan pertumbuhan. Sebuah pasokan nutrisi tidak mencukupi atau berlebihan dapat
57 menyebabkan kompos berkualitas rendah. Tirado 2008 menjelaskan efek
menguntungkan dari kompos terhadap pertumbuhan tanaman dikaitkan dengan peningkatan pasokan nutrisi bagi tanaman [17].
2.3.4.2 Rasio CN
Zat arang atau karbon C dan nitrogen N ditemukan diseluruh bagian sampah organik. Dalam proses pengomposan, C merupakan sumber energi bagi
mikroba sedangkan N berfungsi sebagai sumber makanan dan nutrisi bagi mikroba. Besarnya rasio CN tergantung pada jenis sampah, namun rasio CN
yang efektif untuk proses pengomposan berkisar antara 30:1 hingga 40:1 [18].Sementara besarnya rasio CN untuk kematangan kompos yaitu 10-20: 1,
[38].
2.3.4.3 Ukuran Partikel
Ukuran partikel bahan kompos berkaitan dengan nutrien misalnya distribusi nutrien yang tergantung pada ukuran partikel sampah. Secara teoritis,
laju dekomposisi akan meningkat dengan partikel organik yang semakin kecil [23]. Reduksi ukuran partikel dapat dilakukan dengan pencacahan. Ukuran
partikel mempengaruhi drag force antara partikel sampah, internal friction, dan bulk density.
Sebagian besar dari dekomposisi aerobik pengomposan terjadi pada permukaan partikel, karena oksigen bergerak mudah sebagai gas melalui ruang
pori tapi jauh lebih lambat melalui bagian cair dan padat dari partikel. Partikel yang lebih kecil mengurangi porositas efektif. Kualitas kompos ynang baik
biasnya diperoleh ketika ukuran partikel berkisar dari rata-rata diameter 18-2 inci [18].
2.3.4.4 Temperatur
Suhu adalah indikator proses yang baik. Pengomposan pada dasarnya berlangsung dalam dua rentang, dikenal sebagai mesofilik 10–40
o
C dan termofilik di atas 40
o
C . Kebanyakan pengomposan berlangsung pada suhu antara 45
o
C dan 65
o
C. Suhu termofilik merupakan kondisi suhu yang menghasilkan dekomposisi yang lebih cepat [18].
58 Peningkatan temperatur disebabkan oleh reaksi eksoterm dan aktifitas
metabolisme mikroorganisme. Pada metode windrow, temperatur akan naik karena pengadukan dan hanya dapat dikontrol secara tidak langsung dengan
pengukuran setelah pengadukan. Setelah pengadukan, biasanya temperatur akan turun 5 – 10°C , namun akan kembali naik setelah beberapa jam. Temperatur pada
windrow turun 10 – 15 hari setelah oksidasi organik, suhu akan dapat berhenti naik pada hari ke 9 atau ke 10 sehingga aktifitas mikroorganisme pun menurun
[22].
2.3.4.5 pH