L. Tinjauan Pustaka
1. Pengawasan
Pengawasan pada dasarnya diarahkan sepenuhnya untuk menghindari adanya kemungkinan penyelewengan atau penyimpangan atas tujuan yang akan
dicapai. Melalui pengawasan diharapkan dapat membantu melaksanakan kebijakan yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan secara efektif
dan efisien. Bahkan, melalui pengawasan tercipta suatu aktivitas yang berkaitan erat dengan penentuan atau evaluasi mengenai sejauh mana pelaksanaan kerja
sudah dilaksanakan. Pengawasan juga dapat mendeteksi sejauh mana kebijakan pimpinan dijalankan dan sampai sejauh mana penyimpangan yang terjadi dalam
pelaksanaan kerja tersebut.
10
Dalam penanaman modal pemerintah berperan serta dalam hal memberikan pengawasan terhadap berlangsungnya kegiatan tersebut. Pemerintah menyediakan
beberapa hal terkait penanaman modal akan dapat berjalan lancar yakni dengan adanya pemantauan, pembinaan serta pengawasan. Pengawasan dijelaskan dalam
Pasal 6c Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 13 Tahun 2009 tentang Pedoman dan Tata Cara Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal
Selanjutnya disebut Perka BKPM No. 13 Tahun 2009 yaitu pengawasan melalui penelitian dan evaluasi atas informasi pelaksanaan ketentuan penanaman modal dan
Konsep pengawasan demikian sebenarnya menunjukkan pengawasan merupakan bagian dari fungsi manajemen, di mana
pengawasan dianggap sebagai bentuk pemeriksaan atau pengontrolan dari pihak yang lebih atas kepada pihak di bawahnya.
10
https:malikazisahmad.wordpress.com20120113pengertian-pengawasandiakses tanggal 28 Desember 2016.
Universitas Sumatera Utara
fasilitas yang telah diberikan. Pemeriksaan ke lokasi proyek penanaman modal dan tindak lanjut terhadap penyimpangan atas ketentuan penanaman modal.
Proses pengawasan merupakan hal penting dalam menjalankan kegiatan KEK, oleh karena itu setiap pemerintah daerah harus dapat menjalankan fungsi
pengawasan sebagai salah satu fungsi pengawasan terhadap Pengawasan pemerintah daerah dalam KEK yaitu melakukan pengawasan
dan pengendalian operasionalisasi KEK yang dilakukan oleh Badan Usaha pengelola KEK. Lingkup pengawasan KEK oleh pemerintah daerah, perpajakan,
kepabeanan dan bea cukai. Cara pemerintah daerah melakukan pengawasan KEK, yaitu melalui Direktorat Bea dan Cukai.
11
2. Pemerintah Daerah
Kewenangan pemerintah daerah dalam pelaksanaan otonomi daerah dilaksanakan secara luas, utuh, dan bulat yang meliputi perencanaan,pelaksanaan,
pengawasan, pengendalian, dan evaluasi pada semua aspek pemerintahan.
Pemerintah adalah kekuasaan, tanpa kekuasaan maka pemerintah tidak punya arti apa-apa
12
11
Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2011 Tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus
12
Faried Ali. Syamsu Alam dkk, Studi Analisa Kebijakan, Bandung: Refika Aditama, 2012, hlm 8
. Kekuasaan yang dimiliki pemerintah harus memperhatikan substansi penting yaitu sejauhmana pemerintah mampu mempengaruhi publik
memberikan dukungan terhadap kehendak yang diinginkan. Pemerintah sebagai pemegang kekuasaan dalam menjalankan pemerintahan demi mencapai tujuan
negara perlu mengadakan pembagian kekuasaan untuk bertugas menjalankan suatu rangkaian kegiatan atau aktivitas pemerintahan dalam negara tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Pemerintah daerah adalah Gubernur, Bupati, atau Walikota dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah. Negara Kesatuan
Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi. Daerah provinsi itu di bagi lagi atas daerah kabupatenkota. Setiap daerah provinsi, daerah kabupatenkota
mempunyai pemerintahan daerah yang diatur dengan undang-undang. Gubernur, Bupati dan Walikota masing-masing sebagai Kepala Pemerintah Daerah Provinsi,
Daerah KabupatenKota dipilih secara demokratis. Pemerintah daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya, kecuali urusan pemerintahan yang oleh
undang-undang ditentukan sebagai urusan Pemerintah Pusat
13
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DPRD adalah lembaga perwakilan rakyat daerah yang berkedudukan sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan
Daerah .
14
3. Kawasan Ekonomi Khusus
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal hal yang berkenaan dengan KEK diatur dalam Bab XIV Pasal 31 yang di dalamnya hanya
terkandung 3 tiga ayat. Tujuan ditetapkan dan dikembangkannya KEK sesuai dengan UU No 25 Tahun 2007 Pasal 31 ayat 1 yaitu untuk mempercepat
pengembangan ekonomi di wilayah tertentu yang bersifat strategis bagi
13
http:id.wikipedia.orgwikiPemerintahan_daerah_di_Indonesia Diakses Pada Tanggal 04 november 2016.
14
Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah, Pasal 1 angka 4.
Universitas Sumatera Utara
pengembangan ekonomi nasional dan untuk menjaga keseimbangan kemajuan suatu daerah, dapat ditetapkan dan dikembangkan KEK.
15
Kawasan Ekonomi Khusus KEK adalah kawasan dengan batas tertentu dalam wilayah hukum NKRI yang ditetapkan untuk menyelenggarakan fungsi
perekonomian dan memperoleh fasilitas tertentu. KEK dikembangkan melalui penyiapan kawasan yang memiliki keunggulan geoekonomi dan geostrategi dan
berfungsi untuk menampung kegiatan industri, ekspor, impor, dan kegiatanekonomi lain yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan daya saing internasional.
Ketentuan di dalam UU No 25 Tahun 2007 Pasal 31 ayat 3 menyebutkan bahwa ketentuan mengenai KEK sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diatur
dengan undang-undang. Sehingga pengaturan mengenai KEK ini diatur lebih lanjut dalam UU No 39 Tahun 2009.
16
Kawasan Ekonomi Khusus KEK, adalah kawasan dengan batas tertentu dalam wilayah hukum NKRI yang ditetapkan untuk menyelenggarakan fungsi
perekonomian dan memperoleh fasilitas tertentu.
17
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa KEK merupakan k
awasan dengan batas tertentu yang tercakup dalam daerah atau wilayah untuk menyelenggarakan fungsi perekonomian dan memperoleh fasilitas dan kemudahan
yang diberikan kepada badan usaha dan pelaku usaha.
15
Dwi Susilawati, Analisis Hukum Pengelolaan Kawasan Ekonomi Khusus KEK Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2011 Tentang Penyelenggaraan Kawasan
Ekonomi Khusus, Medan, skripsi Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, 2014, hlm 18-19.
16
Octarina Yuhani, Analisis Perbandingan Perlakuan Bea Dan Cukai Di Kawasan Berikat Dengan Perlakuan Bea Dan Cukai Di Kawasan Non Berikat, 2015, Skripsi Fakultas Ekonomi dan
bisnis Universitas Sumatera Utara Medan.
17
Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2009, Pasal 1 angka 1
Universitas Sumatera Utara
M. Metode Penelitian