BAB II KEBERADAAN KAWASAN EKONOMI KHUSUS DALAM
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
E. Tinjauan Umum KEK
4. Pengertian dan Sumber Hukum KEK
Penanaman modal sebagai sarana pengembangan ekonomi setidaknya akan menjadi suatu hubungan yang tidak terelakkan. Hubungan ini terjadi karena adanya
rasa saling membutuhkan antara satu sama lain dalam memenuhi kebutuhannya. Di satu sisi penanam modal memerlukan bahan baku, tenaga kerja, sarana dan
prasarana, pasar, jaminan keamanan serta kepastian hukum untuk dapat lebih mengembangkan usaha dan memperbesar perolehan keuntungan. Di lain sisi
penerima modal membutuhkan sejumlah dana, teknologi, dan skill bagi kepentingan pembangunan dalam bentuk penanaman modal.
22
Pada tahun 2009, usaha pemerintah Indonesia untuk mengembangkan kawasan khusus dilanjutkan dengan pembentukan KEK. KEK didefinisikan sebagai
kawasan dengan batas tertentu dalam wilayah hukum NKRI yang ditetapkan untuk menyelenggarakan fungsi perekonomian dan memperoleh fasilitas tertentu. KEK
akan menjadi basis bagi kegiatan industri, ekspor, impor, dan aktivitas lainnya dengan nilai ekonomi tinggi, untuk menunjang daya saing nasional. KEK terdiri
atas satu atau lebih dari zona-zona berikut ini: pengolahan ekspor, logistik, industri,
22
Rosyidah Rakhmawati, Hukum Penanaman Modal di Indonesia Malang: Banyumedia Publishing, 2004, hlm. 1-2.
Universitas Sumatera Utara
pengembangan teknologi, energi, dan zona ekonomi lainnya. Saat ini, telah ada delapan kawasan yang ditetapkan sebagai KEK
23
Istilah baru KEK Special Economic Zone sebenarnya merupakan proses metamorfosa dari beberapa bentuk kegiatan ekonomi dalam rangka menarik
investor asing seperti kawasan perdagangan bebas Free Trade Zone, Bounded Zone Plus sebagaimana yang telah dipraktekkan di Pulau Batam, namun dirasakan
masih belum memberikan keuntungan yang signifikan baik bagi negara Indonesia maupun bagi para investor asing.
24
Kawasan Ekonomi Khusus adalah kawasan tertentu dimana diberlakukan ketentuan khusus di bidang kepabeanan, perpajakan, perijinan, keimigrasian dan
ketenagakerjaan.
25
Kawasan Ekonomi Khusus adalah kawasan dengan batas tertentu yang tercakup dalam wilayah Hukum RI yang ditetapkan untuk menyelenggarakan
fungsi perekonomian dan memperoleh fasilitas tertentu.
26
Menurut Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus, KEK merupakan kawasan dengan batas tertentu dalam wilayah hukum NKRI yang ditetapkan untuk
Undang-Undang No 39 Tahun 2009, Pasal 1 angka 1 menyebutkan KEK, adalah kawasan dengan batas tertentu dalm wilayah hukum Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang ditetapkan untuk menyelenggarakan fungsi perekonomian dan memperoleh fasilitas tertentu.
23
Yose Rizal Damuri, dkk, Kawasan Ekonomi Khusus dan Strategis di Indonesia: Tinjauan atas Peluang dan Permasalahan, Yogyakarta: PT Kanisius, 2015, hlm 20
24
Hasim Purba, Op.Cit, hlm. 123
25
http:www.kemendag.go.idfilespdf20130425-1366882248.pdf diakses tanggal 28 Desember 2016
26
Ayu Prima Yesuari, Mengenal Kawasan Ekonomi Khusus, Jakarta: Erlangga,2014, hlm.73.
Universitas Sumatera Utara
menyelenggarakan fungsi perekonomian dan memperoleh fasilitas tertentu. Adapun fungsi dari KEK adalah untuk melakukan dan mengembangkan usaha di bidang
perdagangan, jasa, industri, pertambangan dan energi, transportasi, maritim dan perikanan, pos dan telekomunikasi, pariwisata dan bidang lain. Untuk itu, KEK
dibagi ke dalam beberapa zona, antara lain zona pengolahan ekspor, logistik, industri, pengembangan teknologi, pariwisata, dan energi dengan produk-produk
yang dihasilkan berorientasi ekspor dan untuk dalam negeri.
27
a. Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa KEK adalah kawasan tertentu di mana diberlakukan ketentuan khusus di bidang kepabeanan,
perpajakan, perijinan, keimigrasian dan ketenagakerjaan. Adapun yang menjadi sumber hukum KEK , yaitu:
b. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal
c. Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
d. Undang-undang Nomor 39 Tahun 2009 tentang Kawasan Ekonomi Khusus
e. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional f.
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2009 tentang Kawasan Industri g.
Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2011 tentang Penyelenggaran Kawasan Ekonomi Khusus
h. Peraturan Presiden Nomor 28 Tahun 2008 tentang Kebijakan Industri
Nasional
27
Doriani Lingga, Persepsi Masyarakat Terhadap Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei Sebagai Klaster Industri, Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara
Medan 2012, hlm. 20-21.
Universitas Sumatera Utara
i. Peraturan Presiden Nomor 33 Tahun 2010 tentang Dewan Nasional dan
Dewan Kawasan Ekonomi Khusus Dewan Nasional adalah dewan yang dibentuk di tingkat nasional untuk menyelenggarakan KEK
j. Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2010 tentang Dewan Kawasan Ekonomi
Khusus k.
Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor selaku Ketua Dewan Nasional Ekonomi Khusus, Nomor PER-06M.EKON082010 tentang
Tata Tertib Persidangan dan Tata Cara Pengambilan Keputusan Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus.
l. Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor selaku Ketua
Dewan Nasional Ekonomi Khusus, Nomor PER-07M.EKON082010 tentang Tata Tertib Persidangan dan Tata Cara Sekretariat Dewan Nasional Kawasan
Ekonomi Khusus m.
Keputusan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Selaku Ketua Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus Nomor Kep-10M.Ekon032011 tentang
Perubahan atas Keputusan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian selaku Ketua Dewan Nasional Ekonomi Khusus Nomor Kep-40M.Ekon082010
tentang Pelaksana Dewan Kawasan Ekonomi Khusus 5.
Tujuan dibentuknya KEK Tujuan dalam pembentukan KEK di Indonesia, antara lain:
28
28
http:joubertbmaramis.blogspot.co.id201302sejarah-defenisi-keuntungan-dan.html, diakses tanggal 1 Februari 2017.
Universitas Sumatera Utara
a. Peningkatan investasi
Melalui KEK jumlah investasi akan meningkat dan sejalan dengan hal tersebut pembangunan di wilayah Indonesia akan meningkat.
b. Penyerapan tenaga kerja
Melalui KEK maka jumlah tenaga kerja yang ada di Indonesia akan terserap melalui perusahaan yang didirikan untuk melakukan kegiatan investasi
tersebut. c.
Penerimaan devisa sebagai hasil dari peningkatan ekspor Dengan meningkatknya jumlah atau total investasi di Indonesia maka secara
langsung jumlah devisa sebagai peningkatan ekspor akan menjadi sumber penerimaan negara dalam jumlah besar yang akan memberikan keuntungan
bagi negara penerima modal. d.
Meningkatkan keunggulan kompetitif produk ekspor Dampak positif yang akan dirasakan melalui pembentukan KEK ialah
meningkatnya keunggulan kompetitif produk ekspor melalui pemakaian produk hasil industri dalam kegiatan investasi.
e. Meningkatkan pemanfaatan sumber daya lokal, pelayanan dan, modal bagi
peningkatan investasi. Melalui pembentukan KEK maka secara langsung sumber daya lokal juga
akan mengalami peningkatan yang meliputi sumber bahan baku yang dekat dan mudah untuk dijangkau serta adanya pelayanan yang baik bagi investor.
f. Mendorong terjadinya peningkatan kualitas sumber daya alam SDA
melalui transfer teknologi
Universitas Sumatera Utara
Manfaat dari pembentukan KEK yang dapat dirasakan ialah transfer teknologi yang berakibat pada pertukaran informasi yang cepat bagi invstor
dan negara penerima modal yang dengan mudah untuk mempersiapkan wilayah yang punya potensi khusus untuk dijadikan KEK, serta permintaan
pasar internasional yang saat ini sedang dibutuhkan oleh masyarakat internasional dalam investasi.
6. Perbedaan KEK dengan Kawasan Industri, Kawasan Berikat dan Pelabuhan
Bebas Ada perbedaan mendasar antara KEK, kawasan industri dan pelabuhan
bebas, yaitu : Pertama, KEK adalah sebuah kawasan tertentu yang dinilai memiliki
kekhususan tertentu. Saat ini, sudah ada sejumlah daerah yang termasuk dalam KEK, yakni Sei Mangke, Tanjung Lesung, Bitung, dan Palu. Rencananya,
pemerintah akan memberikan insentif khusus bagi KEK. Kedua, kawasan industri. Kawasan ini tak ubahnya seperti komplek
perumahan yang disiapkan para pengembang untuk dunia industri atau pengusaha sebagai penghuninya.
Di negara Indonesia pengertian kawasan industri dapat mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2009 Tentang Kawasan Industri adalah
kawasan tempat pemusatan kegiatan industri yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana penunjang yang dikembangkan dan dikelola oleh perusahaan kawasan
industri yang telah memiliki izin usaha kawasan industri.
Universitas Sumatera Utara
Kawasan industri industrial estate merupakan sebidang tanah seluas beberapa ratus hektar yang telah dibagi dalam kavling dengan luas yang berbeda
sesuai dengan keinginan yang diharapkan pengusaha.
29
Ketiga, kawasan pelabuhan dan perdagangan bebas. Kawasan untuk industri di bidang manufaktur ini menawarkan kemudahan yang dapat diperoleh.
Mulai dari pembebasan bebas masuk, cukai, Pajak Pertambahan Nilai PPN, sampai dengan pembebasan Pajak barang mewah PPnBM bagi industri di sini.
Daerah tersebut minimal dilengkapi dengan jalan antar kavling, saluran pembuangan limbah dan gardu
listrik yang cukup besar untuk menampung kebutuhan pengusaha yang diharapkan akan berlokasi di tempat tersebut
30
Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas adalah suatu kawasan yang berada di wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
terpisah dari daerah pabean sehingga bebas dari pengenaan bea masuk, pajak pertambahan nilai, pajak penjualan atas barang mewah dan cukai. Kawasan
Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas merupakan wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia yang pembentukannya dengan undang-undang.
31
Dasar hukum Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas adalah Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang No. 1 Tahun 2000 tentang
Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas sebagaimana telah ditetapkan menjadi Undang-undang melalui Undang-undang No. 36 Tahun 2000.
29
Marsudi Djojodipuro. Pengembangan Kawasan Industri Dalam Meningkatkan Investasi di Kota Semarang. Semarang. Universitas Diponegoro, 2007, hlm 74
30
http:nasional.kontan.co.idnewsini-bedanya-kek-bonded-zone-dan-ftz,diakses tanggal 21 Desember 2016
31
Yenny Lay Rade, Evaluasi Kebijakan Kawasan Perdagangan Bebas Dan Pelabuhan Bebas Bintan Wilayah Kota Tanjungpinang, Jurnal Universitas Maritim Raja Haji Tanjungpinang
2014, hlm 13.
Universitas Sumatera Utara
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Perpu No 1 2007 tentang Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas dan Peraturan
Pemerintah PP No 46 Tahun 2007 tentang Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas.
KEK merupakan kawasan yang dibentuk untuk membuat lingkungan kondusif bagi aktivitas investasi, ekspor, dan perdagangan guna mendorong laju
pertumbuhan ekonomi serta sebagai katalis reformasi ekonomi. Perbedaan utama KEK dengan kawasan ekonomi lainnya, selain kemudahan yang diberikan adalah
banyaknya peran pemerintah daerah, baik dalam pengelolaannya maupun dalam penyediaan infrastruktur dan lahan.
F. Keberadaan KEK dalam Undang-Undang Penanaman Modal