D. Peran Permerintah Daerah dalam KEK
5. Peran Pemerintah Daerah dalam Persiapan Penetapan KEK
Untuk menyelenggarakan fungsi pemerintahan tertentu yang bersifat khusus bagi kepentingan nasional, Pemerintah dapat menetapkan kawasan khusus
harus sesuai dengan rencana tata ruang wilayah dalam wilayah provinsi danatau kabupatenkota. Penetapan kawasan khusus dapat diusulkan oleh Menteri danatau
Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Kementerian LPNK, gubernur, dan bupatiwalikota. Selanjutnya kawasan khusus ditetapkan dengan peraturan
pemerintah. Dalam menetapkan kawasan khusus, pemerintah mengikutsertakan daerah yang bersangkutan mulai dari perencanaan sampai ke pelaksanaan,
pemeliharaan, dan pemanfaatan.
61
a. Rencana penetapan kawasan khusus yang paling sedikit memuat: studi
kelayakan yang mencakup antara lain sasaran yang ingin dicapai, analisis dampak terhadap politik, ekonomi, sosial, budaya, lingkungan, ketertiban
dan ketenteraman, pertahanan dan keamanan; luas dan status hak atas tanah; rencana dan sumber pendanaan; dan rencana strategis;
Penetapan kawasan khusus harus memenuhi persyaratan administratif, teknis, dan fisik kewilayahan. Dalam memenuhi persyaratan administratif, ada
tiga hal yang perlu diperhatikan. Pertama, usulan kawasan khusus yang disampaikan oleh Menteri danatau
Pimpinan meliputi:
b. Rekomendasi bupatiwalikota dan gubernur yang bersangkutan; dan
61
http:www.gin.web.idindex.phppendekatan249-penetapan-kawasan-khusus-dan- kawasan-ekonomi-khusus, diakses tanggal 21 Desember 2016.
Universitas Sumatera Utara
c. Rekomendasi DPOD setelah berkoordinasi dengan menteri yang bidang
tugasnya terkait dengan fungsi pemerintahan tertentu yang akan diselenggarakan dalam kawasan khusus.
Kedua, usulan kawasan khusus yang disampaikan oleh gubernur meliputi: a.
Rekomendasi dari pemerintah kabupatenkota yang bagian wilayahnya akan diusulkan sebagai kawasan khusus;
b. Keputusan DPRD provinsi tentang persetujuan penetapan kawasan
khusus; dan c.
Rencana penetapan kawasan khusus. Ketiga, usulan kawasan khusus yang disampaikan oleh bupatiwalikota
meliputi: a.
Rekomendasi gubernur yang bersangkutan; b.
Keputusan DPRD kabupatenkota tentang persetujuan penetapan kawasan khusus; dan
c. Rencana penetapan kawasan khusus.
62
Persyaratan teknis terhadap usulan yang disampaikan oleh Menteri danatau Pimpinan LPNK, gubernur, bupatiwalikota meliputi faktor kemampuan
ekonomi dan potensi daerah, sosial budaya, sosial politik, luas kawasan, kemampuan keuangan, dan tingkat kesejahteraan masyarakat. Penilaian terhadap
faktor-faktor tersebut dilakukan berdasarkan indikator masing-masing faktor yang disusun oleh kementerian danatau lembaga pemerintah nonkementerian,
gubernur, bupatiwalikota sesuai bidang tugas masing-masing.
62
Ibid
Universitas Sumatera Utara
Persyaratan fisik kewilayahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 terhadap usulan penetapan kawasan khusus yang disampaikan oleh Menteri
danatau Pimpinan LPNK, gubernur, dan bupatiwalikota meliputi: a peta lokasi kawasan khusus ditetapkan dengan titik koordinat geografis sebagai titik batas
kawasan khusus; b status tanah kawasan khusus merupakan tanah yang dikuasai pemerintahpemerintah daerah dan tidak dalam sengketa; dan c batas kawasan
khusus. Ada lima tata cara pengusulan kawasan khusus diatur sebagai
berikut. Pertama, usulan Menteri danatau Pimpinan LPNK. Menteri danatau pimpinan LPNK menyampaikan rencana penetapan kawasan khusus kepada
pemerintah provinsi yang bersangkutan. Pemerintah provinsi bersama-sama dengan pemerintah kabupatenkota, DPRD provinsi, dan DPRD kabupatenkota
melakukan pembahasan terhadap rencana penetapan kawasan khusus yang disampaikan Menteri danatau Pimpinan LPNK.
63
Kedua, usulan Gubernur. Gubernur menyampaikan rencana penetapan kawasan khusus kepada bupatiwalikota yang bagian wilayahnya akan diusulkan
sebagai kawasan khusus untuk meminta persetujuan. Kemudian BupatiWalikota Setelah persetujuan, gubernur menyampaikan persetujuan tersebut kepada
Menteri danatau Pimpinan LPNK yang mengusulkan. Menteri danatau Pimpinan LPNK menyampaikan rencana penetapan kawasan khusus kepada Presiden
melalui Menteri Dalam Negeri disertai dengan kelengkapan persyaratan administratif, teknis, dan fisik kewilayahan.
63
Ibid
Universitas Sumatera Utara
bersama-sama dengan DPRD kabupatenkota melakukan pembahasan atas rencana penetapan kawasan khusus yang disampaikan gubernur. Setelah rencana
penetapan kawasan khusus mendapat persetujuan, gubernur menyampaikan rencana penetapan kawasan khusus kepada DPRD provinsi untuk mendapat
persetujuan bersama. Setelah mendapat persetujuan bersama, gubernur menyampaikan rencana penetapan kawasan khusus kepada Presiden melalui
Menteri Dalam Negeri disertai dengan kelengkapan persyaratan administratif, teknis, dan fisik kewilayahan.
Ketiga, usulan BupatiWalikota. Bupatiwalikota menyampaikan rencana penetapan kawasan khusus kepada DPRD kabupatenkota untuk meminta
persetujuan. Setelah persetujuan, bupatiwalikota menyampaikan rencana penetapan kawasan khusus kepada gubernur untuk meminta rekomendasi. Setelah
mendapatkan rekomendasi dari gubernur, bupatiwalikota menyampaikan rencana penetapan kawasan khusus kepada Presiden melalui Menteri Dalam Negeri
disertai dengan kelengkapan persyaratan administratif, teknis, dan fisik kewilayahan.
Keempat, usulan Lintas KabupatenKota Dalam 1 Satu Provinsi. Dalam hal kawasan khusus yang diusulkan berada dalam 2 dua kabupatenkota atau
lebih dalam 1 satu provinsi, terlebih dahulu dilakukan kesepakatan bersama antara pemerintah provinsi dan DPRD provinsi dengan seluruh pemerintah
kabupatenkota dan DPRD kabupatenkota yang bersangkutan untuk mengusulkan penetapan kawasan khusus. Kesepakatan bersama sebagaimana dimaksud pada
ayat 1 sekaligus menunjuk gubernur sebagai koordinator dalam pengusulan
Universitas Sumatera Utara
penetapan kawasan khusus. Kemudian Gubernur sebagai koordinator dalam pengusulan penetapan kawasan khusus menyampaikan usulan penetapan kawasan
khusus kepada Presiden melalui Menteri Dalam Negeri disertai dengan kelengkapan persyaratan administratif, teknis, dan fisik kewilayahan.
64
6. Peran Pemerintah Dareah dalam Pembangunan KEK
Kelima, usulan Lintas KabupatenKota Beda Provinsi. Dalam hal kawasan khusus yang diusulkan berada dalam 2 dua kabupatenkota atau lebih dalam
provinsi yang berbeda, terlebih dahulu dilakukan kesepakatan bersama seluruh pemerintah provinsi, pemerintah kabupatenkota, DPRD provinsi, dan DPRD
kabupatenkota yang bersangkutan untuk mengusulkan penetapan kawasan khusus. Kesepakatan bersama sebagaimana dimaksud pada ayat 1 sekaligus
menunjuk salah satu gubernur sebagai koordinator dalam pengusulan penetapan kawasan khusus. Kemudian Gubernur sebagai koordinator dalam pengusulan
penetapan kawasan khusus menyampaikan usulan penetapan kawasan khusus kepada Presiden melalui Menteri Dalam Negeri disertai dengan kelengkapan
persyaratan administratif, teknis, dan fisik kewilayahan.
Dalam masa otonomi kepala daerah sudah dipilih langsung masyarakat yang berdomisili di wilayah tersebut. Pada masa otonomi seharusnya pemerintah daerah
memainkan peran yang berbeda tetapi dalam kenyataan masih banyak yang melihat kehariran mereka sebagai wakil pusat di daerah. Hal ini karena sebagian besar
kepala daerah yang terpilih adalah mantan birokrat pada masa yang lalu. para kepala daerah lebih berperan sebagai administrator dan bukan ahli strategi
64
Ibid
Universitas Sumatera Utara
pembangunan wilayah.
65
Peranan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan KEK, antara lain : penyediaan Lahan, penataan ruang, dan infrastruktur; Sistem perizinanpelayanan
terpadu; Peraturan daerah yang kondusif bagi investasi. Dukungan terhadap keamanan dan ketertiban.
Salah satu aspek kelembagaan yang perlu mendapatkan perhatian adalah birokrasi pemerintah. Kata birokrasi bisa bermakna administrasi
pemerintahan tapi bisa juga berarti organisasi pemerintah. Pada awalnya birokrasi mempunyai arti yang positif, sebagai suatu metode organisasi yang rasional dan
efisien metode mengatasi pelaksanaan kekuasaan yang sewenang wenang oleh rejim yang otoriter. Birokrasi diibaratkan teknisi pabrik yang bekerja berdasarkan
hirarki dan spesialisasi sehingga tugas yang sulit sekali pun dapat dilaksanakan secara efisien
66
7. Peran Pemerintah Daerah dalam Penyelenggaran, Pelaksanaan KEK
Peranan Pemerintah Daerah dalam pengembangan KEK, antara lain :
67
a. Penyediaan lahan, penataan ruang dan infrastruktur;
b. Sistem perizinanpelayanan terpadu;
c. Peraturan daerah yang kondusif bagi investasi.
d. Dukungan terhadap keamanan dan ketertiban
65
https:alisadikinwear.wordpress.com20120520peran-pemerintah-dalam- pembangunan-wilayah-fungsi-pelayanan-dan-fungsi-pengarahandiakses tanggal 21 Desember
2016
66
http:tataruangpertanahan.compdfpustakabahan_tayangan92.pdf, diakses tanggal 11 Desember 2016.
67
http:tataruangpertanahan.compdfpustakabahan_tayangan92.pdf, diakses tanggal 11 Desember 2016.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan penetapan KEK, pemerintah provinsi, pemerintah kabupatenkota, atau kementerianlembaga pemerintah non kementerian
menetapkan Badan Usaha untuk melakukan pembangunan KEK.
68
8. Peran Pemerintah dalam Memberikan Fasilitas Penanaman Modal di KEK
Secara umum peraturan perundang-undangan bidang penanaman modal setelah berlakunya Undang-undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman
Modal adalah Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2008 Tentang Pedoman Pemberian Insentif dan Pemberian Kemudahan Penanaman Modal di Daerah,
Peraturan Presiden Nomor 76 Tahun 2007 Tentang Kriteria dan Persyaratan Penyusunan Bidang Usaha yang Tertutup dan Bidang Usaha yang Terbuka dengan
Persyaratan di Bidang Penanaman Modal, Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2010 Tentang Daftar Bidang Usaha yang Tertutup dan Bidang Usaha yang Terbuka
dengan Persyaratan di Bidang Penanaman Modal, Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Terpadu Satu Pintu di Bidang Penanaman Modal,
Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2012 Tentang Rencana Umum Penanaman Modal, Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal BKPM Nomor 6
Tahun 2011 Tentang Tata Cara Pelaksanaan, Pembinaan dan Pelaporan Pelayanan Terpadu Satu Pintu di Bidang Penanaman Modal, Peraturan Kepala BKPM Nomor
12 Tahun 2009 Tentang Pedoman dan Tata Cara Permohonan Penanaman Modal, Peraturan Kepala BKPM Nomor 3 Tahun 2012 Tentang Pedoman dan Tata Cara
Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal, Peraturan Kepala BKPM Nomor 5 Tahun 2013 Tentang Pedoman dan Tata Cara Perizinan dan Nonperizinan
68
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2011 Tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus, Pasal 33
Universitas Sumatera Utara
Penanaman Modal, Peraturan Kepala BKPM Nomor 14 Tahun 2011 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Penanaman Modal Provinsi dan
KabupatenKota, Peraturan Kepala BKPM Nomor 14 Tahun 2009 Tentang Sistem Pelayanan Informasi dan Perizinan Investasi Secara Elektronik.
69
a. Fasilitas Pajak Penghasilan PPh
Fasilitas KEK diberikan kepada investor dengan tujuan untuk meningkatkan daya saing agar lebih diminati oleh penanam modal yang terdiri atas fasilitas fiskal
dan non fiskal. Fasilitas dan kemudahan yang diberikan kepada investor ini diatur dalam Bab VI Undang-Undang KEK. Bentuk fasilitas yang diberikan kepada
investor yang melakukan kegiatan penanaman modal di KEK yaitu:
b. Fasilitas pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan PBB dalam waktu
tertentu kepada penanam modal di KEK sesuai dengan ketentuan perundang-undangan;
c. Barang yang diimpor ke KEK diberikan fasilitas berupa: penangguhan bea
masuk, pembebasan cukai sepanjang merupakan bahan baku atau bahan penolong produksi, tidak dipungut Pajak Pertambahan Nilai PPn dan
Pajak Penjualan atas Barang Mewah PPnBM untuk barang kena pajak, serta tidak dipungut PPh Impor.
d. Setiap wajib pajak yang melakukan kegiatan usaha di KEK diberikan
insentif berupa pembebasan atau keringanan pajak dan retribusi daerah sesuai dengan ketentuan perundang-undangan;
69
Poltak UB. Panjaitan, Analisis Hukum Fasilitas Bagi Investor Di Kawasan Ekonomi Khusus Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal Dan
Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2009 Tentang Kawasan Ekonomi Khusus, Program Studi Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Medan 2013, hlm 39
Universitas Sumatera Utara
e. Di KEK diberikan kemudahan dan keringanan di bidang perizinan usaha,
kegiatan usaha, perindustrian, perdagangan, kepelabuhanan dan keimigrasian bagi orang asing pelaku bisnis, serta diberikan fasilitas
keamanan; f.
Di KEK tidak diberlakukan ketentuan yang mengatur bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan di bidang penanaman modal, kecuali yang
dicadangkan untuk UMKM maupun Koperasi Pemerintah berwenang menetapkan kebijakan penanaman modal tersendiri
di KEK”, Pasal 31 ayat 2 UU Penanaman Modal Indonesia. Ketentuan pasal tersebut mengisyaratkan pentingnya peran pemerintah dalam suksesnya
pemberlakuan status k awasan ekonomi khusus. Berkaitan dengan peran pemerintah dalam pengembangan KEK, ada 6 enam karakteristik utama yang
dimiliki Model KEK yang dikembangkan di KEK, yaitu: a.
Lokasi KEK yang memiliki akses yang prima terhadap sarana transportasi, khususnya transportasi laut dan udara;
b. Infrastruktur pendukung tersedia dengan baik;
c. Adanya komitmen politik yang kuat dari pemerintah dalam memberikan
kelonggaran perizinan dan perpajakan d.
Tersedianya tenaga kerja yang memiliki keterampilan dan dengan upah yang relatif murah;
e. Adanya sistem pelayanan administrasi public yang efisien; dan
Universitas Sumatera Utara
f. Hadirnya iklim politik dan ekonomi yang relatif stabil
70
Peran pemerintah dalam KEK, yaitu
1. Sebagai pelaksana
Sebagai pelaksana pemerintah melakukan fase persiapan KEK. Bentuk konkret dari fungsi ini, antara lain:
a. Menyiapkan lahan bagi pembentukan; dan
b. Membangun sarana infrastruktur pendukung aktivitas di KEK.
2. Sebagai fasilitatif
Sebagai fasilitator pemerintah melakukan fase persiapan maupun pada fase operasionalisasi KEK, dalam bentuk antara lain,
a. Menetapkan payung hukum bagi KEK.
b. Menetapkan regulasi-regulasi pendukung lainnya, dan
c. Memberikan pelayanan public yang efisien
3. Fungsi koordinasi dan supervisi
Sebagai koordinasi dan supervise pemerintah dalam rangka membangun kesamaan visi dan relasi kerja yang sehat diantara instansi-instansi pemerintah
yang terlibat dalam pengelolaan KEK. Sementara fungsi supervisi pemerintah dilakukan sebagai upaya untuk mencegah kemungkinan dampak negative dari
bias implementasi KEK seperti menetapkan regulasi yang terkait dengan upaya mencegah dan mengatasi dampak tidak menguntungkan dari implementasi
KEK.
71
70
Syarif Hidayat, Peran Pemerintah dan Relasi Kewenangan dalam Penyelenggaraan KKE:Studi Kasus Batam,dalam Buku Quo Vadis Kawasan Ekonomi Khusus, Jakarta:Rajawali
Press, hlm 91
71
Poltak UB. Panjaitan, Op.Cit, hlm 85
Universitas Sumatera Utara
Peranan Pemerintah Pusat Pengembangan KEK, yaitu Perumusan kebijakan dan kerangka regulasi; ketersediaan norma, standar, prosedur, dan manual NSPM;
Pengembangan skema insentif fiskal dan non-fiskal; Fasilitasi terhadap proses perpajakan, bea cukai, keimigrasian dan ketenagakerjaan; Menyiapkan paket
kawasan untuk ditawarkan kepada investor dan Promosi.
72
72
http:tataruangpertanahan.compdfpustakabahan_tayangan92.pdf. Op.cit
Universitas Sumatera Utara
BAB IV PENGAWASAN PEMERINTAH DAERAH TERHADAP KAWASAN
EKONOMI KHUSUS BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014
D. Kewenangan Pemerintah Daerah Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014.